Chart Patterns
Double Top (Reversal)
Double Bottom (Reversal)
Head and Shoulders Top (Reversal)
Head and Shoulders Bottom (Reversal)
Falling Wedge (Reversal)
Rising Wedge (Reversal)
Rounding Bottom (Reversal)
Triple Top (Reversal)
Triple Bottom (Reversal)
Flag, Pennant (Continuation)
Symmetrical Triangle (Continuation)
Ascending Triangle (Continuation)
Descending Triangle (Continuation)
Trend Sebelumnya: Untuk dapat terjadinya Double Top (Reversal) maka trend sebelumya
harus ada tentunya dan kalau kita lihat (A) trend bullish yang terjadi mulai bulan February
hingga April.
Breal All Time High: Titik tertinggi dicapai dan biasanya lebih dikenal dengan istilah break all
time high/new fresh record dan pencapaian tertinggi pertama kali ini adalah titik tertinggi
dalam trend bullish yang ada.
Retracement: Koreksi pertama kalinya sering kali terjadi setiap pencapaian harga tertinggi
untuk pertama kalinya dan koreksi awalnya biasa berada dikisaran 10 sampai 20%
Second Peak: Setelah melakukan retracement 10 sampai 20% pasar terus mencari arah
kemana setelah pencapaian harga tertingii dan biasanya kondisi ini dinamakan masa
konsolidasi yang beberapa kondisi membutuhkan waktu mulai dari yang tercepat dalam
hitungan mingguan hingga sampai dengan 3 bulan. Resistance level setelah pencapaian break
all time high biasanya cukup kuat sehingga dalam masa konsolidasi sering terjadi aksi tekanan
jual begitu pula Support level biasanya cukup kuat sehingga tekanan jual selalu diimbangi
kembali oleh aksi borong oleh investors sampai kedua level (Support/Resistance) berhasil
dilalui. Dalam contoh diatas antara periode July dan Agustus akhirnya pergerakan harga
berhasil mencapai harga tertinggi yang kedua yang nilainya sama persis dengan nilai tertinggi
sebelumnya. Pada kasus IHSG double top terjadi pada tanggal X (2838) yang mana
pencapaian tertinggi sebelumnya terjadi juga sebelumnya tanggal Y.
Koreksi Setelah Double Top: Setelah double top koreksi terjadi kembali dan biasanya
tekanan jual cukup tinggi samapai dengan level support terdekat dan dilevel support inilah
sering terjadi “Test Level” dimana ketahanan support level tersebut dicoba untuk dilalui
namun karena volume investor dalam membeli secara psikologis dilevel ini mulai menurun
maka biasanya dapat kita lihat kenaikan diarea test level biasanya tidak cukup kuat karena
secara psikologis double top reversal memberikan konfirmasi bahwa trend bullish segera
berakhir dan berganti dengan bearish setelah adanya konfirmasi lanjutan. Konfirmasi lanjutan
dalam kasus tersebut diatas berhasil dilaluinya level support. Dengan dilaluinya setiap level
support yang ada maka dengan sendirinya level support tersebut berubah menjadi resistance
kuat yang baru (Support Turned Resistance) sehingga secara psikologis investors mulai
mengalami shock dan nervous dan menjual semua saham – sahamnya
Support Break: Walaupun setelah support level berhasil dilalui dan perdagangan berada
dikisaran dibawah level support double top dan trend reversal belumlah lengkap karena belum
melalui level yang terendah sebelum rally (XY) Akselerasi penurunan setelah level lowest point
dilalui akan lebih cepat sampai mencapai dasar koreksi terdalam sampai dengan 100% dan
beberapa kondisi hingga 126%
Setiap investor atau trader harus mengambil sikap yang benar dalam melihat “Double Top
Reversal” karena ini signal reversal yang tidak bisa dianggap sepele karena bila penurunannya
setelah terciptanya double top mencapai lebih dari 10% maka ini memberikan signal selling
pressure yang cukup kuat dan segera realisasikan saham – saham anda, Double top yang
terjadi dengan rentan waktu bulanan maka koreksinya akan cukup dalam berbeda dengan
jarak waktu yang dekat maka ini merupakan koreksi normal saja. Setelah penurunan ini
perhatikan dengan teliti volume – volume yang melihatkan adanya peningkatan demand dan
penurunan demand karena dengan cara ini kita bisa mengetahui titik balik keatas (Technical
Rebound)
Yang mengambil peranan dalam proses terbentuknya Head and Shoulder Reversal ini
adalah “VOLUME” Penurunan lanjutan setelah terjadinya right shoulder disebut
BREAKOUT atau Support Turned Resistance, atau dilaluinya level support kuat yang
terbentuk dari nilai terendah dari masing (Left,Head,Right Shoulder), support kuat
yang berhasil dilalui maka ini akan berubah menjadi resistance kuat pula.
Head and Shoulder Bottom (Reversal) kondisinya terjadi kebalikan dari Head and
Shoulder Top Reversal dan contoh gambar – gambar diatas ini bisa memberikan
gambarannya.
Kesimpulan : Transaksi dikondisi pattern seperti ini harus benar – benar
memperhatikan volume dan breakout level agar hasilnya optimal, gagal dalam
mengantisipasi munculnya right shoulder mengakibatkan kerugian yang cukup dalam
Rising Wedege (Reversal) kondisinya terjadi kebalikan dari Falling Wedge Reversal
dan contoh gambar – gambar diatas ini bisa memberikan gambarannya.
Kesimpulan : Falling dan Rising Wedge adalah salah satu pattern yang sangat sulit
untuk diketahui kapan terjadinya breakout sehingga transaksi dimasa – masa chart
pattern seperti ini membuat investor pemula sangatlah melelahkan dan membuat
rasa frustasi bertambah bila setiap harinya pergerakannya terus turn (Falling Wedge)
akan tetapi dimasa – masa (Rising Wedge) Investor pemula merasa geram dan
menyesal karena saham – sahamnya sudah terlanjur dijual tetapi harga terus
bergerak naik.