p-ISSN : 2614-5421
Rini Winangsih1,2, Kadek Sri Ariyanti1,2, Made Dewi Sariyani1,2, Ni Made Ayu Swandewi1,2
1
Program Studi DIII Kebidanan, 2Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Advaita Medika Tabanan
Korespodensi penulis: renarafael12@gmail.com
Abstrak
Latar belakang dan tujuan: HIV/AIDS merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh
manusia. Infeksi virus HIV semakin meningkat bahkan penderita masih dalam usia remaja (<15
tahun). Salah satu faktor penyebab adalah kurangnya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali menunjukan bahwa di Kabupaten Tabanan kasus HIV/AIDS
sebanyak 6,09%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja
tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Baturiti.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini 178
siswa. Teknik pengambilan sampel mengunakan cluster sampling. Uji statistik yang digunakan
adalah analisa univariat yang menghasilkan distribusi frekwensi variabel.
Hasil: Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi,
yaitu sebesar 89,9%. Perlu dikaji lebih dalam sub bagian pengetahuan tentang HIV/AIDS pada
penelitian berikutnya, dimana perlu dianalisis apakah dari beberapa sub bagian pengetahuan
HIV/AIDS tersebut ada yang kurang dipahami oleh siswa. Selain itu perlu dikaji lebih dalam pula
mengenai faktor-faktor yang dapat mendukung peningkatan pengetahuan remaja tentang
HIV/AIDS, sehingga dapat ditempuh metode yang terbaik untuk meningkatkan pengetahuan
remaja dan dapat membentuk remaja yang disiplin dan bertanggungjawab terhadap kesehatan
reproduksinya secara mandiri.
Simpulan: Remaja memiliki pengetahuan baik tentang HIV/AIDS
terakhir ditemukan 206.084 kasus Informasi yang tidak lengkap ini, akan
HIV/AIDS yang dilaporkan. Jumlah kasus membuat remaja mencari tahu sendiri dan
HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta (32.782 kurang menyadari akibat yang akan
kasus), diikuti Jawa Timur (19.249 kasus), ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Selain itu
Papua (16.051 kasus), Jawa Barat (13.507 kurangnya peran orang tua dalam kehidupan
kasus), dan Bali (9.337). Data HIV/AIDS remaja mengakibatkan banyaknya remaja
berdasarkan usia 15-19 tahun terdapat 1.717 terjerumus dalam pergaulan bebas yang
kasus (Kemenkes RI,2014). berisiko maupun narkoba (Hasanudin, 2008).
Di Provinsi Bali, sampai dengan bulan Berdasarkan survei pendahuluan yang
juni 2017 jumlah kasus yang ditemukan dilakukan di SMA Negeri I Baturiti yang
16.879 yang meliputi 7.094 kasus HIV dan dilakukan terhadap 10 siswa didapatkan
9.785 AIDS. Kasus HIV/AIDS terbanyak hasil, 60% siswa yang belum mengerti
ditemukan di Kota Denpasar sebesar 39,53% tentang HIV/AIDS, sedangkan 40 % siswa
menyusul Kabupaten Badung 16,17% , sudah mengerti tentang apa itu HIV/AIDS,
Buleleng 15,46%, Gianyar 7.02% dan penyebab, gejala, cara penularan serta cara
Tabanan memiliki urutan yang kelima pencegahannya. Dalam survei pendahuluan
6.09% kasus. Berdasarkan golongan umur, penulis mendapatkan informasi dari bapak
pada usia 15-19 tahun terdapat 17,32% kasus wakil kepala sekolah bahwa penyuluhan
(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017). tentang HIV/AIDS jarang dilakukan di SMA
Pada tahun 2015 di Kabupaten Tabanan Negeri I Baturiti. Jika ada ada penyuluhan
terdapat 47 kasus HIV yang terdiri dari 22 siswa yang khusus mengikuti ekstra PMR
laki-laki dan 25 perempuan, dengan jumlah dan OSIS yang mengikuti kegiatan tersebut.
kasus AIDS adalah 58 kasus yang terdiri dari Oleh sebab itu penulis tertarik melakukan
30 laki-laki dan 28 perempuan. Terdapat 2 penelitian untuk mengetahui “Gambaran
kasus kematian yang disebabkan AIDS yang Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di
keduanya berjenis kelamin laki-laki. SMA Negeri I Baturiti”.
