Anda di halaman 1dari 9

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR MELALUI

TERAPI MUSIK JAWA PADA ASUHAN


KEPERAWATAN GERONTIK

Jurnal Publikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir


Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

NIDAUL MUFLIKHAH
2016.011903

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN (ITS)


PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR MELALUI
TERAPI MUSIK JAWA PADA ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK

Nidaul Muflikah1, Ida Untari2, Ika Kusuma Wardani3


1
Mahasiswa DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah
Surakarta
2
Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah
surakarta
3
Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah
Surakarta
JL. Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 02 RW 32, Kadipiro, Surakarta
*Email: nidaulmuflikhah5@gmail.com

Kata Kunci Abstrak


Kualitas tidur Latar Belakang : Gangguan tidur adalah masalah yang sering terjadi pada
Musik Jawa lansia akibat proses penuaan, ditandai dengan kualitas tidur yang buruk,
Lansia seperti berkurangnya efisiensi tidur, sering menguap disiang hari, serta
terbangun lebih awal. Pada studi pendahuluan didapatkan 6 lansia di desa
Laban Wetan semua mengalami masalah dan tidak ada tindakan untuk
penanganan yang tepat. Tujuan : Menyusun resume asuhan keperawatan
gerontik serta mengidentifikasi manfaat terapi musik jawa terhadap
peningkatan kualitas tidur pada lansia. Metode penelitian : Studi kasus ini
menggunakan pengumpulan data berupa metode observasi, wawancara,
pengukuran dan dokumentasi. Instrument dalam studi kasus ini
menggunakan format asuhan keperawatan gerontik, diagnosa NANDA,
NOC, dan NIC, seperangkat alat tulis, skala ukur kualitas tidur PSQI, SOP
terapi musik jawa dan lembar observasi. Hasil : Sejumlah 3 responden
memiliki tingkat kualitas tidur yang berbeda, dengan dilakukan terapi
musik jawa selama 3 hari berturut turut dengan durasi 20 menit.
Responden 1 sebelum diberi terapi memiliki skor PSQI 18 (buruk) setelah
diberikan terapi menjadi 6 (baik). Responden 2 sebelum diberi terapi
memiliki skor PSQI 17 (buruk) setelah diberikan terapi menjadi 6 (baik).
Responden 3 sebelum diberi terapi memiliki skor PSQI 19 (buruk) setelah
diberikan terapi menjadi 7 (baik). Kesimpulan : Terapi musik jawa dapat
meningkatkan kualitas tidur lansia.
EFFORTS TO IMPROVE SLEEP QUALITY THROUGH JAVA MUSIC THERAPY IN
GERONTIC NURSING CARE

Keywords Abstract
Sleep Quality Background : Sleep disturbance is a problem that often occurs in the
Javanese Music elderly due to the aging process, characterized by poor sleep quality, such
Elderly. as reduced sleep efficiency, frequent yawning during the day, and early
awakening. In the preliminary study, 6 elderly people in Laban Wetan
village all experienced problems and there was no action for proper
handling. Objective: To compile a gerontik nursing care resume and
identify the benefits of Javanese music therapy for improving sleep quality
in the elderly. Research method: This case study uses data collection in
the form of observation, interview, measurement and documentation
methods. Instrument in this case study used the gerontik nursing care
format, NANDA, NOC, and NIC diagnoses, a set of stationery, PSQI sleep
quality measuring scale, Javanese music therapy SOP and observation
sheet. Results: A total of 3 respondents had different levels of sleep
quality, with Javanese music therapy carried out for 3 consecutive days
with a duration of 20 minutes. Respondent 1 before being given therapy
had a PSQI score of 18 (bad) after being given therapy to 6 (good).
Respondent 2 before being given therapy had a PSQI score of 17 (bad)
after being given therapy to 6 (good). Respondents 3 before being given
therapy had a PSQI score of 19 (bad) after being given therapy to 7
(good). Conclusion: Javanese music therapy can improve the quality of
elderly sleep.

1. PENDAHULUAN masalah kualitas tidur terdiri dari


Meningkatnya derajat kesehatan terapi farmakologi dan
dan kesejahteraan penduduk akan nonfarmakologi. Terapi farmakologi
berpengaruh pada peningkatan usia yang biasa digunakan adalah
harapan hidup (UHH).Usia harapan penggunaan obat tidur cara ini
hidup (UHH) dan jumlah Lansia yang merupakan cara paling effektif, namun
meningkat, mencerminkan perbaikan jika dipakai terus menerus akan
kesehatan, akan tetapi hal ini menjadi mengalami ketergantungan dan
tantangan di masa mendatang karena mempunyai efek samping yang buruk.
menimbulkan berbagai masalah Ada teknik lain yang digunakan untuk
kesehatan. Permasalahan kesehatan yang mengatasi hal tersebut yaitu dengan
terjadi pada lansia dapat dicegah dengan terapi nonfarmakologi untuk mengatasi
pemeliharaan tidur, namun pada lansia gangguan tidur yaitu terapi pengaturan
sering mengalami masalah tidur karena tidur, terapi psikologi, dan terapi
proses perubahan penuaan (Ximenes, relaksasi. Terapi pengaturan tidur
2016). ditujukan untuk mengatur jadwal tidur
Kualitas tidur merupakan penderita mengikuti kebiasaan waktu
kepuasan seseorang terhadap tidur, tidur lansia. Terapi psikologi di
sehingga seseorang tersebut tidak tujukan bagi lansia untuk mengatasi
memperlihatkan perasaan lelah, sakit gangguan jiwa atau stress berat yang
kepala dan sering menguap atau menyebabkan penderita sulit tidur.
mengantuk (Trilia, 2013). Cara yang Terapi relaksasi dapat dilakukan
bisa dilakukan untuk mengatasi dengan cara relaksasi nafas dalam,
relaksasi otot progresif, latihan pasrah hari dan itu mengganggu aktivitas
diri, dan terapi musik (Novianty, lansia disiang hari.
2014 ). Berdasarkan uraian diatas,
peneliti tertarik untuk melakukan
Terapi Musik adalah salah satu penelitian dengan judul “Upaya
terapi non farmakologi dan salah satu Meningkatkan Kualitas Tidur melalui
alternatif yang efektif, karena terapi Terapi Musik Jawa pada Asuhan
musik merupakan cara yang mudah Keperawatan Gerontik” karena belum
untuk mengalihkan perhatian dan fokus banyak beredar luas tindakan non
pada lansia, musik lebih simpel, mudah farmakologi dengan terapi relaksasi
dimengerti dan hampir semua orang musik jawa untuk meningkatkan
menyukainya. Musik langgam jawa kualitas tidur
seperti keroncong, campursari misalnya,
dengan alunan lembut iramanya, tempo 2. METODE PENELITIAN
yang lamban mampu mengunggah Jenis metode penelitian yang
semangat tersendiri, merasa bahagia bila digunakan adalah metode penelitian
mendengarnya, hingga perasaan menjadi deskriptif dengan pendekatan case study
rileks. Hal ini bisa mendorong untuk research (studi kasus). Subjek yang
menjadikan musik jawa atau keroncong digunakan dalam . Instrumen penelitian
sebagai terapi untuk mengurangi dalam penelitian ini meliputi format
gangguan tidur (Aji, 2018). asuhan keperawatan gerontik, lembar
Hasil penelitian oleh Merlianti PSQI, lembae observasi, SOP pemberian
(2014) tentang pengaruh terapi musik terapi musik jawa, speaker, jam duduk,
terhadap kualitas tidur penderita nursing kit, alat tulis, headphone, musik
insomnia pada lanjut usia di Panti jawa.
Jompo Graha Kasih Kabupaten Kubu
Raya, menunjukkan ada pengaruh terapi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
musik terhadap kualitas tidur sebelum A. Hasil
dan sesudah diberikan intervensi. Rata Resume asuhan keperawatan
rata skor insomnia sebelum dilakukan gerontik pada kasus penerapan terapi
terapi musik 23,94 nilai ini musik jawa untuk meningkatkan kualitas
menunjukkan kedalam kategori tidur pada lansia pada Ny. R, Ny. S, Ny,
insomnia berat dan rata rata skor W di desa Laban kabupaten Sukoharjo.
insomnia sesudah dilakukan terapi Resume asuhan keperawatan ini
musik sebesar 18,75 nilai ini meliputi pengkajian, analisa data,
menunjukkan ke dalam kategori diagnosa keperawatan, intervensi,
insomnia sedang. implementasi dan evaluasi. Asuhan
Di Kabupaten Sukoharjo keperawatan gerontik pada klien I
Kecamatan Mojolaban tepatnya di desa dilakukan pada tanggal 10 – 12 februari
Laban Wetan TR 04, hasil wawancara 2019, asuhan keperawatan gerontik
pada lansia diwilayah setempat yang pada klien II dilakukan pada tanggal 15
berusia 65 – 80 tahun sebanyak 6 – 17 Februari 2019, dan asuhan
orang yang memiliki kualitas tidur keperawatan gerontik pada klien III
yang buruk. Mereka mengeluh sering dilakukan pada tanggal
terbangun ketika malam hari dan Pengkajian pada pasien I
ketika terbangun ditengah malam dilakukan pada tanggal 10 Februari 2019
mereka tidak bisa tidur sampai pagi. sekitar pukul 13.00 WIB diperoleh data
Sebagian lansia mengatakan adanya Klien I Ny. R berusia 75 tahun, agama
rasa takut mati dan rasa nyeri yang islam, jenis kelamin perempuan,
mereka rasakan. Bahkan ada lansia pendidikan SD, riwayat pekerjaan
yang mengatakan tidak tahu penyebab petani. Keluhan yang dialami klien saat
dia tidak bisa tidur, sehingga mereka ini adalah kesulitan dalam memulai
sering merasa mengantuk ketika siang tidur, klien mengatakan kurang puas
dengan tidurnya, tidur sehari 4-5 jam. dan siklus pernapasan 20x/menit,. Klien
Saat dilakukan pemeriksaan fisik mengatakan tidak mengonsumsi obat.
didapatkan kelopak mata klien tampak Berdasarkan data yang didapatkan
menghitam, skala PSQI sebelum pada Ny. R, Ny. S, Ny. W diagnosa
diberikan terapi menunjukkan skor 18 keperawatan yang muncul berdasarkan
yaitu kualitas tidur yang buruk. Klien hasil pemeriksaan dan pengkajian yaitu
mengatakan terkadang nyeri pada sendi insomnia berhubungan dengan
lutut. Tanda tanda vital klien didapatkan ketidaknyamanan fisik.
tekanan darah : 140/80 mmHg, nadi : Intervensi yang dilakukan pada
84x/menit, suhu: 36,20C, dan siklus ketiga klien kelolaan menggunakan
pernapasan 22x/menit,. Klien NOC : Setelah dilakukan tindakan
mengatakan tidak mengonsumsi obat. keperawatan selama 3x24 jam,
Pengkajian Klien II Ny. S berusia diharapkan kebutuhan tidur klien dapat
68 tahun, agama islam, jenis kelamin adekuat, dengan kriteria hasil : perasaan
perempuan, pendidikan SD, riwayat segar setelah bangun tidur, bangun pada
pekerjaan petani. Keluhan yang dialami waktu yang sesuai, tidak ada gangguan
klien saat ini adalah kesulitan dalam pada pola tidur, tidak ada gangguan pada
memulai tidur, klien mengatakan sering jumlah jam tidur, dan tidak ada
terbangun ditengah malam, klien gangguan pada kualitas tidur. NIC :
mengatakan kurang puas dengan tentukan pola tidur atau aktivitas pasien,
tidurnya, tidur sehari 4-5 jam. Saat perkirakan tidur atau siklus bangun
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan pasien, jelaskankan pentingnya tidur
kantung mata, skala PSQI sebelum yang cukup, monitor pola tidur pasien
diberikan terapi menunjukkan skor 17 dan jumlah jam tidur, mencatat kondisi
yaitu kualitas tidur yang buruk. Klien fisik maupun psikologis pasien yang
mengatakan terkadang nyeri pada terjadi saat pasien tidur malam (apnea
punggung. Tanda tanda vital klien tidur, sumbatan jalan nafas, nyeri atau
didapatkan tekanan darah : 130/80 ketidaknyamanan, frekuensi BAK,
mmHg, nadi : 83x/menit, suhu: 36,20C, ketakutan atau kecemasan) untuk
dan siklus pernapasan 22x/menit,. Klien meningkatkan tidur, memulai atau
mengatakan tidak mengonsumsi obat. terapkan langkah langkah kenyamanan
Klien III Ny. W berusia 66 tahun, seperti relaksasi musik, membantu
agama islam, jenis kelamin perempuan, meningkatkan jumlah jam tidur, serta
pendidikan SD, riwayat pekerjaan mendiskusikan dengan pasien dan
petani. Keluhan yang dialami klien saat keluarga mengenai teknik untuk
ini adalah kesulitan dalam memulai meningkatkan tidur.
tidur, klien mengatakan sering terbangun Implementasi keperawatan yang
ditengah malam, pada siang hari klien telah dilakukan pada Ny. R Ny. S, Ny.
sering menguap dan merasa ngantuk W pada hari pertama dan kedua yaitu
tetapi tidak bisa tidur, klien mengatakan melakukan pengkajian dan melakukan
kurang puas dengan tidurnya, tidur pemeriksaan tanda-tanda vital,
sehari 4-5 jam. Klien mengatakan sering memonitor kualitas tidur, menjelaskan
merasa kurang nyaman dengan maksud dan tujuan prosedur tentang
tangannya yang tiba tiba terasa nyeri. pemberian terapi musik jawa,
Saat dilakukan pemeriksaan fisik memberikan posisi nyaman, melakukan
didapatkan kantung mata, skala PSQI terapi musik jawa pada mlm hari.
