Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIS

Evaluasi dan Tatalaksana Hipernatremia


Michael Johan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Agoesdjam, Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia

Abstrak
Hipernatremia didefinisikan sebagai kondisi kadar natrium plasma lebih dari 145 mmol/L. Penyebab hipernatremia bisa dari kehilangan air atau
peningkatan kadar natrium. Kehilangan air dapat berupa kehilangan air saja seperti pada keadaan diabetes insipidus atau kehilangan cairan
hipotonik seperti pada kehilangan air dari ginjal, gastrointestinal, ataupun kulit. Peningkatan kadar natrium biasanya akibat pemberian cairan
hipertonik yang kurang tepat atau iatrogenik. Diagnosis berdasarkan durasi hipernatremia, identifikasi penyebab kehilangan cairan, penilaian
status volume, dan osmolaritas urin. Tatalaksana meliputi koreksi penyebab dan koreksi defisit air.

Kata kunci: Hipernatremia, ketidakseimbangan elektrolit

Abstract
Hypernatremia is defined as a condition with a plasma sodium level more than 145 mmol/L. The cause of hypernatremia can be from water loss
or increased sodium level. Loss of water can be in the form of water loss alone, such as in diabetes insipidus or hypotonic fluid loss such as loss
of water from the kidneys, gastrointestinal tract, or skin. Increased sodium level is usually the result of improper administration of hypertonic
fluids. Diagnostic approach to hypernatremia is based on the duration of hypernatremia, identification of the cause of fluid loss, assessment of
volume status, and urine osmolarity. Treatment includes correction of the underlying cause and correction of free water deficits. Michael Johan.
Evaluation and Management of Hypernatremia

Keywords: Electrolyte imbalance, hypernatremia

Pendahuluan dan elektrolit. Ketidakseimbangan ini juga ginjal akut atau terapi diuretik. Sedangkan
Hipernatremia didefinisikan sebagai bisa terjadi akibat kehilangan cairan, baik hipernatremia di luar rumah sakit umumnya
peningkatan konsentrasi plasma Na+ lebih air saja maupun cairan hipotonik, atau lebih berhubungan dengan kehilangan air dari
dari 145 mmol/L.1 Tubuh manusia dapat jarang yaitu dari pemberian cairan sodium organ selain ginjal.
mempertahankan osmolalitas normal pada hipertonik.4
rentang 280 dan 295 mOsm/kg melalui Etiologi hipernatremia dapat digolongkan
regulasi hormon Arginine Vasopressin (AVP), Hipernatremia akan bertahan bila terjadi sebagai berikut:5
rasa haus, dan respons ginjal terhadap hormon gangguan respons haus atau kurangnya
AVP. Disfungsi ketiga faktor di atas dapat asupan cairan. Gangguan respons haus 1. Hipernatremia akibat kehilangan cairan5
menyebabkan hipernatremia.2 Meskipun terutama diamati pada pasien dengan status Merupakan penyebab tersering hipernatremia
lebih jarang dibandingkan hiponatremia, fisik dan mental buruk, sehingga tidak dapat dan dikelompokkan menjadi penyebab ginjal
hipernatremia dapat meningkatkan mortalitas minum air cukup untuk mengimbangi dan non-ginjal.
sebesar 30-48%.2 Hipernatremia sering kehilangan cairan, atau bayi yang tidak
ditemukan di ruang rawat intensif, dan sering dapat meminta minum air sendiri. Selain a. Kehilangan air dari ginjal
dihubungkan dengan peningkatan lama itu, bertambahnya usia dikaitkan dengan „„ Diabetes insipidus sentral: akibat cedera
rawat dan mortalitas.3 berkurangnya stimulasi osmotik rasa haus, kepala, space occupying lesion (SOL), atau
sehingga kejadian hipernatremia lebih banyak infeksi.
Patogenesis Hipernatremia di kalangan lanjut usia.4 „„ Diabetes insipidus nefrogenik: akibat
Tubuh manusia mempertahankan disfungsi ginjal, gangguan elektrolit
homeostasis natrium dan cairan dengan Penyebab hipernatremia di ruang rawat seperti hiperkalsemia atau hipokalemia,
mengatur konsentrasi urin melalui kerja intensif umumnya adalah akibat penyediaan pengaruh obat-obatan seperti lithium,
hormon vasopresin dan peningkatan asupan air minum kurang optimal, peningkatan foskarnet, amfoterisin, dan antagonis
cairan melalui respons rasa haus. Hipernatremia natrium hipertonik selama resusitasi cairan, reseptor vasopressin. Faktor genetik juga
biasanya terjadi jika homeostasis natrium dan akibat pemberian bikarbonat, dan gangguan berperan antara lain mutasi gen reseptor
cairan terganggu menyebabkan defisit cairan konservasi air oleh ginjal karena cedera V2 vasopresin, gen aquaporin-1 atau
Alamat Korespondensi email: michael.johan1211@gmail.com

CDK-295/ vol. 48 no. 6 th. 2021 359


PRAKTIS

aquaporin-2. neurologis yang menyertai. Oleh karena itu, sedangkan proses dianggap kronik bila sudah
„„ Pemberian diuretik loop. hipernatremia kronik sering asimtomatik.6 terjadi lebih dari 48 jam atau tidak diketahui
„„ Diuresis osmotik. kapan gejala muncul. Selanjutnya, penentuan
Hipernatremia juga dapat menunjukkan status volume pasien adalah langkah
b. Kehilangan air dari organ non-ginjal gejala dan tanda ekspansi volume (misalnya penting dalam pengelolaan hipernatremia.
„„ Hipodipsi: individu tidak merasa haus edema perifer dan/ atau paru) atau penurunan Setelah pemeriksaan awal, pasien dapat
meski dalam kondisi hipertonik; umumnya volume (misalnya hipotensi postural, dikelompokkan menjadi tiga kelompok
terkait dengan defek baik pada pelepasan takikardia, penurunan turgor kulit, membran berdasarkan status volumenya.4–6
vasopressin maupun pada respons haus. mukosa kering, tekanan vena jugularis <5
Gangguan respons haus dan pelepasan cmH2O). Kerusakan osmotik pada membran Langkah evaluasi pasien hipernatremia:4
vasopressin dapat berhubungan dengan otot juga dapat menyebabkan rhabdomiolisis 1. Memastikan tidak ada kesalahan
berbagai proses traumatik, infiltratif, hipernatremik.5 pemeriksaan laboratorium.
neoplastik, vaskular, dan kongenital di 2. Apabila disertai hiperglikemia, kadar
regio sirkumventrikuler. Sekitar setengah pasien hipernatremia natrium perlu dikoreksi dengan
„„ Kehilangan cairan melalui respirasi yang disertai setidaknya satu jenis gangguan meningkatkan kadar natrium sebesar 1,6
tidak diganti. elektrolit lain seperti hipermagnesemia dan mEq/l untuk setiap peningkatan kadar
„„ Kehilangan melalui kulit: keringat, luka hiperfosfatemia; umumnya berkaitan dengan glukosa darah sebesar 100 mg/dL di atas
bakar. penyebab yang mendasari.5 batas atas nilai normal. Sedangkan untuk
„„ Kehilangan melalui sistem gastrointestinal: kadar glukosa darah >400 mg/dL kadar
muntah, diare, drainase nasogastrik, Diagnosis natrium perlu ditingkatkan 4 mEq/L untuk
fistula enterokutaneus. Diare osmotik 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik setiap kenaikan glukosa darah 100 mg/dL.
dan gastroenteritis viral biasanya Riwayat penyakit sangat penting dalam 3. Klasifikasi hipernatremia akut (<48 jam)
menghasilkan tinja dengan kadar menentukan penyebab dan untuk memandu dan kronik (≥48 jam).
natrium dan kalium kurang dari 100 mM pengelolaan. Hipernatremia pada cedera 4. Penilaian asupan cairan dan identifikasi
(hipotonik), menyebabkan hilangnya kepala mungkin disebabkan diabetes insipidus sumber kehilangan cairan. Sumber
air dan hipernatremia. Sebaliknya, sentral, sedangkan hipernatremia pada pasien kehilangan cairan dapat berasal dari
diare sekretorik menghasilkan tinja, psikiatri dengan riwayat pengobatan litium ginjal (diabetes insipidus atau diabetes
sehingga menyebabkan hiponatremia mungkin disebabkan diabetes insipidus melitus tidak terkontrol) atau luar ginjal
hipovolemik.5 nefrogenik. Riwayat penyakit juga penting (kehilangan dari saluran cerna atau
untuk menentukan awitan hipernatremia insensible water loss dari demam). Evaluasi
2. Hipernatremia akibat penambahan salin karena perbedaan tatalaksana hipernatremia penggunaan obat-obatan yang dapat
hipertonik.5 akut dan kronik. Hipernatremia yang menyebabkan hipernatremia juga perlu.
„„ Pemberian natrium bikarbonat yang tidak terjadi dalam 48 jam dianggap proses akut, 5. Langkah selanjutnya adalah penilaian
sesuai. Setiap ampul natrium bikarbonat
lebih hipertonik kira-kira dua kali lipat
dibanding salin hipertonik, sehingga
pemberian natrium bikarbonat tanpa
pengenceran dapat meningkatan kadar
natrium secara drastis.
„„ Asupan makanan
„„ Asupan garam per oral
„„ Menelan air laut
„„ Enema hipertonik
„„ Dialisis hipertonik
„„ Hiperaldosteronisme primer
„„ Cushing syndrome.5

