Anda di halaman 1dari 27

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATRIKS DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED


LEARNING BERBANTUAN ICT UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SMA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

Wulan Sari Sintana


NIM 19510225
S1 Pendidikan Matematika

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS


INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)
SILIWANGI CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas laporan Metode Penelitian Matematika.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Metode

Penelitian Matematika.

Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan

dan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun untuk dijadikan perbaikan dan pelajaran dalam

penyusunan laporan selanjutnya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen dan semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan ini diterima dan bermanfaat

dan dapat dijadikan pegangan yang dapat memberikan ilmu pengetahuan yang

baru bagi setiap orang yang membacanya dan khususnya bagi kami selaku

penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Cimahi, januari 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PROPOSAL SKRIPSI.............................................................................................1
A. Judul..............................................................................................................1
B. Latar Belakang..............................................................................................1
C. Rumusan Masalah.........................................................................................4
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian........................................................................................5
F. Definisi Operasional.....................................................................................5
G. Kajian Teoritis...............................................................................................9
H. Metode Penelitian.......................................................................................17
I. Subjek dan Lokasi Penelitian......................................................................20
J. Instrumen Penelitian...................................................................................20
K. Prosedur Penelitian.....................................................................................21
L. Prosedur Pengolahan Data..........................................................................22
M. Jadwal Penelitian........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

ii
PROPOSAL SKRIPSI
A. Judul

Pengembangan Bahan Ajar Materi Matriks Dengan Menggunakan

Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan ICT Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA.

B. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pengembangan

manusia dengan seutuhnya. Oleh karenanya pendidikan sangat perlu

dikembangkan dari ilmu pengetahuan, karena pendidikan yang berkualitas

dapat meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam pengembangan

sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas

bukanlah hal yang mudah, perlu adanya berbagai faktor yang mendukung

kertercapaian tujuan pendidikan yang berkualitas. Salah satu faktor tujuan

tersebut adalah guru, guru sebagai agen perubahan harus mampu

memberikan kontribusi dalam menciptakan generasi yang berkualitas dan

memiliki daya saing yang tinggi. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan

mampu mencari alternative penyelesaian masalah belajar anak. Terutama

dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

Namun, dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar guru

dihadapkan dengan berbagai permasalahan, diantaranya yaitu kesulitan

siswa dalam belajar matematika. Kesulitan tersebut salah satunya yaitu

rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika (mathematical

3
2

problem solving) siswa Indonesia yang dapat dilihat dari hasil survey

lembaga TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)

tahun 2011 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-38 dari 44 negara

dengan skor 386, dibawah skor standar yang ditetapkan yaitu 500.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang berperan

penting dalam kehidupan, matematika juga pelajaran yang diberikan pada

setiap jenjang pendidikan. Berkaitan dengan matematika, bahwa

matematika: (1) Cakupanyatidak hanya sekedar aritmatika, tetapi termasuk

pengembangan dari kumpulan ide-ide yag saling berkaitan dan pada

akhirnya menumbuhkan berbagai ilmu yang merupakan bagian dari

matematika, (2) Alat pendalaman masalah, dan pemecahan masalah

(problem solving) dalam membantu manusia memecahkan permasalahan

dalam kehidupan, (3) Merupakan kegiatan penemuan bagi siapa saja yang

mau berlatih menyelesaikan soal-soal di dalamnya, (4) Merupakan Bahasa

symbol, (5) Sebagai alat berpikir menurut aturan-aturan yang telah

disepakati, (6) Pengubahan tubuh pengetahuan (a changing body of

knowledge), (7) Digunakan oleh setiap orang, (8) Bermanfaat untuk

pengembangan matematika sendiri, (9) Memberikan peluang untuk

berfikir bebas bagi siapa yang ingin memngembangkan matematika

(Residel, 1996).

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan

menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan

memotivasi pesesrta didik untuk berpartisipasi aktif memberikan ruang


3

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemendirian sesuai bakat, minat

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas RI

No. 41, 2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan oleh

Permendiknas tersebut menunjukan peran aktif siswa dalam pembelajaran

merupakan suatu keharusan, dan salah satunya yiatu meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis.

