Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Sistem pernafasan disebut juga dengan sistem respirasi yang berarti
bernafas kembali, sistem ini berperan menyediakan oksigen (O2) yang
diambil dari atsmosfir dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) dari sel-
sel tubuh menuju ke udara bebas. Proses bernafas berlangsung dalam
beberapa langkah dengan dukungan sistem syaraf pusat dan sitem
kardiovaskular. Sistem pernafasan terdiri dari rangkaian saluran udara
yang menghantarkan udara luar yang dapat bersentuhan dengan membran
kapiler aveoli yang memisahkan dengan sistem pernafasan dan sistem
kardiovaskular. (Mutaqqin, 20)
Respirasi dalam fisiologis memiliki arti yang cukup luas yang
mencakup 2 proses yang terpisah tetapi berkaitan yaitu respirasi selular
dan eksternal. Respirasi selular yaitu respirasi yang merujuk pada proses
metabolik intrasel yang dilaksanakan dalam mitokondria, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selagi mengambil energi dari
molekul nutrien. Respirasi eksternal yaitu respirasi yang merujuk pada
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Respirasi atau pernafasan yaitu
suatu peristiwa menghirup atau menggunakan udara yang mengandung O2
(oksigen) yang disebut inspirasi serta mengeluarkan atau menghasilkan
udara yang mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa oksidasi
keluar tubuh (ekspirasi ).
B. Anatomi Sistem Pernafasan

Sistem anatomi pernafasan dibedakan menjadi dua yaitu sistem pernafasan


bagian atas dan sistem pernafasan bagian bawah.
1. Sistem pernafasan bagian atas
1.1 Hidung
Hidung merupakan organ indra penciuman ujung saraf
yang mendeteksi penciuman yang berada di atap (langit- langit)
Hidung diarea lempeng kribiformis tulang etmoit dan konka
superior. Ujung saraf ini distimulasi oleh bau diudara. Impuls
saraf dihantarkan oleh saraf olfaktorius ke otak dimana sensasi
bau dipersepsikan, ketika masuk ke hidung udara disaring,
dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini dilakukan oleh sel epitel
yang memiliki lapisan mukus sekresi sel goblet dan kelenjar
mukosa, lalu gerakan silia mendorong lapisan mukus
keposterior didalam rongga hidung ke superior Saluran
pernafasan menuju faring.
Fungsi hidung yaitu
a. Sebagai sakuran pernafasan
b. Sebagai penyaring saluran pernafasan
c. Meghangatkan saluran pernafasan oleh mukosa
d. Membunuh kuman yang masuk

1.2 Faring
Faring yaitu pipa berotot yang berjalan dari dasar
tengkorak sampai persambungannya dengan esofagus pada
ketinggian tulang rawan krikoit. Saluran faring mempunya
panjang 12- 14 cm dan memanjang dari dasar tengkorak
hingga vertebra servikalis ke 6 . faring berada dibelakang
hidung (nasofaring), mulut ( orofaring) dan laring
(laringofaring). Faring digunakan pada saat digestion
(menelan) pada saat bernafas.
Nasofaring terdapat pada superior diarea yang terdapat
epitel bersilia (seodostratifiet) dan tonsil (adenoit), serta
merupakan muara tubeeustacius. Orofaring berfungsi sebagai
penampung udara dari nasofaring dan makan dari mulut.
Laringofaring merupakan bagian terbawah faring yag
berhubungan dengan esofagus dan pita suara yang berada
dalam trakhea.
1.3 Laring
Dibentuk oleh struktur epitelium – linet yang berhubungan
dengan faring dan trakhea. Laring terletak di anterior tulang
belakang (vertebra) ke-4 dan ke-6. Bagian atas esofagus berada
di bagian posterior laring. Fungsi laring yaitu sebagai
pembentuk suara dan produksi jalan nafas bawah dari benda
asing.
Laring terdiri dari :
a. Epiglotis
Merupakan katup kartilago yang membuka selama
menelan.
b. Glotis
Merupakan lubang pita suara dan laring
c. Kartilago tiroid
Merupkan kartilago terbesar di trakhea, terdapat pada
bagian yang terbentuk jakun.
d. Kartilago krikoid
Merupakan cincin yang utuh di laring terletak di bawah
kartilago tiroid.
e. Kartilago aritenoid
Digunakan pada pergerakan pita suara berama dengan
karilago tiroid.

