Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PROSES MANAJEMEN SDM DALAM PENDIDIKAN


DAN INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN”

Untuk memenuhi tugas belajar Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan


Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu : Dr. (C). KH. Ayub Ahmad FA, MA

Disusun oleh :
Ketua : Sukarno Abby, S.ST (20050902288)
Anggota :
1. Akhmad Mustakim,Lc (20050902216)
2. Ahmad Nawawi,S.Pd (20050902083)
3. Windarto (20050902202)
4. Supriadi Sudirja (20050902291)
5. Jumaris Borahima (20050902256)
6. Asri Jaya M, S.Pd (20050902227)
7. Hasbi, Lc (20050902242)
8. Helmy Aulia Rachman,SE (20050902112)
9. Deny Zakaria S.Pd (20050902065)
10. Muh. Sayuti Abdullah, S.Pd.I (20050902267)
11. Mardin, S.Hut (20050902262)

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH JAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas segala rahmat dan


karunianya, sebab hanya berkat izin dan ridhonya kami dapat menyusun makalah
dengan judul “Proses Manajemen SDM dalam Pendidikan dan Invovasi
Manajemen Pendidikan” yang sederhana ini. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Sumber Daya Manusia pada
Program Pasca Sarjana UNIAT Jakarta.

Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Rosululloh


Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan sahabatnya serta kepada
seluruh pengikutnya hingga akhir zaman nanti.

Adapun makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang


Manajemen SDM Pendidikan dan Inovasi Manajenem Pendidikan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr (C).
KH. Ayub Ahmad FA, MA selaku dosen Pendidikan Antar Negara yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang membangun akan harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Januari 2022

ii
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Pengertian Manajeman Sumber Daya Manusia............................... 3
B. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan........ 5
C. Konsep Dasar Inovasi Manajemen dalam Pendidikan..................... 11
D. Pemikiran Manajemen Inovasi Pendidikan...................................... 12
E. Bidang Kegiatan Manajemen Inovasi Pendidikan........................... 13
F. Prosedur Inovasi Pendidikan............................................................ 16

BAB III PENUTUP.................................................................................... 18


A. Kesimpulan...................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................ 19

Daftar Pustaka............................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaruh IPTEK terhadap sumber daya manusia jelas terasa manfaatnya,
semakin kuat IPTEK yang dikuasai, semakin baik pula pengetahuan sumber daya
manusia mengolah dan memanfaatkan teknologi yang ada dalam efektifitas
pendidikan yang lebih unggul. Setiap orang dituntut untuk berlatih menguasai
IPTEK. Untuk membanggakan Indonesia di kancah internasional tidak lepas pula
dari peran IPTEK itu sendiri. Keberadaan sumber daya manusia yang melimpah
tanpa adanya pemahaman terhadap pemanfaatan IPTEK akan menyebabkan suatu
negara merasa tertindas dan tertinggal oleh negara lain.

Cara yang dapat digunakan untuk menjadi bangsa yang dibanggakan di


mata dunia ialah tentunya dengan mengoptimalkan sumber daya manusia yang
ada. Melalui sistem pendidikan yang fokus pada satu keahlian utama, serta
kecakapan dalam mengolah dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat menjadikan Indonesia lebih berwawasan luas dan melahirkan generasi baru
yang lebih handal.

Dengan terus mengasah sumber daya yang ada, bukan tidak mungkin
Indonesia akan menjadi bangsa yang diperhitungkan keberadaannya di dunia.
Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, tidak akan berpengaruh bagi
bangsanya tanpa memiliki kemampuan sosial yang baik.

Inovasi pendidikan saat ini menjadi topik yang tepat untuk dibicarakan
karena berkaitan dengan upaya pemerintah memperbaiki kurikulum pendidikan,
khusunya Pendidikan Dasar dan Menengah dengan memberlakukan Standar Isi
Kurikulum. Inovasi pendidikan dalam bentuk penyiapan kurikulum baru oleh
pemerintah termasuk ke dalam model inovasi pendidikan yang diciptakan oleh
pihak tertentu sebagai pimpinan atau atasan yang diterapkan kepada bawahan.
Menyertai bentuk inovasi ini biasanya timbul berbagai fenomena yang dampaknya

1
biasanya terkena langsung kepada para pengguna kurikulum di lapangan yang
muncul tatkala inovasi tersebut direalisasikan. Fenomena tersebut antara lain:
kendala dan resistensi dari pihak pelaksana inovasi seperti guru, siswa, fasilitas,
dana, masyarakat dan sebagainya.

Berkaitan dengan inovasi Manajemen pendidikan, tenaga pendidik lebih


ditujukan kepada upaya meningkatkan kualitas keprofesionalnya sebagai pendidik
dan pengajar di kelas. Antara lain dengan meningkatkan kompetensinya dalam
merancang dan mengelola pembelajaran yang benar-benar efektif membelajarkan
dan mendidikan siswa menjadi siswa yang memiliki kecerdasan spiritual Islami
serta menguasai keterampilan dasar beragama sesuai dengan tingkat usia dan
perkembangan jiwa mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen SDM ?
2. Apa proses manajemen SDM dalam pendidikan ?
3. Apa konsep dasar inovasi manajemen dalam pendidikan ?
4. Apa pemikiran manajemen inovasi dalam pendidikan ?
5. Apa bidang kegiatan manajemen inovasi pendidikan ?
6. Apa prosedur inovasi dalam pendidikan ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian manajemen SDM
2. Menjelaskan proses manajemen SDM dalam pendidikan
3. Menjelaskan konsep dasar inovasi manajemen dalam pendidikan
4. Menjelaskan pemikiran manajemen inovasi dalam pendidikan
5. Menjelaskan bidang kegiatan manajemen inovasi pendidikan
6. Menjelaskan prosedur inovasi dalam pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajeman Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan,
perorganisasian, pengarahaan dan pengawasan kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompetensi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi
dan masyarakat.

Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,


pengarahaan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengaduan, pengembangan,
pemberian kompetensi, pengintegrasian, pemeliharan dan pelepasan sumber daya
manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat.

Jadi, dari sejumlah definisi yang diungkapkan di atas, manajemen sumber


daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di
dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanan sumber daya
manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia,
perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompetensi dan industrial.
Perencanaan dan implementasi fungsi-fungsi ini harus didukung oleh analisis
jabatan yang cermat dan penilaian kinerja yang objektif.

Tujuan umum manajemen sumber daya manusia adalah mengoptimalkan


kegunaan (yakni, produktivitas) semua pependidikan dalam sebuah organisasi.
Dalam konteks ini, produktifitas diartikan sebagai nisbah keluaran (output) sebuah
lembaga pendidikan (barang dan jasa) terhadap masuknya (manusia, modal,
bahan-bahan, energi). Sementara itu tujuan khusus sebuah departemen seumber
daya manusia adalah membantu para manajer lini, atau manajer-manajer
fungsional yang lain, agar dapat mengelola para pependidikan itu secara lebih
efektif.

3
Dalam konteks ini, seorang manajer sumber daya manusia adalah
seseorang yang lazimnya bertindak dalam kapasitas sebagai staf, yang
bependidikan sama dengan para manajer lain untuk membantu mereka dalam
menangani maslah-masalah sumber daya manusia. Jadi pada dasarnya, semua
manajer bertanggung jawab atas pengelolaan tenaga pendidikan di unit
pendidikannya masing-masing. Dalam praktiknya, diperlukan semacam
pembagian peran dan tanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan operasional
pengelolaan SDM antara manajer SDM yang memiliki kepakaran manajemen
SDM dan menajer-manajer lain yang sehari-hari mengelola para bawahan atau
anggota unit pendidikan.

Sudah merupakan tugas manajemen SDM untuk mengelola menusia


seefektif mungkin agar diperoleh suatu satuan SDM yang merasa puas dan
memuaskan. Manajemen SDM merupakan bagian dari manajemen umum yang
memfokuskan diri pada SDM. Adapun fungsi-fungsi manajemen SDM, seperti
halnya fungsi manajemen umum, yaitu :

1. Fungsi Manajerial
• perencanaan (planning)
• pengorganisasian (organizing)
• pengarahan (directing)
• pengendalian (controlling)
2. Fungsi Operasional
• pengadaan tenaga pendidikan (SDM)
• pengembangan
• kompetensi
• pengintegrasian
• pemeliharaan
• pemutusan hubungan pendidikan

4
B. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan
Menurut Erni dan Kurniawan (2008: 196), Proses manajemen sumber
daya manusia adalah segala proses yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan
dari mulai perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan
kontrak pendidikan,penetapan tenaga pendidikan, hingga pembinaan dan
pengembangan tenaga pendidikan guna menempatkan dan tetap memelihara
tenaga pendidikan pada posisi dan kualifikasi tertentu serta bertanggung jawab
sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga pendidikan tersebut.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani


berbagai masalah pada ruang lingkup tenaga pendidikan, pegawai, buruh, manajer
dan tenaga pendidikan lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau
lembaga pendidikan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Selanjutnya Erni dan Kurniawan (2008: 196) menambahkan bahwa


secara garis besar proses manajemen SDM di bagi kedalam lima bagian fungsi
utama terdiri dari:

1. Human Resource Planning. Merencanakan kebutuhan dan pemanfaatan daya


manusia bagi perussahaan
2. Personnel Procurement. Mencari dan mendapatkan sumber daya manusia,
termasuk didalamnya rekrutmen, seleksi dan penempatan serta kontrak tenaga
pendidikan.
3. Personnel Development. Mengembangkan sumber daya manusia, termasuk
didalamnya program orientasi tenaga pendidikan, pendidikan dan pelatihan.
4. Personnel Maintenance. Memelihara sumber daya manusia, termasuk
didalamnya pemberian penghargaan, insentif, jaminan kesehatan dan
keselamatan tenaga pendidikan, dan lain sebagainya.
5. Personnel utilization. Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya
manusia, termasuk didalamnya promosi, demosi, transfer dan juga separasi.

5
Sumberdaya Manusia dalam pendidikan meliputi kepala sekolah, tenaga
pendidik (guru), tenaga pendidikan, dan komite sekolah. Tugas dari manajemen
sumber daya manusia pada dasarrnya adalah mengelola unsur manusia dengan
segenap potensi yang dimiliki seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai
tujuan pendidikan.

Dengan demikian Proses Sumberdaya Manusia dalam pendidikan adalah


proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup kepala sekolah, tenaga
pendidik (guru), tenaga pendidikan, dan komite sekolah tenaga pendidikan
lainnya untuk dapat menunjang aktivitas Lembaga Pendidikan demi mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Proses Menejemen SDM dalam pendidikan
diantaranya:

1. Proses perencanaan SDM


Diawali denganmemahami visi, misi, tujuan, strategi dan strukturdari
organisasi pendidikan terlebih dahulu serta mengkaji keadaan SDM yang ada
saat ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Kemudian menghitung
kebutuhan SDM yang ingin dicapai yang sesuai dengan rencana strategi
organisasi. Selanjutnya pelajari berapa besar perbedaannya antara keadaan
SDM saat ini dengan kebutuhan SDM yang ingin dicapai dengan
memperhitungkan penyusutan dari SDM yang ada. Rumuskan berapa besar
jumlah SDM yang akan direkrut, demikian pula SDM mana yang sudah
berkelebihan atau tidak diperlukan lagi. Bagi SDM yang masih dibutuhkan
lakukan rencana rekrutnya, bagi SDM yang berkelebihan rencanakan
penyusutan. Untuk organisasi yang besar proses penentuan kebutuhan dan
perencanaan pemenuhan kebutuhannya, perlu didukung oleh pendekatan
kuantitatif yang memadai, dan dukungan oleh data yang akurat dan dapat
dipercaya.
2. Penyediaan Sumber Daya Manusia
Ketersediaan sumber daya manusia menurut kualifikasi tertentu merupakan
konsekuensi logis dan implikasi dari adanya perencanaan sumber daya
manusia sebagaimana dijelaskan pada sebelumnya. Setelah perencanaan

6
sumber daya manusia dibuat, maka langkah selanjutnya dalam pelaksanaanya
adalah penyediaan sumber daya manusia atau penyediaan tenaga pendidikan.
Ada beberapa aktivitas yang masuk dalam kategori penyediaan tenaga
pendidikan ini, di antaranya adalah proses rekrutmen, seleksi dan penempatan
tenaga pendidikan. Rekrutmen adalah upaya organisasi untuk mendapatkan
tenaga pendidikan yang diperlukan sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditetapkan dalam perencanaan tenaga pendidikan. Rekrutmen dapat dilakukan
melalui pemasangan pengumuman dalam media massa, pengajuann
permohonan pada institusi –institusi pendidikan, dan lain-lain. Seleksi adalah
upaya untuk memperoleh tenaga pendidikan yang memenuhi syarat
kualifikasi dari sekian banyak pendaftar atau calon tenaga pendidikan yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan dari proses rekrutmen taddi. Penempatan
adalah proses yang dipersyaratkan serta menempatkannya pada tugas yang
telah ditetapkan. Secara lebih jelas berikut ini diuraikan ketiga konsep
pencarian tenaga pendidikan tersebut di atas.

7
Gambar di atas menjelaskan bahwa suatu perencanaan SDM harus selaras
dengan informasi lembaga pendidikan dengan menganalisis factor internal
dan eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas lembaga dan
perencanaan SDM, antara lain: globalisasi, kemajuan teknologi, pertumbuhan
ekonomi dan perubahan komposisi angkatan pendidikan. Perubahan
karakteristik angkatan pendidikan yang ditandai oleh berkurangnya tingkat
pertumbuhan SDM pendidikan semakin meningkatnya masa pendidikan bagi
golongan tua, dan peningkatan diversitas SDM pendidikan membuktikan
perlunya kebutuhan perencanaan SDM.

Dengan demikian, proyeksi demografis terhadap angkatan pendidikan di


masa depan akan membawa implikasi bagi pengelolaan SDM pendidikan
yang efektif. Peramalan kebutuhan SDM di masa depan serta perencanaan
pemenuhan kebutuhan SDM pendidikan tersebut merupakan bagian dalam
perencanaan SDM yang meliputi pencapaian tujuan dan implementasi
programprogram.

Dalam perkembangannya, perencanaan SDM pendidikan juga meliputi


pengumpulan data yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keefektrifan
program-program yang sedang berjalan dan memberikan informasi kepada
perencanaanbagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi peramalan dan program
pada saat diperlukan.

3. Pengembangan SDM
Fokus utama dari pengembangan SDM adalah tenaga pendidikan yang
meliputi kebutuhan, perjalanan karier, perilaku, skills, dan kompetensi yang
perlu ditangani secara hati-hati. Pengembangan SDM adalah inisiatif jangka
panjang, namun juga akan mengarah pada manfaat jangka pendek seperti
meningkatkan loyalitas dan performa dari tenaga pendidikan.
Secara umum tujuan dari people development adalah untuk menumbuhkan
komitmen tenaga pendidikan agar mau mengembangkan kemampuan mereka
dalam manajemen karier yang efektif.

8
Ruang lingkup people development sangat beragam, beberapa yang bisa
kamu ketahui, seperti:
a. Motivasi. Keberadaan people development untuk memotivasi tenaga
pendidikan agar ingin mengembangkan kemampuannya
b. Pelatihan, yakni membuka pintu selebar-lebarnya kepada tenaga
pendidikan untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan tujuan
lembaga pendidikan. Nantinya pelatihan ini akan disesuaikan dengan
kebutuhan setiap tenaga pendidikan. Biasanya setelah pelatihan selesai
maka dilakukan evaluasi kinerja tenaga pendidikan kembali.
c. Mengelola kinerja tenaga pendidikan. Agar kinerja tenaga pendidikan
yang telah mendapatkan pelatihan dapat efektif dan konsisten,
dibutuhkan adanya pengelolaan kinerja dan Praktik inovatif dalam
pengembangan sumber daya
4. Pemeliharaan tenaga pendidikan
Pemeliharaan tenaga Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan atau mempertahankan kondisi fisik, mental, dan sikap
tenaga pendidikan agar tetap loyal dan bependidikan produktif guna
menunjang pencapaian tujuan lembaga pendidikan, sehingga keamanan,
keselamatan, dan kesehatan tenaga pendidikan sangat perlu mendapatkan
pemeliharaan yang sebaik-baiknya.
Fungsi pemeliharaan tenaga pendidikan menyangkut terutama
perlindungan kondisi fisik, mental, dan emosi tenaga pendidikan dengan
pengertian terjaga tetap sehat dalam menjalankan tugas serta terkontrol
sikap dan emosinya. Disamping itu juga keamanan dan keselamatan
tenaga pendidikan mendapat jaminan, sehingga minimal telah sampai pada
tingkat kesejahteraan.
Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan tenaga pendidikan dilakukan dengan
tujuan baik demi kepentingan lembaga pendidikan maupun para tenaga
pendidikan. Pemeliharaan tenaga pendidikan yang dilakukan untuk
kepentingan lembaga pendidikan adalah agar : meningkatkan produktivitas
pendidikan tenaga pendidikan, meningkatkan disiplin dan menurunkan

9
absensi, menumbuhkan loyalitas dan menurunkan pergantian (turnover),
mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis,
mengefektifkan proses pengadaan tenaga pendidikan.
Pemeliharaan tenaga pendidikan yang dilakukan demi kepentingan tenaga
pendidikan adalah untuk : meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidikan
dan keluarganya, memberikan ketenangan, keamanan, serta menjaga
kesehatan tenaga pendidikan, memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap
tenaga pendidikan.
Terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan
pemeliharaan tenaga pendidikan, yaitu:
a. Metode Komunikasi, Metode komunikasi (communication method)
merupakan nafas kehidupan suatu lembaga pendidikan, karena
kegagalan dalam pencapaian tujuan lembaga pendidikan dapat
disebabkan oleh proses komunikasi yang tidak efektif, sehingga
komunikasi sangat penting ketika menjalankan aktivitas lembaga
pendidikan.
b. Metode Insentif, Metode insentif (incentive method) merupakan
tindakan yang tepat demi peneliharaan tenaga pendidikan, yaitu dengan
pemberian insentif secara adil dan layak supaya tenaga pendidikan
merasa mendapatkan perhatian dan pengakuan atas prestasi yang
dicapainya, sehingga semangat pendidikan dan loyalitas tenaga
pendidikan akan lebih baik.
c. Metode Kesejahteraan Tenaga pendidikan, Metode kesejahteraan
tenaga pendidikan (method of employee benefits) merupakan wujud
perhatian pada tingkat kesejahteraan tenaga pendidikan agar merasa
betah tetap bependidikan sampai pensiun. Upaya untuk memperhatikan
tingkat kesejahteraan itu dapat dilakukan dengan cara memberikan
sesuatu yang bersifat finansial ataupun nonfinansial dalam bentuk
pelayanan (service) dan fasilitas (facility) yang dibutuhkan tenaga
pendidikan.

10
C. Konsep Dasar Inovasi Manajemen dalam Pendidikan
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan pada istilah
invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar
baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda
yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan
sebagai usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan
(usaha) invention dan discovery.

Dalam kaitan ini, inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu
ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari
invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, dapat diartikan sebagai ditemukannya
sesuatu hal yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama
kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya
tidak ada.

Pendapat lain menyebutkan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi


dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan.
Inovasi dalam bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan
tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti
sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem
dalam arti yang luas misalnya Sistem Pendidikan Nasional.

Inovasi manajemen dalam pendidikan dilakukan untuk mencapai tujuan


tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Selain itu, menurut dari
para ahli dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis,
metode, cara, barang-barang buatan manusia yang diamati atau dirasakan sebagai
suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Pengertian
inovasi pendidikan merupakan suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda

11
dari hal (yang sama sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang menjadi


kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut:

1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima
atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi
bagi orang;
2. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasian atau
pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan;
3. “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua
komponen dan aspek dalam subsistem dalam Pendidikan.

D. Pemikiran Manajemen Inovasi Pendidikan


Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung
arti sebagai proses kerja sama yang sistematik, sistemis, dan komprehensif dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan ialah
proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga
pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan
kebangsaan. Program inovasi dirancang untuk dikembangkan dalam rangka
mewujudkan efisiensi, efektivitas dalam peningkatan kualitas, praktibilitas, serta
hal lain yang dipandang tertinggal dengan peradaban.

Ruang lingkup inovasi manajemen pendidikan meliputi perencanaan,


pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, dan sumber
daya pendidikan, seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Belajar (SB),
serta Sumber Fasilitas dan Dana (SFD).

12
Berdasarkan pendapat Drucker bahwa beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya pembaruan yang mendorong pada inovasi dalam manajemen
pendidikan, antara lain: (1) kondisi yang diharapkan; (2) munculnya
ketidakwajaran; (3) inovasi yang muncul berbasis pada kebutuhan dalam proses;
(4) perubahan pada struktur industri atau struktur pasar; (5) factor demografis; (6)
perubahan persepsi, suasana, dan makna; (7) pengetahuan baru.

Sehubungan dengan tujuan inovasi pendidikan, inovasi pendidikan perlu


dirancang berdasarkan analisis yang cermat. Analisis yang dilakukan untuk itu,
terutama hingga ditemukannya akar masalah. Beberapa masalah yang berkaitan
dengan dunia pendidikan perlu dicari hingga diperoleh akar permasalahannya.
Untuk itu, tahapan awal dalam inovasi pendidikan adalah menganalisis akar
masalah pendidikan. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan itu
multikompleks, dan setiap masalah tentu ada sumber penyebabnya.

Analisis terhadap perencanaan program inovasi pendidikan dilakukan pada


sumber masalah, sehingga jika diterapkan pada program inovasi, masalah tersebut
dapat teratasi. Selama ini sering ditemukan program-program inovasi yang masih
belum dapat mengatasi masalah. Ketidakmampuan dalam mengatasi masalah
dikarenakan analisis yang dilakukan bukan pada akar masalahnya.

E. Bidang Kegiatan Manajemen Inovasi Pendidikan


Merujuk pada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan
secara ringkas tentang bidangbidang kegiatan pendidikan di sekolah.
1. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan substansi manajemen yang utama di
sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum adalah berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terusmenerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya.

13
Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap,
yaitu: (a) perencanaan; (b) pengorganisasian dan koordinasi; (c) pelaksanaan;
(d) pengendalian.
2. Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu: (a) siswa
harus diperlakukan sebagai subjek, bukan objek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam,
ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat, dan
seterusnya. Oleh karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam,
sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c)
siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan;
(d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
3. Manajemen Personalia
Ada empat prinsip dasar manajemen personalia, yaitu: (a) dalam
mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling
berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola
dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana
organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; (d) manajemen
personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga
sekolah dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah.
Di samping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal penting dalam
manajamen personalia berkenaan penguasaan kompetensi dari para personel
di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap
personel sekolah mutlak diperlukan.

14
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah berkenaan dengan kiat sekolah dalam
menggali dan mengelola dana. Pengelolaan keuangan dikaitkan dengan
program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara
melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti manajemen
keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, di
samping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan
pembangunan ataupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu
diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan
keuangan, baik yang bersumber pemerintah, masyarakat, maupun sumber
lainnya.
5. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan
tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat
fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan
tujuan meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya
perbaikan, dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana
sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah
dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan
prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar
evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masingmasing bagian dan
memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja
peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan
prasarana sekolah.
Adapun pelaksanaannya dilakukan pengarahan kepada tim
pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan
prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif
untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan
terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.

15
F. Prosedur Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan di sekolah merupakan program perubahan di
lingkungan sekolah, antara lain meliputi perubahan dan pembaharuan dalam
tenaga kependidikan, inovasi kurikulum, dan inovasi pembelajaran. Semua tindak
inovasi itu dilaksanakan melalui serangkaian program yang dilaksanakan secara
prosedural. Tahapan prosedural program inovasi, antara lain tahap permulaan
(initiation stage) dan tahap implementasi.
1. Tahap Permulaan (Initiation Stage)
Tahap permulaan (initiation stage) terdiri atas dua hal.
a. Pengetahuan dan kesadaraan
Hal ini merupakan langkah pengenalan program inovasi kepada personel
sekolah, bahwa di lingkungan sekolah terdapat inovasi. Pengenalan ini
penting untuk memberikan kesadaran bahwa di dalam lingkup sekolah
terdapat sesuatu yang harus dilakukan berkenaan dengan perubahan dan
pembaharuan. Dengan kata lain, inovasi harus disadari keberadaannya
oleh semua pihak.
b. Pembentukan sikap terhadap inovasi
Langkah ini penting untuk mengetahui bahwa inovasi bisa diterima
atau tidak. Indikasi diterimanya sebuah inovasi terlihat pada hal berikut.
Pertama, adanya sikap terbuka terhadap inovasi yang ditandai dengan
kemauan anggota organisasi untuk mempertimbangkan inovasi,
mempertanyakan inovasi, merasa bahwa inovasi akan dapat
meningkatkan kemampuan organisasi dalam menjalankan fungsinya.
Kedua, memiliki persepsi tentang potensi yang ditandai dengan adanya
pengamatan yang menunjukkan ada kemampuan bagi lembaga
pendidikan untuk menggunakan inovasi, lembaga pendidikan pernah
mengalami keberhasilan pada masa lalu dengan menggunakan inovasi,
adanya komitmen atau kemauan untuk bekerja dengan menggunakan
inovasi serta siap untuk menghadapi kemungkinan timbulnya masalah
dalam penerapan inovasi.