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

perlu didukung oleh metode pembelajaran yang tepat sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Salah satu pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah

pembelajaran berbasis masalah (Sumarti, 2016). Pembelajaran berbasis

masalah adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatuu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pembelajaran

(Muhson, 2009). Terkait pembelajaran berbasis masalah dalam proses

pemecahan masalah maka peneliti mencoba untuk mengimplementasikan

model pembelajaran dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL).

PBL merupaan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai

langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintregasikan pengetahuan

baru. Metode ini juga berfokus pada keaktivan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar

secara satu arah seperti pada metode pemebelajaran konvensial. Dengan


4

metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan

mereka secara mandiri.

Berdasarkan uraian di atas maka peniliti melakukan penelitian

dengan judul pengembangan bahan ajar materi matriks dengan

menggunakan pendekatan Problem-Based Learning berbantuan ICT untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses dan hasil pegembangan bahan ajar materi matriks

dengan menggunakan pendekatan problem based learning berbantuan

ICT?

2. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap bahan ajar yang

dikembangkan?

3. Kendala-kendala apa yagn ditemui pada saat pengembangan bahan ajar

materi matriks dengan menggunakan pendekatan problem based

learning berbantuan ICT?

4. Bagaimana meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis

dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan menelaah:


5

1. Proses dan hasil pengembangan bahan ajar materi matriks dengan

menggunakan pendekatan problem based learning berbantuan ICT.

2. Respon guru dan siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan.

3. Kendala-kendala yang ditemui pada saat pengembangan bahan ajar

materi matriks dengan menggunakan pendekatan problem based

learning berbantuan ICT.

4. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan

menggunakan bahan ajar yang dikembangkan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan:

1. Bagi Guru

a. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

b. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif, efisien, dan

interaktif antara guru dan peserta didik.

2. Bagi Siswa

a. Membangun semangat dan minat belajar peserta didik terhadap

pelajaran matematika.

b. Memudahkan peserta didik dalam pemecahan masalah matematika,

mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang

konkret untuk memahami yang abstrak.

3. Bagi Pembelajaran Matematika pada Umumnya

a. Sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang sangat menarik.


6

F. Definisi Operasional

1. Bahan ajar adalah seperangkat materi atau bahan pembelajaran yang

disusun secara matematis, yang menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran

(Subekti, 2018). Dengan komponen-komponen sebagai berikut:

a. Judul

b. Kompetensi dasar

c. Indikator pencapaian kompetensi

d. Informasi pendukung

e. Latihan

f. Penilaian

2. Kemampuan Pemecahan Masalah merupakan bagian integral dalam

pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh dilepaskan

dari pembelajaran matematika. Selain itu, kemampuan pemecahan

masalah merupakan tujuan dari pembelajaran matematika, dengan

indikator sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang dinyatakan, dan

kecukupan unsur yang diperlukan.

b. Merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik.

c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah

(sejenis atau masalah baru) dalam atau diluar matematika.

d. Menjelaskan hasil sesuai permasalahan asal.

e. Menggunakan matematika secara bermakna.


7

3. Materi Matriks dalam penelitian ini meliputi:

a. Matriks adalah susunan bilangan-bilangan dalam baris dan kolom.

b. Sebuah matriks A ditransposekan menghasilkan matriks At dengan

entry baris matriks A menjadi entry kolom matriks At. dengan

demikian matriks At ditransposekan kembali, hasilnya menjadi

matriks A atau (At)t = A.

c. Penjumlahan sembarang matriks dengan matriks identitas

penjumlahan hasilnya matriks itu sendiri. Matriks identitas

penjumlahan adalah matriks nol.

d. Hasil kali sebuah matriks dengan suatu scalar atau suatu bilangan

real k akan menghasilkan sebuah matriks baru yang berordo sama

dan memiliki entry-entry k kali entry-entry matriks semula.

e. Dua buah matriks hanya dapat dikalikan apabilabanyaknya kolom

matriks yang dikali sama dengan banyaknya baris matriks

pengalinya.

f. Hasil perkalian matriks A dengan matriks idenetitas perkalian,

hasilnya adalah matriks A.

g. Hasil kali dua buah matriks menghasilkan sebuah matriks baru,

yang entry-entrynya merupakan hasil kali entry baris mattriks A

dan entry kolom matriks B. Misal jika Ap×q dan Bq×r adalah dua

matriks, maka berlaku Ap×q × Bq×r = C p×r.

h. Matriks yang memiliki invers adalah matriks persegi dengan nilai

determinanya tidak nol (0).