f. Pita suara
Sebuah ligamen yang dikontrol oleh pergerakan otot yang
menghasilkan suara dan menempel pada lumen laring.
2. Sistem pernafasan bagian bawah
Saluran udara konduktif
2.1 Trakhea
Trakhea merupakan perpanjangan dari laring pada
ketinggian tulang vertebra thorakal ke 7 yang bercabang
menjadi 2 bronkus. Ujung cabang trakhea disebut carina.
Trakhea berifat fleksible berotot dan memiliki panjang 12cm
dengan cincin kartilago berbentuk huruf C.
Fungsi trakhea yaitu
a. Penunjang dan menjaga kepatenan jalan nafas dan
mencegah opstruksi jalan nafas saat kepala dan leher
digerakan.
b. Eskalatormukosilaris merupakan keselarasan gerakan silia
membaran mukosa yang teratur yang membawa mukus
dengan partikel yang melekat padanya ke atas laring
dimana partikel ini akan ditelan atau dibatukkan.
c. Reflek batuk, ujung saraf dilaring, trakhea dan bronkus
peka terhadap iritasi sehingga membangkitkan impuls saraf
yang dihantarkan oleh saraf fagus kepusat pernafasan
dibatang otak.
d. Penghangat, pelembab, penyaring
Trakhea terdiri dari 3 lapis jaringan yaitu
a. Lapisan luar yang terdiri dari jaringan elastik dan
fibrosa yang membungkus kartilago
b. Lapisan tengah yang terdiri dari kartilago dan pita otot
polos yang membungkus trakhea dalam susunan heliks.
c. Lapisan dalam yang terdiri dari atas epitalium kolumnar
penyekresi mukus.

2.2 Bronkus dan bronkeolus


Bronkus merupakan percabangan trakhea. Setiap bronkus
primer bercabang 9 -12 kali untuk membentuk bronki sekunder
dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Struktur yang
mendasar dari paru- paru adalah percabangan bronkial yang
selanjutya secara berurutan bronki, bronkilus, bronkiolus
terminalis, bronkiolus respiratori, duktus, alveola, dan alveoli.
Dibagian bronkus masih disebut pernafasan ekstrapulmonal
dan sampai memasuki paru- paru yang diseut intrapulmonal.
Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar dan cenderung
lebih vertikal daripada bronkus yang kiri.
Saluran respiratoris terminal
2.3 Alveoli
Alveoli mentransferkan oksigen dan karbondioksida dari
darah melalui membran alveola. Kanatung udara yang kecil ini
mengembang selama inspirasi, secara besar meningkatkan area
permukaan diatas sehingga terjadi pertukaran gas.
2.4 Paru- paru
Paru- paru mentransfer oksigen dari atsmostfer kedalam
alveoli dan karbondioksida dari alveoli pada paru- paru untuk
dikeluarkan sebagai limbah sampah. Paru- paru juga menyaring
materi racun dari sirkulasi dan metabolisme senyawa seperti
angiotensin 1, bradikinin, dan prostaglandin. Paru- paru terletak
pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berda
diatas di tulang iga pertama dan dasarnya berada di diafraghma.
2.5 Pleural
Ruang berpotensial yang hanya selaput cairan yang tipis
terletak diantara lapisan luar paru ( pleura viseral) dan lapisan
dalam pada kapasitas dada (pleura pariental). Ruang pleural
memungknkan gerakan paru- paru yang meluncur dan halus
sepanjang dinding dada. Secara normal udara tidak terlihat
pada ruang pleura.
2.6 Diafraghma
Diafraghma terletak di rongga dada, berbentuk seerti kuba
pada keadaan relaksasi. Pengaturan saraf diafraghma (nerfus
phrenicus) terdapat pada susunan saraf spinal pada tingkat C3
sehingga jika terjadi kecelakaan pada saraf C3 akan
menyebabkan gangguan ventilasi.
C. Fisiologi Sistem Pernafasan

Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksternal,


oksigen diambil melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, oksigen
masuk melaui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan
erat dengan darah didalam kapiler pulmonaris.

Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler yang


memisahkan oksigen dengan darah. Oksigen menembus membran ini dan
diambil oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa kejantung. Dari sini
dipompa didalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-
paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.

Didalam paru-paru, karbon dioksida adalah hasil buangan


metabolisme menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke
alveol, dan setelah melalui pipa braonkial dan trakea di napaskan keluar
melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau


pernapasan eksternal:

1. Ventilasi pulmoner, gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli


dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru.
3. Distribusi arus darah dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah
tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO 2
lebih mudah berdisfusi daripada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang


meninggalkan paru-paru menerima jumlah CO2 dan O2 yang tepat. Pada
saat bada bergerak darah datang ke paru-paru dengan membawa terlalu
banyak CO2 dari pada O2. Jumlah CO2 yang terlalu banyak tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk mempercepat dan
memperdalam peernapasan. Penambahan ventilasi ini mengeluarkan lebih
banyak CO2 dan mengambil lebih banyak O2.

Pernapasan jaringan atau pernapasan internal

Darah yang telah mengikat oksigen dengan hemoglobin


(oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler,
dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan mengambil oksigen
dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah
menerima, sebagai gantinya, hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan-perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli,
yang disebabkan pernapasan eksternal atau pernapasan internal.

Daya muat udara oleh paru-paru

Besar daya muat oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml


atau 4½ sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini kira-kira
1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut yaitu udara yang masuk
dan dihembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.

Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan


keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital
paru-paru. Diukur dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki normal
4-5 liter dan pada perempuan 3-4 liter. Kapasitas akan berkurang pada
seseorang yang menderita penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan
kelemahan otot pernapasan.

Kecepatan dan pengendalian pernapasan

Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor


utama yaitu pengendalian oleh saraf dan pengendalian secara kimiawi.
Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak
didalam medula oblongata.

Pengendalian oleh saraf. Pusat pernapasan ialah suatu pusat


otomatik didalam medula oblongata yang mengeluarkan implus eferen ke
otot pernapasan, melalui bebrapa radiks saraf servikal implus ini
diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus dibagian yang lebih rendah
dari pad sum-sum belakang, inplusnya berjalan dari daerah toraks melalui
saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalisimplus ini
menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal.

Pengendalian secara kimiawi. Faktor ini adalah faktor utama dalam


pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan, dan kedalam gerakan
pernapasan. Pusat pernapasan didalam sumsum sangat pekapada reaksi
kadar alkali darah. Karbon dioksida adalah produk asam dari metabolisme,
dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk
mengirim keluar implus saraf yang bekerja atas otot pernapasan. Faktor
tertentu lainnya adalah emosi, rasa sakit, takut, implus aferen dari kulit
yang menghasilkan efek serupa.

Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria.


Pernapasan normal biasnya ekskresi akan menyusul inspirasi, dan
kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekskresi-istirahat. Pada bayi
yang sakit urutan ini adakalanya terbalik dan urutannya menjadi: inspirasi-
istirahat-ekpirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.

Kebutuhan tubuh akan oksigen

Dalam banyak keadaan oksigen dapat diatur berdasarkan keperluan,


oksigen sangat diperlukan oleh makhluk hidup, jika seseorang tidak
mendapatkan oksigen selama empat menit akan mengakibatkan kerusakan
otak permanen dan dapat berakibat kematian. Bila darah kekurangan oksigen
maka darah akan berwarna kebiru-biruan yang disebut sianosis

