No Kasus Sistem
1 Nama Tn.DBS, umur 57 tahun. Sesak hebat sejak ± 1 jam SMRS. Sejak Kardiovaskuler
1 bulan SMRS, os mengeluh kaki bengkak pada kedua tungkai,
bengkak pertama kali timbul di tungkai. Bengkak tidak bertambah
saat aktivitas, bengkak tidak berkurang pada saat istirahat. Os juga
mengeluh sesak napas hebat tidak dipengaruhi cuaca dan emosi,
bertambah hebat saat aktivitas seperti berjalan 50 m, sesak berkurang
saat istirahat, tidak ada mengi, os tidur dengan 3 bantal tersusun, sering
terbangun malam hari karena sesak, tidak ada nyeri dada, batuk
ada terus menerus tidak berdahak, demam disangkal, sembab di
kemaluan ada, BAK dan BAB normal, Os lalu berobat ke RS Bari, dan
dirawat 2 minggu. Sejak 1 jam SMRS, os mengeluh sesak bertambah
hebat, tidak dipengaruhi cuaca dan emosi, bertambah berat saat
aktivitas seperti berjalan 10 m, sesak tidak berkurang saat istirahat,
tidak ada mengi, os tidur dengan 3 bantal tersusun, sering terbangun
malam hari karena sesak, tidak ada nyeri dada, batuk ada tidak
berdahak, keringat dingin disangkal, mual muntah disangkal, demam
disangkal, sembab di kaluan ada, bengkak di kedua tungkai ada,
bengkak pertama kali timbul di tungkai, asites ada, os lalu berobat ke
RS Bari. Os menyangkal ada riwayat keluhan yang sama sebelumnya,
darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat asma
disangkal, riwayat penyakit ginjal disangkal, dan os juga menyangkal
keluhan yang sama muncul pada keluarga. Pada pemeriksaan JVP
ditemukan hasil peningkatan. Pada pemeriksaan paru ditemukan adanya
ronkhi basah halus di kedua basal paru dan pada pemeriksaan jantung
didapatkan batas jantung membesar yaitu batas jantung kanan 1 jari
lateral LPS dekstra, kiri pada linea axillaris anterior sinistra. Pada
auskultasi ditemukan murmur sistolik grade 4/6. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan pada inspeksi tampak cembung, pada
palpasi ditemukan hepar membesar, teraba 1 jari dibawah arcus costae.
Lien tidak teraba, pada perkusi ditemukan adanya shifting dullness.
Pada pemeriksaan ekstremitas tampak adanya edema pretibial.
Kesadaran compos mentis. tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 96 x/m
regular, isi dan tegangan cukup temperature 36.8 ºC RR 34 x menit.
nspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, Ictus cordis tidak teraba. Batas atas
jantung ICS II, kanan 1 jari lateral linea parasternalis dextra, kiri linea
axillaris anterior sinistra. Auskultasi HR 96x/m, BJ I dan II normal,
murmur (+) sistolik, grade 4/6 pada katup pulmonal, gallop (-)
Klien tampak lemah dan letih, klien tampak susah beraktivitas, klien
tampak tidak bersemangat, berat badan klien turun selama sakit seberat
8kg, BB sehat 51, BB sakit 43, klien tampak kurus, klien tampak
makan hanya 2 sendok saja, mulut klien tampak sariawan dan kering,
klien tampak pucat, klien tampak meringis menahan sakit, nyeri tekan
pada perut, skala nyeri 5 -6, klien tampak terbaring, klien tampak tidak
mampu untuk beraktifitas secara mandiri. HB tanggal 9 juni 2021 8,2 ,
HB tanggal 10 juni 2021 9,4 , HB tanggal 11 juni 2021 :10,3. TB : 160
cm
4 Pengkajian dilakukan pada jam 20.00 WIB. Di Ruang Melati RSUD Pencernaan
Soedarso Pontianak. Pasien Tn. R umur 41 tahun, jenis kelamin laki-
laki, status kawin, pendidikan SMA, pekerjaan swasta, agama Islam,
alamat Tulakan, godog, Polokarto. Diagnosa medis Diare, dirawat sejak
tanggal 29 Januari 2021, No register 12345, penanggung jawab Ny. M,
agama Islam, pekerjaan swasta, alamat Tulakan, godog, Polokarto,
hubungan dengan pasien sebagai istri.
6 Tn.Z Berusia 51 tahun , beragama Islam, tanggal masuk 13- 06-2021, Endokrin
tanggal pengkajian 20-06-2021, status kawin, pekerjaan sopir,
pendidikan SMP. Klien diantar keluarga ke Rumah Sakit Soedarso
Pontianak pada tanggal 13 Juni 2021 dengan keluhan badan lemas,
pusing, gula darah tinggi dan juga ada luka di kaki sebelah kiri,luka
terasa nyeri. Pada saat pengkajian klien mengatakan badan klien terasa
letih dan lemah, dan sering merasa haus dan lapar,klien mengatakan
klien sering mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk rumah
sakit, klien mengatakan sering BAK yaitu sebanyak 10 x/perhari, klien
mengatakan gula darah tinggi saat masuk rumah sakit, karena klien
jarang kontrol ke rumah sakit kadar gula darah klien yaitu: 284,klien
mengatakan ada luka
Gula darah ,284), klien tampak lelah, klien tampak sering buang air
kecil, klien tampak sering minum, klien meringis kesakitan, skala nyeri
7, klien tampak gelisah, terdapat nyeri tekan di daerah kaki yang luka,
klien tampak mengerakan bagian yang nyeri saat disentuh kakinya,
klien tampak meringis kesakitan pada kaki, terdapat pus didaerah kaki
yang luka, tampak edema, terdapat (luka terbuka),ukuran 2x2x3 cm
7 Pasien bernama Tn. KD, berumur 48 tahun, jenis kelamin laki-laki, Perkemihan
suku Timor Leste, menganut agama Katholik, pekerjaan pasien petani,
pendidikan terakhir Sekolah Dasar dan bertempat tinggal di Naibonat.
9 Sekitar lima belas jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Tn.B Integumen
sedang memperbaiki motor di dalam rumah. Pada saat itu pasien tidak
sadar bahwa ada kebocoran yang mengakibatkan bensin di lantai
rumahnya. Pasien juga tidak mengetahui asal api dari mana, tiba-tiba
ada api yang menyambar langsung membakar tubuh pasien, dan pasien
secepatnya keluar rumah sambil berlari dengan api yang sudah melahap
seluruh bagian tubuh pasien. Terkurung dalam ruangan (-), menghirup
asap (-), sesak nafas (+), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-),
mual (-), muntah (-). Pasien kemudian dibawa ke RS kota dan diberi
perawatan luka, dan pasien dirujuk ke RSAM untuk dilakukan
penanganan lebih lanjut. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien
didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran
komposmentis, gizi kesan baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82
x/menit, pernafasan 32 x/menit dan suhu 37,0 0C. Pada status lokalis
pasien didapatkan di regio kranial tampak luka bakar grade II 8 %, dan
palpasi didapatkan nyeri tekan, di regio toraks-abdomen terlihat tampak
luka bakar grade II-III kurang lebih 33%, kemerahan dan pada
penekanan terdapat nyeri tekan. Pada regio ekstremitas superior terlihat
luka bakar grade II-III 16% dan pada penekanan didapatkan nyeri
tekan. Pada regio ekstremitas inferior terlihat luka bakar grade II 33%,
kemerahan, dan terasa nyeri. Berdasarkan pemeriksaan pada pasien
maka diagnosis pada pasien ini adalah combustio grade II –III ±90% et
causa api. Pasien ini mendapatkan terapi O2 3-4 L/menit, infus cairan
RL 8 jam pertama 8.000 cc selama 16 jam, injeksi ceftazidime 1 g/12
jam (skin test), injeksi metronidazol 500 mg/8 jam, injeksi gentamisin
80 mg/8 jam, injeksi ranitidin 50 mg/12 jam, dan drip ketorolak/8 jam.
Sampai saat laporan ini dibuat kondisi pasien masih dalam tahap
perbaikan dan kondisinya semakin membaik.
10 Ny. N, usia 80 tahun, datang ke Rumah Sakit Daerah Ahmad Yani Sensori
Metro (RSUDAY) bersama anaknya dengan penglihatan kabur seperti persepsi
melihat asap. Keluhan disertai silau jika melihat cahaya. Keluhan
seperti ini dirasakan sejak satu tahun yang lalu, namun dua bulan
terakhir keluhan dirasakan semakin memberat, susah melihat,
membaca, dan silau jika melihat cahaya. Riwayat keluhan seperti ini
sebelumnya tidak ada. Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan
jantung pada penderita dan keluarga disangkal. Riwayat konsumsi
alkohol dan rokok disangkal. Pada pemeriksaan fisik tanggal 23 April
2012 didapatkan keadaan kompos mentis, keadaan umum tampak sakit
sedang, status gizi baik nadi: 80 x/menit, regular, tekanan darah
120/70mmHg, temperatur 37,20C, respirasi 16 x/menit. Pemeriksaan
mata, pada konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera tidak kuning, iris
bewarna coklat, refleks cahaya di kedua mata positif, lensa mata kiri
dan kanan keruh, shadow test pada mata kiri dan kanan positif, tidak
ada edema palpebra, pada pemeriksaan THT, hidung terdapat sekret di
kedua mukosa hidung. Pemeriksaan thoraks tampak simetris, suara
nafas vesikuler, ronkhi tidak ada, suara mengi (wheezing) tidak ada.
Suara jantung S1 dan S2 tunggal, murmur dan gallop tidak ada.
Pemeriksaan abdomen tidak tampak distensi, bising usus normal, hepar
dan lien tidak teraba. Pemeriksaan ekstremitas dingin, tidak ditemukan
edema dan sianosis. Pada pemeriksaan rangsang meningeal tidak ada
kelainan. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 April 2012
didapatkan GDS 140 gr/dl, leukosit 6700/ul. Pada pemeriksaan
oftamologi di dapatkan visus 6/30 pada mata kanan dan 6/30 pada mata
kiri, tidak ditemukan eksoftalmus, endoftalmus, nistagmus, strabismus,
hiperemi dan edem. Terdapat kekeruhan sebagian pada kedua lensa
mata. Shadow test positif pada ke dua lensa mata