Oleh:
M. Rizky.A.A ( 1831811036 )
Yusuf
Syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNnya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan Satuan Pendidikan (Kurikulum, Peserta Didik,
dan Kelas” ini. Makalah ini secara keseluruhan berasal dari beberapa literatur. Makalah ini
menjelaskan tentang pengelolaan kurikulum di sekolah atau lembaga pendidikan, pengelolaan
peserta didik, dan pengelolaan kelas agar tercipta tujuan dari pengelolaan. Penulis berharap
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dalam penambahan literatur belajar kita.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Karena itu kritik dan saran dari para pembaca selalu penulis harapkan dalam perbaikan pembuatan
makalah selanjutnya.
Pendidikan kepada anak merupakan kewajiban bagi orang tua, hanya sajah banyak yang
tidak menyadari bahwa orang tua sebenarnya merupakan guru yang pertama dan utama bagi
anak anaknya dalam membangun dan mendidik moralitas anak anak. Siapapun yang menjadi
orang tua berkewajiban untuk mengarahkan dan membingbing masa depan anak anak
mereka, anak anak merupakan tumpuan generasi yang akan datang, anak anak merupakan
cita cita orang tuanya, anak anak merupakan cita cita bangsa dan negaranya, eksis atau
tidaknya bangsa ini tergantung bagai mana generasi yang akan datang, maka di perlukan
pengarahan dan bingbingan terutama dalam pendidikan secara nasional yang di tunjukan
untuk bertujuan mempertahankan bangsa dan negaranya.
Anak anak seperti kertas putih atau anak anak punya potensi untuk di kembangkan sesuai
dengan kebutuhan lingkunganya tergantung bagai mana pendidikan yang di teriman oleh
anak anak dai orang tua nya, disinilha konep pendidikan memberikan strategi dalam
mendidik anak anak. Tidak ada jalan lain, kecuali dengan nasehat nasehat yang baik dari
orang tuanya kepada anak anaknya, ketika orang tuanya sudah mempercayakan kepada
institusi pendidikan maka mau tidak mau institusi pendidikan yang di terapkan harus di
sesuaikan dengan kebutuhan orang tuanya.
Benar apa yang di sabdakan oleh nabi Muhammad SAW bahwa bayi yang di lahirkan
dalam keadaan fithrah (suci), tergantung bagai mana siapa yang mendidiknya dan bagai
mana proses pendidikan di lakukan, semuahnya tergantung siapa dan akan kemana tujuan
pendidikan untuk seorang anak yang baru lahir tersebut. Lalu seorang anak yang dalam
keadaan dirinya di tentukan oleh pengaruh lingkungan sebagai mana yang di kemukakan
dalam konsep teori Behaviorisme. Berbeda pula dengan pandangan teori kognitif yang
memberikan penjelasa bahwa seorang anak mempunyai potensi bakat dan minat di dalam
dirinya yang tidak mudah untuk di pengaruhi lingkungannya, dia membawa potensi hereditas
(gen) yang membentuk dirinya sejak lahir.
Namun pada prinsipnya bahwa manusia hidup pada dasarnya di mulyakan oleh tuhannya,
tetapi banyak manusia yang tidak menyadarinya bahwa dirinya sebagai mahluk yang paling
mulia di antara mahluk lainnya.
C. Aliran Belajar
Ngalim Purwanto (2014:89) menyatakan bahwa teori belajar yang terkenal antara lain :
1. Teori Condtioning
Teori ini dikembangkan oleh Pavlov dari rusia yang melakukan percobaan-
percobaan sebagai berikut, Seekor anjing yang telah dibedah sedemikian rupa,
sehingga kelenjar ludahnya berada diluar pipihnya, dimasukan ke kamar yang gelap.
Dikamar itu hanya ada sebuah lubang yang terletak didepan moncongnya tempat
menyodorkan makanan atau menyorotkan cahaya pada waktu diadakan percobaan-
percobaan. Pada moncongnya yang telah dibedah itu dipasang sebuah pipa yang
dihubungkan dengan sebuah tabung diluar kamar. Dengan demikian, dapat diketahui
keluar tidaknya air liur dari moncong anjing itu pada waktu diadakan percobaan-
percobaan. Alat-alat yang dipergunakan dalam percobaan-percobaan itu ialah
makanan, lampu senter untuk menyorotkan bermacam-macam warna dan sebuah
bunyi-bunyian.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov mendapatkan
kesimpulan bahwa gerakan-gerakan reflex dapat dipelajari, dapat berubah karena
mendapat latihan. Teori ini merangsang setiap peserta didik untuk melakukan apa
yang telah diinginkan oleh gurunya, seperti seorang guru memberi permen kepada
peserta didik agar mau belajar dan mampu menjawab apa yang ditanyakan kepada
gurunya.
2. Teori Connectionisme
Teori trial and error setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru
akan melakukan tindakan yang bersifat coba-coba secara membabibuta. Jika
dalam usaha itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi
tuntutan maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian dipegangnya, karena
latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan
perbuatan yang cocok itu makin lama makin efesien, sementara teori law of effect
tingkah laku terjadi secara otomatis dimana dalam belajar dilatih dengan syarat-
syarat tertentu (Ngalim Purwanto, 2014:98).
Teori trial and error menjadikan setiap individu bergerak secara leluasa
tanpa batas-batas yang jelas dan terukur, teori ini berbuat dengan serampangan
tanpa adanya pertimbangan akibat yang dilakukannya, mencoba untuk mencari
sesutau yang benar tetapi kecenderungannya lebih kepada percobaan yang belum
memiliki cara yang benar. Sedangkan, teori law of effect memiliki cara yang
dibenarkan berdasarkan intruksi untuk mencapai tujuan yang ingin diraihnya
dengan latihan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan oleh setiap individu
tersebut
3. Teori Belajar Psikologi Gestal
Menurut teori ini manusia bukan hanya sekedar makhluk reaksi yang hanya
berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya. Belajar
menurut psikologi gestal dapat diterapkan sebagai berikut
1. Dalam belajar factor pemahaman atau pengertian merupakan factor yang
penting, dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara
pengetahuan dan pengalaman.
2. Dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang paling central,
belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif mekanistis belaka, tetapi
dilakukan dengan sadar bermotif dan bertujuan. (Ngalim Purwanto 2014:101)
Hanya orang-orang yang belajar yang dapat mengerti akan situasi, yang
kemudian dapat disikapi dengan bijak Bahasa yang digunakan lebih santun dan
lebih bermartabat.
1) Kompleks Klaustral
Hidup didalam kandungan sangat aman, tenang, dan sangat tergantung, suatu
kondisi yang sering kita harapkan untuk dapat kita alami kembali.
2) Kompleks Uretral
Berhubungan dengan ambisi yang berlebihan, dan sangat mencintai dirinya sendiri
3) Kompleks Kastrasi
Ketakutan kastrasi sebagai sumber kecemasan orang dewasa. Berkembang dari
masturbasi di usia anak anak yang di barengi dengan hukuman dari orangtua.
Konsep perkembangan kepribadian yang membuat orang menjadi berubah, lebih peka
dalam menerima dan lebih tanggap dalam merespons.