Disusun oleh :
Ketua : Sukarno Abby, S.ST (20050902288)
Anggota :
1. Akhmad Mustakim,Lc (20050902216)
2. Ahmad Nawawi,S.Pd (20050902083)
3. Windarto (20050902202)
4. Supriadi Sudirja (20050902291)
5. Jumaris Borahima (20050902256)
6. Asri Jaya M, S.Pd (20050902227)
7. Hasbi, Lc (20050902242)
8. Helmy Aulia Rachman,SE (20050902112)
9. Deny Zakaria S.Pd (20050902065)
10. Muh. Sayuti Abdullah, S.Pd.I (20050902267)
11. Mardin, S.Hut (20050902262)
i
KATA PENGANTAR
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang membangun akan harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Pengertian Manajeman Sumber Daya Manusia............................... 3
B. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan........ 5
C. Konsep Dasar Inovasi Manajemen dalam Pendidikan..................... 11
D. Pemikiran Manajemen Inovasi Pendidikan...................................... 12
E. Bidang Kegiatan Manajemen Inovasi Pendidikan........................... 13
F. Prosedur Inovasi Pendidikan............................................................ 16
Daftar Pustaka............................................................................................ 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh IPTEK terhadap sumber daya manusia jelas terasa manfaatnya,
semakin kuat IPTEK yang dikuasai, semakin baik pula pengetahuan sumber daya
manusia mengolah dan memanfaatkan teknologi yang ada dalam efektifitas
pendidikan yang lebih unggul. Setiap orang dituntut untuk berlatih menguasai
IPTEK. Untuk membanggakan Indonesia di kancah internasional tidak lepas pula
dari peran IPTEK itu sendiri. Keberadaan sumber daya manusia yang melimpah
tanpa adanya pemahaman terhadap pemanfaatan IPTEK akan menyebabkan suatu
negara merasa tertindas dan tertinggal oleh negara lain.
Dengan terus mengasah sumber daya yang ada, bukan tidak mungkin
Indonesia akan menjadi bangsa yang diperhitungkan keberadaannya di dunia.
Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, tidak akan berpengaruh bagi
bangsanya tanpa memiliki kemampuan sosial yang baik.
Inovasi pendidikan saat ini menjadi topik yang tepat untuk dibicarakan
karena berkaitan dengan upaya pemerintah memperbaiki kurikulum pendidikan,
khusunya Pendidikan Dasar dan Menengah dengan memberlakukan Standar Isi
Kurikulum. Inovasi pendidikan dalam bentuk penyiapan kurikulum baru oleh
pemerintah termasuk ke dalam model inovasi pendidikan yang diciptakan oleh
pihak tertentu sebagai pimpinan atau atasan yang diterapkan kepada bawahan.
Menyertai bentuk inovasi ini biasanya timbul berbagai fenomena yang dampaknya
1
biasanya terkena langsung kepada para pengguna kurikulum di lapangan yang
muncul tatkala inovasi tersebut direalisasikan. Fenomena tersebut antara lain:
kendala dan resistensi dari pihak pelaksana inovasi seperti guru, siswa, fasilitas,
dana, masyarakat dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen SDM ?
2. Apa proses manajemen SDM dalam pendidikan ?
3. Apa konsep dasar inovasi manajemen dalam pendidikan ?
4. Apa pemikiran manajemen inovasi dalam pendidikan ?
5. Apa bidang kegiatan manajemen inovasi pendidikan ?
6. Apa prosedur inovasi dalam pendidikan ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian manajemen SDM
2. Menjelaskan proses manajemen SDM dalam pendidikan
3. Menjelaskan konsep dasar inovasi manajemen dalam pendidikan
4. Menjelaskan pemikiran manajemen inovasi dalam pendidikan
5. Menjelaskan bidang kegiatan manajemen inovasi pendidikan
6. Menjelaskan prosedur inovasi dalam pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam konteks ini, seorang manajer sumber daya manusia adalah
seseorang yang lazimnya bertindak dalam kapasitas sebagai staf, yang
bependidikan sama dengan para manajer lain untuk membantu mereka dalam
menangani maslah-masalah sumber daya manusia. Jadi pada dasarnya, semua
manajer bertanggung jawab atas pengelolaan tenaga pendidikan di unit
pendidikannya masing-masing. Dalam praktiknya, diperlukan semacam
pembagian peran dan tanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan operasional
pengelolaan SDM antara manajer SDM yang memiliki kepakaran manajemen
SDM dan menajer-manajer lain yang sehari-hari mengelola para bawahan atau
anggota unit pendidikan.
1. Fungsi Manajerial
• perencanaan (planning)
• pengorganisasian (organizing)
• pengarahan (directing)
• pengendalian (controlling)
2. Fungsi Operasional
• pengadaan tenaga pendidikan (SDM)
• pengembangan
• kompetensi
• pengintegrasian
• pemeliharaan
• pemutusan hubungan pendidikan
4
B. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan
Menurut Erni dan Kurniawan (2008: 196), Proses manajemen sumber
daya manusia adalah segala proses yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan
dari mulai perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan
kontrak pendidikan,penetapan tenaga pendidikan, hingga pembinaan dan
pengembangan tenaga pendidikan guna menempatkan dan tetap memelihara
tenaga pendidikan pada posisi dan kualifikasi tertentu serta bertanggung jawab
sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga pendidikan tersebut.
5
Sumberdaya Manusia dalam pendidikan meliputi kepala sekolah, tenaga
pendidik (guru), tenaga pendidikan, dan komite sekolah. Tugas dari manajemen
sumber daya manusia pada dasarrnya adalah mengelola unsur manusia dengan
segenap potensi yang dimiliki seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai
tujuan pendidikan.
6
sumber daya manusia dibuat, maka langkah selanjutnya dalam pelaksanaanya
adalah penyediaan sumber daya manusia atau penyediaan tenaga pendidikan.
Ada beberapa aktivitas yang masuk dalam kategori penyediaan tenaga
pendidikan ini, di antaranya adalah proses rekrutmen, seleksi dan penempatan
tenaga pendidikan. Rekrutmen adalah upaya organisasi untuk mendapatkan
tenaga pendidikan yang diperlukan sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditetapkan dalam perencanaan tenaga pendidikan. Rekrutmen dapat dilakukan
melalui pemasangan pengumuman dalam media massa, pengajuann
permohonan pada institusi –institusi pendidikan, dan lain-lain. Seleksi adalah
upaya untuk memperoleh tenaga pendidikan yang memenuhi syarat
kualifikasi dari sekian banyak pendaftar atau calon tenaga pendidikan yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan dari proses rekrutmen taddi. Penempatan
adalah proses yang dipersyaratkan serta menempatkannya pada tugas yang
telah ditetapkan. Secara lebih jelas berikut ini diuraikan ketiga konsep
pencarian tenaga pendidikan tersebut di atas.
7
Gambar di atas menjelaskan bahwa suatu perencanaan SDM harus selaras
dengan informasi lembaga pendidikan dengan menganalisis factor internal
dan eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas lembaga dan
perencanaan SDM, antara lain: globalisasi, kemajuan teknologi, pertumbuhan
ekonomi dan perubahan komposisi angkatan pendidikan. Perubahan
karakteristik angkatan pendidikan yang ditandai oleh berkurangnya tingkat
pertumbuhan SDM pendidikan semakin meningkatnya masa pendidikan bagi
golongan tua, dan peningkatan diversitas SDM pendidikan membuktikan
perlunya kebutuhan perencanaan SDM.
3. Pengembangan SDM
Fokus utama dari pengembangan SDM adalah tenaga pendidikan yang
meliputi kebutuhan, perjalanan karier, perilaku, skills, dan kompetensi yang
perlu ditangani secara hati-hati. Pengembangan SDM adalah inisiatif jangka
panjang, namun juga akan mengarah pada manfaat jangka pendek seperti
meningkatkan loyalitas dan performa dari tenaga pendidikan.
Secara umum tujuan dari people development adalah untuk menumbuhkan
komitmen tenaga pendidikan agar mau mengembangkan kemampuan mereka
dalam manajemen karier yang efektif.
8
Ruang lingkup people development sangat beragam, beberapa yang bisa
kamu ketahui, seperti:
a. Motivasi. Keberadaan people development untuk memotivasi tenaga
pendidikan agar ingin mengembangkan kemampuannya
b. Pelatihan, yakni membuka pintu selebar-lebarnya kepada tenaga
pendidikan untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan tujuan
lembaga pendidikan. Nantinya pelatihan ini akan disesuaikan dengan
kebutuhan setiap tenaga pendidikan. Biasanya setelah pelatihan selesai
maka dilakukan evaluasi kinerja tenaga pendidikan kembali.
c. Mengelola kinerja tenaga pendidikan. Agar kinerja tenaga pendidikan
yang telah mendapatkan pelatihan dapat efektif dan konsisten,
dibutuhkan adanya pengelolaan kinerja dan Praktik inovatif dalam
pengembangan sumber daya
4. Pemeliharaan tenaga pendidikan
Pemeliharaan tenaga Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan atau mempertahankan kondisi fisik, mental, dan sikap
tenaga pendidikan agar tetap loyal dan bependidikan produktif guna
menunjang pencapaian tujuan lembaga pendidikan, sehingga keamanan,
keselamatan, dan kesehatan tenaga pendidikan sangat perlu mendapatkan
pemeliharaan yang sebaik-baiknya.
Fungsi pemeliharaan tenaga pendidikan menyangkut terutama
perlindungan kondisi fisik, mental, dan emosi tenaga pendidikan dengan
pengertian terjaga tetap sehat dalam menjalankan tugas serta terkontrol
sikap dan emosinya. Disamping itu juga keamanan dan keselamatan
tenaga pendidikan mendapat jaminan, sehingga minimal telah sampai pada
tingkat kesejahteraan.
Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan tenaga pendidikan dilakukan dengan
tujuan baik demi kepentingan lembaga pendidikan maupun para tenaga
pendidikan. Pemeliharaan tenaga pendidikan yang dilakukan untuk
kepentingan lembaga pendidikan adalah agar : meningkatkan produktivitas
pendidikan tenaga pendidikan, meningkatkan disiplin dan menurunkan
9
absensi, menumbuhkan loyalitas dan menurunkan pergantian (turnover),
mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis,
mengefektifkan proses pengadaan tenaga pendidikan.
Pemeliharaan tenaga pendidikan yang dilakukan demi kepentingan tenaga
pendidikan adalah untuk : meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidikan
dan keluarganya, memberikan ketenangan, keamanan, serta menjaga
kesehatan tenaga pendidikan, memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap
tenaga pendidikan.
Terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan
pemeliharaan tenaga pendidikan, yaitu:
a. Metode Komunikasi, Metode komunikasi (communication method)
merupakan nafas kehidupan suatu lembaga pendidikan, karena
kegagalan dalam pencapaian tujuan lembaga pendidikan dapat
disebabkan oleh proses komunikasi yang tidak efektif, sehingga
komunikasi sangat penting ketika menjalankan aktivitas lembaga
pendidikan.
b. Metode Insentif, Metode insentif (incentive method) merupakan
tindakan yang tepat demi peneliharaan tenaga pendidikan, yaitu dengan
pemberian insentif secara adil dan layak supaya tenaga pendidikan
merasa mendapatkan perhatian dan pengakuan atas prestasi yang
dicapainya, sehingga semangat pendidikan dan loyalitas tenaga
pendidikan akan lebih baik.
c. Metode Kesejahteraan Tenaga pendidikan, Metode kesejahteraan
tenaga pendidikan (method of employee benefits) merupakan wujud
perhatian pada tingkat kesejahteraan tenaga pendidikan agar merasa
betah tetap bependidikan sampai pensiun. Upaya untuk memperhatikan
tingkat kesejahteraan itu dapat dilakukan dengan cara memberikan
sesuatu yang bersifat finansial ataupun nonfinansial dalam bentuk
pelayanan (service) dan fasilitas (facility) yang dibutuhkan tenaga
pendidikan.
10
C. Konsep Dasar Inovasi Manajemen dalam Pendidikan
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan pada istilah
invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar
baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda
yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan
sebagai usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan
(usaha) invention dan discovery.
Dalam kaitan ini, inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu
ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari
invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, dapat diartikan sebagai ditemukannya
sesuatu hal yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama
kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya
tidak ada.
11
dari hal (yang sama sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima
atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi
bagi orang;
2. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasian atau
pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan;
3. “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua
komponen dan aspek dalam subsistem dalam Pendidikan.
12
Berdasarkan pendapat Drucker bahwa beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya pembaruan yang mendorong pada inovasi dalam manajemen
pendidikan, antara lain: (1) kondisi yang diharapkan; (2) munculnya
ketidakwajaran; (3) inovasi yang muncul berbasis pada kebutuhan dalam proses;
(4) perubahan pada struktur industri atau struktur pasar; (5) factor demografis; (6)
perubahan persepsi, suasana, dan makna; (7) pengetahuan baru.
13
Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap,
yaitu: (a) perencanaan; (b) pengorganisasian dan koordinasi; (c) pelaksanaan;
(d) pengendalian.
2. Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu: (a) siswa
harus diperlakukan sebagai subjek, bukan objek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam,
ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat, dan
seterusnya. Oleh karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam,
sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c)
siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan;
(d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
3. Manajemen Personalia
Ada empat prinsip dasar manajemen personalia, yaitu: (a) dalam
mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling
berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola
dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana
organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; (d) manajemen
personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga
sekolah dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah.
Di samping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal penting dalam
manajamen personalia berkenaan penguasaan kompetensi dari para personel
di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap
personel sekolah mutlak diperlukan.
14
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah berkenaan dengan kiat sekolah dalam
menggali dan mengelola dana. Pengelolaan keuangan dikaitkan dengan
program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara
melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti manajemen
keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, di
samping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan
pembangunan ataupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu
diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan
keuangan, baik yang bersumber pemerintah, masyarakat, maupun sumber
lainnya.
5. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan
tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat
fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan
tujuan meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya
perbaikan, dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana
sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah
dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan
prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar
evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masingmasing bagian dan
memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja
peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan
prasarana sekolah.
Adapun pelaksanaannya dilakukan pengarahan kepada tim
pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan
prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif
untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan
terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
15
F. Prosedur Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan di sekolah merupakan program perubahan di
lingkungan sekolah, antara lain meliputi perubahan dan pembaharuan dalam
tenaga kependidikan, inovasi kurikulum, dan inovasi pembelajaran. Semua tindak
inovasi itu dilaksanakan melalui serangkaian program yang dilaksanakan secara
prosedural. Tahapan prosedural program inovasi, antara lain tahap permulaan
(initiation stage) dan tahap implementasi.
1. Tahap Permulaan (Initiation Stage)
Tahap permulaan (initiation stage) terdiri atas dua hal.
a. Pengetahuan dan kesadaraan
Hal ini merupakan langkah pengenalan program inovasi kepada personel
sekolah, bahwa di lingkungan sekolah terdapat inovasi. Pengenalan ini
penting untuk memberikan kesadaran bahwa di dalam lingkup sekolah
terdapat sesuatu yang harus dilakukan berkenaan dengan perubahan dan
pembaharuan. Dengan kata lain, inovasi harus disadari keberadaannya
oleh semua pihak.
b. Pembentukan sikap terhadap inovasi
Langkah ini penting untuk mengetahui bahwa inovasi bisa diterima
atau tidak. Indikasi diterimanya sebuah inovasi terlihat pada hal berikut.
Pertama, adanya sikap terbuka terhadap inovasi yang ditandai dengan
kemauan anggota organisasi untuk mempertimbangkan inovasi,
mempertanyakan inovasi, merasa bahwa inovasi akan dapat
meningkatkan kemampuan organisasi dalam menjalankan fungsinya.
Kedua, memiliki persepsi tentang potensi yang ditandai dengan adanya
pengamatan yang menunjukkan ada kemampuan bagi lembaga
pendidikan untuk menggunakan inovasi, lembaga pendidikan pernah
mengalami keberhasilan pada masa lalu dengan menggunakan inovasi,
adanya komitmen atau kemauan untuk bekerja dengan menggunakan
inovasi serta siap untuk menghadapi kemungkinan timbulnya masalah
dalam penerapan inovasi.
16
Hasil pembentukan sikap ini terindikasi dalam perilaku anggota lembaga
pendidikan untuk mengubah sikapnya dalam menyesuaikan dengan
kemauan organisasi. Jika inovasi yang ditawarkan ditolak, harus ada
upaya perbaikan program.
c. Langkah pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan setelah dilakukan evaluasi.
Kekurangan yang ada diperbaiki, kemudian diterbitkan keputusan
inovasi. Keputusan ini ditindaklanjuti dengan implementasi.
2. Tahap Implementasi (Implementation Stage)
Tahap implementasi (implementation stage) dilakukan melalui dua tahap,
yaitu:
a. Organisasi mencoba menerapkan sebagian inovasi. Misalnya, guru
ditugaskan membuat program inovasi pembelajaran berbasis ICT, inovasi
diterapkan pada salah satu mata pelajaran dulu, kemudian pada seluruh
bagian mata pelajaran.
b. Langkah kelanjutan pembinaan penerapan inovasi, yakni merupakan
langkah selanjutnya dari inovasi, setelah semua anggota lembaga
pendidikan mencapai komitmen untuk menerima inovasi.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar Perilaku Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan sebuah cara
yang dilakukan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Hingga saat ini
peningkatan kualitas sumber daya masih terus dilakukan yang memperhatikan
dasar dari sumber daya manusia tersebut, karena meskipun suatu negara tidak
mempunyai keunggulan komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan
kompetitif, maka negara tersebut bisa lebih bersaing dengan negara lain.
Urgensi adanya Manajemen SDM yaitu karena Manajemen SDM berarti
mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi oragnisasi atau lembaga agar tujuan
organisasi atau lembaga dapat dicapai secara optimum, staffing dan personalia
dalam organisasi, meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang
mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.
Pengertian inovasi pendidikan merupakan suatu perubahan yang baru,
dan kualitatif berbeda dari hal (yang sama sebelumnya), serta sengaja diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam
pendidikan. Inovasi manajemen dalam pendidikan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
18
B. Saran
Lembaga Pendidikan islam di Indonesia baik yang didirikan oleh
pemerintah maupun oleh swasta melalui yayasan dan ormas islam diharapkan
dapat meningkatkan kualitas Pendidikan Islam dan menghilangkan anggapan
masyarakat bahwa Pendidikan islam di Indonesia adalah Pendidikan yang
dipandang sebelah mata karena masalah kualitas yang dianggap rendah.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/penduduk_kebudayaan.html.
Karim, I.H. 2012. Perbedaan Tingkat Satuan Pendidikan Indonesia Dan Australia.
(Online). Koentjaraningrat. 2009.
20