4 1438 1 PB
4 1438 1 PB
Abstrak
Dewasa ini, dunia perdagangan internasional secara nyata menunjukkan penolakan terhadap adanya
persepsi kultural mengenai apa yang aman untuk dimakan, hal yang sebenarnya sudah menjadi tradisi selama
berabad-abad. Di dalam Persetujuan SPS-WTO, penggunaan “ilmu pengetahuan” telah menjadi dasar dalam
mengatasi silang pendapat terkait isu keamanan pangan ini. Namun demikian, Persetujuan SPS banyak
diragukan oleh banyak pihak, kritik terutama terkait aspek etika, kultural, perubahan teknologi dll. Pendekatan
SPS terhadap keamanan pangan, dipertanyakan keseimbangannya didalam masalah ekonomi terhadap masalah
kultural. Pangan dalam sisi kultural melawan pangan dalam sisi komersial. Dispute mengenai Beef Hormones di
dalam forum WTO merupakan contoh kongkrit mengenai hal ini. Hal-hal terkait persepsi lokal mengenai pangan
dan keamanan pangan, evolusi teknologi produksi pangan, dan aspek ketersediaan pangan, dicoba untuk
dieksplorasi, untuk menganalisa keterkaitan antara Persetujuan SPS, tradisi pangan, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada akhirnya, disadari bahwa sebagaimanapun kuatnya unsur ilmu pengetahuan dan ekonomi dalam
aspek keamanan pangan, adalah kurang bijak untuk menghilangkan kepercayaan yang sudah bertahun-tahun
ada di kehidupan banyak manusia di dunia ini.
Kata kunci: pangan, kebudayaan, kesepakatan SPS, ilmu pengetahuan, keamanan pangan
Abstract
Recently, international trade regime has rejected cultural perceptions of what is safe to eat, overturning
millennia of tradition. In WTO Agreement on Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS), “science” has been
used as the arbiter in resolving disputes related to food safety. However, the SPS Agreement is under attack by
many parties, critics cite concern on ethical, local culture, unpredictably changing technology etc. The WTO-SPS
approach is increasingly challenged for its balance in favor of economic consideration towards it’s a unique
cultural identities. Food as culture and food as commerce. Dispute on Beef Hormones is the ideal example on this
matter. The local perception of food and food safety, evolution of food production technologies, and security
aspects of food, then being explored, in order to analyze the relationship between SPS Agreement, food tradition,
science and technology. At the end, it is realized that no matter how strong the faith in science and economics, it
is unwise to dismiss the deeply-rooted beliefs of many people in the world.
Key words: food, culture, SPS Agreement, science, food security, food safety
keterkaitan dengan aspek komersial, seperti terkait pada ilmu pengetahuan, teknologi dan
yang terjadi pada kasus Beef Hormones di WTO. ekonomi dibanding dengan kultur/budaya.
Kecenderungan pilihan konsumen terhadap Dengan adanya pertumbuhan kepentingan
pangan yang diproduksi melalui proses yang ekonomi dari sisi pertanian dan food processing,
lebih tradisional, yaitu dengan meminimisasi selanjutnya muncul suatu skema pengembangan
penggunaan teknologi, dapat mengakibatkan baru yaitu meningkatnya dukungan finansial dan
munculnya ketentuan-ketentuan dagang yang peraturan-peraturan yang dibuat oleh
lebih ketat dan melindungi para produsen lokal. pemerintah, termasuk peraturan keamanan
pangan. Pemerintah memastikan keamanan
1.2. Persetujuan SPS suplai pangan dan perlindungan kepentingan
dalam negeri melalui berbagai persyaratan
Persetujuan Sanitary and Phytosanitary (SPS)
termasuk karantina, persyaratan uji, pestisida
(SPS Agreement) di dalam kerangka WTO
dan batas sisa aditif serta persyaratan pelabelan.
berupaya menjembatani konflik kultural/komersil
Seiring dengan semakin kompleksnya produksi
ini dengan membantu pengusaha komersial,
pangan dan meningkatnya perdagangan
konsumen bisnis dan para pembeli yang pada
internasional, berbagai peraturan nasional,
umumnya berdasar pada ilmu pengetahuan.
regional dan multilateral dikeluarkan untuk
Sebagai konsekuensi, larangan impor, standar
mengatur lintas perdagangan dan untuk
terkait produk kesehatan, karantina, pengujian
melindungi kesehatan masyarakat.
dan persyaratan lain yang berdasarkan hanya
pada persepsi lokal terhadap apa yang aman Ketersediaan pangan tingkat nasional,
untuk dimakan tidak lagi dapat diterima. merupakan suatu kepentingan utama yang tidak
bisa ditawar-tawar lagi. “Kebutuhan utama dari
Persetujuan SPS merupakan suatu titik
masyarakat manapun terhadap keseluruhan total
balik yang legal secara internasional. Aturan di
produksi adalah mendapatkan pangan yang
dalamnya, yang berdasarkan pada basis
cukup demi kelangsungan kehidupan dan
keilmiahan, telah merubah pakem tradisi
populasi”.
mengenai pangan dan perilaku suatu bangsa
dalam hal pangan dan keamanan pangan. Dari evolusi ini dalam hubungan antara
produksi, kultur/budaya dan peraturan, terdapat
Suatu pengukuran SPS (SPS Measure)
empat jenis hubungan antara produksi pangan,
haruslah “berdasar pada prinsip-prinsip ilmiah”
kultur dan peraturan.
dan pada penilaian risiko (risk assessment).
Pengukuran ini tidak mungkin dipertahankan
tanpa “bukti ilmiah yang memadai”. Standar 2.1. Jenis 1: Pertanian Tradisional
internasional untuk keamanan pangan yang Jenis pertama adalah komunitas pertanian
ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commission tradisional, di mana pertanian merupakan
memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut dan pekerjaan mendasar dan warga memproduksi
merupakan acuan untuk peraturan nasional. apa yang dapat mereka makan dari lahan
Tulisan ini mencoba mengeksplorasi sendiri.
hubungan antara Persetujuan SPS, kultur dalam Masyarakat memutuskan apakah satu
pangan, ilmu pengetahuan dan teknologi. pangan aman untuk dimakan melalui
pengalaman pribadi terhadap pangan tersebut
2. SISTEM PRODUKSI PERTANIAN atau dari pengalaman peribadi orang lain – suatu
bentuk pengalaman empiris.
Sebagian besar negara-negara
Hingga saat ini pertanian merupakan pekerjaan
berkembang kurang lebih berada dalam
paling mendasar dan gaya hidup bagi sebagian
tingkatan ini, walaupun demi keamanan pangan
besar orang di dunia. Pada komunitas petani
atau alasan ekonomi mereka berharap untuk
tradisional, dimana masih sedikit sekali produk
berubah.
pangan non-lokal, masyarakat menentukan
apakah pangan tersebut aman untuk Struktur untuk pengaturan pangan pada
dikonsumsi, melalui pengalaman. Pada saat itu, tingkat pertanian tradisional sering terfokus pada
hanya terdapat sedikit sekali peraturan perlindungan konsumen, percampuran ekonomi
pemerintah terkait pangan. Selanjutnya secara dan pemurnian pangan. Terdapat bukti peraturan
bertahap, hubungan harmonis antara produksi dan mekanisme-mekanisme perbaikan yang
pangan dan kultur/budaya menjadi menurun, berlangsung sejak zaman kuno.
seiring berubahnya pertanian menjadi suatu
bisnis daripada cara untuk hidup. Kini produksi
pangan di sebagian besar negara maju lebih
2
Analisis Keterkaitan Keamanan Pangan (Sylvia Laksmi Sardi)
2.2. Jenis 2: Produksi Pertanian pangan yang aman dan dalam teknologi baru
Jenis kedua dari hubungan historis antara seperti modifikasi genetik. Struktur peraturannya
produksi pangan dan kultur/budaya adalah merefleksikan kepentingan ekonomi dalam bisnis
produksi pertanian, saat dimana pertanian dan produksi pangan dan melibatkan inovasi
kehidupan pertanian ditransformasi oleh sains teknologi.
dan teknologi. Hubungan harmonis antara Dengan jenis ini, seperti pada jenis kedua,
produksi pangan dan kultur/budaya tetap kuat peraturan apapun sepertinya mempengaruhi
namun mulai menipis seiring dengan perdagangan internasional dan mengalami
menghilangnya kealamian lokal dari produksi penelaahan yang sangat cermat. Peraturan
pangan. Teknologi pertanian baru sangat dagang multilateral bersifat mengikat, seperti
meningkatkan panen, menuju pada surplus hasil yang terjadi dalam Agriculture Agreement dan
panen yang berkelanjutan, dan teknologi Persetujuan SPS dalam WTO.
perusahaan modern melahirkan industri
pemrosesan pangan.
