Anda di halaman 1dari 23

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur


1.1.1 Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya emosional, bukan hanya
dalam tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Istirahat berarti sebentar untuk melepaskan diri dari segala hal yang
membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
semua orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang
memerlukan istirahat dan tidur yang cukup.
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional
dan bebas dari kegelisahan (ansietas).

1.1.2 Karakteristik Istirahat


Terdapat beberapa karakteristik istirahat menurut Perry dan Potter 1993,
yang terdiri dari enam karakteristik yaitu :
1. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi
2. Merasa diterima
3. Mengetahui apa yang sedang terjadi
4. Bebass dari gangguan ketidaknyamanan
5. Mengetahui sejumlah kepuasam terhadap aktivitas yang mempunyai
tujuan.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Pasien yang mempunyai perasaan tidak diterima tidak mungkin dapat
beristirahat dengan tenang. Oleh sebab itu, perawat harus sensitif terhadap
kakhawatiran atau masalah yang dialami pasien.

1.1.3 Pengertian Tidur


Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangun
oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, dapat juga dikatakan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh dengan
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi merupakan suatu siklus yang berulang.

1
1.1.4 Etiologi
Gangguan poal tidur yaitu keadaan ketika individu mengalami atau
beresiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pada
istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya
hidup yang diingininya. (Cpernito, 2006)
1. Insomnia
Ketidakmampuan untuk memulai (insiasi) tidur mempertahnkan keadaan
tidur (Lumbantobing,1995)
2. Parasomnia
Suatu rangkaian yang mempengaruhi tidur anak, seperti ketakutan,
enuresis.

1.1.5 Fisiologi
Fisiologi tidur dapat dituangkan melalui gambaran aktivitas sel otak
selama tidur. Pusat pengetahuan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak
dalam mesensefalon dan dan bagian atas pons. Reticulating activating system
(RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perataan
juga dapat menerima stimulus dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi
dan proses pikir. Aktivitas sel otak dapat direkam dengan alat EKG (Electro
Enchepalo Grafi). Dengan menggunakan alat EKG didapatkan 4 jenis
gelombang :
1. Gelombang alpa (frekuensi 8-12 Hz, amplitudo 10-15 mµ) keadaan ini
mata tertutup dan rileks, dan gelombang ini akan muncul dan menghilang
saat membuka mata.
2. Gelombang Beta (frekuensi 14 Hz/lebih amplitudo ± 25 mµ) gelombang
ini merupakan gelombang domain pada keadaan jaga (mata terbuka).
3. Gelombang teta (frekuensi 4-7 Hz, amplitudo rendah) pada keadaan
normal orang dewasa, gelombang teta muncul pada keadaan tidur.
4. Gelombang delta (frekuensi 0-3 H, a,plitudo bervariasi) gelombang ini
muncul pada keadaan tidur.

1.1.6 Klasifikasi
Pola tidur berdasarkan tingkat usia :
1. BBL
1.) Tidur 14-18 jam/hari
2.) Pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit
3.) 50% tidur NREM

2
4.) Siklus tidur 45-60 menit
2. Bayi
1.) Tidur 12-14 jam/hari
2.) 20-30% tidur REM
3.) Mungkin tidur sepanjang malam
3. Umur 1-3 tahun
1.) Tidur 11-12 jam
2.) 25% tidur REM
3.) Tidur sepanjang malam dan siang
4. Akil Balik
1.) Tidur 7-8,5 jam/hari
2.) 20% REM
5. Dewasa Muda
1.) Tidur 7-8 jam/hari
2.) 20-25 % tidur REM
6. Dewasa pertengahan
1.) Tidur 7-8 jam/hari
2.) 20% tidur REM
7. Diatas 60 tahun
1.) Tidur sekitar 6 jam/hari
2.) 20-25 % tidur REM
1.1.7 Manifestasi Klinis
Beberapa gangguan tidur yang perlu diperhatikan adalah :
1.) Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti depresi, menarik diri.
2.) Rasa capek meningkat
3.) Halusinasi pandangan dan pendengaran
4.) Bingung dan disorientasi terhadap ruang dan waktu
5.) Gangguan persepsi
6.) Koordinasi menurun
7.) Bicara tak jelas.
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
-
1.1.9 Penatalaksanaan
1. Mengobservasi TTV
2. Mengobservasi pola waktu istirahat dan tidur
3. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik.

3
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1. Keluhan Utama
Pengkajian pada keluhan utama pada gangguan pola tidur dapat dilakukan
dengan cara.
P= Proving/Pemicu (apa yang menyebabkan klien susah tidur?)
Q= Quality (apa yang dirasakan klien saat susah tidur?)
T= Time (kapan klien mengalami susah tidur?malam/siang hari mengapa
klien susah tidur?)
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Mulai timbulnya masalah dan pengobatan, gejala yang timbul saat yang
ditulis, faktor-faktor yang memperberat/ yang mengurangi.
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Keadaan umum kesehatan mulai dari masa anak, dewasa khusus
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Membuat genogram tiga generasi riwayat penyakit keluarga antara lain
DM, TBC, Jantung.
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial menggambarkan situasi rumah dan orang terdekat, termasuk
keluarga yang terkait dengan penyakitnya, serta spiritual menggambarkan
keyakinan beragam pandangan / nilai kepercayaan.
6. Pola Aktivitas Sehari-hari
1.) Nutrisi
Menggambarkan masukkan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.) Eliminasi
Ekskresi usus dan kandung kemih
3.) Aktivitas dan latihan
Menggambarkan pola tidur, dan aktivitas.
4.) Istirahat dan Tidur
Menggambarkan pola tidur dan istirahat.
5.) Seksualitas / Reproduksi
Menggambarkan masalah yang aktual/dirasakan dengan seksualitas.
7. Keadaan Umum Pasien
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus, gemuk, lemah,
gaya hiidup, ekspresi wajah, distress.

4
8. Tanda-tanda Vital
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus tubuh, denyut
nadi, nafas dan tekanan darah (Capernito,2006).

1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik


1. Rambut
Abnormal : kering, kusam, lambat tumbuh
Normal : mengkilat, tidak kering
2. Kulit
Abnormal : sangat berminyak, pecah-pecah, kering
Normal : lembut, sedikit lembab, turgor baik
3. Mata
Abnormal : kering, kemerahan,
Normal : berbinar-binar
4. Lidah
Abnormal : merah, bercak-bercak, bengaka
Normal : merah muda, lembut
5. Membran Mukosa
Abnormal : kemerah-merahan, mudah pecah, bercak-bercak kering
Normal : merah muda. lembut
6. Kardiovaskuler
Abnormal: denyut jantung naik, tekanan darah naik, irama tidak teratur,
Normal : detak jantung normal, TD normal, irama teratur.
7. Otot
Abnormal : tidak berkembang, tonus lembek
Normal : firm (lembut, lunak, dapat berkembang)
8. Neurologi
Abnormal : reflek menurun, irretable in attentive (kurang perhatian,
bingung, emosi. labil)
Normal : perhatian baik, emosi stabil.
9. Vitality
Abnormal : enegi kurang, lebih apathetic, kurang tidur
Normal : gesit, energik, mampu untuk tidur dengan baik

5
1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan
1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan masalah istirahat dan tidur sebagai berikut :
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
1.) Kerusakan transpor oksigen
2.) Gangguan metabolisme
3.) Kerusakan eliminasi
4.) Pengaruh obat
5.) Immobilitas
6.) Nyeri pada kaki
7.) Takut operasi
8.) Lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk tidur, henti napas
saat tidur, dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan somnambolisme.
Batasan Karakteristik
Mayor
Kesukaran untuk tertidur / tetap tidur
Minor
1.) Keletihan waktu terbangun
2.) Perubahan suasana hati
3.) Tidur sejenak sepanjang hari
4.) Agitasi
Gangguan tidur pada anak biasanya berhubungan dengan rasa takut,
enuresi, atau respon tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak
untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut
malam.
Tujuan
1. Pasien melaporkan keseimbangan optimal dari istirahat dan aktivitas
2. Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk
memeprtahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Kriteria Hasil
1. Menggambarkan faktor yang mencegah/menghambat tidur.
2. Mengidentifikasi tiekhnik untuk menginduksi tidur
3. Melaporkan keseimbangan optimal dari istirahat dan aktivitas

6
Intervensi Dan Rasional
1. Memberi lingkungan yang nyaman dan aman jauh dari suara bising.
Raisonal : memberi kesempatan kepada klien untuk tidur lebih lama.
2. Anjurkan perawatan Hygiene sebelum tidur (menggosok gigi dan
membasuh muka)
Rasional : perawatan hygiene merupakan cara aman untuk menolong tidur
pasien.
3. Berikan support agar pasien tidak cemas
Rasional : cemas akan mengeluarkan nonepineprin yang bekerja pada
respirasi yang menyebabkan sering terbangun.
4. Batasi masukan minuman yang mengandung kafein
Rasional : minum yang mengandung kafein akan memebuat pasien susah
tidur
5. Beri obat antipiretik sesuai advis dokter.
Rasional : pemberian obat antipiretik dapat menuurukan tingkat depresi

1.2.2.2 Evaluasi
Evaluasi masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari kemampuan
dalam memenuhi : jumlah tidur, apakah sesuai kebutuhan; faktor-faktor yang
mencegah gangguan tidur; mendemonstrasikan keseimbangan istirahat dan
tidur sesuai kesehatan pasien.