D. Mekanisme Sistem Pernafasan


Terdapat dua hal yang dapat terjadi pada perafasan yaitu inspirasi
dan ekspirasi. Inspirasi adalah proses aktif yang diselenggarakan kerja
otot. Kontraksi diafraghma meluaskan rongga dada dari atas sampai
kebawah, yaitu vertikel. Penaikan iga- iga dan sternum yang ditimbulkan
kontraksi otot intercostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari
deoan kebelakang. Paru- paru yang bersifat elastis mengembang untuk
mengisi ruang yag membesar itu dan udara ditarik masuk kedalam saluran
udara. Otot intercostal interna diberi peran sebagai otot tambahan hanya
bila inspirasi menjadi gerak sadar. Ekspirasi yaitu udara dipaksa keluar
oleh pengenduran otot dan karna paru- paru kempis kembali yang
disebabkan sifat elastis paru- paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif,
dimana ketika pernafasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher
dan bahu membantu menarik iga- iga dan strernum keatas. Oto sebelah
belakang dan abdomen juga dibawa bergerak, dan alainasi (cuping atau
sayap hidung) dapat kembang kempis.
Berdasarkan otot yang mengatur keluar masuknya udara, proses
pernafasan dibedakan menjadi pernafasan dada dan perut.
a. Pernafasan dada
Pernafasan dada merupakan pernafasan yang melibatkan antar
tulang rusuk. Mekanisme pernafasan dada dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu
- Fase inspirasi

Udara masuk -> Otot antar tulang rusuk (muskulus


intercostalis, eksternal) berkontraksi -> tulang rusuk terangkat
(posisi datar) -> paru-paru mengembang -> tekanan udara
dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan
udara luar -> udara luar masuk ke paru-paru.

- Fase ekspirasi
Otot antar tulang rusuk relaksasi -> tulang rusuk
menurun -> paru-paru menyusut -> tekanan udara dalam paru-
paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar ->
udara keluar

b. Pernafasan perut
Pernafasan perut yaitu pernafasan yang melibatkan otot
diafraghma. Mekanisme pernafasan perut dibagi menjadi dua yaitu
- Fase inspirasi

Sekat rongga dada (diafragma) berkontraksi-> posisi


dari melengkung menjadi datar -> paru-paru mengembang ->
tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingan tekanan
udara luar -> udara masuk.
- Fase ekspirasi
Otot diafragma relaksasi -> posisi mendatar kembali
melengkung -> patu-paru mengempis-> tekanan udara di paru-
paru lebih besar dibandingkan tekanan udara luar-> udara
keluar dari paru-paru.
E. Metode Pernafasan

Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indikator untuk


mengetahui fungsi sistem pernafasan yang terdiri dari mempertahankan
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan
keseimbangan asam-basa.

Metode perhitungan :

Satu pernapasan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali
mengeluarkan napas (satu kali gerakan naik turun). Pernapasan dihitung
selama 60 detik, atau dengan 30 detik lalu dikalikan 2 untuk mendapatkan
frekuensi pernapasan tiap menit, pada keadaan normal mungkin
pernapasan hanya dihitung selama 15 detik lalu hasilnya dikalikan 4.

F. Nilai normal pernapasan


1. Frekuensi napas normal:
-Usia baru lahir : 35 – 50 x / menit
-Anak-anak : 15 – 30 x / menit
-Usia 2-12 tahun : 18 – 26 x / menit
-Dewasa : 16 – 20 x / menit
-Takhipnea : bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x / menit
-Bradipnea : bila kurang dari 10 x / menit
-Apnea : bila tidak bernapas

G. Tool/Instrumen

Pengukuran pernafasan adalah suatu tindakan dalam menghitung jumlah


pernafasan pasien dalam 1 menit.

Tujuan :

1. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan


2. Menilai kemampuan fungsi pernafasan.

Alat dan bahan :

1. Arloji (Jam) atau stop-watch


2. Buku catatan nadi
3. Pena

Persiapan alat :

1. Jam tangan dengan detik


2. Pena dan buku catatan
3. Jangan beri tahu pasien bahwa perawat akan menghitung pernafasan
4. Pastikan pasien dalam posisi nyaman
Rasional : ketidaknyamanan dapat menyebabkan klien bernafas cepat
5. Menghitung pernafasan dengan memegang pergelangan tangan sambil
memperhatikan naik turun dada
6. Lakukan selama 1 menit
7. Sambil menghitung, perhatikan apakah kedalaman pernafasan:
dangkal, dalam atau normal, apakah irama normal
8. Catat hasil pada bagan. Laporkan adanya tanda perubahan pernafasan

Prosedur Kerja:

1. Atur posisi pasien


2. Jangan beritahu klien jika frekuensi pernafasannya dihitung
3. Hitung frekuensi dan irama pernafasan
4. Jelaskan pada klien bahwa saudara telah menghitung frekuensi dan
irama pernafasan klien
5. Catat hasil dan dokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai