INSTALASI RADIOLOGI RSU WILLIAM BOOTH No. Dokumen REVISI Halaman SEMARANG 00 1 of 2
TANGGAL TERBIT Ditetapkan,
Direktur STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL 16 Oktober 2021 Drg. Erwita Dinarsari, MARS PENGERTIAN Radiologi Intervensional adalah cabang ilmu Radiologi yang terlibat dalam terapi dan diagnosis pasien, dengan melakukan terapi dalam tubuh pasien melalui bagian luar tubuh dengan memasukan berbagai macam instrumen antara lain kateter, kawat penuntun, stent, dan lain-lain dengan menggunakan sinar-X dan teknik pencitraan lain magnetic resonance imaging (MRI) dan ultra sonografi (USG) yang merupakan terapi alternatif selain bedah pada berbagai kondisi dan mengurangi kebutuhan perawatan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion, maka Pengusaha Instalasi harus melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan radiasi. Tugas pengawasan pemakaian radiasi dilaksanakan oleh Petugas Proteksi Radiasi yang ditunjuk oleh instansi dan diserahi tanggung jawab oleh Direktur Rumah Sakit. Selain itu, petugas tersebut mempunyai Surat Ijin Bekerja ( SIB ) sebagai Petugas Proteksi Radiasi yang diterbitkan oleh BAPETEN. TUJUAN Untuk menjamin terselenggaranya sistem keselamatan radiasi bagi pendamping pasien, agar terlindungi dari kemungkinan akibat negatif yang merugikan dari pemanfaatan radiasi KEBIJAKAN 1. Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion 2. SK Direktur No : 134/ RSUWB/ KEP/ DIR/ V/ 2019 tentang Kebijakan Manajemen dan Pelayanan RSU William Booth Semarang Pasal 23. PROSEDUR 1. Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengusaha instalasi harus melakukan upaya penanggulangan. 2. Dalam upaya penanggulangan kecelakaan radiasi sebagaimana dimaksud dalam hal tersebut di atas keselamatan manusia harus diutamakan. 3. Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengusaha instalasi harus segera melaporkan terjadinya kecelakaan radiasi dan upaya penanggulangannya kepada Badan Pengawas dan instansi terkait lainnya. 4. Pengusaha instalasi yang mempunyai instalasi dengan potensi dampak radiologi tinggi harus memiliki Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat untuk mengatasi potensi bahaya dari kecelakaan radiasi yang mungkin terjadi selama pengoperasian instalasi tersebut. 5. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat sebagaimana dimaksud dalam hal tersebut di atas dibuat oleh pengusaha instalasi, sekurang- PROTEKSI RADIASI PENAGGULANGAN KEADAAN DARURAT DI INSTALASI RADIOLOGI RSU WILLIAM BOOTH No. Dokumen REVISI Halaman SEMARANG 00 2 of 2
kurangnya harus memuat :
a. Jenis/klasifikasi kecelakaan yang mungkin terjadi pada instalasi b. Upaya penanggulangan terhadap jenis/klasifikasi kecelakaan tersebut Organisasi penanggulangan keadaan darurat; c. Prosedur penanggulangan keadaan darurat; d. Peralatan penanggulangan yang harus disediakan dan perawatannya; e. Personil penanggulangan keadaan darurat; f. Latihan penanggulangan keadaan darurat 6. Sistem komunikasi dengan pihak lain yang terkait dalam penanggulangan keadaan darurat. UNIT TERKAIT Instalasi Radiologi
Disiapkan oleh Diperiksa oleh
Nama Heru Surya S., A.Md.Kes(Rad) Dr. Michael Satya Gani Jabatan PJS Radiologi Manajer Pelayanan Tanda Tangan