Penderita terbanyak pada usia 25-49 tahun
yaitu 40 orang sedangkan pada usia 15-19 2. Metode Penelitian
tahun hanya 1 orang (Dinkes Tabanan, Penelitian ini merupakan penelitian
2015). Fenomena remaja deskriptif, yaitu metode penelitian yang
mengungkap kenyataan bahwa bertujuan untuk menggambarkan masalah
terdapat remaja yang hamil di luar nikah, penelitian yang terjadi berdasarkan
aborsi, prostitusi, penyebaran video porno karakteristik tempat, waktu, umur, jenis
dan pengunaan obat-obatan terlarang. kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status
Sementara sarana informasi sosial, pola hidup, dan lain-lain. Populasi
tentang kesehatan pada umumnya dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyakit menular seksual khususnya siswa kelas XI dan XII berjumlah 319 siswa.
HIV/AIDS di beberapa sekolah menegah Jumlah sampel yang diambil adalah 178
atas masih kurang, baik itu berupa bacaan siswa yang diambil secara cluster sampling.
yang mendidik maupun penyuluhan dari Instrument yang digunakan dalam
pihak – pihak terkait (Hasanudin, 2008). pengumpulan data berupa kuesioner yang
Hal yang menghambat penyampaian
terdiri dari 10 pertanyaan dengan jenis
informasi ini salah satunya adalah masalah
pertanyaan positif dan negatif. Untuk
budaya, dimana banyak kalangan yang
pertanyan postif jika jawaban benar diberi
masih beranggapan bahwa pendidikan seks
skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0,
masih belum pantas dibicarakan remaja baik
sedangkan untuk pertanyaan negatif jawaban
di lingkungan keluarga maupun lingkungan
benar diberi skor 0 dan jawaban salah diberi
sekolah, sehingga hal inilah yang
skor 1.
menyebabkan kalangan siswa khususnya
Kuesioner ini telah dilakukan uji
remaja mendapatkan pendidikan dan
validitas dan reliablitas pada 20 orang siswa
pengetahuan yang hanya setengah-setengah.
di SMA Negeri I Marga, sehingga kuesioner Dari segi tempat tinggal dapat diketahui
ini telah valid dan reliabel untuk digunakan bahwa seluruh responden (100%) tinggal
dalam penelitian. bersama orang tua. Dilihat dari penghasilan
Teknik analisis dalam penelitian ini orang tua, sebagian besar siswa penghasilan
adalah analisis univariat yang menghasilkan orang tuanya kurang dari UMK, yaitu
gambaran tentang distribusi dan frekwensi sebanyak 97 orang (54,5%), sedangkan yang
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. lebih besar dari UMK sebanyak 81 orang
(45,5%).
3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat
Berdasarkan tabel 1 responden sebagian diketahui bahwa dari 178 responden, hampir
besar berumur 16 tahun, yaitu sebanyak 77 seluruhnya (89,9%) memiliki pengetahuan
orang (43,3%), berumur 17 tahun sebanyak baik tentang HIV/AIDS. Persentase yang
76 orang (42,7%), sedangkan yang berumur sangat kecil pada pengetahuan cukup yaitu
18 tahun sebanyak 25 orang (14,0%). sebanyak 10 responden (5,6%) dan
Seluruh responden terbagi ke dalam kelas XI pengetahuan kurang yaitu sebanyak 8
sebanyak 115 orang (64,6%) dan kelas XII responden (4,5%), sehingga dapat
sebanyak 63 orang (35,4%). Responden disimpulkan bahwa pengetahuan reponden di
sebagian besar laki-laki, yaitu sebanyak 95 SMA Negeri I Baturiti termasuk dalam
orang (53,4%), sedangkan yang berjenis kategori baik.
kelamin perempuan sebanyak 83 orang
(46,6%).
HIV adalah virus yang memperlemah AIDS adalah sekumpulan gejala dan
kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang infeksi sindrome yang timbul karena
tubuh manusia dengan cara membunuh atau rusaknya sistem kekebalan tubuh. Selain itu
merusak sel-sel yang berperan dalam AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi
kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh penyakit lainnya, seperti penyakit paru-paru,
untuk melawan infeksi dan kanker menurun saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan,
drastis (Sunaryati, 2011).
tumor ganas dan infeksi oportunistik lainnya UMR lebih dari Rp. 1.206.000,00, artinya
(Sunaryati, 2011). berada dalam keluarga yang mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian dapat perekonomian yang cukup. Kemampuan
diketahui bahwa pengetahuan siswa di SMA finasial keluarga yang cukup akan
Negeri I Baturiti tentang HIV/AIDS mendorong kehidupan yang lebih baik
sebagian besar dalam kategori baik (89,9%). sehingga selalu mencari informasi tentang
Pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS kesehatan. Hal ini dapat menjadi salah satu
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor yang mempengaruhi tingkat
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor pengetahuan tentang HIV/AIDS.
internal terdiri dari umur, jenis kelamin, Penelitian yang dilakukan oleh Maya
pendidikan dan pekerjaan. Faktor eksternal (2012), yang berjudul Faktor-Faktor yang
terdiri dari faktor lingkungan, sosial budaya, Mempengaruhi Pengetahuan Siswa-Siswa
status ekonomi dan sumber informasi. tentang HIV/AIDS di SMIT Negeri Kota
Faktor-faktor mempengaruhi tingkat Banda Aceh menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di pengetahuan siswa-siswi SMIT Negeri Kota
SMA Negeri I Baturiti adalah umur, jenis Banda Aceh tentang HIV/AIDS sangat
kelamin, penghasilan orang tua. Umur akan berhubungan dengan faktor informasi yang
sangat berpengaruh terhadap daya tangkap diterima oleh siswa. Semakin baik dan
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak informasi yang diterima,
akan semakin baik, Ariani (2014). Dalam maka akan semakin baik dan mudah siswa
penelitian ini sebagian besar berumur 16-18 tersebut dalam menerima pengetahuan
tahun, dimana mereka sudah memasuki tentang HIV/AIDS begitu pula sebaliknya.
remaja tengah. Sumber informasi tentang HIV/AIDS
Dalam penelitian ini sebagian besar sebagaian besar diperoleh siswa melalui
responden yang memiliki pengetahuan baik penyuluhan.
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak Penelitian yang dilakukan oleh Benita
90,5%. Hal ini dikarenakan jumlah laki-laki (2012) di SMP Kristen Gergaji menunjukan
lebih banyak dibandingkan perempuan. bahwa hasil yang didapat melalui pretest
Menurut Ariani (2014), jenis kelamin tentang kesehatan reproduksi dalam kategori
merupakan faktor yang mempengaruhi kurang dengan nilai 59% sedangkan hasil
pengetahuan, salah satunya adalah adanya posttest yang didapatkan semakin meningkat
perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki menjadi 70%. Dapat disimpulkan bahwa
dan perempuan serta laki-laki lebih terbuka penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat
dalam menerima informasi dibandingkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada
dengan perempuan. remaja di SMP Kristen Gregaji.
Penghasilan orang tua juga memiliki Penelitian yang dilakukan oleh
pengaruh terhadap pengetahuan. Responden Marliyani (2016), di SMA Kharismawita
yang memiliki tingkat pengetahuan dalam Tanjung Barat Jakarta Selatan Tahun 2016
kategori baik, sebagian besar orang tuanya menunjukan bahwa ada hubungan
memiliki penghasilan lebih dari UMK, yaitu pengalaman dengan pengetahuan dimana
sebanyak 91,4%. Menurut Ariani (2014), hasil analisis hubungan pengalaman dengan
Status ekonomi juga akan menentukan pengetahuan tentang HIV/AIDS diperoleh p-
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan value 0,001. Hal ini sejalan dengan teori
untuk kegiatan tetentu, sehingga status yang dikemukakan oleh Mubarak (2007)
ekonomi ini akan mempengaruhi bahwa pengalaman merupakan salah satu
pengetahuan seseorang. Penelitian yang faktor yang dapat mempengaruhi
dilakukan oleh Kamariyah (2015) yang pengetahuan seseorang.
dilakukan pada siswa kelas XI di SMK Peran teman sebaya juga sangat penting
Negeri 1 Tegal, menyatakan bahwa sebagian dalam pengetahuan remaja tentang
besar penghasilan keluarga responden yaitu HIV/AIDS dimana pada penelitian yang
dilakukan oleh Emilwida (2016), di SMA