TINJAUAN TEORI
1
1.1.4 Etiologi
Gangguan poal tidur yaitu keadaan ketika individu mengalami atau
beresiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pada
istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya
hidup yang diingininya. (Cpernito, 2006)
1. Insomnia
Ketidakmampuan untuk memulai (insiasi) tidur mempertahnkan keadaan
tidur (Lumbantobing,1995)
2. Parasomnia
Suatu rangkaian yang mempengaruhi tidur anak, seperti ketakutan,
enuresis.
1.1.5 Fisiologi
Fisiologi tidur dapat dituangkan melalui gambaran aktivitas sel otak
selama tidur. Pusat pengetahuan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak
dalam mesensefalon dan dan bagian atas pons. Reticulating activating system
(RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perataan
juga dapat menerima stimulus dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi
dan proses pikir. Aktivitas sel otak dapat direkam dengan alat EKG (Electro
Enchepalo Grafi). Dengan menggunakan alat EKG didapatkan 4 jenis
gelombang :
1. Gelombang alpa (frekuensi 8-12 Hz, amplitudo 10-15 mµ) keadaan ini
mata tertutup dan rileks, dan gelombang ini akan muncul dan menghilang
saat membuka mata.
2. Gelombang Beta (frekuensi 14 Hz/lebih amplitudo ± 25 mµ) gelombang
ini merupakan gelombang domain pada keadaan jaga (mata terbuka).
3. Gelombang teta (frekuensi 4-7 Hz, amplitudo rendah) pada keadaan
normal orang dewasa, gelombang teta muncul pada keadaan tidur.
4. Gelombang delta (frekuensi 0-3 H, a,plitudo bervariasi) gelombang ini
muncul pada keadaan tidur.
1.1.6 Klasifikasi
Pola tidur berdasarkan tingkat usia :
1. BBL
1.) Tidur 14-18 jam/hari
2.) Pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit
3.) 50% tidur NREM
2
4.) Siklus tidur 45-60 menit
2. Bayi
1.) Tidur 12-14 jam/hari
2.) 20-30% tidur REM
3.) Mungkin tidur sepanjang malam
3. Umur 1-3 tahun
1.) Tidur 11-12 jam
2.) 25% tidur REM
3.) Tidur sepanjang malam dan siang
4. Akil Balik
1.) Tidur 7-8,5 jam/hari
2.) 20% REM
5. Dewasa Muda
1.) Tidur 7-8 jam/hari
2.) 20-25 % tidur REM
6. Dewasa pertengahan
1.) Tidur 7-8 jam/hari
2.) 20% tidur REM
7. Diatas 60 tahun
1.) Tidur sekitar 6 jam/hari
2.) 20-25 % tidur REM
1.1.7 Manifestasi Klinis
Beberapa gangguan tidur yang perlu diperhatikan adalah :
1.) Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti depresi, menarik diri.
2.) Rasa capek meningkat
3.) Halusinasi pandangan dan pendengaran
4.) Bingung dan disorientasi terhadap ruang dan waktu
5.) Gangguan persepsi
6.) Koordinasi menurun
7.) Bicara tak jelas.
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
-
1.1.9 Penatalaksanaan
1. Mengobservasi TTV
2. Mengobservasi pola waktu istirahat dan tidur
3. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik.
3
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1. Keluhan Utama
Pengkajian pada keluhan utama pada gangguan pola tidur dapat dilakukan
dengan cara.
P= Proving/Pemicu (apa yang menyebabkan klien susah tidur?)
Q= Quality (apa yang dirasakan klien saat susah tidur?)
T= Time (kapan klien mengalami susah tidur?malam/siang hari mengapa
klien susah tidur?)
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Mulai timbulnya masalah dan pengobatan, gejala yang timbul saat yang
ditulis, faktor-faktor yang memperberat/ yang mengurangi.
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Keadaan umum kesehatan mulai dari masa anak, dewasa khusus
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Membuat genogram tiga generasi riwayat penyakit keluarga antara lain
DM, TBC, Jantung.
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial menggambarkan situasi rumah dan orang terdekat, termasuk
keluarga yang terkait dengan penyakitnya, serta spiritual menggambarkan
keyakinan beragam pandangan / nilai kepercayaan.
6. Pola Aktivitas Sehari-hari
1.) Nutrisi
Menggambarkan masukkan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.) Eliminasi
Ekskresi usus dan kandung kemih
3.) Aktivitas dan latihan
Menggambarkan pola tidur, dan aktivitas.
4.) Istirahat dan Tidur
Menggambarkan pola tidur dan istirahat.
5.) Seksualitas / Reproduksi
Menggambarkan masalah yang aktual/dirasakan dengan seksualitas.
7. Keadaan Umum Pasien
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus, gemuk, lemah,
gaya hiidup, ekspresi wajah, distress.
4
8. Tanda-tanda Vital
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus tubuh, denyut
nadi, nafas dan tekanan darah (Capernito,2006).
5
1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan
1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan masalah istirahat dan tidur sebagai berikut :
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
1.) Kerusakan transpor oksigen
2.) Gangguan metabolisme
3.) Kerusakan eliminasi
4.) Pengaruh obat
5.) Immobilitas
6.) Nyeri pada kaki
7.) Takut operasi
8.) Lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk tidur, henti napas
saat tidur, dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan somnambolisme.
Batasan Karakteristik
Mayor
Kesukaran untuk tertidur / tetap tidur
Minor
1.) Keletihan waktu terbangun
2.) Perubahan suasana hati
3.) Tidur sejenak sepanjang hari
4.) Agitasi
Gangguan tidur pada anak biasanya berhubungan dengan rasa takut,
enuresi, atau respon tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak
untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut
malam.
Tujuan
1. Pasien melaporkan keseimbangan optimal dari istirahat dan aktivitas
2. Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk
memeprtahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Kriteria Hasil
1. Menggambarkan faktor yang mencegah/menghambat tidur.
2. Mengidentifikasi tiekhnik untuk menginduksi tidur
3. Melaporkan keseimbangan optimal dari istirahat dan aktivitas
6
Intervensi Dan Rasional
1. Memberi lingkungan yang nyaman dan aman jauh dari suara bising.
Raisonal : memberi kesempatan kepada klien untuk tidur lebih lama.
2. Anjurkan perawatan Hygiene sebelum tidur (menggosok gigi dan
membasuh muka)
Rasional : perawatan hygiene merupakan cara aman untuk menolong tidur
pasien.
3. Berikan support agar pasien tidak cemas
Rasional : cemas akan mengeluarkan nonepineprin yang bekerja pada
respirasi yang menyebabkan sering terbangun.
4. Batasi masukan minuman yang mengandung kafein
Rasional : minum yang mengandung kafein akan memebuat pasien susah
tidur
5. Beri obat antipiretik sesuai advis dokter.
Rasional : pemberian obat antipiretik dapat menuurukan tingkat depresi
1.2.2.2 Evaluasi
Evaluasi masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari kemampuan
dalam memenuhi : jumlah tidur, apakah sesuai kebutuhan; faktor-faktor yang
mencegah gangguan tidur; mendemonstrasikan keseimbangan istirahat dan
tidur sesuai kesehatan pasien.
7
BAB 2
TINJAUAN KASUS
1.1 Pengkajian
2.1.2 BIODATA
Nama : Ny. S No. Reg. 1209568
Nama Panggilan : Ny. s
Umur : 31 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan :-
Penghasilan :-
Alamat : Nganjuk
DiagnosaMedis : Febris Susp DHF
Tanggal MRS : 29 November 2012
TanggalPengkajian : 30 November 2012
GolonganDarah :-
8
GENOGRAM
Keterangan : : Perempuan
: laki-laki / pasien
: meninggal
: menikah
: keturunan
9
2.1.8 POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
(Makan, istitarat, eliminasi, aktivitas, kebersihan,dan seksual)
DI RUMAH DIRUMAH SAKIT
1. Makan 6. Makan
Nafsu makan baik 3x1 / hari dengan Nafsu makan turun hanya habis 5
sayur, nasi, dan lauk pauk. sendok, nasi dan sayur.
2. Istirahat tidur 7. Istirahat tidur
5-8 jam/hari Pasien tidak bisa tidur disiang
hari, dan tidur malah hanya 4 jam
namun sering terjaga, gelisah
karena suhu badanya panas.
3. Eliminasi 8. Eliminasi
BAB = 1 kali BAB =1 kali
BAK = 3-4 kali BAK = 2 kali
4. Aktivitas 4. Aktivitas
Dapat melakukan aktivitas sebagai ibu Lemas berbaring di tempat tidur.
rumah tangga.
5. Kebersihan 5. Kebersihan
Pasien dapat menjaga kebersihan diri Pasien mandi dibantu keluarga
dan lingkungan secara mandiri. dan perawat.
10
2.1.11 PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Leher dan Kepala
Kepala
Inspeksi : tidak ada lesi, rambut brwarna hitam, tidak ada ketombe,
berminyak, tidak ada ketombe, penyebaran merata.
Palpasi : tekstur kasar dan berminyak.
Mata
Inspeksi : simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva pucat, kantung
mata berwarna hitam, pupil +/+ (isokor).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada palpebra.
Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada pus atau perdarahan sedikit serumen.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada secret dan tidak ada polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada karies,
mukosa bibir pucat, lidah bersih.
Leher
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi : tidak ada pembengkakan vena jugularis
2. Pemeriksaan Integumen, Kulit, dan Kuku
Kulit
Inspeksi : tidak terdapat lukabekas operasi, kulit berwarna sawo matang
Palpasi : turgor kulit < 2 detik, berminyak.
Kuku
Inspeksi : kuku bersih dan pendek
Palpasi : CRT < 2 detik, tidak ada sianosis.
3. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak (bila diperlukan)
Payudara
Inspeksi : tidak ada lesi, simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
Ketiak
Inspeksi : bersih, tidak ada bekas luka.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
11
4. Pemeriksaan Dada / Thorax
Thorax
Inspeksi : tidak nampak kelainan bentuk thorax, tidak terdapat luka,
inspirasi dan ekspirasi simetris.
Palpasi : tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan.
Paru
Inspeksi : inpirasi dan ekspirasi simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : getaran taktil fremitus sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara tambahan.
5. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak tampak ictus cordis pada daerah apeks jantung
midklavikula kiri.
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 = lup
S2 = dup
Irama reguler, tidak terdapat suara tambahan.
6. Pemeriksaan Abdomen
Auskultasi : bissing usus 10 x/menit
Inspeksi : tidak ada lesi, perut tidak menegang
Palpasi : hypertimpani
Perkusi : timapni
8. Pemeriksaan Muskuloskeletal
5 5 Keterangan : 5 = gerakan penuh, mampu melawan grafitasi
5 5 mampu menahan beban maksimal
ROM = gerakan penuh
ADL = 2, dibantu orang lain
12
9. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran GCS 4, 5, 6
Ketetangan :
4 = respon membuka mata spontan
5 = respon verbal orientasi baik
6 = respon motorik mengikuti perintah
2. Kesadaran Composmentis
3. Reflek patela +/+
4. Reflek pupil +/+
10. Pemeriksaan Status Mental
Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan, ruang, dan waktu dengan
baik.
13
2.1.14 HARAPAN KLIEN / KELUARGA SEHUBUNGAN GENDAN
PENYAKITNYA
Pasien dan keluarga berharap pasien cepat sembuh dan dapat pulamg ke
rumah dengan kondisi badan lebih baik dan tidak panas.
(Ani Salisanti)
14
ANALISA DATA
15
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
16
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
18
TINDAKAN KEPERAWATAN
19
TINDAKAN KEPERAWATAN
20
CATATAN PERKEMBANGAN
21
CATATAN PERKEMBANGAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6. Jakarta :
EGC.
Carpenito, Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC.
23