DISUSUN OLEH
NAMA : NURUL FADILAH. R
KELAS : XI TKJ B
MATA PELAJARAN : AIJ
GURU MATA PELAJARAN:
MUH ASRI,ST
SMKN 2 GOWA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi jaringan komputer sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan kinerja dalam
kehidupan manusia. Dengan jaringan komputer manusia dapat saling berkomunikasi dengan yang
lainnya melalu komputer mereka yang membentuk sebuah jaringan. Melalui jaringan itu mereka
dapat saling bertukar informasi, dan data satu sama lainnya. Dalam IP Address juga dikenal sebuah
istilah subnetting yang bertujuan untuk membagi jaringan kedalam subnet – subnet sehingga
memudahkan dalam pembagian network dan pengontrolan dari sebuah jaringan.
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil
dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Sebagai seorang mahasiswa Sistem Informasi, tentu saja konsep subnetting perlu untuk di ketahui.
Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep dasar subnetting dan perhitungan
subnetting.
B. Rumusan Masalah
⦁ Apa pengertian subnetting ?
C. Tujuan
⦁ Mengetahui pengertian subnetting.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Subnetting
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan
cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting
merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting
hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan
subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum
host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting bertujuan untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address. Selain itu subnetting juga berfungsi untuk mengatasi
masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena Router
IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap
network memiliki address network yang unik. Subnetting juga dapat meningkatkan security dan
mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Jika seorang pemilik sebuah IP address memerlukan lebih dari satu network ID maka harus
mengajukan permohonan ke Internic untuk mendapatkan IP address baru. Namun persediaan IP
address pada saat ini angat terbatas. Untuk mengatasi kesulitan ini maka muncul suatu teknik untuk
memperbanyak Network ID dari satu Network ID yang sudah ada. Teknik ini dinamakan subnetting,
dimana sebagian Host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat Network ID tambahan.
2. Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
⦁ Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host,
kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
⦁ Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas
jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
⦁ Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan
suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
⦁ Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu
network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang
berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
⦁ Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host
dalam suatu network.
⦁ Mereduksi Trafik Jaringan yaitu mereduksi ukuran broadcast domain. Broadcast secara
berkesinambungan dikirim ke semua host yang ada di jaringan dan sub jaringan. Saat trafik
broadcast mulai mengasumsi begitu banyak bandwidth tersedia, maka administrator perlu
mengambil langkah subnetting untuk meredukasi ukuran broadcast domain tersebut.
Sebagai hasil dari reduksi jaringan, maka otomatis akan diperoleh performansi jaringan lebih baik.
3. Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
⦁ Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan
bertabrakan (collision) atau macet.
4. Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain:
5. Subnet Mask
Cara menentukan berapa banyak bit dalam network-portion dan berapa banyak host-portion yaitu
dapat menggunakan subnet mask.
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka
biner 32-bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID dan menunjukkan letak
suatu host. Seperti halnya IP adrres, subnet mask juga merupakan 32 bit angka biner yang
diekspresikan dalam bentuk dotted-decimal. Hanya saja, didalam bentuk subnet mask semua bit
network-portion diwakili oleh 1 angka 1 sedangkan bit host-portion diwakili dengan angka 0.
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi
network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan
mana yang BROADCAST.
⦁ Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Dan oktet pertama dari subnet pasti 255.
⦁ Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Kita harus menyisakan sedikitnya 2 bit
untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk
network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit
juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan
untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi,
jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID
1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada
ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
⦁ Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang
mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan
nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
11111110 254
11111111 255
7. Penghitungan Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara
khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di
empat masalah yaitu:
Penghitungan:
Penghitungan:
⦁ Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnyaadalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnyaadalah 0, 64, 128, 192.
Penghitungan:
⦁ Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelasA). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
⦁ Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0
pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
⦁ Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64
+ 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok
bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan
binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
Dikarenakan kita berfokus pada subnetting IP kelas C, maka berikut ini adalah prifex dari IP kelas C
beserta cara menghitung subnetting dengan menggunakan metode lingkaran.
A. /24
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
• Total subnet : 32 subnet
• Total host : 8 host
• Host valid : 6 host valid
CONTOH UNTUK ALAMAT IP 192.168.1.0/29
Jumlah
Subnet Mask Net Id IP host awal IP host akhir Broadcast Id
Subnet
1 255.255.255.248 192.168.1.0 192.168.1.1 192.168.1.6 192.168.1.7
2 255.255.255.248 192.168.1.8 192.168.1.9 192.168.1.14 192.168.1.15
3 255.255.255.248 192.168.1.16 192.168.1.17 192.168.1.22 192.168.1.23
4 255.255.255.248 192.168.1.24 192.168.1.25 192.168.1.30 192.168.1.31
5 255.255.255.248 192.168.1.32 192.168.1.33 192.168.1.38 192.168.1.39
6 255.255.255.248 192.168.1.40 192.168.1.41 192.168.1.46 192.168.1.47
7 255.255.255.248 192.168.1.48 192.168.1.49 192.168.1.54 192.168.1.55
8 255.255.255.248 192.168.1.56 192.168.1.57 192.168.1.62 192.168.1.63
9 255.255.255.248 192.168.1.64 192.168.1.65 192.168.1.70 192.168.1.71
10 255.255.255.248 192.168.1.72 192.168.1.73 192.168.1.78 192.168.1.79
11 255.255.255.248 192.168.1.80 192.168.1.81 192.168.1.86 192.168.1.87
12 255.255.255.248 192.168.1.88 192.168.1.89 192.168.1.94 192.168.1.95
13 255.255.255.248 192.168.1.96 192.168.1.97 192.168.1.102 192.168.1.103
14 255.255.255.248 192.168.1.104 192.168.1.105 192.168.1.110 192.168.1.111
15 255.255.255.248 192.168.1.112 192.168.1.113 192.168.1.118 192.168.1.119
16 255.255.255.248 192.168.1.120 192.168.1.121 192.168.1.126 192.168.1.127
17 255.255.255.248 192.168.1.128 192.168.1.129 192.168.1.134 192.168.1.135
18 255.255.255.248 192.168.1.136 192.168.1.137 192.168.1.142 192.168.1.143
19 255.255.255.248 192.168.1.144 192.168.1.145 192.168.1.150 192.168.1.151
20 255.255.255.248 192.168.1.152 192.168.1.153 192.168.1.158 192.168.1.159
21 255.255.255.248 192.168.1.160 192.168.1.161 192.168.1.166 192.168.1.167
22 255.255.255.248 192.168.1.168 192.168.1.169 192.168.1.174 192.168.1.175
23 255.255.255.248 192.168.1.176 192.168.1.177 192.168.1.182 192.168.1.183
24 255.255.255.248 192.168.1.184 192.168.1.185 192.168.1.190 192.168.1.191
25 255.255.255.248 192.168.1.192 192.168.1.193 192.168.1.198 192.168.1.199
26 255.255.255.248 192.168.1.200 192.168.1.201 192.168.1.206 192.168.1.207
27 255.255.255.248 192.168.1.208 192.168.1.209 192.168.1.214 192.168.1.215
28 255.255.255.248 192.168.1.216 192.168.1.217 192.168.1.222 192.168.1.223
29 255.255.255.248 192.168.1.224 192.168.1.225 192.168.1.230 192.168.1.231
30 255.255.255.248 192.168.1.232 192.168.1.233 192.168.1.238 192.168.1.239
31 255.255.255.248 192.168.1.240 192.168.1.241 192.168.1.246 192.168.1.247
32 255.255.255.248 192.168.1.248 192.168.1.249 192.168.1.254 192.168.1.255
g. /30
Keterangan :
8. Kesimpulan
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih
kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID
baru.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP address kelas B dan IP
address kelas C.
9. Saran
makalah yang saya susun mengenai subneting mungkin belumlah cukup tanpa penjelasan lebih
lanjut dari Guru Jurusan Komputer dan Jaringan.