8

4. Pendekatan problem based learning berbantuan ICT adalah

pembelajaran berbasis masalah yaitu jenis model pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu

produk. Keterlibatan siswa dimulai dari kegiatan merencanakan,

membuat ranacangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan

berupa produk dan laporan pelaksanaanya. Model pembelajaran ini

lebih menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa

terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan

sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan

persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai

pelaku utama dalam merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil

kegiatan (student centered), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pembelajaran bersifat student centered.

2. Pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil.

3. Dosen atau guru berperan sebagai fasilitator dan moderator.

4. Masalah menjadi focus dan merupakan saran untuk

mengembangkan keterampilan problem solving.

5. Indormasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri atau self

directed learning.

5. Pembelajaran biasa dalam penelitian ini menggunakan metode

ceramah, metode ceramah merupakan cara penyampaian materi

pembelajaran dengan mengutamakan interaksi antara guru dan siswa.

Dimana seorang guru menyampaikan materi pembelajaranya melalui


9

proses oenerangan dan peraturan secra lisan kepada siswanya, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Langkah pembukaan.

2. Langkah penyajian.

3. Langkah mengakhiri atau menutup ceramah.

G. Kajian Teoritis

1. Bahan ajar selain harus dirancang secara sistematis, juga harus

dilengkapi dengan komponen yang dapat menjujung proses belajar

mengajar sehingga dapat mengantar peserta didik epada tujuan yang

telah ditentukan.

 Komponen bahan ajar menurut Pannen (2003:13), yaitu:

a. Komponen utama.

b. Komponen pelengkap.

c. Komponen evaluasi.

Selanjutnya beberapa ahli seperti Dick dan Carey (1990), Dageng

(1990), Taringan (1990), dan Suparman (1993), menjelaskan pedoman

pengambangan bahan ajar adalah terpenuhinya komponen-komponen

bahan ajar adalah terpenuhinya komponen-komponen bahan ajar yang

relevan dengan kebutuhan proses belajar mengajar, seperti berikut:

a. Petunjuk penggunaan buku ajar.

b. Rujuan umum dan khusus pembelajaran.

c. Epitome (kerangka isi)


10

d. Uraian isi bahan pembelajaran.

e. Gambar/ilustrasi.

f. Rangkuman.

g. Soal latihan, kunci jawaban, balikan.

h. Tugas.

Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun

teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh

dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik dan digunakan

dalam proses pembelajaran, Prastowo (2014: 138).

 Komponen bahan ajar berbentuk buku teks menurut Prastowo

(2014: 138)

a. Judul.

b. Kompetensi dasar atau materi pokok.

c. Informasi pendukung.

d. Latihan.

e. Penilaian.

2. Pemecahan masalah adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu

tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai (Polya, 1973).

 Indikator menurut (Polya, 1973)

a. Memahami masalah

b. Membuat rencana pemecahan masalah

c. Melaksanakan rencana pemecahan masalah

d. Memeriksa kembali solusi yang diperoleh


11

Menurut Brenca (Sumarmo, 2010) dan (NCTM, 1995) istilah

pemecahan masalah mengandung tiga pengertian, yaitu pemecahan

masalah sebagai tujuan, sebagai proses, dan sebagai keterampilan.

 Indikator menurut NCTM:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang dinyatakan,

dan kecukupan unsur yang diperlukan.

b. Merumuskan masalah matematik atau menyusun model

matematik.

c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah

(sejenis atau masalah baru) dalam atau diluar matematika.

d. Menjelaskan hasil sesuai permasalahan asal.

e. Menggunakan matematika secara bermakna.

Pemecahan masalah dalam matematika proses menemukan jawaban

dari suatu pernyataan yang terdapat dalam suatu buku teks, teka-teki

non rutin dan situasi-situasi dalam kehidupan dunia nyata. Masalah-

masalah yang dipecahkan melalui semua topik dalam matematika baik

dalam bidang geometri, pengukuran, aljabar, bilangan (aritmatika),

maupun statistika. Siswa juga berlatih memecahkan masalah-masalah

yang mengaitkan matematika dengan sains secara individu.