7
BAB 2
TINJAUAN KASUS

1.1 Pengkajian
2.1.2 BIODATA
Nama : Ny. S No. Reg. 1209568
Nama Panggilan : Ny. s
Umur : 31 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan :-
Penghasilan :-
Alamat : Nganjuk
DiagnosaMedis : Febris Susp DHF
Tanggal MRS : 29 November 2012
TanggalPengkajian : 30 November 2012
GolonganDarah :-

2.1.3 KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan sudah tiga hari ini tidak bisa tidur.

2.1.4 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke Rumah Sakit Baptis Kediri pada tanggal 29 November 2012
dengan DHF tifoid saat pengkajian pasien mengatakan mulai hari minggu
lebih kurang 5 hari ini badan panas naik turun, pusing bertambah, mual, dan
muntah bertambah tiap makan dan minum.

2.1.5 RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


Pasien mengatakan sebelumnya mengalami sakit batuk dan pilek namun di
minumi obat “bodrex” sembuh. Pada tanggal 3 November 2012 pasien
mengatakan HPHT 3 hari seperti mens.

2.1.6 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit bawaan seperti
jantung, DM, dan HT.

8
GENOGRAM

Keterangan : : Perempuan

: laki-laki / pasien

: meninggal

: menikah

: tinggal satu rumah

: keturunan

2.1.7 DATA PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
1. Pasien dapat berinteraksi dan adaptasi 1. Pasien hanya berbaring lemas,
dengan lingkungan dimasyarakat cemas.
dengan baik. 2. Pasien hanya berinteraksi dengan
2. Pasien dalam berkomunikasi dengan keluarga dan perawat.
menggunakan bahasa Jawa.
3. Pasien dapat melakukan ibadah dengan 3. Pasien tidak dapat melakukan
rutin. ibadah dengan rutin.

9
2.1.8 POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
(Makan, istitarat, eliminasi, aktivitas, kebersihan,dan seksual)
DI RUMAH DIRUMAH SAKIT
1. Makan 6. Makan
Nafsu makan baik 3x1 / hari dengan Nafsu makan turun hanya habis 5
sayur, nasi, dan lauk pauk. sendok, nasi dan sayur.
2. Istirahat tidur 7. Istirahat tidur
5-8 jam/hari Pasien tidak bisa tidur disiang
hari, dan tidur malah hanya 4 jam
namun sering terjaga, gelisah
karena suhu badanya panas.
3. Eliminasi 8. Eliminasi
BAB = 1 kali BAB =1 kali
BAK = 3-4 kali BAK = 2 kali
4. Aktivitas 4. Aktivitas
Dapat melakukan aktivitas sebagai ibu Lemas berbaring di tempat tidur.
rumah tangga.
5. Kebersihan 5. Kebersihan
Pasien dapat menjaga kebersihan diri Pasien mandi dibantu keluarga
dan lingkungan secara mandiri. dan perawat.

2.1.9 KEADAAN / PENAMPILAN UMUM PASIEN


Pasien hanya berbaring di tempat tidur, kesadaran composmetris, lingkar mata
sembab, pasien lemah, dan sering mengeluh pada perawat tidak bisa tidur.

2.1.10 TANDA-TANDA VITAL


Suhu Tubuh : 39,6 oC
Denyut Nadi : 68 x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 24 x/menit
BB/TB : - kg, - cm

10
2.1.11 PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Leher dan Kepala
Kepala
Inspeksi : tidak ada lesi, rambut brwarna hitam, tidak ada ketombe,
berminyak, tidak ada ketombe, penyebaran merata.
Palpasi : tekstur kasar dan berminyak.
Mata
Inspeksi : simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva pucat, kantung
mata berwarna hitam, pupil +/+ (isokor).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada palpebra.
Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada pus atau perdarahan sedikit serumen.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada secret dan tidak ada polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada karies,
mukosa bibir pucat, lidah bersih.
Leher
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi : tidak ada pembengkakan vena jugularis
2. Pemeriksaan Integumen, Kulit, dan Kuku
Kulit
Inspeksi : tidak terdapat lukabekas operasi, kulit berwarna sawo matang
Palpasi : turgor kulit < 2 detik, berminyak.
Kuku
Inspeksi : kuku bersih dan pendek
Palpasi : CRT < 2 detik, tidak ada sianosis.
3. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak (bila diperlukan)
Payudara
Inspeksi : tidak ada lesi, simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
Ketiak
Inspeksi : bersih, tidak ada bekas luka.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

11
4. Pemeriksaan Dada / Thorax
Thorax
Inspeksi : tidak nampak kelainan bentuk thorax, tidak terdapat luka,
inspirasi dan ekspirasi simetris.
Palpasi : tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan.
Paru
Inspeksi : inpirasi dan ekspirasi simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : getaran taktil fremitus sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara tambahan.

5. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak tampak ictus cordis pada daerah apeks jantung
midklavikula kiri.
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 = lup
S2 = dup
Irama reguler, tidak terdapat suara tambahan.

6. Pemeriksaan Abdomen
Auskultasi : bissing usus 10 x/menit
Inspeksi : tidak ada lesi, perut tidak menegang
Palpasi : hypertimpani
Perkusi : timapni

7. Pemeriksaan Kelamin dan Genetalia sekitarnya (bila diperlukan)


Genetalis : bersih dan tidak terpasang Chateter
Anus
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak terdapat iritasi, tidak ada hemoroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

8. Pemeriksaan Muskuloskeletal
5 5 Keterangan : 5 = gerakan penuh, mampu melawan grafitasi
5 5 mampu menahan beban maksimal
ROM = gerakan penuh
ADL = 2, dibantu orang lain

12
9. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran GCS 4, 5, 6
Ketetangan :
4 = respon membuka mata spontan
5 = respon verbal orientasi baik
6 = respon motorik mengikuti perintah
2. Kesadaran Composmentis
3. Reflek patela +/+
4. Reflek pupil +/+
10. Pemeriksaan Status Mental
Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan, ruang, dan waktu dengan
baik.

2.1.12 PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIS


Pemeriksaan Hasil Normal
1. IgG Dangue Blot - -
2. IgM Dengue Blot - -
3. GDS 156 < 200
4. SGOT 223 8 - 33
5. SGPT 263 4 - 36

2.1.13 PELAKSANAAN / TERAPI


1. Vometa FT 1 amp
2. Multi 1/jam
3. Caucid
4. Paracetamol 1 Q 4 jam prn
5. Cefspam 2 x 100 mg
6. Melopam 1 x 1
7. Hepamax 1 x1
8. IV entron 1 MP Q 12 jam

13
2.1.14 HARAPAN KLIEN / KELUARGA SEHUBUNGAN GENDAN
PENYAKITNYA
Pasien dan keluarga berharap pasien cepat sembuh dan dapat pulamg ke
rumah dengan kondisi badan lebih baik dan tidak panas.

Kediri, 9 Desember 2012


Tanda Tangan Mahasiswa

(Ani Salisanti)

14
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO. REGISTER : 1209568
DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS : Gangguan pola tidur Rasa tidak nyaman
Pasien mengatakan badan sekunder akibat Febris
terasa panas dingin dan Susp DHF
sulit tidur.
DO :
pasien hanya berbaring
dan nampak gelisah, sering
kali mengompres dahinya
dengan air hangat, mata
sembab, lingkar mata
bengkak dan berwarna
hitam, pasien tampak
lemah, S = 39,6 oC, tidur
siang = -, tidur malam 4
jam dan sering terbangun
karena suhu tubuh panas

15
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO.REGISTER : 1209568
N TANGGAL TANGGAL TANDA
DIAGNOS KEPERAWATAN
O MUNCUL TERATASI TANGAN
Gangguan pola tidur
1 30 November
berhubungan denag rasa tidak
2012
nyaman sekunder akibat Febris
Susp DHF yang ditandai dengan
pasien mengatakan badan terasa
panas dingin dan sulit tidur,
pasien hanya berbaring dan
nampak gelisah, sering kali
mengompres dahinya dengan air
hangat, mata sembab, lingkar
mata berwarna hitam dan
bengkak, pasien tampak lemah
dan pucat, pasien tidak bisa tidur
siang, tidur malam hanya 4 jam
dan sering terbangun karena
badan panas, S = 39, 6 oC

16
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO. REGISTER : 1209568
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
1. Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan kajian masalah 1. Memberi informasi dasar
dengan rasa tak nyaman sekunder akibat keperawatan selam 2 x 24 jam, gangguan tidur, karakteristik dalam menentukan
Febris Susp DHF yang ditandai dengan diharapkan tidur pasien dapat dan penyebab kurang tidur. rencana perawatan
dengan pasien mengatakan badan terasa terpenuhi dengan kriteria hasil : 2. Observasi tanda-tanda vital 2. Mengetahui
panas dingin dan sulit tidur, pasien hanya 1. Pasien mengungkapkan dapat perkembangan keadaan
berbaring dan nampak gelisah, sering tidur dengna nyenyak. umum pasien.
kali mengompres dajinya dengan air 2. Suhu badan pasien menurun 3. Berikan tempat tidur nyaman, 3. Memberikan tidur yang
hangat, mata sembab, lingkar mata mejadi 37,5 oC. bersih dan bantal yang nyaman. nyaman saat ingin tidur
berwarna hitan dan bengkak, pasien 3. Mata pasien tidak terlihat dan peningkatan tidur
nampak lemah, tidur siang tidak bisa, sembab pasien.
4. Berikan lingkungan nyaman,
tidur malam hanya 4 jam sering 4. Pasien mengungkapkan 4. Memberikan situasi
minimalkan kebisingan, dan
terbangun karena suhu badan panas, S= peningkatan jam tidurnya. kondusif untuk tidur.
membatasi jam kunjungan.
39,6oC.

17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO. REGISTER : 1209568
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
5. Ajarkan pasien untuk 5. Untuk memberikan
mengompres bagian yang tepat keefektifan dalam
(ketiak, venavemoralis) melakukan tindakan
menggunakan air hangat. pengompresan
6. Kolaborasi dengan dokter dalam 6. Mengurangi gangguan
pemberian analgesik dan sedatif tidur

18
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO. REGISTER : 1209568
N NO. TANDA
TGL/JAM TINDAKAN KEPARAWATAN
O DX TANGAN
1. 1. 30 November
2012
08.00 1. Observasi TTV
2. Melakukan pengkajian masalah
gangguan tidur, karakteristik dan
penyebab kurang tidur.
3. Memberikan tempat tidur nyaman
bersih dan bantal yang nyaman
09.00 4. Memberikan HE pada pasien untuk
mengompres bagian yang tepat
(aksila, vena vemoralis)
menggunakan air hangat.
5. Memberi lingkungan nyaman,
minimalkan kebisisngan, dan

12.00 membatasi jam kunjungan


6. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat :
1. Melopam 1 x1 pil
2. Paracetamol 1 Q 4 jam
3. Cefspam 2 x 200 mg

19
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO. REGISTER : 1209568
N TANDA
NO. DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
O TANGAN
2. 1. 1 Desember
2012
08.00 1. Mengobservasi TTV
2. Memberikan lingkungann nyaman,
meminimalkan kebisingan dan
membatasi jam kunjungan.
3. Memberikan susu hangat kepada
pasien.
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat :
1. Parasetamol 1 pil
2. Vometa FT 1 pil
3. Hepamax 1 pil
4. Melopam 1 pil

20
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO. REGISTER : 1209568
N
NO.DX JAM EVALUASI
O
1. 1. 30 November
2012
12.00 S : Pasien mengatakan badan masih panas dan tidak
bisa tidur.
O:
- Mata sembab
- Tampak lemah
- Lingkar mata bengkak dan berwarna putih
- Kunjingtivat pucat
- TTV
S = 39,8 oC
P = 68 x/menit
N = 24 x/menit
TD = 110/70 mmHg
- Tidur siang pasien mengeluh tidak bisa tidur
- Tidur malam pasien hanya 4 jam dan sering
terbangun karena badan panas.
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan :
1. Observasi TTV
2. Berikan lingkungan tempat tidur yang
nyaman, meminimalkan kebisingan dan
membatasi kunjungan.
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat analgesik dan sedatif.

21
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Ny. S


UMUR : 31 Tahun
NO. REGISTER : 1209568
N
NO.DX JAM EVALUASI
O
2. 1 1 Desember
2012
12.00 S : Pasien mengatakan panas mulai menurun dan
intensitas tidur lebih lama.
O:
- Pasien tampak lemah
- Lingkar mata bengkak dan berwarna hitam
- Mulai mampu untuk berjalan-jalan isekitar
ruangan
- TTV
- Tidur siang masih tidak bisa
- Tidur malam 6 jam mulai nyenyak, dan
tenang.
A : Tujuan tercapai sebaguan
P : Intervensi dilanjutkan
1. Observasi TTV
2. Berikan tempat tidur dan lingkungan yang
nyaman
3. Membatasi jam kunjungan
4. Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik
dan sedatif.

22
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6. Jakarta :
EGC.

Carpenito, Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC.

Hidayat. A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan Buku 2. Jakarta : Salemba
Medika.

Priharjo, Robert. 1993. Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta : EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai