Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Luthfi Fadlillah

NPM : 20500003

Kelas : 2 A

Judul Artikel:

KEKUASAAN, YANG, DALAM, DENGAN, DISTRIBUSI, PEMERINTAHAN, PADA, INI, LEMBAGA,


KEKUASAAN POLITIK

Intisari:

Dalam lokusnya sebagai suatu ilmu yang otonom, fiqh siyâsah yang merupakan bagian dari ilmu fiqh
secara substansial memiliki garapan yang sama dengan ilmu politik pada umumnya.

Sebab itu, dalam tulisan akan mencoba menelusuri dan menelusuri distribusi kekuasaan dengan
melalui pendekatan nash normatif dan juga aspek sejarah dari praktek pemerintahan yang
diperankan oleh Nabi saw di Negara Madinah.

Pertama, pembagian kekuasaan antara lembaga pemerintahan pusat pada satu sisi dan lembaga
pemerintahan daerah pada sisi lain.

Kedua, pembagian kekuasaan di antara lembaga-lembaga pemerintahan setingkat yang berkaitan


dengan fungsi-fungsi pemerintahan. Tegasnya, distribusi pertama sehubungan dengan pembagian
kekuasaan menurut tingkatnya, sedangkan distribusi kedua tentang pembagian kekuasaan menurut.
Konsep berbeda pada dasarnya adalah kekuasaan dalam suatu wilayah tidak boleh dilimpahkan pada
satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang.

Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang atau yang disebut fungsi pembuatan
aturan; eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang atau yang disebut rule
application function; dan yudikatif yang disebut rule adjudication function adalah lembaga yang
mengawasi pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika
ada perselisihan, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga atau yang melanggar undang-undang.

Dengan terpisahnya tiga kewenangan pada tiga lembaga yang berbeda, diharapkan pemerintahan
negara timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan
mekanisme check and balances (saling koreksi dan saling melengkapi).

Merujuk uraian singkat di atas dapat diketahui bahwa distribusi kekuasaan politik yang berlaku pada
eksistensi dan penyelenggaraan kegiatan pemerinta-han dalam sebuah negara yang berkonstitusi
dan demokrasi, serta untuk mengendalikan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa. Tema ini tentu saja
patut diperhitungkan secara cermat dengan mereferensi pada nash dan praktik pemerintahan yang
diperankan oleh Nabi saw di Madinah dan juga pada masa pemerintahan Khulafâ’ al-Râsyidîn.

Tulisan sederhana ini tentu saja lebih untuk mereafirmasi dan mengkonfirmasi lokus dan kerangka
dasar mengenai distribusi kekuasaan secara konseptual dalam konteks kajian fiqh siyâsah yang
dielaborasi dengan pemikiran Barat, sehingga dengan demikian dapat membagi persamaan dan
perbedaan di antara keduanya.

Tegasnya, distribusi ini berkaitan dengan pembagian kekuasaan berdasarkan fungsi di antara
lembaga-lembaga setingkat dalam pemerintahan. Dalam tulisannya ini, Locke membedakan macam
kekuasaan atas: kekuasaan tiga kekuasaan kekuasaan politik dan kekuasaan federatif, yang masing-
masing terpisah satu sama lain.

Dalam pandangan berbeda Montesquieu, kekuasaan itu terbagi atas: kekuasaan legislatif, kekuasaan
eksekutif dan kekuasaan yudikatif, dan meletakkan masing-masing kekuasaan tersebut dalam
kekuasaan lembaga yang, namun berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Dalam
pandangan Montesquieu, kekuasaan itu terbagi atas: kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan
kekuasaan yudikatif, dan meletakkan kekuasaan tersebut dalam kekuasaan lembaga yang berbeda,
namun berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai