Materi Publik Kepo RUU PKS
Materi Publik Kepo RUU PKS
seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lain serta membuatnya terlibat dalam
aktivitas seksual yang tidak dikehendaki.
Latar belakang pembuatan RUU PKS yaitu akibat maraknya kasus kekerasan seksual terhadap
perempuan yang semakin meningkat. Selain itu gagasan ini datang dari banyaknya pengaduan
kekerasan seksual yang tidak tertangani dengan baik oleh pihak hukum.
Tujuan pembuatan RUU PKS yaitu menuntut negara menunaikan kewajibannya untuk
memenuhi hak-hak korban kekerasan seksual.
Pada tahun 2012, komnas perempuan mengusulkan ide-ide dengan dibuatnya dasar hukum RUU
PKS.
Pada tahun 2014, naskah akademi dan draf RUU PKS mulai disusun bersama dengan Forum
Pengada Layanan.
Pada tahun 2016, RUU PKS berhasil masuk sebagai salah satu Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) Prioritas DPR.
Pada tahun 2019, RUU PKS belum segera disahkan oleh DPR periode 2014-2019.
Komisi III menyarankan kepada komisi VIII supaya panitia kerja RUU PKS menunggu disahkan
KUHP terlebih dahulu agar DPR tak berkontribusi melahirkan UU yang saling bertabrakan.
Wakil Ketua Komisi VIII Marwan Dasopang mengatakan komisinya menarik RUU PKS dari
Prolegnas 2020. Penarikan itu disampaikan Marwan dalam rapat evaluasi Prolegnas 2020 antara
Baleg DPR dan komisi-komisi di DPR kemarin, Selasa, 30 Juni 2020.
"Pembahasannya memang agak sulit, ini bercermin dari periode lalu tidak mudah, jadi kami
menarik." kata Marwan dalam rapat.
3 Poin yang menyebabkan pembahasan RUU PKS ini belum kunjung bisa diselesaikan :