Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2021
Profil Peserta PFmuda 2021
Judul Proyek Sosial Penerapan Thrifting dan Upcycle dalam Upaya Pengurangan Limbah Fesyen
dan Pembentukan Ekonomi Sirkular
Kategori Isu Sosial Kemiskinan
Produk/ Hasil Dari 1. Pakaian bekas layak pakai yang memiliki kualitas dan nilai jual tinggi
Proyek Sosial 2. Produk dari bahan pakaian di bawah kualitas standar jual yang diolah
menjadi barang baru yang memiliki nilai guna seperti pouch, gorden, tas,
pakaian baru dll (Upcycle)
Manfaat Proyek bagi 1. Mengurangi limbah pakaian yang tidak bisa dipakai lagi
Masyarakat 2. Meningkatkan penghasilan ekonomi yang cukup besar dengan modal
yang minim bagi masyarakat menengah kebawah
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa kita sadari, industri tekstil merupakan salah satu penyebab terbesar
kerusakan lingkungan kita. Industri ini menyumbang polusi air terbesar kedua
setelah sektor minyak dan gas bumi. Untuk memproduksi satu kaos saja,
dibutuhkan 2.700 liter air, selain kapas yang juga sebagai sumber daya utama.
Bahkan, 1 ton bahan jeans membutuhkan 200 ton air (Natural Resources Defense
Council, 2017).
Di sisi lain, rata-rata konsumen membeli 60 persen lebih banyak pakaian
tiap tahunnya dibanding pada awal abad ke-21. Pakaian yang dibeli ini
kebanyakan hanya berakhir di lemari. Bahkan, sudah menjadi pemandangan yang
umum di negara-negara maju jika baju bekas akhirnya menumpuk di tempat
pembuangan sampah (Vice, 2018). Dilansir dari publikasi Ellen MacArthur
Foundation, setiap hari satu truk sampah dibakar setiap harinya yang setara
dengan 2.625 kg pakaian. Sampah pakaian ini bahkan cukup untuk memenuhi
Pelabuhan Sydney setiap tahunnya yang setara dengan 82.782.000.000 kg
pakaian.
Banyak orang terjebak dalam fast fashion di mana mereka secara impulsif
membeli pakaian yang tidak sesuai kebutuhan mereka. Brand fesyen besar pun
selalu berlomba-lomba membuat mode terbaru dengan harga yang sebisa
mungkin dijangkau masyarakat. Padahal, di balik pembuatan produk yang murah
tersebut ada harga lain yang harus dibayarkan. Banyak karyawan garmen yang
bekerja secara penuh waktu tidak dibayar dengan layak dan lingkungan yang
semakin tercemar dengan bahan tekstil serta limbah pakaian yang tidak
digunakan.
Padahal, di sisi lain banyak orang lain yang masih belum bisa memenuhi
kebutuhan pakaian mereka. Maka dari itu, donasi, jual-beli dan upcycle pakaian
bekas adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah
pakaian dan menghemat sumber daya. Beberapa aspek yang ingin dipecahkan
dengan kegiatan ini antara lain:
1. Aspek Sosial
Mengurangi kebiasaan fast fashion dengan mengedukasi masyarakat tentang
dampak negatif kegiatan tersebut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang dampak buruk membeli pakaian secara terus-
menerus yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
2. Aspek Ekonomi
Melalui upcycle baju bekas layak pakai menjadi peralatan rumah tangga seperti
gorden, sprei dan pernak pernik seperti tas, bando, gelang dan lain-lain
diharapkan dapat membantu pemberdayaan perempuan, meningkatkan
keterampilan dan juga memberikan penghasilan yang dapat membantu
perekonomian keluarga.
3. Aspek Lingkungan
Seperti penjelasan di atas bahwasanya ada banyak dampak negatif ke
lingkungan dalam fast fashion. Dengan menjual kembali pakaian bekas layak
pakai dan mengolah kembali pakaian, diharapkan dapat memperpanjang usia
pakaian itu sendiri yang pada akhirnya akan membentuk ekonomi sirkular
yang bisa menjaga sumber daya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari proyek ini adalah:
1. Mengurangi sampah pakaian dengan memperpanjang umur pakaian untuk
mengurangi limbah pakaian pada lingkungan.
2. Membantu masyarakat untuk meningkatkan perekonomian dengan
memanfaatkan pakaian bekas.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam proyek ini adalah:
1. Membantu menyelamatkan lingkungan dengan pemanfaatan sampah pakaian
2. Membantu memperpanjang pakaian dengan menjual pakaian untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.
BAB II. METODE PELAKSANAAN
A. Lokasi Proyek
Rencana lokasi pelaksanaan proyek ini ada di daerah Blunyahrejo, Kelurahan
Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta
D. Pelaksana Proyek
Kelima, sistem upcycle di mana pakaian yang sudah tidak bisa digunakan
diubah menjadi barang baru yang memiliki nilai jual tinggi. Contohnya pakaian yang
didesain baru, tas, keset, gorden, dan barang industri kreatif lainnya. Sistem upcycle
adalah sistem yang justru akan menekan sampah pakaian hingga tak bersisa sehingga
menumbuhkan sistem ekonomi yang sirkular. Pada sistem ini kami juga akan
bekerjasama dengan masyarakat di daerah proyek kami dalam produksi barang
upcycle.
B. Hasil Proyek Sosial
Hasil yang diharapkan dari proyek sosial ini adalah terbentuknya ekonomi sirkular
yang memanfaatkan segala sumber daya yang ada dengan baik. Pertama dengan
mengurangi sampah pakaian dengan memperpanjang umur pakaian untuk
menyelamatkan lingkungan. Kedua, membantu meningkatkan pendapatan
masyarakat dengan memanfaatkan dan meregenerasi pakaian bekas layak pakai
seoptimal mungkin sehingga menciptakan perekonomian yang sirkular.
C. Penerima Manfaat
Penerima manfaat secara langsung dari proyek Sedekah Baju Yogyakarta ini
adalah pertama, masyarakat menengah kebawah atau masyarakat miskin yaitu yang
berada di jalanan kota dan juga perkumpulan rumah pemulung. Kedua, masyarakat
yang kurang mampu dalam hal pendapatan ekonomi yang berada di kota maupun di
pelosok desa. Penerima manfaat tidak langsung adalah donatur yang mendonasikan
pakaian layak pakai. Karena donatur merasa terbantu dengan mengeluarkan pakaian-
pakaian dari lemari yang sudah tidak dipakai sehingga bisa disalurkan melalui
komunitas Sedekah Baju Yogyakarta.
BAB IV. ANGGARAN BIAYA
Terdapat dua sumber dana yang akan digunakan yaitu dari thrifting atau jual beli
pakaian bekas layak pakai, produk upcycle. Untuk pakaian bekas, rata-rata akan dijual
sebesar Rp35.000 dengan 50% keuntungan akan digunakan untuk operasional
sedekah baju dan 50% keuntungan lainnya akan dimanfaatkan untuk donasi.
Sedangkan untuk produk upcycle, rata-rata akan dijual mulai harga Rp10.000 dan
disesuaikan dengan jenis bahan dan tingkat kesulitan pembuatan produk.
B. Penutup
Berdasarkan penelitian data secara global, pembuatan pakaian menimbulkan
berbagai masalah. Pertama pencemaran air, satu pakaian membutuhkan 2700 liter air,
sehingga sebanyak 50.000 ton pewarna kain dibuang ke sungai. Kedua pencemaran udara,
limbah fesyen menyumbang sebanyak 10 % emisi karbondioksida, sedangkan industri
penerbangan hanya 2%. Ketiga pencemaran tanah, jika di total, sampah pakaian sebanyak
(setara 2.625 kg) ditimbun setiap hari. 85% pakaian berakhir di tanah tanpa pengolahan.
Keempat menimbulkan polusi terbesar setelah minyak.
Oleh karena itu, berdasarkan data global maupun nasional tersebut, dibalik
permasalahan yang ada, kami ingin menjadikan masalah tersebut menjadi sebuah peluang
untuk menyelesaikan yaitu dengan menjual pakaian bekas tersebut untuk membantu
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dengan modal seminimal mungkin namun
memiliki keuntungan yang besar, selain itu juga dapat membantu menyelamatkan lingkungan
dengan memperpanjang usia pakaian. Cara kerjanya, menampung pakaian bekas layak pakai
dari donatur, kemudian dikurasi mana pakaian yang masih layak dan tidak, pakaian yang
masih layak dapat langsung dijual, sedangkan pakaian yang tidak layak dapat di upcycle
menjadi barang baru, seperti keset, membuat tas, korden, dan kerajinan industri kecil lainnya.
Dengan begitu, memanfaatkan sampah menjadi barang nilai guna menjadi salah satu
kesempatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.
Daftar Pustaka