Konsti Pas I
Konsti Pas I
PENGELOLAAN KASUS
1. Usia
Perubahan dalam tahapan perkembangan yang mempengaruhi status
eliminasi terjadi disepanjang kehidupan. Sistem GI pada lansia sering mengalami
perubahan sehingga merusak proses pencernaan dan eliminasi. (Lueckenotte,
1994 dalam Fundamental Keperawatan,2006). Beberapa lansia mungkin tidak lagi
memili gigi sehingga mereka tidak mampu mengunyah makanan dengan baik.
Beberapa perubahan pada saluran GI yang berlangsung seiring dengan proses
penuaan, tertera dalam table dibawah ini.
Beberapa lansia mungkin tidak lagi memiliki gigi sehingga mereka tidak
lagi mampu mengunyah makanan dengan baik. Makanan yang memasuki saluran
GI, hanya dikunyah sebagian dan tidak dapat dicerna karena jumlah enzim
pencernaan di dalam saliva dan volume asam lambung menurun seiring dengan
b. Pemeriksaan fisik
Perawat melakukan pengkajian fisik sistem dan fungsi tubuh yang
kemungkinan dipengaruhi oleh adanya masalah eliminasi.
1. Mulut
Pengkajian meliputi inspeksi gigi, lidah, dan gusi klien. Gigi yang
buruk atau struktur gigi yang buruk mempengaruhi kemampuan
mengunyah.
2. Abdomen
Perawat menginspeksi keempat kuadran abdomen untuk melihat
warna, bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit. Inspeksi juga mencakup
memeriksa adanya masa, gelombang peristaltik, jaringan parut, pola
pembuluh drah vena, stoma dan lesi. Dalam kondisi normal, gelombang
peristaltik yang terlihat dapat merupakan tanda adanya obstruksi usus.
Distensi abdomen terlihat sebagai suatu tonjolan abdomen ke arah luar
yang menyeluruh. Gas di dalam usus, tumor berukuran besar, atau cairan
di dalam rongga peritoneum dapat menyebabkan distensi. Distensi
abdomen terasa kencang dan kulit tampak tegang, seakan di regangkan.
Perawat mengauskultasi abdomen dengan menggunakan stetoskop
untuk mengkaji bising usus di setiap kuadran. Bising usus normal tejadi
setiap 5 – 15 detik dan berlangsng selama setelah sampai beberapa detik.
Sambil mengauskultasi, perawat memperhatikan karakter dan frekuensi
bising usus. Peningkatan nada hentakan pada bising usus atau bunyi
“tinkling” ( bunyi gemerincing ) dapat terdengar, jika terjadi distensi.
Tidak adanya bising usus atau bising usus yang hipoaktif ( bising usus
kurang dari lima kali per menit ) terjadi jika klien menderita ileus paralitik,
seperti yang terjadi pada klien setelah menjalani pembedahan abdomen.
Internal bleeding,
Unsur-unsur Makanan yang Darah, bus, materi infeksi, tertelan benda,
tidak dicerna, asing, lendir, cacing. iritasi, atau inflamasi.
bakteri mati,
lemak, pigmen
empedu, mukosa
usus, air.
( Aziz Alimul,2006 )
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan eliminasi bowel: konstipasi.
2.1 Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelemahan otot abdomen
b. Eliminasi atau defekasi tidak adekuat (misalnya, tepat waktu, posisi
saat defekasi)
c. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur
d. Imobilisasi
e. Menurunnya aktifitas fisik.
f. Stress
g. Kurang privasi
h. Menurunnya mobilitas intestinal
i. Perubahan atau pembatasan diet
2.2 Kemungkinan data yang ditemukan
a. Menurunnya bising usus
b. Mual
c. Nyeri abdomen
d. Perasaan penuh atau tekanan pada rectum
e. Nyeri saat defekasi
f. Kelelahan umum
g. Adanya masa pada abdomen bagian kiri bawah
h. Perubahan konsistensi feses, frekuensi buang air besar
2.3 Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Anemia
b. Hipotirodisme
c. Dialysis ginjal
d. Pembedahan abdomen
3. Perencanaan
Rencana keperawatan harus menetapkan tujuan dan criteria hasil dengan
menggabungkan kebiasaan atau rutinits eliminasi klien sebanyak mungkin.
Apabila kebiasaan menyebbkn masalah eliminasi, perawat membantu klien untuk
mempelajari pola eliminasi yang baru. Pola defekasi bervariasi pada setiap
individu. Karena alasan ini, perawat dan klien harus banyak bekerja sama untuk
merencanaka intervensi yang efektif.
Apabila klien tidak mampu melakukan suatu fungsi atau aktivitas, atau
mengalami kelemahan akibat penyakit, sangat penting melibatkan keluarga dalam
rencana asuhan keperawatan. Seringkali anggota keluarga memiliki kebiasaan
eliminasi yang sama tidak efektifnya dengan klien. Dengan demikian, penyuluhan
kepada klien dan keluarga merupakan bagian dari rencana asuhan yang sangat
penting. (Potter dan Perry,2006).
Tujuan perawatan klien dengan masalah eliminasi meliputi hal – hal berikut :
1. Memahami arti dari eliminasi normal.
2. Mempertahankan asupan makanan dan minuman cukup
3. Membantu latihan secara teratur
4. Mempertahankan kebiasaan defekasi secara teratur
5. Mempertahankan defekasi secara normal
6. Mencegah gangguan integritas kulit.
1.1 Identitas
a. Nama : Ny. S
b. Tempat / tanggal lahir : Padang Sidempuan ( 75 tahun )
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status Perkawinan : Janda
e. Agama : Islam
f. Suku : Batak
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
i. Alamat : Lingkungan III, Harjosari. Medan Amplas
Komposisi Keluarga Lansia :
Ny.S memiliki seorang adik perempuan. Suami Ny.S sudah meninggal.
Begitu juga dengan anak Ny.S, meninggal ketika masih berumur 5 tahun.
Ny.S tinggal serumah dengan adik beserta anak adiknya.
Do:
Feses keras Pembesaran
Konstipasi
terdengar
Abdomen keras Perut terasa penuh
Nafsu makan
menurun
Menurunnya intake
makanan
Feses keras
Tekanan pada rectum
Nyeri abdomen
Hari/ Dx Implementasi Evaluasi
tanggal
Rabu – 3. 1. Membantu klien untuk lebih S:
Jum’at berfokus pada aktivitas dari Klien mengatakan nyeri saat
/ 19 – nyeri. BAB
21 Juni 2. Memperhatikan bahwa lansia
2013 mengalami peningkatan O:
sensitifitas terhadap efek Klien menyebutkan skala
analgesik opiate. nyeri : 2
3. Memperhatikan kemungkinan
interaksi obat – obat dan obat A:
penyakit pada lansia. Tujuan tercapai sebagian
4. Meminta klien untuk menilai
nyeri atau ketidak nyaman P:
pada skala 0 – 10 Intervensi dilanjutkan.