Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan
juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Malang, April 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Komunikasi data dalam suatu jaringan membutuhkan suatu aturan tertentu


sehingga computer-komputer yang terhubung dapat saling terjadi proses komunikasi
data. Dalam istilah jaringan computer, aturan tersebut disebut sebagai protocol.
Biasanya protocol yang di design di peruntukkan untuk jenis system operasi tertentu.
Misalnya Ms. Windows membuat protocol NetBUI,Novel Netware membuat protocol
IPX/SPX dan sebagainya.

Untuk dapat saling berkomunikasi data dalam suatu jaringan dibutuhkan


protocol yang dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis System Operasi di atas.
Protokol yang dapat diimplementsikan pada berbagai macam System Operasi adalah
protocol TCP/IP. Dengan adanya protocol TCP/IP komunikasi antara Ms. Windows dan
Novel Netware dapat dilakukan.

I.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang akan dianalisa dan dibahas pada tugas makalah ini adalah
mengenai Subnetting dan IP Address. Karena penulis menyadari bahwa Subnetting dan
IP Address ini sangat penting diperhatikan pada pengalamatan suatu jaringan.

I.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis


membatasi masalah:
1. Penulis melakukan penelitian dengan penghitungan IP berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Penulis melakukan penelitian dalam menentukkan alamat IP tersebut. Termasuk
alamat subnet atau IP Address.

1.4 Tujuan

Dapat memeahami mengenai alamat IP beserta kelas-kelasnya.

1.5 Manfaat

Dari makalah ini dapat memberikan masukan dan informasi yang berguna bagi
sejumlah pembaca tentang IP Address dan Subnetting.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. IP Addresses

Alamat IP adalah alamat yang digunakan untuk secara unik mengidentifikasi


perangkat pada jaringan IP. Alamat terdiri dari 32 bit biner yang dapat dibagi menjadi
bagian jaringan dan bagian host dengan bantuan sebuah subnet mask. Biner 32 bit
dipecah menjadi empat octets (1 octet = 8 bit). Setiap oktet dikonversi ke desimal dan
dipisahkan oleh titik (dot). Untuk alasan ini, sebuah alamat IP dikatakan dinyatakan
dalam format desimal bertitik (misalnya, 172.16.81.100). Nilai dalam setiap oktet
berkisar 0-255 desimal, atau 00.000.000-11.111.111 biner.

2.2. Pengertian Subnetting

Seubnetting sering diartikan sebagai metode yang dilakukan untuk membagi


blok setiap alamat IP address menjadi beberapa blok IP address. Dari blok yang rentang
IP address nya banyak dibuat sehingga membentuk rentang IP address yang lebih
sedikit.Subnetting adalah proses membagi atau memecah sebuah network menjadi
beberapa network yang lebih kecil atau yang sering di sebut subnet. Subnetting adalah
sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit
IP address yang tersedia dengan lebih efisienTeknik subnetting membuat skala jaringan
lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah
diatur.

Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih
realistis sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk
menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan
bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia;
8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting
mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai
network ID.

Sebelum melanjutkan lebih jauh, ada baiknya jika kita mengenal dan memahami
terlebih dahulu beberapa istilah yang sering digunakan dalam subnetting seperti di
bawah ini.

1. Network address

Network address adalah sebuah alamat IP address yang dipakai untuk


mewakili dari sekumpulan host yang tergabung dalam sebuah jaringan.
Fungsinya adalah untuk menandai sebuah network agar dapat dibedakan
dengan network yang lain. Karena fungsinya tersebut, network address juga
dipakai untuk mengirimkan paket dari LAN ke LAN atau jaringan satu ke
jaringan lain.
2. Broadcast address 

Broadcast address adalah alamat yang digunakan sebuah IP


address untuk mengirim paket ke semua host yang ada pada sebuah
jaringan/LAN. Berbeda dengan network address, broadcast address tidak
diperuntukan untuk untuk mengirim paket ke jaringan lain.

3. Subnet mask

Subnet mask adalah bagian IP address yang dapat menggambarkan


jumlah host dari sebuah jaringan. Contoh dari subnetmask, 255.255.255.0
(subnetmask desimal) kemudian dikonversi ke bilangan binary menjadi
11111111.11111111.11111111.00000000 (subnetmask biner). Pada contoh
tersebut bisa kita ketahui terdapat 8 bit angka biner nol, yang berarti jumlah
host pada jaringan tersebut adalah 2^8 = 256 host. Karena bilangan tersebut
berbentuk binary maka pemangkatan yang digunakan adalah 2.

4. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) merupakan yang dipakai


untuk mengalokasikan jumlah alamat yang ada pada blok tertentu. Misal
192.168.0.0/24, pada contoh tersebut yang merupkan CIDR adalah “/24”
yang juga sering disebut dengan notasi. Pada kasus ini, bisa kita lihat pula
jumlah host yang tersedia. /24 maka jika implementasikan ke bilangan biner
menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000, dengan melihat bilangan
tersebut maka sudah bisa kita ketahui jumlah host yang tersedia.

5. Host valid / IP valid

Host valid / IP valid adalah alamat IP address yang dapat digunakan


oleh host. Misal dalam rentang IP address 192.168.1.0/24, maka host jumlah
host valid nya adalah 192.168.1.1 – 192.168.1.254. Sedangkan Ip address
pertama 192.168.1.0 merupakan Network address dan IP address kedua
192.168.1.255 merupakan broadcast address.

2.3. Jenis – Jenis Subnetting beserta Perhitungannya

2.3.1 SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C


Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP
dengan network identifier kelas C.

Jumlah
Jumlah subnet Jumlah Subnet mask
host
(segmen subnet (notasi desimal bertitik/
tiap
jaringan) bit notasi panjang prefiks)
subnet

0-1 0 255.255.255.0 atau /24 254


1-2 1 255.255.255.128 atau /25 126

3-4 2 255.255.255.192 atau /26 62

5-8 3 255.255.255.224 atau /27 30

9-16 4 255.255.255.240 atau /28 14

17-32 5 255.255.255.248 atau /29 6

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK


ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per
subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita
selesaikan dengan urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet


terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir
untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari
x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya
adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung
buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet,
dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192

Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193

Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254

Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa
melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik
yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C
adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas
untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

2.3.2 SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP


address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua,
blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama
untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17
sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok
subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C
yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai
oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask Nilai CIDR


255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24

Subnet Mask Nilai CIDR


255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita
mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet


terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari
x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet
adalah 214 – 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128,
dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0

Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1

Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254

Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address
172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet


2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

2.3.3 SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A.


Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita
mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di
Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas A.

Jumlah subnet Subnet mask


Jumlah Jumlah host
(segmen (notasi desimal bertitik/
subnet bit tiap subnet
jaringan) notasi panjang prefiks)

1-2 1 255.128.0.0 atau /9 8388606

3-4 2 255.192.0.0 atau /10 4194302

5-8 3 255.224.0.0 atau /11 2097150

9-16 4 255.240.0.0 atau /12 1048574

17-32 5 255.248.0.0 atau /13 524286


33-64 6 255.252.0.0 atau /14 262142

65-128 7 255.254.0.0 atau /15 131070

129-256 8 255.255.0.0 atau /16 65534

257-512 9 255.255.128.0 atau /17 32766

513-1024 10 255.255.192.0 atau /18 16382

1025-2048 11 255.255.224.0 atau /19 8190

2049-4096 12 255.255.240.0 atau /20 4094

4097-8192 13 255.255.248.0 atau /21 2046

8193-16384 14 255.255.252.0 atau /22 1022

16385-32768 15 255.255.254.0 atau /23 510

32769-65536 16 255.255.255.0 atau /24 254

65537-131072 17 255.255.255.128 atau /25 126

131073-262144 18 255.255.255.192 atau /26 62

262145-524288 19 255.255.255.224 atau /27 30

524289-1048576 20 255.255.255.240 atau /28 14

1048577-2097152 21 255.255.255.248 atau /29 6

2097153-4194304 22 255.255.255.252 atau /30 2

latihan untuk network address 10.0.0.0/16.


Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 - 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 - 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 - 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 - 10.254.255.255 10.255.255.255
Catatan:
Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes
(dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN

Agar masing-masing computer dapat saling berkomunikasi dibutuhkan IP


Address, dimana tiap computer dapat di hubungkan melalui media transmisi
pengkabelan seperti UTP, STP, Coaxial, atau Fiber Optic. IP Address adalah
sekelompok bilangan biner 32 bit yang di bagi menjadi 4 bagian yang masing-masing
bagian itu terdiri dari 8 bit, angka pada masing-masing bit tersebut adalah angka 1 dan
0. Misalnya : 11000011. Nilai paling besar dari biner 8 bit adalah 255. Angka 255 ini
dihitung dari bilangan biner 2 berpangkat. Untuk mempermudah pembacaan IP Address
biner 32 bit tersebut di gunakan metode decimal.

IP Address merupakan pasangan Network ID dan Host ID. Network ID


menjelaskan alamat jaringan tersebut, sedangkan Host ID merupakan alamat
Host/computer dalam jaringan tersebut. IP Address di bagi menjadi beberapa kelas.
Yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. IP Address kelas A digunakan
untuk jaringan yang cukup besar, kelas B digunakan untuk jaringan dengan ukuran yang
sedang, sedangkan kelas C digunakan untuk jaringan yang kecil misalnya LAN. Kelas
IP Address lainnya yaitu E dan D digunakan untuk multicasting dan untuk eksperiment.
DAFTAR PUSTAKA

http://aldiseanpkl.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-subnetting-perhitungannya.html

http://www.pintarkomputer.com/cara-cepat-belajar-mneghitung-subnetting-ip-address-
bagian-1/

https://id.wikipedia.org/wiki/Masker_subjaringan
MAKALAH KOMUNIKASI DATA
SUBNETTING

OLEH:

Kelas : 2B DIII Teknik Elektronika

Nama Kelompok : 1. Achmad Bagus S (1531110079)

2. Bian Irianti (1531110058)

3. M. Rizqi Darmawan (1531110042)

PRODI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2017

Anda mungkin juga menyukai