16
Hasil pembentukan sikap ini terindikasi dalam perilaku anggota lembaga
pendidikan untuk mengubah sikapnya dalam menyesuaikan dengan
kemauan organisasi. Jika inovasi yang ditawarkan ditolak, harus ada
upaya perbaikan program.
c. Langkah pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan setelah dilakukan evaluasi.
Kekurangan yang ada diperbaiki, kemudian diterbitkan keputusan
inovasi. Keputusan ini ditindaklanjuti dengan implementasi.
2. Tahap Implementasi (Implementation Stage)
Tahap implementasi (implementation stage) dilakukan melalui dua tahap,
yaitu:
a. Organisasi mencoba menerapkan sebagian inovasi. Misalnya, guru
ditugaskan membuat program inovasi pembelajaran berbasis ICT, inovasi
diterapkan pada salah satu mata pelajaran dulu, kemudian pada seluruh
bagian mata pelajaran.
b. Langkah kelanjutan pembinaan penerapan inovasi, yakni merupakan
langkah selanjutnya dari inovasi, setelah semua anggota lembaga
pendidikan mencapai komitmen untuk menerima inovasi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dasar Perilaku Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan sebuah cara
yang dilakukan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Hingga saat ini
peningkatan kualitas sumber daya masih terus dilakukan yang memperhatikan
dasar dari sumber daya manusia tersebut, karena meskipun suatu negara tidak
mempunyai keunggulan komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan
kompetitif, maka negara tersebut bisa lebih bersaing dengan negara lain.
Urgensi adanya Manajemen SDM yaitu karena Manajemen SDM berarti
mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi oragnisasi atau lembaga agar tujuan
organisasi atau lembaga dapat dicapai secara optimum, staffing dan personalia
dalam organisasi, meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang
mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.
Pengertian inovasi pendidikan merupakan suatu perubahan yang baru,
dan kualitatif berbeda dari hal (yang sama sebelumnya), serta sengaja diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam
pendidikan. Inovasi manajemen dalam pendidikan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Inovasi pendidikan perlu dirancang berdasarkan analisis yang cermat


untuk mencapai tujuan pendidikan dan proses pendidikan dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.

18
B. Saran
Lembaga Pendidikan islam di Indonesia baik yang didirikan oleh
pemerintah maupun oleh swasta melalui yayasan dan ormas islam diharapkan
dapat meningkatkan kualitas Pendidikan Islam dan menghilangkan anggapan
masyarakat bahwa Pendidikan islam di Indonesia adalah Pendidikan yang
dipandang sebelah mata karena masalah kualitas yang dianggap rendah.

Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan itu multikompleks, dan


setiap masalah tentu ada sumber penyebabnya. Untuk itu, setiap lembaga
pendidikan dapat menciptakan inovasi dan terobosan yang berkelanjutan agar
masalah-masalah pendidikan dapat teratasi den pendidikan di Indonesia semakin
maju dan jaya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M.(2011). “Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan.

https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/penduduk_kebudayaan.html.

Karim, I.H. 2012. Perbedaan Tingkat Satuan Pendidikan Indonesia Dan Australia.
(Online). Koentjaraningrat. 2009.

Montagu, A.M.F., 1960, An Introduction to Physical Anthropology, 3rdedn,


Charles C Thomas Publisher, U.S.

Nababan. 2009. Peranan Sistem Pendidikan Nasional dalam Mengembangkan


Nilai-Nilai Budaya. Medan: Universitas HKBP Nommensen. Makalah ini
disampaikan pada The 1st International Symposium on Education
tanggal 20 Oktober 2016.

Nur, Agustiar Syah. (2001). Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara.


Bandung : Lubuk Agung.

Redja Mudyahardjo, (2002). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Suparyo, Yossy. 2005. UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional


(SISDIKNAS) UU No.20 Tahun 2003 beserta Penjelasannya.
Yogyakarta:Media Abadi

Yayatharyati. 2011. Kaitan Antara Kebudayaan Dan Pendidikan.


(Online),http://kaitan-pendidikandan-kebudayaan-ppt.com, diakses
tanggal 20 Oktober 2016

20

Anda mungkin juga menyukai