sebelum diberikan terapi menunjukkan Hasil evaluasi yang dilakukan
skor 19 yaitu kualitas tidur yang buruk. pada hari ke tiga Setelah dilakukan
Klien mengatakan terkadang nyeri pada implementasi pemberian terapi musik
tangan. Tanda tanda vital klien jawa didapatkan hasil pada hari ketiga
didapatkan tekanan darah : 110/70 tanggal 10 April 2019 klien I Ny. R
mmHg, nadi : 80x/menit, suhu: 36,40C, mengungkapkan kualitas tidurnya sudah
mulai membaik dari hari sebelumnya.
Implementasi hari ketiga tanggal 13 skala PSQI yang menjadikan pola tidur
April 2019, klien II Ny. S lansia semakin berkualitas.
mengungkapkan tidurnya sudah teratur Kualitas tidur adalah suatu
dan merasa segar setelah bangun tidur. keadaan tidur yang dialami seseorang
Implementasi pada hari ketiga tanggal individu menghasilkan kesegaran dan
17 April 2019, klien III Ny. W kebugaran ketika terbangun. Kualitas
mengungkapkan subyektifnya yakni tidur mencakup aspek kuantitatif seperti
pola tidurnya sudah membaik dan tidak durasi tidur, latensi tidur, serta aspek
sering lagi terbangun ditengah malam. subjektif seperti tidur dalam dan
istirahat. Kualitas tidur mempengaruhi
B. Pembahasan kesehatan seseorang baik untuk saat ini
Masalah keperawatan pada Ny. R, maupun jangka panjang. Kebugaran
Ny. S, dan Ny. W dengan diagnosa ketika bangun tidur ditentukan oleh
keperawatan insomnia berhubungan kualitas tidur sepanjang malam. Kualitas
dengan ketidaknyamanan fisik. Dengan tidur yang baik dapat membantu lebih
tujuan mampu meningkatkan kualitas segar dipagi hari (Novianty, 2014).
tidur lansia menjadi adekuat walaupun Gangguan tidur (insomnia) adalah
seiring dengan adanya proses penuaan. ketidakmampuan untuk mencukupi
Pada studi kasus yang penulis kebutuhan tidur baik secara kualitas
lakukan dengan terapi musik jawa maupun kuantitas. Seseorang yang
menghasilkan perubahan skor pada skala terbangun dari tidur, tetapi merasa
PSQI kualitas tidur yang cukup belum cukup tidur dapat disebut
signifikan pada ketiga klien kelolaan, mengalami insomnia. Gangguan tidur
pada Ny. R, Ny. S, dan Ny. W. diketahui sering terjadi pada lansia dikarenakan
batas nilai minimum pada skala PSQI semakin bertambah umur manusia
menunjukkan kualitas tidur yang semakin berkurang total waktu
semakin baik. Pada Ny. R sebelum kebutuhan tidur. (Aspiani, 2014).
diberikan terapi memiliki skala PSQI 18 Proses penanganan dapat
yaitu kualitas tidur buruk, kemudian dilakukan untuk mengatasi gangguan
diberikan terapi musik jawa selama 3x pola tidur pada lansia yaitu dengan cara
berturut turut tampak ada perubahan yang dikembangkan dimasa modern,
skala PSQI menjadi 6 yaitu kualitas didalam mengatasi gangguan pola tidur
tidur baik. Pada Ny. S sebelum terdapat dua cara yaitu farmakologi dan
diberikan terapi memiliki skala PSQI 17 nonfarmakologi. Diketaui cara
yaitu kualitas tidur buruk, kemudian farmakologi dengan beraneka macam
diberikan terapi musik jawa selama 3x jenis obat pengantar tidur, sedangkan
berturut turut tampak ada perubahan cara nonfarmakologi dapat dilakukan
skala PSQI menjadi 6 yaitu kualitas dengan terapi relaksasi, terapi musik,
tidur baik. Pada Ny. W sebelum serta manajemen lingkungan. Dalam
diberikan terapi memiliki skala PSQI 19 studi kasus kali ini penulis ingin
yaitu kualitas tidur buruk, kemudian melakukan terapi nonfarmakologi
diberikan terapi musik jawa selama 3x dengan relaksasi musik jawa yang
berturut turut tampak ada perubahan diharapkan dapat memperbaiki pola
skala PSQI menjadi 7 yaitu kualitas tidur lansia sehingga kualitas tidur
tidur sudah tergolong baik. membaik.
Hasil kajian ketiga klien kelolaan Menurut Ximenes (2016)
didapatkan adanya ketidaknormalan mekanisme cara kerja terapi musik jawa
kualitas tidur lansia yang perlu diatasi untuk relaksasi dengan rangsangan
dengan kolaborasi lingkungan yang irama dan nada masuk kedalam carnialis
nyaman dengan salah satu penerapannya auditorius di hantar sampai ke thalamus
terapi relaksasi musik dengan terapi sehingga disistem limbik aktif secara
musik jawa selama 3x implementasi, otomatis mempengaruhi saraf otonom
sehingga mampu didapatkan perubahan yang di sampaikan ke thalamus dan
kelenjar hipofisis merespon terhadap menegakkan diagnosa
emosional melalui timbal balik ke keperawatan insomnia
kelenjar adrenal untuk nenekan berhubungan dengan
pengeluaran hormone stress akan ketidaknyamanan fisik pada kelas
menyebabkan seseorang menjadi rileks, pertama, domain keempat istirahat
sehingga akan meningkatkan kualitas atau tidur. Implementasi yang
tidur pada lansia. dilakukan adalah terapi musik
Hasil penelitian lain oleh yang dilakukan 3x berturut turut
Rakhman (2017) tentang pengaruh dalam waktu 3 hari. Pemberian
terapi musik gamelan terhadap kualitas terapi musik dengan durasi ± 20
tidur lansia di Desa Kagok Kecamatan menit. Hasil yang didapat setelah
Slawi Kabupaten Tegal, menunjukkan implementasi selama 3 kali yaitu,
adanya pengaruh terapi musikjawa Ny. R dengan skala 6, Ny. S
terhadap kualitas tidur lansia dengan p dengan skala 6, Ny. W dengan
value 0.002 > 0,05. Dimana lansia yang skala, dengan menunjukkan
telah mendapat terapi musik jawa rentang skor 1-7 yaitu kualitas
merasa mengantuk hingga tertidur tidur baik.
karena adanya pengaruh dari terapi 2. Pemberian terapi musik jawa
musik jawa yang dapat meningkatkan melalui speaker Bluetooth dengan
rasa nyaman, mengurangi rasa cemas, lagu jawa yang berjudul langgam
takut serta tegang. ngimpi durasi ± 10 menit dan
wuyung ± 10 menit total seluruh
C. Keterbatasan Studi Kasus durasi ± 20 menit dengan model
Keterbatasan pada studi kasus ini terapi relaksasi yang bermanfaat
adalah pada lingkungan klien yaitu dan efektif untuk meningkatkan
kurang nyaman pada tempat tidur klien kualitas tidur pada lansia
yang bersebelahan dengan kandang
ternak, sehingga bisa mempengaruhi B. Saran
kualitas tidur klien. 1. Bagi penulis
Panulis mampu
4. SIMPULAN mengembangkan pengetahuan
A. Simpulan sekaligus ketrampilan jangka
Berdasarkan studi kasus yang panjang dan meningkatkan kualitas
telah dilakukan, sesuai dengan tujuan tidur dengan pemberian terapi
penelitian maka dapat diambil musik jawa.
kesimpulan diantaranya :
1. Upaya peningkatan kualitas tidur 2. Bagi Institusi Pendidikan
melalui terapi musik jawa pada Hasil studi kasus ini dapat
asuhan keperawatan gerontik direkomendasikan pada institusi
dengan melakukan pengkajian, kesehatan guna meningkatkan ilmu
analisa data, penentuan diagnosa dibidang keperawatan serta solusi
keperawatan, pencapaian dalam meningkatkan kesehatan
intervensi, pelaksanaan gerontik khususnya pada kualitas
implementasi dan perubahan tidur sehingga dapat diperoleh
evaluasi dimana dilakukan selama sekaligus diterapkan bersamaan
3 hari berturut turut. Dari hasil adanya manfaat pemberian terapi
pengkajian yang didapatkan skala musik jawa.
PSQI sebelum diberikan terapi Ny. 3. Bagi Profesi
R skala 18, Ny. S skala 17, Ny. W Penulis berharap segenap
skala 19 dengan menunjukkan rekan profesi keperawatan mampu
rentang skor 15-21 yaitu kualitas memberikan dan menerapkan
tidur buruk. Maka penulis inovasi baru terapi musik jawa
menegakkan diagnosa dalam peran pelaksanaan
keperawatan gerontik khususnya pada 10 November 2018 pukul
dalam peningkatan kualitas tidur 05.00 WIB
yang berorientasi pada kesehatan
para lansia. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, ML
4. Bagi Peneliti Lain Swanson, E.. 2015. Nursing
Hasil penulisan karya tulis Outcames Clasification (NOC).
ini diharapkan mampu Yogyakarta: Moco Media.
memberikan inspirasi sekaligus Mujahidullah, K. 2012. Keperawatan
inovasi dibidang penelitian, Geriatrik Merawat Lansia dengan
khususnya pembaruan intervensi Cinta dan Kasih Sayang.
terapi musik jawa dengan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dilakukan perencanaan evaluasi
setelah intervensi terapi dilakukan. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
5. Bagi Pasien Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Diharapkan pasien mampu Rineka Cipta.
memahami sekaligus
Novianty. 2014. Pengaruh Terapi Musik
mengaplikasikan terapi musik jawa
Keroncong dan Aroma Terapi
yang telah diajarkan secara
Lavender Terhadap Peningkatan
mandiri dengan kolaborasi
Kualitas Tidur Lansia. Skripsi.
lingkungan tanpa rasa khawatir
Surakarta: STIKES Kusuma
5. REFERENSI Husada.

Aji, B. K. 2018. Penggaruh Terapi Rakhman, A. 2017. Musik Gamelan


Musik Langgam Jawa Terhadap Meningkatkan Kualitas Tidur
Kualitas Tidur Lansia Dengan Lansia. Jurnal SMART
Hipertensi Di Panti Wredha Keperawatan STIKES Karya
Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Husada. Vol.4. No.2
Jurnal Keperawatan. STIKES Sujarweni, W. 2014. Metodologi
Kusuma Husada Surakarta. penelitian pendidikan: Lengkap,
Aspiani, R. Y. 2014. Buku Ajar Asuhan praktis, dan mudah dipahami.
Keperawatan Gerontik Jilid 2. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
Jakarta: Trans Info Media (TIM). Tamher, S & Noorkasiani. 2009.
Bulechek, G., Buther, H., Dochterman, Kesehatan Usia Lanjut dengan
J., Wagner, C. 2015. Nursing Pendekatan Asuhan
intervention clasification (NIC). Keperawatan. Jakarta: Salemba
Yogyakarta: Moco Media. Medika.

Hidayat, A.M. 2014. Metode Penelitian Trilia. 2018. Pengaruh Terapi Musik
Kebidanan dan Teknik Analisis Terhadap Kualitas Tidur Lansia
Data: Contoh Aplikasi Studi yang Mengalami Insomnia. Jurnal
Kasus. Jakarta: Salemba Medika. keperawatan. Vol.1. Ed.2.
Diakses pada 12 November 2018
Herdman, T.H., Kamitsuru, S. 2015. pukul 03.00 WIB. Didapatkan
NANDA International Inc. dari www.Portalgaguda.org
Diagnosis Keperawatan : Definisi
& Klasifikasi 2015-2016, Ed. 10. Untari, I. 2018. Buku Ajar Keperawatan
Jakarta: EGC. Gerontik Terapi Tertawa &
Senam Cegah Pikun. Jakarta:
Merlianti. 2014. Pengaruh Terapi Musik EGC
Terhadap Kualitas Tidur
Penderita Insomnia pada Lansia. WHO. 2012. WHO Report On The
www.portalgaruda.org. Diakses Global Tobacco Epidemic.
Widur, H. 2010. Asuhan Keperawatan Lansia. Jurnal Keperawatan
pada Lanjut Usia ditatanan Respati. Yogyakarta: Universitas
Klinik. Yogyakarta: Fitramaya. Respati.
Ximenes. 2016. Pengaruh Terapi Musik
Terhadap Kualitas Tidur pada

Anda mungkin juga menyukai