2.4. Jenis 4: Hibrid
Produksi pertanian mengubah produksi
Terdapat jenis keempat, yang memamerkan
pangan dari sifat kultural menjadi aspek
pengaruh yang kuat dari tahapan pertama yang
komersial masyarakat. Teknologi membuat
dikombinasikan baik dengan tahapan kedua atau
mekanisasi yang meningkatkan panen.
ketiga. Dalam jenis ini, pangan sebagai
Penyubur, insektisida, pestisida dan hibridisasi
kultur/budaya tetap ada berdampingan dengan
meningkatkan kemampuan produksi petani dan
teknologi, pangan impor dan masalah
mengarah pada kemampuan pertanian untuk
ketersediaan pangan.
menyediakan pangan bukan hanya untuk
komunitas lokal namun juga pasar nasional dan Negara maju seperti Jepang dan negara
internasional. Teknologi yang terkait dengan anggota EC telah mengalami kemajuan dalam
pemrosesan, pendinginan, pengepakan dan bidang teknologi. Namun konsumen tetap
transportasi yang diperbaharui memperpanjang memperlihatkan sisa-sisa dari jenis pertama.
jarak antara petani dengan konsumen. Pada beberapa negara Eropa Barat dan Jepang,
faham agraria tidak lantas menghilang.
Karakteristik jenis ini adalah jumlah petani
Penduduk menilai kualitas dan keamanan
menurun, mengubah masyarakat dan
pangan dari sumbernya atau pangan dengan
kultur/budaya, sementara lahan pertanian dan
tempat alaminya, semakin aman dan lebih baik
panen meningkat.
pangan tersebut.
Beberapa negara berkembang di dunia
2.3. Jenis 3: Pergeseran Teknologi, Teknologi membentuk bagian dari jenis ini. Untuk negara-
Baru dan Produksi Pangan negara ini keamanan pangan sering membebani
Jenis ketiga yang mewakili masa sekarang pertimbangan lain. Mereka mendukung sistem
dengan memasukkan teknologi revolusioner dari multilateral yang berbasis pada sains, yang
rekayasa genetik baru ke dalam dunia produksi mereka percaya akan mengurangi keputusan
dan pemrosesan pangan. Produksi pangan dan impor subjektif dan faham proteksionis.
kultur/budaya tidak lagi memiliki hubungan yang Karena warga dari banyak populasi dan
harmonis, karena mayoritas penduduk tidak lagi negara berkembang yang mementingkan
memiliki pengetahuan perorangan tentang ekonomi seperti Cina, India, dan negara-negara
produksi, dari apa yang mereka makan. muslim di mana aturan Qur’an diikuti yaitu
Pertanian harus berkonfrontasi dengan rekayasa memegang teguh kepercayaan mengenai
genetik pada bibit dan tanaman, iradiasi dan keterikatan pangan
teknologi yang membuat fortified and functional
dan kultur/budaya, cukup beralasan untuk
food. Sistem peraturan yang ada mengarah pada
mengira bahwa negara-negara ini mungkin akan
aspek dalam proses-proses produksi seperti
mengetahui bahwa tradisi mereka bertentangan
analisis bahaya dan titik kontrol kritis (HACCP,
dengan komitmen dagangnya. Bagaimanapun
Hazard Analysis and Critical Control Point),
juga, mereka akan menyesuaikan tradisi mereka
sertifikasi organik dan penggunaan hormon
dengan dua pertimbangan penting, yaitu
pertumbuhan, sebagai tambahan untuk
ketersediaan pangan dan akses pasar.
keamanan produk.
Amerika Serikat termasuk kuat dengan
jenis ketiga ini. Kebijakan Amerika Serikat 3. PANGAN SEBAGAI KOMERSIL
memamerkan rasa percaya diri dalam bidang Persetujuan SPS memperbaiki iklim
agribisnis, dalam kemampuan sains dan internasional untuk perdagangan produk-produk
metodologi sains untuk memastikan suplai pangan. Persetujuan SPS yang meliputi seluruh
3
Jurnal Standardisasi Vol. 7 No. 1, Maret 2005: 1 - 9
ukuran sanitasi (termasuk proses dan metode dapat dilakukan setelah dilaksanakannya
produksi) dalam lingkupannya ini, mensyaratkan penelaahan resiko (risk assessment).
bahwa sains menyokong seluruh pengukuran Tujuan kedua adalah untuk membentuk
yang berkaitan dengan resiko penggunaan suatu rangkaian peraturan internasional yang
pangan bagi kehidupan dan kesehatan manusia berdasar pada ilmu pengetahuan. Suatu
serta menghubungkan standar domestik dan pengukuran keamanan pangan haruslah
internasional. memiliki dasar ilmiah. Persetujuan SPS
Pasal 2 dari Persetujuan SPS (hak dan mewajibkan pemerintah untuk mengandalkan
kewajiban-kewajiban dasar) dimulai dengan bukti ilmiah dalam pengembangan ukuran
menyatakan ulang mengenai hak kedaulatan sanitasi dan membuat penilaian resiko
anggota untuk menggunakan ukuran sanitasi berdasarkan keilmiahan sebagai satu-satunya
yang diperlukan. Hak dasar ini diperkuat dengan justifikasi yang dapat diterima untuk pengukuran
ketetapan yang berkaitan dengan kemampuan SPS. Penelaahan resiko (risk assessment)
anggota mengadopsi tingkat perlindungan yang merupakan aspek integral untuk persyaratan-
sesuai di bawah lingkup tertentu. Seorang persyaratan ini.
anggota dapat mengharmonisasikan ukurannya
dengan standar internasional, seperti standar
3.2. Bahaya (Hazard)
Codex.
Persetujuan SPS menganjurkan pemerintah
Persetujuan SPS menggunakan sains
untuk mempertimbangkan pendapat lokal
untuk merubah pola dari kedaulatan GATT yang
mengenai bahaya atau resiko, seperti keinginan
tidak terlalu mengikat menjadi lebih mengikat.
untuk mengurangi konsumsi pengawet
Melalui “perluasan” dari GATT 1994, Persetujuan
makanan/pangan atau untuk menunda
SPS mewajibkan pemerintah untuk
pemasaran pangan yang dibuat dengan
mengandalkan sains dalam pengembangan
teknologi genetik, dengan mengupayakan suatu
ukuran sanitasi. Ukuran sanitasi harus “berdasar
penelaahan resiko (risk assessment).
pada prinsip-prinsip ilmiah” dan tidak boleh
dipertahankan tanpa “bukti ilmiah yang Persetujuan SPS selalu mendahulukan
memadai.” Penelaahan resiko (risk assessment) kepentingan perdagangan bebas daripada nilai-
menentukan apakah suatu bahaya beresiko bagi nilai dan pilihan nasional/domestik yang dapat
kehidupan manusia atau kesehatan. Bila resiko membatasi efek perdagangan, dan meletakkan
tersebut ada, kemudian pemerintah dapat kultur/budaya untuk lebih dipertimbangkan terkait
membuat suatu ukuran SPS yang memberikan dengan manajemen risiko keaman pangan atau
tingkat perlindungan yang “sesuai” bagi dalam pengukuran yang dipergunakan dalam
warganya. Persetujuan TBT (contoh: mutu atau pelabelan
informasi).
dan kondisi, terhadap resiko pada kehidupan suatu disiplin yang timbul, dan dasar
manusia atau kesehatan, yaitu dengan metodologis untuk mnelaah dan mengatur risiko-
mempertimbangkan teknik penelaahan resiko risiko yang berkaitan dengan bahaya pangan
yang telah dikembangkan oleh Codex tetap berada dalam fase berkembang.”
Alimentarius Commission dan organisasi Persetujuan SPS hanya menggunakan
internasional yang terkait lainnya. istilah penelaahan resiko dan mendefinisikannya
Penelaahan resiko, dipertimbangkan oleh sebagai suatu evaluasi. Evaluasi itu mungkin
United States, Kanada dan beberapa negara melibatkan faktor-faktor ilmiah dan non-ilmiah
berkembang, sebagai suatu langkah maju dalam ketika kesehatan hewan dan tumbuhan berada
upaya pengambilan keputusan terkait keamanan pada isu tersebut, tetapi akan lebih menyempit
pangan sehingga lebih objektif, dan memberikan ketika kesehatan dan kehidupan manusia
ruang gerak untuk menggunakan pertimbangan dipertaruhkan.
terkait kehidupan dan kesehatan. Pada saat isu Beef Hormones muncul
dalam WTO, terminologi Codex telah banyak
4.1. Terminologi Risiko dalam WTO dan berubah. Codex telah meninjau ulang konsep
Codex Alimentarius penelaahan resiko dari hanya memfokuskan
pada sains dan kebijakan (policy), menggunakan
Terdapat perbedaan-perbedaan penting antara
pendekatan multifokus. Penelaahan resiko
definisi penelaahan resiko dalam SPS dan
diganti dengan analisa resiko (risk analysis),
Codex. Seiring dengan berlanjutnya kerja dalam
metodologi dasar yang digunakan dalam
Codex, penelaahan resiko dalam rangkaian
pengembangan standar keamanan pangan yang
standar internasional Codex, mungkin akan
memiliki 3 tahapan proses, seperti diilustrasikan
semakin jauh berbeda dibandingkan dalam
dalam Gambar 1.
terminologi WTO.
Satu petunjuk mengenai perbedaan ini
ditemukan dalam terminologi yang digunakan
oleh kedua organisasi. Bahasa SPS, dikukuhkan
dalam teks legal, merefleksikan konsep-konsep
yang digunakan pada awal 1990-an. Sebaliknya
diskusi dalam Codex dan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) mengenai istilah-istilah dan artinya
telah berkembang seiring dengan berjalannya
waktu dan kerja yang dilakukan dalam Codex.
“Analisis resiko keamanan pangan merupakan
5
Jurnal Standardisasi Vol. 7 No. 1, Maret 2005: 1 - 9
baru yaitu modifikasi genetik, yang digunakan produksi beras atau makanan lainnya. Sebagai
untuk meningkatkan mutu dan hasil produksi. Di contoh, Cina dan India mengizinkan produksi
sisi lain, konsumen negara maju di dalam EC, dan pemasaran dari beberapa produk pangan
walaupun telah mengalami kemajuan dalam yang telah dimodifikasi secara genetik.
bidang teknologi, namun masih memperlihatkan Namun demikian, dukungan publik
sisa-sisa dari jenis pertama sistem produksi terhadap pendekatan Persetujuan SPS haruslah
pertanian, yaitu pertanian tradisional. Penduduk diperbaiki. Hal ini dapat dilakukan dengan
menilai kualitas dan keamanan pangan dari mewujudkan interpretasi yang fleksibel atas
sumbernya, yaitu semakin dekat pangan dengan konsep dan definisi, dengan melibatkan publik
tempat alaminya, semakin aman dan lebih baik dalam menentukan bahaya/resiko dan
pangan tersebut. Konsumen di EC amat tidak rancangan penelaahan resiko (risk assessment).
menyetujui adanya penggunaan teknologi Lebih lanjut adalah bijak untuk
revolusioner dari rekayasa genetik baru ke mempertimbangkan pengakuan atas peranan
dalam dunia produksi dan pemrosesan pangan. kultur/budaya terhadap pangan.
Inilah yang pada akhirnya memicu Beef
Interpretasi Persetujuan SPS, harus
Hormones Dispute di WTO.
belajar mulai dari pengecer makanan (segmen
Lebih lanjut kebanyakan konsumen di EC, distribusi makanan yang terdekat dengan
telah kehilangan kepercayaan terhadap konsumen), dimana beberapa dari mereka yang
kemampuan sains/ilmu pengetahuan dalam berhasil memperoleh kepercayaan konsumen
menentukan keamanan dari jaringan suplai dalam penjualan makanan yang mengandung
pangan yang kompleks. Metode empiris bahan-bahan yang dimodifikasi secara genetik
tradisional dalam menentukan keamanan secara langsung. Kepercayaan konsumen juga
pangan (melalui pengalaman individu) masih harus menjadi tujuan akhir para ahli bidang
belum tergantikan oleh fokus keilmiahan dalam perdagangan. Waktu pendidikan dan
Persetujuan SPS ini. Karena ilmu pengetahuan kepercayaan yang mereka bawa lebih penting
sendiri tidak seterusnya dapat mampu dalam jangka panjang, untuk mencapai
memberikan data yang dibutuhkan, ilmu persetujuan konsumen atas peraturan-peraturan
pengetahuan tidak selamanya obyektif. Sebagai dan produk-produk baru, daripada interpretasi
contoh, suatu penelaahan resiko melibatkan persetujuan yang cepat dan mengikat.
banyak sekali keputusan subyektif, seperti Interpretasi persetujuan yang fleksibel dapat
apakah akan mendasari keputusan pada data menyokong kenyamanan konsumen terhadap
yang tidak lengkap, penerimaan atas data yang peraturan-peraturan dan produk baru sementara
melibatkan populasi yang berbeda, dan waktu dan pengalaman empirisme memiliki
pemilihan atas metodologi yang digunakan. pengaruh positifnya sendiri. Karena untuk
Aspek lain yang menentukan aman sebagian orang, sains itu sendiri tidak akan
tidaknya suatu makanan secara fisik atau moral pernah menjadi penentu yang cukup untuk
adalah di dalam teks religius. Sebagai contoh, masalah keamanan pangan.
binatang tertentu dikategorikan tidak aman
secara moral dalam agama Islam, demikian juga
8. KESIMPULAN
halnya dengan minuman keras. Dalam kasus ini,
proses produksi pangan haruslah menjamin ke
halalan dari pangan tersebut. Pangan ternyata lebih dari sekedar pengisi perut
Pangan juga amat terkait dengan isu dan sesuatu lebih dari hanya sekedar komersial.
ketersediaan. Manusia harus makan untuk Makanan adalah kebutuhan hidup yang penuh
menjamin suplai nutrisi untuk ketahanan hidup. warna dengan sejarah, tradisi, keyakinan agama
Setiap negara di dunia berupaya untuk menjamin dan makna sosial yang ada selama berabad-
ketersediaan pangan tersebut untuk rakyatnya. abad. Makanan bersifat lokal dan personal.
Upaya untuk menjamin ketersediaan pangan di Kenyataan ini tidak dapat dilihat secara otomatis
negara berkembang, pada akhirnya tetapi akan berpengaruh negatif untuk
menghasilkan dukungan untuk perdagangan perdagangan dunia. Bahkan negara-negara
terbuka dan pendekatan obyektif dari dengan sistem federal membiarkan adanya
Persetujuan SPS. Tingginya kebutuhan akan perbedaan peraturan di beberapa wilayah di
ketersediaan pangan juga berujung pada negara tersebut. Tentunya kemudian dalam
keinginan untuk menggunakan teknologi baru, pasar global dan dalam interpretasi Persetujuan
seperti modifikasi genetik dari suplai pangan, SPS haruslah ada suatu ruang gerak yang lebih
dimana pemerintah dan konsumen terkait besar yang dibuat untuk kultur pangan, dimana
mengharapkan bahwa teknologi baru tersebut konsumen dapat memberikan kontribusi yang
dapat menjawab tingginya kebutuhan akan
8
Analisis Keterkaitan Keamanan Pangan (Sylvia Laksmi Sardi)
lebih besar dalam proses produksi pangan 5. Marsha. A. Echols. Food Safety and WTO.
tersebut, daripada hanya sekedar konsumen. Kluwer International. The Hague. 2001.
6. Agreement on Application of Sanitary and
Phytosanitary Measures. Legal Txt. WTO
Secretariat.
DAFTAR PUSTAKA
7. Understanding the Codex Alimentarius.
1999.
1. David Freestone and Ellen Hey. The
8. Risk Analysis : Working Principles for Risk
Precautionary Principle and International
Analysis. Codex Alimentarius. 1998.
Law. Kluwer International, The Hague.
1996.
2. Ronald. Cotterill. Competitive Dtrategy
Analysis in the Food System. Westview BIODATA
Press. 1993.
3. Michele. D. Carter. Selling Science under the Sylvia Laksmi Sardi, lahir di Jakarta tanggal 8
SPS Agreement. Minnesota Journal. 1997. Maret 1976. Menamatkan S1 bidang Teknologi
Industri Pertanian IPB, dan S2 bidang
4. Marsha. A. Echols. Sanitary and
international agriculture, Larenstein University,
Phytosanitary Measure in the World Trade
The Netherlands. Saat ini bekerja sebagai Staf
Organization. American Bar Association.
Pusat Kerjasama Standardisasi Badan
1996.
Standardisasi Nasional.