Temuan Klinis
Peningkatan natrium serum dapat
menyebabkan gejala-gejala neurologis. Gejala
neurologis yang sering ditemukan pada
hipernatremia akut (<48 jam) antara lain lesu,
lemas, mudah marah, kejang, bahkan koma.
Sedangkan pada hipernatremia kronik (>48
jam) telah terjadi adaptasi osmotik, sehingga
membatasi dehidrasi sel saraf dan gejala Gambar 1. Algoritma diagnosis dan tatalaksana hipernatremia.2

360 CDK-295/ vol. 48 no. 6 th. 2021


PRAKTIS

status volume ekstraseluler. Tanda- Tatalaksana berfokus pada penanganan cairan isotonik (NaCl 0,9%) terlebih dahulu
tanda yang menunjukkan hipovolemia faktor pencetus dan koreksi hiperosmolalitas hingga volume cairan tercukupi (dilihat
adalah penurunan turgor kulit, mukosa dengan pemberian cairan yang tepat.5 dari tanda dehidrasi dan tekanan darah)
kering, hipotensi ortostatik, takikardi, kemudian diganti menjadi cairan hipotonik
gagal ginjal akut pre-renal, alkalosis 1. Menentukan jumlah cairan yang perlu jika setelah pemeriksaan ulang masih didapati
metabolik, dan hemokonsentrasi. Tanda- diganti hipernatremia.5
tanda hipervolemia antara lain edema Tatalaksana utama pada hipernatremia adalah
paru, edema anasarka, dan lainnya; pemberian cairan yang relatif encer terhadap Contoh kasus: Seorang laki-laki dengan berat
selain itu, juga sering disertai kondisi plasma untuk mengganti defisit air. Defisit badan 70 kg, kadar air dalam tubuh 42 liter,
yang berkontribusi pada retensi garam air dapat dihitung secara sederhana melalui dan kadar natrium 160 mEq/L. Berdasarkan
seperti disfungsi hati, disfungsi ginjal, rumus Adrogue dan Madias.5 rumus defisit air di atas, didapatkan kebutuhan
dan hipoalbuminemia. Beberapa pasien cair 6 liter untuk mencapai kadar natrium 140
hipernatremia dapat memiliki status Formula: mEq/L. Apabila maksimal kecepatan koreksi
cairan euvolemik. Pasien kelompok ini Defisit air = (0,5 atau 0,6 x lean body weight x yang diinginkan adalah 10 mEq/ 24 jam, maka
tidak memiliki tanda kekurangan cairan ((Plasma [Na+]/140-1)) cairan 6 liter tersebut diberikan dalam rentang
ataupun kelebihan cairan. waktu 48 jam, sehingga didapatkan kecepatan
6. Langkah selanjutnya adalah penilaian Rumus ini memperkirakan jumlah air yang pemberian cairan 125 ml/jam. Jenis cairan
osmolaritas urin (Uosm). Nilai Uosm dibutuhkan untuk menurunkan kadar natrium yang digunakan adalah cairan hipotonik
<300 mOsm/kg menunjukkan diabetes serum ke 140 mEq/L. Angka 0,6 menunjukkan seperti Dekstrosa 5%.9
insipidus. Pada kasus ini, uji desmopresin konstanta untuk perkiraan total cairan tubuh
dapat membedakan diabetes insipidus pada laki-laki, sedangkan 0,5 memperkirakan Pemeriksaan natrium ataupun elektrolit
sentral dan nefrogenik. Uosm 300–800 total cairan tubuh pada perempuan. lain secara berkala merupakan salah satu
mOsm/kg dapat menunjukkan diuresis Konstanta lebih rendah digunakan pada pemantauan penting. Koreksi kelainan
osmotik, namun diagnosis diabetes pasien hipernatremia hipovolemik.4 elektrolit lainnya terutama koreksi hipokalemia
insipidus parsial perlu dipertimbangkan. dan hiperkalsemia dapat memperbaiki
Nilai Uosm >800 mOsm/kg dapat Hal lain yang perlu dipertimbangkan keadaan hipernatremia karena memperbaiki
