KELOMPOK 4
DISUSUN OLEH :
Ria Mualifah :
Puji syukur hanyalah bagi Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya
kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah komunikasi terapeutik
paliatif dengan judul makalah ini dengan baik.
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang
menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah ini, sehingga dapat melengkapi
khasanah ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang dengan cepat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
‘Paliatif Care’ atau Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti
meringankan, dan ‘Palliare’ (bahasa latin yang berarti ‘menyelubungi’)merupakan jenis pelayanan
kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti menyembuhkan. Perawatan
paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan
dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan
nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2011).
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama
yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang dimaksud antara lain menghilangkan nyeri
dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikan dalam aspekpsikologis, sosial dan spiritual. Paliatif
care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui
pencegahan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit, fisik, psikososial, spiritual (kemenkes
RI Nomor 812, 2007).
Menurut Dadang Hawari (1977,53), orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang
sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian
sehingga pembina kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus.
Pasien biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah dan ketidakberdayaan
dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu berada disamping
perawat. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa mendudukan perawat
dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya dan perawat juga dapat bertindak sebagai
fasilitator agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya.
Namun peran spiritual ini sering sekali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat
penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnosa harapan sembuhnya sangat tipis dan
mendekati sakaratul maut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana prinsip dan teknik komunikasi dalam perawatan paliatif
Apa saja jenis perawatan paliatif
Apa saja model/tempat perawatan paliatif
1.3 TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami prinsip dan teknik komunikasi dalam perawatan paliatif
Mengetahui jenis-jenis perawatan paliatif
Mengetahui model/tempat perawatan paliatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP DASAR
1. Komunikasi Verbal
Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis.
Hal yang harus diperhatikan :
Kesederhanaan : Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah dimengerti,
singkat dan jelas.
Kejelasan : Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa yang
diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.
Tepat waktu dan relevan ; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang sedang
dirasakan oleh pasien.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan :
Sikap tubuh dan cara berjalan : Sikap tubuh dan cara berjalan dapat menunjukan
suasana hati dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan jalannya
mempunyai tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman dan aman
secara fisik maupun emosionalnya.
Ekspresi wajah : Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan, kemarahan,
kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya.
Gerakan Tangan : Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan
tangan bisa mengkomunikasikan macam-macam perasaan.
Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meski
pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis
dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Perawatan paliatif meliputi :
Prinsip Perawatan Paliatif Care Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari
pasien dan keluarga pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang
competent dan compassionet, Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric
palliative care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan
pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52) Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :
Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
Tidak mempercepat atau menunda kematian.
Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
Menghindari tindakan yang sia-sia.
Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui
suatau tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu (Carpenito,
1995).Kondisi Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu
kecelakaan.Kondisi Terminal adalah fase akhir kehidupan menjelang kematian yang dapat
berlangsung singkat atau panjang.
2.9 TAHAP-TAHAP MENJELANG AJAL
Kubler-Rosa (1969), telah menggambarkan atau membagi tahap-tahap menjelang ajal (dying) dalam 5
tahap, yaitu:
1. Menolak/Denial
Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya terjadi, dan
menunjukkan reaksi menolak.
2. Marah/Anger
Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan segala hal yang
telah diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya.
3. Menawar/bargaining
Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien malahan dapat menimbulkan kesan
sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.
4. Kemurungan/Depresi
Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan mungkin banyak
menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang disamping pasien yang sedangan
melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang kondisi
yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian. Fase ini sangatmembantu apabila kien dapat
menyatakan reaksi-reaksinya atau rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal.
Misalnya: ingin bertemu dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat.