Tinjauan Penemuan Hukum Oleh Hakim
Tinjauan Penemuan Hukum Oleh Hakim
Oleh:
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada
FAKULTAS HUKUM
MAKASSAR
2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Fakultas : Hukum
SK Pembimbing : 0258/H.05/FH-UMI/II/2020
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
( Prof. Dr. H. Lauddin Marsuni, S.H., M.H.) (Dr. Nasrullah Arsyad, S.H., M.H.)
Mengetahui:
KETUA BAGIAN
HUKUM PIDANA
II
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Fakultas : Hukum
SK Pembimbing : 0258/H.05/FH-UMI/II/2020
III
PENGESAHAN PENGUJI
Fakultas : Hukum
SK Pembimbing : 0258/H.05/FH-UMI/II/2020
Telah dipertahankan dihadapan majelis ujian skripsi pada hari Sabtu, 18 Juli 2020
IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa
karenanya yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang
terang. Skripsi ini berjudul “Tinjauan Penemuan Hukum oleh Hakim dan
ini dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana hukum pada Fakultas
penyelesaian skripsi ini tetapi, penulis sangat menyadari dalam membuat skripsi
ini terdapat banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, tentu banyak pihak yang turut membantu baik
bantuan moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
1. Secara khusus penulis ingin berterima kasih kepada kedua orang tua saya
tercinta yaitu ayahanda Baso Pawellangi yang tidak pernah kenal lelah
mencari pundi-pundi rupiah untuk membiayai kuliah saya sampai selesai dan
V
menyelesaikan kuliahku dan mendapat gelar sarjana, kalian adalah anugerah
2. Bapak Prof. Dr. H. Basri Modding, S.E., M. Si. selaku Rektor Universitas
Muslim Indonesia.
3. Bapak Prof. Dr. Said Sampara, S.H., M.H. selaku dekan Fakultas Hukum
4. Bapak Prof. Dr. H. Lauddin Marsuni, S.H., M.H. selaku pembimbing I dalam
penulisan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, nasehat, dan
penulisan skripsi ini, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis serta
6. Ibu Fauziah Basyuni, S.H., M.H. dan almarhumah A. Mutiah Faridah selaku
Penguji I dan Penguji II, yang telah banyak memberikan masukan kepada
penulis.
7. Bapak Dr. Zulkifli, S.H., M.H., Bapak Muhammad Yusuf Karim, S.H.,
8. Para dosen Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia, terima kasih atas
VI
9. Seluruh karyawan dan staf di Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia,
10. Sahabat serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
namanya, terima kasih atas dukungan semangat yang selalu kalian berikan
kepada penulis.
Semoga segala bantuan dan dorongan dari semua pihak mendapat ridha
Allah swt. Dan diberikan pahala yang setimpal. Penulis selalu berlapang dada
terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap skripsi ini, semoga
Makassar 2020
Penulis
Baso Faisal
VII
DAFTAR ISI
C. Hakim .................................................................................................... 30
F. Pengadilan ............................................................................................ 36
VIII
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40
C. Pembahasan .......................................................................................... 47
A. Kesimpulan ........................................................................................... 55
B. Saran ..................................................................................................... 56
IX
BAB I
PENDAHULUAN
ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945. Makna dari negara
hukum sendiri dapat diartikan sebagai negara yang berlandaskan hukum dan
Salah satu materi muatan dalam negara hukum yaitu adanya peradilan
yang bebas. Hal tersebut dipertegas dalam Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang
suatu perkara tidak dapat dimasuki oleh lembaga manapun dan kekuasaannya
tidak dapat digangu gugat oleh kekuasaan lainnya serta adanya aspek
perkara, agar setiap pencari keadilan merasa puas dengan putusan yang hakim
keluarkan.
1
2
An-Nisa ayat 58 :
Artinya:
hukum tertulis. Hal ini sesuai dengan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang
lahir karena adanya asas hakim dianggap tahu semua hukum (Ius Curia
tertulis.
(Rechtsschepping).
suatu nilai yang lahir, tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang
kepastian hukum.
langkah hukum yang berani dan progresif, karena hukum itu sendiri
semula hukumnya tidak ada menjadi ada dan mampu memberikan suatu
dipertanggungjawabkan.
hakim tidak lagi hanya dianggap sebagai corong undang-undang (La Bhouce
De La Loi).
menjamin hak asasi manusia terhadap terdakwa agar tidak terjadi kesewena-
wenangan yang tidak wajar sehingga adanya suatu kepastian hukum terhadap
terdakwa.
Hal ini bersesuaian dengan firman Allah swt. Dalam surah Al-Maaidah
ayat 49:
Adanya temuan suatu alat bukti awal yang diduga sebagai alat yang
dikatakan telah bersalah sebelum adanya putusan oleh hakim. Sehingga hak
asasi manusia terdakwa tetap harus dihormati. Ketentuan ini sesuai dengan
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang ditetapkan pada tanggal 31
Desember 1981. Dalam penetapan tersebut lahir suatu lembaga baru yaitu
lembaga praperadilan.
Dengan adanya lembaga ini diharapkan menjadi sebagai alat pengontrol bagi
aparat penegak hukum agar bertindak sesuai dengan ketentuan atau undang-
undang.
Makassar”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
bagi yang ingin menulis suatu karya ilmiah khususnya dalam hukum
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penemuan Hukum
dikemukakan di atas tidak lengkap dan tidak jelas. Oleh karena itu, harus
proses pembentukan hukum oleh hakim, atau aparat hukum lainnya yang
Dalam hal ini hakim harus berperan untuk menentukan apa yang
1
Sudikno Mertukusumo, 2014, Penemuan Hukum, Cetakan V, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta, Hlm. 34
2
Sudikno Mertukusumo, Op. Cit. Hlm. 49, dikutip dari Van Eikema Hommes, tanpa tahun:
25,32.
3
Achmad Rifai, 2014, Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif,
Cetakan III, Sinar Grafika, Jakarta, Hlm. 22, dikutip dari Utrecht, Loc. Cit
8
9
Indonesia.
peradilan atau hakim ialah bebas untuk mengadili dan bebas dari campur
tidak membedakan orang. Hal ini berarti hakim pada dasarnya harus tetap
ada di dalam sistem (hukum), tidak boleh keluar dari hukum, sehingga
4
Sudikno Mertukusumo, Op. Cit. Hlm. 60
10
masyarakat. Artinya bahwa hukumnya ada, tetapi harus digali, dicari dan
Kata sistem berarti suatu kesatuan atau kebulatan yang terdiri atas
bagian, dimana bagian yang satu dengan bagian lainnya saling berkaitan
satu sama lain, tidak boleh terjadi konflik, tidak boleh terjadi overlapping
masalah selalu ada pemecahannya oleh sistem itu sendiri, sebab seperti
tubuhnya.5
kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang
saling berkaitan erat satu sama lain yaituh kaedah atau pernyataan
normatif. Dengan kata lain sistem hukum adalah suatu kumpulan unsur-
unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain yang merupakan satu
5
Marwan Mas, 2004, Pengantar Ilmu Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, Hlm. 104
6
Sudikno Mertukusumo, OP. Cit, Hlm.23.
11
suatu hal yang wajar, mengingat bahwa dalam setiap masyarakat pasti
ada hukum yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Rene Devid dan
dminan yakni sistem hukum Civil Law, Common Law, dan Socialist
Law.7
ketidakpastian hukum.
preceden sering juga disebut sebagai doktrin stare decisis yang berarti to
7
Siti Malikhtun Badriyah, 2016, Sistem Penemuan Hukum Dalam Masyarakat Prismatik, Sinar
Grafika, Jakarta, hlm. 6, dikutip dari Imran, HTTP//kisltobing.blog.plasa.com, 21 November
2013.
12
sebelumnya).8
atau disebut juga Sistem Hukum Romawi Jerman. Sumber dari Sistem
Hukum Eropa atau Romawi Jerman adalah Hukum Romawi Kuno yang
usaha dari Napoleon Bonaparte yang berusaha menyusun Code Civil atau
private law atau civil law yaitu hukum yang mengatur sesama anggota
masyarakat.
Law (Anglo Saxon) antara lain dapat dilihat dari segi perkembangannya
8
Ibid.
13
yang konkret.
sebagai berikut:
hukum sosialis.
berikut:
9
Ibid, hlm. 7, dikutip dari Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, Cetakan V, Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 245.
10
Zairin Harahap, 2017, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Edisi revisi, Cetakan X,
Rajawali Pers, Jakarta, Hlm. 2, dikutip dari Bagir Manan, Op. Cit, Hlm. 5.
14
Dalam hal ini hakim tidak bersikap mandiri karena harus tunduk pada
dan sebagainya.
undang.
11
Bambang Sutiyoso, 2015, Metode Penemuan Hukum Upaya Mewujudkan Hukum yang Pasti
dan Berkeadilan, Cetakan IV, UUI Press Yogyakarta, Yogyakarta, Hlm. 60
15
perkembangan masyarakat.
Oscar Bullow, Eugen Ehrlich, Franscois Geny, Jerome Frank dan Paul
Scholten.
sering kali tidak sesuai dengan peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat,
12
Achmad Ali, Op. Cit, Hlm. 161
13
Achmad Ali, Op. Cit, Hlm. 148
16
dua hal, yaitu dalam hal peraturan perundang-undangannya tidak jelas, maka
tersedia metode interpretasi atau penafsiran dan dalam hal peraturannya tidak
terhadap teks undang-undang masih tetap berpegang pada bunyi teks itu.
lagi berpegang pada bunyi teks, tetapi dengan syarat hakim tidak
interpretasi dalam penemuan hukum ini sudah lama dikenal, yang disebut
14
Siti Malikhatun Badriyah, Op. Cit. Hlm. 14, dikutip dari Sudikno Mertukusumo, 1996,
Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta, Hlm. 55-56
15
Achmad Ali, Op. Cit, Hlm. 176
16
Bambang Sutiyoso, Op. Cit. Hlm. 106, dikutip dari Jazim Hamidi
17
1) Interpretasi Subsumptif
2) Interpretasi Gramatikal
kata-katanya.19
4) Interpretasi Historis
17
Bambang Sutiyono, Op. Cit, Hlm. 109
18
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia silogisme adalah cara berpikir atau menarik simpulan
yg terdiri atas premis umum, premis khusus dan simpulan.
19
Bambang Sutiyono, Op. Cit, Hlm. 109, dikutip dari Jazim Hamidi, Hlm. 53
20
Bambang Sutiyono, Op. Cit, Hlm. 111
18
kemasyarakatan.22
6) Interpretasi Komparatif
21
Bambang Sutiyono, Op. Cit, Hlm. 112
22
Sudikno Mertukusumo, Op. Cit, Hlm. 79
19
8) Interpretasi Restriktif
membatasi.25
9) Interpretasi Ekstensif
interpretasi gramatikal.26
23
Siti Malikhatun Badriyah, Op. Cit, Hlm. 19
24
Sudikno Mertukusumo, Op. Cit, Hlm. 80
25
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 116
26
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 117
20
coherent structure);
27
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 132
21
riil terjadi;
cara, yaitu:
28
Bambang Sutiyoso, Loc. Cit. Hlm. 132-133
22
diperlakukan sama.29
jalan analogi maka “mata uang” menurut pasal 1756 KUHPerd ayat 2
khusus. Peraturan yang tersedia bagi peristiwa yang tidak sama tetapi
mirip, ialah bagi janda yaitu pasal 39 PP no. 9 TAHUN 1975: bagi
janda yang ingin kawin lagi harus menunggu masa idah. Maka pasal
29
Sudikno Mertukusumo, Op. Cit, Hlm. 86
30
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 137
23
Belanda rechtsverfijning. Fijn berarti halus. Oleh karena itu, ada yang
berikut.
31
Sudikno Mertukusumo, Op. Cit, Hlm. 91
32
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 139
24
undang.
menjelaskan barang.33
yang tidak verbal. Metode eksposisi verbal dibagi lebih lanjut menjadi
33
Sudikno Mertukusumo, Op. Cit, Hlm. 94, dikutip dari Bos, 1967, Hlm. 134
25
tempat.34
digunakan dalam satu kalimat itu diganti dengan kalimat lain. Sebagai
3) Metode Representasi
34
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 145
35
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 146, dikutip dari Ibid
36
Bambang Sutiyoso, Loc. Cit, dikutip dari Ibid
26
hukum Islam atau asas hukum Islam atau dasar hukum Islam.37
a. Alquran
37
Zainuddin Ali, 2015, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Cetakan V,
Sinar Grafika, Jakarta, Hlm. 24
27
b. As-Sunnah
c. Ar-Ra’yu (Penalaran)
a. Metode Istimbath
38
Ibid, Hlm. 25
39
Ibid, Hlm. 33
40
Ibid, Hlm. 37
28
antara wanita muslimah dengan pria non muslim, para ulama tidak
b. Metode Ijtihad
al ‘urfu.42
41
Bambang Sutiyono, Op. Cit, Hlm. 153
42
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 154
29
umat Islam pada suatu masa atas sesuatu hukum sesudah masa
43
Zainuddin Ali, Op. Cit, Hlm. 39, dikutip dari Abdul Wahhab Khallaf, 1996, Hlm. 64
44
Zainuddin Ali, Op. Cit, Hlm. 40, dikutip dari Abdul Wahhab Khallaf, 1996, Hlm. 76
45
Menurut Abdul Wahhab Khallaf Illat adalah persamaan ketentuan hukum dimaksud didasari
oleh adanya unsur-unsur kesamaan yang sudah ada ketetapanhukumnya dengan yang belum
ada ketetapan hukumnya.
46
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 155
30
lebih kuat.47
C. Hakim
1. Pengertian Hakim
sendiri berasal dari kata Arab hakima yang berarti "aturan, peraturan,
47
Zainuddin Ali, Op. Cit, Hlm. 42, dikutip dari Abdul Wahhab Khallaf, 1996, Hlm.120
48
Zainuddin Ali, Op. Cit, Hlm. 42, dikutip dari Abdul Wahhab Khallaf, 1996, Hlm. 64
49
Bambang Sutiyoso, Op. Cit, Hlm. 156
50
Wikipedia, 31 Januari 2020, dikutip dari what does a judge do?
31
hakim adalah hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan
peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang
51
Wildan Suyuthi Mustofa, 2013, Kode Etik Hakim, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta,
Hlm. 55, dikutip dari Mujahid A. Latief, et. Al., Kebijakan Reformasi Hukum: Suatu
Rekomendasi (jilid II), (Jakarta: Komisi Hukum Nasional RI, 2007), Hlm. 283.
52
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana oleh tim redaksi.
53
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman
32
konstitusional diatur dalam Bab IX, pasal 24, 24A, 24B, 24C, dan 25
oleh semua pihak. Hal ini terjadi mengingat dalam kurun waktu tiga
tidak sehat.54
legal justice, tetapi juga berdimensikan moral justice dan social justice.
54
Wildan Suyuthi Mustofa, Op. Cit, Hlm. 96, dikutip dari Wildan Suyuthi Mustofa, 2004, Kode
Etik, Etika Profesi dan Tanggung Jawab Hakim, Mahkamah Agung RI, Jakarta. Hlm. III,
Wildan Suyuthi Mustofa, 2004, Pedoman Perilaku Hakim (Code of Conduct), Mahkamah
Agung RI, Jakarta, Hlm. III
55
Wildan Suyuti Mustofa, Op. Cit, Hlm. 98, dikutip dari Muchtar Kusumaatmadja,1986, Fungsi
dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, Bandung, Lembaga Penelitiann
Hukum Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Hlm. 319-320.
33
D. Badan Peradilan
adalah instansi resmi yang merupakan salah satu pelaksana fungsi mengadili
1. Peradilan Umum;
2. Peradilan Agama;
Adapun khusus untuk peradilan umum dikenal adanya dua jenis hukum
56
Wildan Suyuthi Mustofa, Op. Cit, Hlm. 105
57
Achmad Ali, 2017, Menguak Tabir Hukum, Cetakan II, Kencana, Jakarta,, Hlm. 332
34
undang bagi pelaksanaan fungsi peradilan perlu dilakukan agar dapat dicegah
dan keadilan.60
Indonesia.61
rekmendasi yang datang dari pihak ekstra yudisial, kecuali dalam hal-hal
sifatnya. Karena tugas hakim adalah untuk menegakkan hukum dan keadilan
58
Satjipto Rahardjo, 2007, Peradilan Satu Atap di Indonesia, Refika Aditama, Bandung, Hlm.52
59
Ibid, Hlm. 53, dikutip dari Ibid
60
Ibid, Hlm. 53, dikutip dari Ibid
61
C.S.T. Kansil, 2000, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Cetakan III, Rineka Cipta,
Jakarta, Hlm. 191
36
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
Maha Esa”. Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.
Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak-pihak lain di luar
Undang-Undang Dasar.
F. Pengadilan
1. Pengertian Pengadilan
62
Malahayati dalam blognya -mycreature.blogspot.com, 2010, Pengadilan dan Peradilan,
Makassar, dikutip dari Ensiklopedia Indonesia, Jilid V
37
Agama.
2. Kekuasaan Pengadilan
1) Kompetensi Relatif
undangan.
2) Kompetensi Absolut
kasasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
mempergunakan sumber data primer yaitu data yang langsung didapat dari
lapangan atau fakta-fakta yang ada di dalam masyarakat, badan hukum atau
badan pemerintah dan dari data sekunder baik data sekunder dari bahan
B. Lokasi Penelitian
proses pengumpulan data penelitian sebagai salah satu unsur penting dalam
cukup data yang relevan dengan masalah yang diteliti dalam penulisan skripsi
ini.
Adapun penulis mengambil sumber data dari penelitian ini adalah dari
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
sedangkan data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan
39
40
hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Mengenai data sekunder dapat
1. Studi Pustaka
a. Dokumen-dokumen pribadi;
a. Data arsip;
Agung)
b. Peraturan perndang-undangan;
c. Hukum adat;
d. Yurisprudensi;
e. Traktat
b. Karya ilmiah;
c. Hasil penelitian
a. Kamus (hukum)
b. Ensiklopedia
2. Studi Lapangan.
Negeri Makassar.
E. Analisis Data
Sulawesi Selatan, Kode Pos 90111. Gedung yang dimiliki Pengadilan Negeri
Makassar terdiri dari gedung lama dan gedung baru yang mempunyai empat
lantai. Di Pengadilan Negeri Makassar terdiri dari satu ketua/hakim dan wakil
sebagai berikut:
1. Visi
Agung”
2. Misi
keadilan
43
44
B. Hasil Penelitian
adalah Bapak Dr. Zulkifli, S.H., M.H., Bapak Muhammad Yusuf Karim,
“saya mengawali karir sebagai hakim pada tahun 2002 dan belum
pernah menangani kasus dimana saya harus melakukan penemuan
hukum karena selama ini kasus yang saya tangani aturan hukumnya
selalu jelas”
45
ada:
Bapak Dr. Zulkifli, S.H., M.H. adalah metode kontruksi hukum yaitu
Hakim Dr. Zulkifli, S.H., M.H. Hakim pada Pengadilan Negeri Makassar
mengatakan bahwa:
hukum tidak hanya berasal dari faktor internal hakim atau penegak
masyarakat.
C. Pembahasan
penemuan hukum yang diterapkan dalam hal ini kasus perzinahan yang
di putus oleh Hakim Dr. Zulkifli, S.H., M.H. adalah metode kontruksi
terhadap peristiwa yang serupa, sejenis atau mirip dengan yang diatur
diperlakukan sama.
mencari esensi yang lebih umum dari sebuah peristiwa hukum atau
Jika diteliti lebih dalam penemuan hukum yang dilakukan oleh Dr.
kesusilaan, yaitu zina yang diatur dalam Pasal 284 KUHP. Di dalam
pasal tersebut yang dikatakan zina adalah perbuatan yang dilakukan oleh
orang yang sudah kawin dengan orang yang sudah kawin atau dengan
Jadi perbuatan zina yang dilakukan oleh bujang dan gadis yang
hukum tidak hanya berasal dari faktor internal hakim atau penegak
masyarakat.
bukan hanya hakim atau penegak hukum saja yang harus dibekali dengan
ilmu yang tinggi, tetapi masyarakat harus juga diberikan pendidikan atau
dijumpai aturan hukum tertulisnya ada, tetapi tidak jelas, tidak lengkap
atau bahkan aturan hukum tertulisnya tidak ada sama sekali. Pada
ungkapan “Het recht hink achter de feiten ann” yaitu bahwa hukum
yang tidak lengkap harus harus dilengkapi terlebih dahulu agar nantinya
sering kali ada kendala yang dialami hakim atau penegak hukum lainnya,
1. Faktor Pendidikan
penemuan hukum.
hukum.
fakultas hukum. Tujuan dari ilmu tidak sekedar untuk tahu saja,
masalah-masalah hukum.
keputusan.
3. Moral Hakim
mempunyai sikap ilmiah, yaitu antara lain jujur, berani menari dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
hukum yang diterapkan dalam hal ini kasus perzinahan yang ditangani
oleh Hakim Dr. Zulkifli, S.H., M.H. adalah metode kontruksi hukum
karena jika ditelusuri sejarah hukumnya ketentuan Pasal 284 KUHP tidak
tidak hanya berasal dari faktor internal hakim atau penegak hukum
hanya hakim atau penegak hukum saja yang harus dibekali dengan ilmu
55
56
B. Saran
adalah keadilan dan kemanfaatan, karena esensi dari hukum itu sendiri
adalah keadilan.
keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU
Achmad Rifai, 2014, Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum
Progresif, Jakarta, Sinar Grafika.
Kansil C.S.T, 2000, Hukum Tata Negara Republi Indonesia, Jakarta, Rineka
Cipta.
Said Sampara dan Laode Husein dkk, 2017, Metode Penelitian Hukum,
Makassar, Kretakupa Print.
Tim Redaksi, 2018, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Kitab
Undang-Undang Pidana, Efata Publishing.
57
58
Zainuddin Ali, 2015, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia,
Jakarta, Sinar Grafika.
Zairin Harahap, 2017, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta,
Rajawali Pers.
UNDANG-UNDANG
INTERNET