menunjukkan hipodipsi primer, kelebihan adalah kecepatan koreksi. Penentuan kemampuan ginjal dalam mengatur
cairan salin, atau kehilangan cairan yang kecepatan koreksi diperkirakan berdasarkan konsentrasi urin.4
berlebihan. beratnya gejala neurologis, kadar natrium
7. Saat ini juga tersedia pemeriksaan penanda serum absolut, dan kecepatan terjadinya 2. Terapi Hipernatremia Lainnya
hormon vasopresin yang menjanjikan, hipernatremia. Penurunan kadar natrium Tatalaksana pasien hipernatremia
yaitu kopeptin, namun penggunaannya serum yang disarankan adalah <8–10 hipervolemik memberikan tantangan sendiri
secara luas untuk evaluasi diabetes mEq/L/hari, karena koreksi yang lebih karena bila volume diekspansi maka terjadi
insipidus belum direkomendasikan.7 cepat meningkatkan risiko edema serebri. penghambatan vasopresin, menyebabkan
8. Gangguan elektrolit lain yang menyertai Khusus pada kasus hipernatremia akut yang ekskresi air melalui urin. Langkah awal
hipernatremia cukup sering terjadi. simtomatik diperlukan koreksi lebih agresif, terapi berupa penghentian faktor pencetus
Gangguan ginjal dalam mengatur yaitu 1 mEq/L/jam untuk 6-8 jam pertama. dan pemberian air saja. Selanjutnya cairan
konsentrasi urin didapati baik pada Tujuannya untuk mencegah dehidrasi sel, dekstrosa 5% dan diuretic loop dapat diberikan
pasien hipokalemia maupun hiperkalemia perdarahan intraserebral atau subarakhnoid untuk menurunkan natrium serum dan
dan berkontribusi terhadap terjadinya atau sindrom demielinasi.4 mempertahankan balance cairan tetap negatif.
hipernatremia. Gangguan elektrolit lain Hemodialisis juga telah digunakan sebagai
yang bersamaan dengan hipernatremia Kehilangan air dari urin, keringat, dan insensible terapi hipernatremia jika hidrasi dengan
juga dapat memberi petunjuk diagnosis, water loss juga perlu dipertimbangkan. atau tanpa diuresis gagal menormalkan
misalnya keadaan hipernatremia Perkiraan insensible water loss adalah 30–50 kadar natrium pada pasien dengan indikasi
disertai hipokalemia dan riwayat mL/jam atau 10 mL/kg/hari. Kehilangan air hemodialisis. Terapi pengganti ginjal kontinyu
hipertensi mengarah pada diagnosis melalui ginjal dapat diperkirakan melalui diketahui bermanfaat pada keadaaan
hiperaldosteronisme primer. rumus: electrolyte free water clearance (EFWC) hipernatremia yang disertai gagal jantung.5
= Volume urin x (1 – [Na urin + K urin]/ Na
Tatalaksana serum).4 Simpulan
Tatalaksana hipernatremia membutuhkan Pendekatan diagnosis hipernatremia didasari
pemahaman komprehensif atas mekanisme Langkah selanjutnya adalah menentukan jenis durasi terjadinya hipernatremia, identifikasi
terjadinya hipernatremia. Misalnya pada kasus cairan yang tepat. Apabila pasien hipervolemik penyebab kehilangan cairan, penilaian status
hipernatremia karena pemberian diuretik atau euvolemik, maka cairan yang diberikan volume, dan osmolaritas urin. Tatalaksana
maka pemberian diuretik perlu dihentikan, adalah cairan hipotonik seperti NaCl 0,45% meliputi koreksi penyebab dan koreksi
sedangkan bila disertai diare atau muntah atau Dekstrosa 5%.8 Khusus untuk pasien defisit air bebas. Penentuan status volume
maka perlu tatalaksana terkait gejala tersebut. hipovolemik, cairan yang diberikan adalah dan menghitung defisit cairan tubuh total

CDK-295/ vol. 48 no. 6 th. 2021 361


PRAKTIS

penting dalam tatalaksana hipernatremia. menggunakan cairan salin isotonik atau air karena koreksi yang terlalu cepat dapat
Hipernatremia akut dapat dikoreksi cepat saja. Koreksi hipernatremia perlu kewaspadaan menyebabkan edema serebri.

Daftar Pustaka
1. Adrogué HJ, Madias NE. Hypernatremia. Vol. 342, New England Journal of Medicine. Massachusetts Medical Society; 2000. p. 1493–9.
2. Lindner G, Funk GC. Hypernatremia in critically ill patients. J Crit Care. 2013;28(2):216.e11-216.e20.
3. Waite MD, Fuhrman SA, Badawi O, Zuckerman IH, Franey CS. Intensive care unit-acquired hypernatremia is an independent predictor of increased mortality and
length of stay. J Crit Care. 2013;28(4):405–12.
4. Liamis G, Filippatos TD, Elisaf MS. Evaluation and treatment of hypernatremia: A practical guide for physicians. Postgrad Med. 2016;128(3):299–306.
5. Muhsin SA, Mount DB. Diagnosis and treatment of hypernatremia. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab. 2016;30(2):189–203.
6. Braun MM, Barstow CH, Pyzocha NJ. Diagnosis and management of sodium disorders: Hyponatremia and hypernatremia. Am Fam Physician. 2015;91(5):299–307.
7. Refardt J, Winzeler B, Christ-Crain M. Copeptin and its role in the diagnosis of diabetes insipidus and the syndrome of inappropriate antidiuresis. Vol. 91, Clinical
Endocrinology. Blackwell Publishing Ltd; 2019. p. 22–32.
8. Seay NW, Lehrich RW, Greenberg A. Diagnosis and management of disorders of body tonicity—Hyponatremia and hypernatremia: Core curriculum 2020. Am J
Kidney Dis. 2020;75(2):272–86.
9. Tinawi M. Hyponatremia and hypernatremia: A Practical guide to disorders of water balance. Arch Intern Med Res [Internet]. 2020;03(01). Available from: https://
www.fortunejournals.com/articles/hyponatremia-and-hypernatremia-a-practical-guide-to-disorders-of-water-balance.html

362 CDK-295/ vol. 48 no. 6 th. 2021

Anda mungkin juga menyukai