 Indikator dalam pemecahan masalah menurut Badan Standar

Nasional Pendidikan (BNSP).

a. Menunjukan pemahaman masalah.


12

b. Mengorganisasi data dan menulis informasi yang relevan dalam

pemecahan masalah.

c. Menyajian masalah secara matematika daalam berbagai bentuk.

d. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara

tepat.

e. Mengembangan strategi pemecahan masalah.

f. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu

masalah.

g. Menyelesaikan masalah matematika yang tidak rutin.

Jadi, pemecahan masalah adalah suatu proses atau cara yang dilakukan

untuk menemukan jawaban dari suatu pertanyaan yang meliputi semua

topik yang ada didalam matematika dengan menggunakan

pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang dimiliki serta

merupakan tujuan pembelajaran sains.

3. Materi yang akan dikembangkan yaitu matriks.

Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris

dan kolom dalam suatu jajaran brbentuk persegi atau persegi panjang.

Susunan bilangan itu diletakan didalam kurung biasa “()” atau kurung

suku “[]”.

a. Jenis-jenis matriks

 Matriks baris

Matriks baris adalah matriks yang terdiri atas satu baris

saja. Biasanya ordo matriks seperti ini adalah 1×n dengan n


13

banyak kolom pada matriks tersebut (Kementrian Pendidikan,

2017).

 Matriks kolom

Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom

saja. Matriks kolom berordo m×1, dengan m banyak baris pada

matriks tersebut.

 Matriks persegi panjang

Matriks persegi panjang adlah matriks yang banyak

barisnya tidak sama dengan banyak kolomnya. Matriks seperti

ini memiliki ordo m×n.

 Matriks persegi

Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak

baris dan banyak kolom yang sama, dan memiliki ordo n×n.

 Matriks segitiga

Matriks segitiga merupakan suatu matriks persegi berordo

n×n dengan entry-entry matriks dibawah atau diatas diagonal

utama semuanya bernilai nol.

 Matriks diagonal

Matriks persegi dengan pola “semua entrynya bernilai nol,

kecuali entry diagonal utama tidak semua nol”.

 Matriks identitas
14

Terdapat suatu matriks persegi, yaitu semua entry diagonal

utama semua bernilai 1, matriks identitas dinotasikan sebagai I

berordo n×n.

 Matriks nol

Jika entry suatu matriks semuanya bernilai nol.

b. Operasi pada matriks

 Penjumlahan matriks

Misalkan A dan B adalah matriks berordo m×n dengan

entry-entry aij dan bij. Matriks C adalah jumlah matriks A dan

matriks B, ditulis C = A+B, apabila matriks C juga berordo m×n

dengan entry-entry ditentukan oleh:

cij = aij + bij (untuk semua i dan j).

 Pengurangan matriks

Penguranga dua matriks dapat juga dilakukan dengan

mengurangkan langsung entry-entry yang seletak dari kedua

matriks tersebut, seperti yang berlaku pada penjumlahan dua

mtriks yaitu:

A – B = [aij] - [bij].

 Perkalian scalar pada matrik

Secara umum, perkalian skalar dengan matriks

dirumuskaan sebagai berikut.

Misalkan A adalah suatu matriks berordo m×n dengan

entry-entry aij dan k adalah suatu bilangan real. Matriks C


15

adalah hasil perkalian bilangan real k terhadap matriks A,

dinotasikan C=k.A, bila C berordo m×n dengan entry-entrynya

ditentukan oleh:

cij = k.aij (untuk semua i dan j)

 Perkalian dua matriks

Secara matematis, kita dapat menyatakan perkalian dua

matriks sebagai berikut.

Misalkan matriks Am×n dan matriks B n×p , matriks A dapat

dikalikan dengan matriks B jika banyak garis A sama dengan

banyak kolom matriks B. Hasil perkalian matriks A berordo

m×n terhadap matriks B berordo n×p adalah suatu matriks

berordo m×p.

 Transpose matriks

Transpose dari matriks A berordo m×n adalah matriks yang

diperoleh dari matriks A dengan menukar entry baris menjadi

entry kolom dan sebaliknya sehingga berordo n×m. notasi

transpose matriks Am×n adalah At m×n.

c. Kesamaan dua matriks

Matriks A dan matriks B dikatakan sama (A=B) jika dan hanya

jika:

 Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B.

 Setiap entry yang seletak pada matriks A dan matriks B

mempunyai nilai yang sama, aij = bij (untuk semua nilai i dan j).
16

d. Determinan dan invers matriks

Determinan adalah sebuah nilai yang berkaitan dengan

matriks persegi atau matriks bujur sangkar. Determinan matriks

persegi sangat diperlukan sebagai dasar untuk menghitung invers

dari matriks tersebut dan aplikasi matriks seperti dalam

menyelesaikan masalah kontekstual misalnya mencari penyelesaian

sistem persamaan linier dua variabel atau sistem persamaan linier

tiga variabel. Nilai determinan suatu matriks persegi dapat

diperoleh dengan cara tertentu, tergantung dari ordo setiap matriks.

Determinan dari suatu matriks A dinotasikan denagan det.A atau |

A|. Jika sebuah matriks memiliki determinan yang nilainya 0, maka

matriks tersebut disebut matriks singular. Jadi, jika |A| = 0, maka

matriks A adalah matriks singular. Determinan matriks yang akan

kita bahas disini adalah determinan matriks persegi berordo 1 x 1,

2 x2, dan 3 x 3 saja.

Sifat-sifat determinan matriks

a. |AB|=|A||B|

b. Jika determina matriks AA yang berordo m × mm × m adalah

|A||A| maka determinan dari matriks kAkA adalah km|A|km|A|

c. |A|=|At|3. |A|=|At|

d. |A−1|=1|A|4. |A−1|=1|A|

Pada pembahasan di atas kita sudah mempelajari tentang

determinan matriks berordo 2 x 2 dan matriks berordo 3 x 3. Invers


17

matriks persegi tidak bisa lepas dari determinan matriks. Dengan

kata lain, determinan matriks adalah syarat penting untuk

menentukan invers matriks persegi. Untuk setiap bilangan

real p (p≠0) akan selalu ada bilangan real p−1 sedemikian rupa

sehingga p.p−1=p−1.p=1. Bilangan real p−1 disebut invers dari p.

Berdasarkan pemikiran di atas, kita bisa membuat analogi yang

sama terhadap matriks persegi. Matriks persegi A berordo m x m

akan mempunyai invers jika ada matriks B yang berordo sama jika

dikalikan dengan matriks A akan menghasilkan matriks Identitas

yang berordo m x m (Im × m). A.B=B.A=I. Matriks A dan matriks B

disebut saling invers.

H. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan

yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah

matematis. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar berbantuan aplikasi

wordwall. Tahapan penelitian mengikuti tahapan pengembangan dari Borg

dan Gall.
18

Diagram 1 Tahap Pengembangan Produk

Studi pendahuluan dan Rancangan Forum Group


Studi Keepustakaan Bahan Ajar Discussion dan
Validasi I

Draf Bahan Ajar

Masukan- Uji Coba lebih


masukan luas di 1 kelas di
dan MAS Albidayah Uji Coba
Validasi II Terbatas di 10
siswa

Revisi I Bahan
Ajar
Ada revisi? Masukan-
Ya masukan
Tidak
Revisi II Bahan
Ajar

Ada revisi?

Final Produk
Bahan Ajar Ya

Uji Coba
Produk
19

Validasi produk yang ke satu dilakukan oleh:

1. Dr. Nelly Fitriani, M. Pd

2. Siti Rosyidah, S. Pd

Sedangkan validasi produk uang ke dua dilakukakn oleh:

- Audience dalam hal ini siswa/warga belajar dari hasil kuisioner yang

diberikan.

Komponen yang di validasi meliputi:

1. Aspek kelayakan isi.

2. Aspek penyajian materi.

3. Aspek kebahasaan.

4. Aspek penyajian masalah.

Kriteria validasi produk mengacu pada kriteria dari siwa menurut Akbar

(2013) seperti pada table berikut:

Table 1. Kriteria Validitas Produk

Skor Kriteria Interpretasi

Produk bisa langsung digunakan


Sangat Valid
85,01% - 100,00%
tanpa perbaikan

Produk dapat digunakan dengan


Cukup Valid
70,01% - 85,00%
sedikit perbaikan

Produk dapat digunakan dengan


Kurang Valid
50,01% - 70,00%
banyak perbaikan
20

Invalid Produk tidak dapat digunakan


01,00- 50,00%
I. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dan lokasi pnelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk uji coba terbatas adalah MAN 2 Bandung Barat yang berlokasi

di Cililin.

2. Untuk uji coba yang lebih luas adalah MAS Albidayah yang berlokasi

di Cangkorah, Batujajar.

Deskripsi subjek dan lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

1. Subjek dan lokasi uji coba terbatas

Siswa kelas XI MIPA 1 di MAN 2 Bandung Barat

2. Subjek dan lokasi uji coba lebih luas

Siswa kelas XI MIPA 1 & 2 di MAS Albidayah

J. Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini berupa:

1. Non Tes:

a. Lembar Validasi digunakan untuk memvalidasi bahan ajar yang

dikembangkanbpada saat uji coba luas dan uji coba terbatas.

b. Wawancara dilakukan kepada guru sekolah untuk mengetahui data

awal dan masalah yang terjadi di lingkungan sekolah ketika studi

pendahuluan dilakukan.

c. Lembar observasi dilakukan pada saat studi pendahuluan untuk

mengetahui kondisi di lapangan mengenai bahan ajar yang


21

digunakan dan dilakukan pada saat penelitian berlangsung untuk

mendukung uji validasi.

d. Dokumentasi dilakukan unutuk mendapatkan data gambaran

dilapangan mengenai masalah yang ada pada saat pendahuluan dan

dilakukan pada saat penelitian untuk mendapatkan gambaran

keberlangsungan penelitian.

e. Pemberian angket dan kuisioner dilakukan kepada siswa saat

validasi ke 2 dan diberikan pada guru serta siswa untuk mengetahui

respon guru dan siswa terhadap pengembangan bahan ajar.

Digunakan untuk mendukung uji validitas produk yagn

dikembangkan dan menjawab rumusan masalah ke 2.

2. Tes kemampuan pemecahan masalah matematis untuk memperoleh

data tentang kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI MIPA 2

pada pembelajaran yang menggunakan bahan ajar yang dikembangkan.

Instrument tersebut kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing

agar memiliki validitas isi. Revisi dilakukan berdasaran masukan-masukan

dari dosen pembimbing.

K. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan dengan mewawancarai guru

disekolah.

b. Melakukan studi perpustakaan.

c. Menyusun desain bahan ajar.


22

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan FGD

b. Melakukan uji coba terbatas, dan revisi

c. Melakukan uji coba luas, dan revisi

d. Menghasilkan produk

3. Tahap Evaluasi

Mengolah seluruh data yang didapatkan dan mengenterpretasikan data

serta menyusun skripsi sampai akhir.

L. Prosedur Pengolahan Data

Seluruh data dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS dan

Microsoft Excell dalam bentuk:

1. Statistika deskriptif untuk menggambarkan tahapan penembangan,

respon dan kendala pada saat pengembangan.

2. Statistika inferensial untuk melihat keefektifan produk pada

emampuan yang akan ditingkatkan.

M. Jadwal Penelitian

Bulan ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan proposal √

Studi pendahuluan dan studi


2 √
pustaka

3 Forum group discussion dan √


23

validasi I, desain produk

Uji coba terbatas, dan revisi


4 √ √
produk

Uji coba luas, validasi II, dan


5 √
revisi produk

6 Uji produk √

7 Penulisan skripsi √
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan, K. K. R. I. (2017). Sma/Ma/ Smk/Mak.
Muhson, A. (2009). Upaya Peningkatan Minat Belajar Dan Pemahaman Mahasiswa
Melalui Penerapan Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan: Penelitian
Inovasi Pembelajaran, 39(2), 197340. https://doi.org/10.21831/jk.v39i2.203
Subekti, S. (2018). Pengembangan Bahan Ajar..., Siwi Subekti, Program Pascasarjana
UMP, 2018. Repository : Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 9–35.
Sumarti, T. S. (2016). Peningkatan kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. 5.
http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/05/komponen-dan-jenis-bahan-ajar.html?
m=1

https://penerbitdeepublish.com/jenis-bahan-ajar/

24

Anda mungkin juga menyukai