Anda di halaman 1dari 28

Nama : Taruna Nindya Wildan Wahyu Nugroho

Notar : 1901416

No Absen : 23

Kelas : TD 3.14

Judul:

Penentuan Pemilihan Program Kerjasama Antar Koperasi di Kabupaten Temanggung dan


Kriteria yang Berpengaruh dalam Penentuan Program Kerjasama Koperasi dalam
Meningkatkan Produktivitas Koperasi, Masyarakat, dan Kesejahteraan Anggota

A. Pendahuluan

Menurut UU no 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha


yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor 09 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian terdapat 5 (lima) jenis koperasi yang
ada di Indonesia, diantaranya adalah koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi simpan
pinjam, koperasi jasa, dan koperasi pemasaran. Dalam mewujudkan tujuan perkoperasian
terdapat 7 (tujuh) prinsip koperasi yang harus dijalankan, salah satunya adalah kerjasama antar
koperasi. Dari kelima jenis koperasi tersebut, tentunya terdapat banyak sekali kriteria yang
dapat menjadi indikator dalam melakukan pertimbangan kerjasama antar koperasi yang akan
dibuat.

Di Kabupaten Temanggung sendiri, sudah terdapat beberapa kerjasama antar koperasi


yang dilakukan, dan sebagian besar kerjasama tersebut dilakukan oleh jenis koperasi simpan
pinjam. Akan tetapi dalam pelaksanaannya kerjasama dalam bentuk yang lain selain koperasi
simpan pinjam masih belum banyak dilakukan di Kabupaten Temanggung. Padahal banyak
sekali koperasi yang bergerak tidak hanya di bidang keuangan, melainkan bergerak di sektor
riil seperti produksi, properti, pertokoan, dan lain sebagainya. Banyaknya sektor usaha koperasi
yang ada tersebut tentunya dapat membuka peluang untuk melakukan bentuk kerjasaman antar
koperasi demi mengembangkan koperasi yang bersangkutan dan meningkatkan perekonomian
anggota serta masyarakat sekitar.
Dengan adanya kerjasama antar koperasi tersebut, diharapkan hal itu dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi. Perlu dilakukan pemilihan kerjasama yang tepat
dalam menentukan program kerjasama antar koperasi tersebut. Dalam penelitian ini akan dikaji
mengenai tiga bentuk kerjasama antar koperasi yang berpotensi dikembangkan di Kabupaten
Temanggung yaitu program kerjasama dalam bentuk Koperasi Produsen, Koperasi Simpan
Pinjam, dan Koperasi Konsumen. Alasan dipilihnya ketiga jenis kerjasama antar koperasi
tersebut adalah karena dari lima jenis koperasi yang ada di Kabupaten Temanggung, jenis
koperasi jasa dan pemasaran yang aktif secara kelembagaan dan usaha masih sangat terbatas
jumlahnya, sehingga jenis koperasi yang paling memungkinkan untuk melakukan kerjasama
adalah jenis koperasi produsen, koperasi konsumen dan koperasi simpan pinjam. Oleh
karenannya perlu dilakukan riset jenis kerjasama koperasi apakah yang dapat diterapkan di
Kabupaten Temanggung, dan kriteria apa yang sangat berpengaruh dalam menentukan jenis
kerjasama antar koperasi yang ada di Kabupaten Temanggung.

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analitical
Hierarchy Process (AHP). Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah konsep
untuk pembuatan keputusan berbasis multikriteria. (Nugeraha 2017:114). Pada prinsipnya
metode Analitical Hierarchy Process (AHP) ini memecah suatu situasi yang kompleks dan
tidak terstruktur kedalam bagian bagian yang lebih terstruktur, mulai dari tujuan (Goal),
kemudian kriteria, kemudian sampai ke alternatif tindakan.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Temanggung, yaitu menggunakan


responden ahli sebagai narasumber dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perdagangan Kabupaten Temanggung. Narasumber yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak dua orang yang bekerja pada bidang koperasi dan memiliki pengetahuan mengenai
perkoperasian yang ada di Kabupaten Temanggung. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang berkaitan dengan hal hal yang diperlukan dalam penelitian
terkait.

Pelaksanaan analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Analitical


Hierarchy Process (AHP) dan dilakukan dengan program Expert Choice. Hasil dari analisis
dengan program tersebut kemudian akan dilakukan pembahasan untuk mengetahui kesimpulan
dan rekomendasi yang dihasilkan dalam penelitian.
C. Rumusan masalah

Dari permasalahan yang akan diteliti tersebut, didapatkan hal- hal yang akan dijadikan
acuan dalam melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui :

1. Program kerjasama antar koperasi jenis apa yang berpotensi untuk dikembangkan dan
dibutuhkan di Kabupaten Temanggung ?
2. Apakah kriteria yang paling berpengaruh dalam menentukan jenis program kerjasama
antar koperasi yang dibutuhkan ?
D. Hasil dan Pembahasan

Gambaran Struktur Hierarki

Program Kerjasama Antar Koperasi

Manfaat Pelayanan Kemitraan Manajemen Diversifikasi


Anggota Usaha

Koperasi Koperasi Simpan Koperasi


Podusen Pinjam Konsumen

Karakteristik Responden Ahli

Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuisioner
oleh responden ahli, sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menanyakan
data terkait dengan kerjasama antar koperasi yang telah ada sebelumnya serta mengumpulkan
data jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Temanggung. Adapun data jumlah koperasi per
jenis di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Rekapitulasi Data Koperasi Tingkat Kabupaten/Kota
Koperasi (Unit)
No Jenis Koperasi
Aktif Tidak Aktif Jumlah
1 Produsen 29 160 189
2 Pemasaran 4 22 26
3 Konsumen 227 82 309
4 Jasa 10 25 35
5 Simpan Pinjam 37 28 65
JUMLAH 162 462 624
Sumber : Online Data System (ODS) Koperasi
Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Temanggung
Per 10 Desember 2021

Responden ahli yang dijadikan sebagai narasumber dalam melakukan penelitian ini
adalah Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) yang ada di Dinas Koperasi Usaha Kecil
Menengah dan Perdagangan Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan dua narasumber untuk pengumpulan data primer.

Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) adalah seseorang yang ditetapkan dan
diberhentikan berdasarkan perjanjian kerja oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah, yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan koperasi. Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) memiliki fungsi
dalam membantu Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dalam hal :

a. Penyuluhan Koperasi;
b. Pendataan Koperasi;
c. Penyuluhan anggota dan masyarakat yang akan bergabung dan/atau mendirikan
koperasi.

Tugas pokok Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) dalam menjalankan fungsi
tersebut adalah:

a. Melakukan penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi, dan edukasi


perkoperasian secara lisan maupun tulisan kepada koperasi maupun masyarakat;
b. Melakukan pendataan koperasi wilayah kerja;
c. Melakukan pendampingan kepada koperasi dalam pelaksanaan Rapat Anggota
Tahunan (RAT);
d. Melakukan penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat dan kelompok masyarakat
strategis yang akan bergabung dan/atau mendirikan koperasi;
e. Melakukan inventarisasi potensi wilayah kerja untuk pengembangan koperasi;
f. Melakukan publikasi kegiatan melalui berbagai media.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan


(PPKL) banyak melakukan monitoring, pendampingan dan pembinaan kepada koperasi yang
ada di daerah Kabupaten Temanggung sehingga koperasi yang ada di Kabupaten Temanggung
dapat menjadi koperasi yang sehat, kuat, dan mandiri.

Alasan penulis memilih Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) sebagai


narasumber karena Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) merupakan petugas yang
banyak turun langsung dalam melakukan pendampingan ke berbagai macam jenis koperasi
yang ada di Kabupaten Temanggung, sehingga sangat mengetahui kondisi koperasi maupun
kondisi program kerjasama antar koperasi yang ada di Kabupaten Temanggung. Hal ini
tentunya sesuai dengan tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui program
kerjasama antar koperasi yang perlu dikembangkan yang ada di Kabupaten Temanggung.
Dalam melakukan pengumpulan data, Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) tersebut
juga membantu dalam memberikan masukan mengenai apa saja kriteria yang sangat
berpengaruh dalam pelaksanaan kerjasama antar koperasi yang nantinya akan menjadi
pertimbangan dalam pembuatan dan pengisian kuisioner.

Pembuatan dan Pengisian Kuisioner

Dalam pelaksanaan penelitian ini, digunakan metode Analitical Hierarchy Process


(AHP), dimana data primer diperoleh dari pengisian kuisioner oleh responden ahli yang sesuai
dengan topik yang dibahas. Dalam melakukan pembuatan kuisioner ini, terlebih dahulu perlu
ditentukan tujuan (Goal), Kriteria, dan alternatif yang digunakan dalam pemilihan goal.
Selanjutnya perlu dilakukan pembuatan kuisioner dengan menggunakan skala perbandingan
berpasangan. Hasil dari penentuan goal, kriteria, dan alternatif penyelesaian, serta kuisioner
yang digunakan adalah sbb:
Tujuan (Goal) : Program Kerjasama Antar Koperasi

Kriteria :

- Manfaat :M
- Pelayanan Anggota : PA
- Kemitraan :K
- Manajemen : MA
- Diversifikasi Usaha :D

Alternatif :

- Koperasi Produsen : KP
- Koperasi Simpan Pinjam : KSP
- Koperasi Konsumen : KK

Skala matriks perbandingan berpasangan:


Pertanyaan ke responden ahli (Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan)

Bagian I

Dengan melihat faktor tujuan utama (Goal), yaitu “Program Kerjasama Antar
Koperasi”, menurut Saudara/i manakah diantara kedua pasangan kriteria berikut yang lebih
penting ?

Kriteria Skala Perbandingan Kriteria


M 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PA
M 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K
M 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MA
M 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
PA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K
PA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MA
PA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
K 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MA
K 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
MA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D

Bagian II

A. Dengan melihat faktor kriteria Manfaat (M) , menurut Saudara/i manakah diantara
kedua pasangan alternatif berikut yang lebih penting ?

Alternatif Skala Perbandingan Alternatif


KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KSP
KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK
KSP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK
B. Dengan melihat faktor kriteria Pelayanan Anggota (PA) , menurut Saudara/i manakah
diantara kedua pasangan alternatif berikut yang lebih penting ?

Alternatif Skala Perbandingan Alternatif


KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KSP
KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK
KSP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK

C. Dengan melihat faktor kriteria Kemitraan (K) , menurut Saudara/i manakah diantara
kedua pasangan alternatif berikut yang lebih penting ?

Alternatif Skala Perbandingan Alternatif


KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KSP
KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK
KSP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK

D. Dengan melihat faktor kriteria Manajemen (MA) , menurut Saudara/i manakah diantara
kedua pasangan alternatif berikut yang lebih penting ?

Alternatif Skala Perbandingan Alternatif


KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KSP
KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK
KSP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK

E. Dengan melihat faktor kriteria Diversifikasi Usaha (D) , menurut Saudara/i manakah
diantara kedua pasangan alternatif berikut yang lebih penting ?

Alternatif Skala Perbandingan Alternatif


KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KSP
KP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK
KSP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KK
Hasil dari pengisian kuisioner tersebut, nantinya akan diinput ke program Expert
Choice dan dilakukan analisis menggunakan program tersebut.
Penyajian Data Pairwise Comparison

Setelah dilakukan pengisian kuisioner oleh kedua narasumber, maka hasil dari
pengisian kuisioner tersebut dimasukkan ke program Expert Choice untuk kemudian dianalisis.
Hasil pengisian kuisioner yang telah diisi sebelumnya disajikan dalam data berikut:

Bagian 1 : Goal

Responden 1

Responden 2

Nilai yang tertera pada kedua gambar diatas merupakan nilai perbandingan
berpasangan goal / tujuan terhadap kriteria yang diambil dari hasil pengisian kuisioner terhadap
kedua responden ahli. Setelah dilakukan pengisian nilai perbandingan berpasangan goal
terhadap kriteria, maka dilanjutkan dengan melakukan pengisian perbandingan berpasangan
dari tiap kriteria terhadap alternatif pilihan.
Bagian 2 : Kriteria

a. Manfaat
Responden 1

Responden 2

Nilai dari kedua gambar diatas merupakan nilai perbandingan berpasangan


kriteria manfaat terhadap alternatif pilihan koperasi produsen, koperasi simpan pinjam,
dan koperasi konsumen. Dalam gambar tersebut berdasarkan kriteria manfaat dapat
diketahui bahwa responden pertama mengisi nilai 5,0 untuk koperasi produsen pada
pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi nilai 3,0
untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi
konsumen, serta mengisi nilai 4,0 untuk koperasi konsumen pada pilihan alternatif
koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
Sedangkan untuk responden kedua mengisi nilai 5,0 untuk koperasi produsen
pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi nilai 2,0
untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi
konsumen, serta mengisi nilai 3,0 untuk koperasi konsumen pada pilihan alternatif
koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
b. Pelayanan Anggota
Responden 1

Responden 2

Nilai dari kedua gambar diatas merupakan nilai perbandingan berpasangan


kriteria pelayanan anggota terhadap alternatif pilihan koperasi produsen, koperasi
simpan pinjam, dan koperasi konsumen. Dalam gambar tersebut berdasarkan kriteria
pelayanan anggota dapat diketahui bahwa responden pertama mengisi nilai 5,0 untuk
koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan
pinjam, mengisi nilai 4,0 untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi
produsen dan koperasi konsumen, serta mengisi nilai 3,0 untuk koperasi konsumen
pada pilihan alternatif koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
Sedangkan untuk responden kedua mengisi nilai 5,0 untuk koperasi produsen
pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi nilai 3,0
untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi
konsumen, serta mengisi nilai 3,0 untuk koperasi konsumen pada pilihan alternatif
koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
c. Kemitraan
Responden 1

Responden 2

Nilai dari kedua gambar diatas merupakan nilai perbandingan berpasangan


kriteria kemitraan terhadap alternatif pilihan koperasi produsen, koperasi simpan
pinjam, dan koperasi konsumen. Dalam gambar tersebut berdasarkan kriteria kemitraan
dapat diketahui bahwa responden pertama mengisi nilai 3,0 untuk koperasi produsen
pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi nilai 4,0
untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi
konsumen, serta mengisi nilai 2,0 untuk koperasi simpan pinjam pada pilihan alternatif
koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
Sedangkan untuk responden kedua mengisi nilai 4,0 untuk koperasi produsen
pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi nilai 4,0
untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi
konsumen, serta mengisi nilai 1,0 pada pilihan alternatif koperasi simpan pinjam dan
koperasi konsumen.
d. Manajemen
Responden 1

Responden 2

Nilai dari kedua gambar diatas merupakan nilai perbandingan berpasangan


kriteria manajemen terhadap alternatif pilihan koperasi produsen, koperasi simpan
pinjam, dan koperasi konsumen. Dalam gambar tersebut berdasarkan kriteria
manajemen dapat diketahui bahwa responden pertama mengisi nilai 1,0 pada pilihan
alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi nilai 3,0 untuk
koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi konsumen,
serta mengisi nilai 3,0 untuk koperasi simpan pinjam pada pilihan alternatif koperasi
simpan pinjam dan koperasi konsumen.
Sedangkan untuk responden kedua mengisi nilai 2,0 untuk koperasi simpan
pinjam pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi
nilai 3,0 untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi
konsumen, serta mengisi nilai 2,0 untuk koperasi simpan pinjam pada pilihan alternatif
koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
e. Diversifikasi Usaha
Responden 1

Responden 2

Nilai dari kedua gambar diatas merupakan nilai perbandingan berpasangan


kriteria diversifikasi usaha terhadap alternatif pilihan koperasi produsen, koperasi
simpan pinjam, dan koperasi konsumen. Dalam gambar tersebut berdasarkan kriteria
difersivikasi usaha dapat diketahui bahwa responden pertama mengisi nilai 9,0 untuk
koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan
pinjam, mengisi nilai 5,0 untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi
produsen dan koperasi konsumen, serta mengisi nilai 7,0 untuk koperasi konsumen
pada pilihan alternatif koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
Sedangkan untuk responden kedua mengisi nilai 9,0 untuk koperasi produsen
pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi simpan pinjam, mengisi nilai 4,0
untuk koperasi produsen pada pilihan alternatif koperasi produsen dan koperasi
konsumen, serta mengisi nilai 9,0 untuk koperasi konsumen pada pilihan alternatif
koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumen.
Dari hasil pengisian kuisioner tersebut maka dapat dilihat hal hal yang paling
mempengaruhi penentuan program kerjasama antar koperasi yang direkomendasikan
dilakukan di Kabupaten Temanggung. Berikut ini disajikan bobot masing masing
kriteria yang berhubungan dengan pemilihan program kerjasama antar koperasi:
Responden 1 :

Responden 2 :

Dari kedua gambar tersebut maka dapat diketahui analisis hasil pengisian
kuisioner yang dilakukan oleh kedua responden menunjukkan bahwa untuk responden
pertama, kriteria manfaat memiliki bobot 0,441 atau 44,1% dari total nilai kriteria,
kriteria diversifikasi usaha memiliki bobot 0,229 atau 22,9% dari total nilai kriteria,
kriteria pelayanan anggota memiliki bobot 0,186 atau 18,6% dari total nilai kriteria,
kriteria menajemen memiliki bobot 0,087 atau 8,7% dari nilai total kriteria, dan kriteria
kemitraan memiliki bobot 0,057 atau 5,7% dari nilai total kriteria.
Sedangkan untuk responden kedua, kriteria manfaat memiliki bobot 0,434 atau
43,4 % dari total nilai kriteria, kriteria pelayanan anggota memiliki bobot 0,238 atau
23,8% dari total nilai kriteria, kriteria diversifikasi usaha memiliki bobot 0,181 atau
18,1% dari total nilai kriteria, kriteria menajemen memiliki bobot 0,087 atau 8,7% dari
nilai total kriteria, dan kriteria kemitraan memiliki bobot 0,060 atau 6,0% dari nilai total
kriteria.
Hal ini menandakan dari kedua responden tersebut, nilai kriteria manfaat
menjadi nilai kriteria terbesar dalam menentukan program kerjasama antar koperasi
yang akan dilakukan, yaitu sebesar 44,1% untuk responden pertama dan 43,4% untuk
responden yang kedua.
Untuk setiap kriteria yang dijadikan acuan untuk memilih program kerjasama
koperasi yang akan dilakukan di Kabupaten Temanggung, setelah dilakukan analisis di
setiap kriteria yang ada maka dapat diperoleh alternatif pemilihan bentuk program
kerjasama yang akan dilakukan yaitu diantara kerjasama dalam bentuk koperasi
produsen, koperasi simpan pinjam, dan koperasi konsumen. Berikut disajikan hasil
analisis tiap kriteria terhadap alternatif bentuk kerjasama koperasi:
a. Kriteria Manfaat
Responden 1

Responden 2
Dari kedua gambar tersebut maka dapat diketahui analisis hasil
penilaian responden pertama pada kriteria “manfaat” terhadap alternatif
pilihan program kerjasama antar koperasi menujukkan hasil untuk alternatif
koperasi produsen memiliki bobot 0,627 atau 62,7% dari total nilai
alternatif, koperasi konsumen memiliki bobot 0,280 atau 28,0% dari total
nilai alternatif, dan koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,094 atau 9,4%
dari total nilai alternatif.
Sedangkan untuk responden kedua menunjukkan hasil untuk alternatif
koperasi produsen memiliki bobot 0,582 atau 58,2% dari total nilai
alternatif, koperasi konsumen memiliki bobot 0,309 atau 30,9% dari total
nilai alternatif, dan koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,109 atau
10,9% dari total nilai alternatif.
Berdasarkan hasil penilaian kedua responden, maka dapat diketahui
bahwa berdasarkan kriteria manfaat, alternatif program kerjasama antar
koperasi dalam bentuk koperasi produsen memiliki nilai yang paling tinggi
dibandingkan program kerjasama yang lain.
b. Kriteria Pelayanan Anggota
Responden 1

Responden 2
Dari kedua gambar tersebut maka dapat diketahui analisis hasil
penilaian responden pertama pada kriteria “pelayanan anggota” terhadap
alternatif pilihan program kerjasama antar koperasi menujukkan hasil untuk
alternatif koperasi produsen memiliki bobot 0,674 atau 67,4% dari total nilai
alternatif, koperasi konsumen memiliki bobot 0,226 atau 22,6% dari total
nilai alternatif, dan koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,101 atau
10,1% dari total nilai alternatif.
Sedangkan untuk responden kedua menunjukkan hasil untuk alternatif
koperasi produsen memiliki bobot 0,637 atau 63,7% dari total nilai
alternatif, koperasi konsumen memiliki bobot 0,258 atau 25,8% dari total
nilai alternatif, dan koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,105 atau
10,5% dari total nilai alternatif.
Berdasarkan hasil penilaian kedua responden, maka dapat diketahui
bahwa berdasarkan kriteria pelayanan anggota, alternatif program
kerjasama antar koperasi dalam bentuk koperasi produsen memiliki nilai
yang paling tinggi dibandingkan program kerjasama yang lain.
c. Kriteria Kemitraan
Responden 1

Responden 2
Dari kedua gambar tersebut maka dapat diketahui analisis hasil
penilaian responden pertama pada kriteria “kemitraan” terhadap alternatif
pilihan program kerjasama antar koperasi menujukkan hasil untuk alternatif
koperasi produsen memiliki bobot 0,625 atau 62,5% dari total nilai
alternatif, koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,238 atau 23,8% dari
total nilai alternatif, dan koperasi konsumen memiliki bobot 0,136 atau
13,6% dari total nilai alternatif.
Sedangkan untuk responden kedua menunjukkan hasil untuk alternatif
koperasi produsen memiliki bobot 0,667 atau 66,7% dari total nilai
alternatif, koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,167 atau 16,7% dari
total nilai alternatif, dan koperasi konsumen memiliki bobot 0,167 atau
16,7% dari total nilai alternatif.
Berdasarkan hasil penilaian kedua responden, maka dapat diketahui
bahwa berdasarkan kriteria kemitraan, alternatif program kerjasama antar
koperasi dalam bentuk koperasi produsen memiliki nilai yang paling tinggi
dibandingkan program kerjasama yang lain.
d. Kriteria Manajemen
Responden 1

Responden 2
Dari kedua gambar tersebut maka dapat diketahui analisis hasil
penilaian responden pertama pada kriteria “manajemen” terhadap alternatif
pilihan program kerjasama antar koperasi menujukkan hasil untuk alternatif
koperasi produsen memiliki bobot 0,429 atau 42,9% dari total nilai
alternatif, koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,429 atau 42,9% dari
total nilai alternatif, dan koperasi konsumen memiliki bobot 0,143 atau
14,3% dari total nilai alternatif.
Sedangkan untuk responden kedua menunjukkan hasil untuk alternatif
koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,484 atau 48,4% dari total nilai
alternatif, koperasi produsen memiliki bobot 0,349 atau 34,9% dari total
nilai alternatif, dan koperasi konsumen memiliki bobot 0,168 atau 16,8%
dari total nilai alternatif.
Berdasarkan hasil penilaian kedua responden, maka dapat diketahui
bahwa berdasarkan kriteria manajemen, kedua responden memiliki nilai
alternatif tertinggi yang berbeda, yaitu alternatif koperasi produsen untuk
responden pertama dan alternatif koperasi simpan pinjam untuk responden
kedua. Hal ini dapat terjadi karena menurut responden pertama, kriteria
penilaian manajemen lebih cenderung kepada alternatif koperasi produsen
sedangkan untuk responden kedua penilaian manajemen lebih cenderung
kepada alternatif koperasi simpan pinjam.

e. Kriteria Diversifikasi Usaha


Responden 1
Responden 2

Dari kedua gambar tersebut maka dapat diketahui analisis hasil


penilaian responden pertama pada kriteria “diversifikasi usaha” terhadap
alternatif pilihan program kerjasama antar koperasi menujukkan hasil untuk
alternatif koperasi produsen memiliki bobot 0,722 atau 72,2% dari total nilai
alternatif, koperasi konsumen memiliki bobot 0,227 atau 22,7% dari total
nilai alternatif, dan koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,051 atau 5,1%
dari total nilai alternatif.
Sedangkan untuk responden kedua menunjukkan hasil untuk alternatif
koperasi produsen memiliki bobot 0,682 atau 68,2% dari total nilai
alternatif, koperasi konsumen memiliki bobot 0,271 atau 27,1% dari total
nilai alternatif, dan koperasi simpan pinjam memiliki bobot 0,048 atau 4,8%
dari total nilai alternatif.
Berdasarkan hasil penilaian kedua responden, maka dapat diketahui
bahwa berdasarkan kriteria diversifikasi usaha, alternatif program
kerjasama antar koperasi dalam bentuk koperasi produsen memiliki nilai
yang paling tinggi dibandingkan program kerjasama yang lain.

Analisa Hasil Sintesis

Setelah melalui proses pengisian kuisioner oleh dua responden ahli dan melalui analisis
serta perhitungan menggunakan program Expert Choice, maka diperoleh nilai bobot alternatif
yang disajikan pada gambar berikut:
Responden 1

Responden 2

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa dari responden
pertama, prioritas tertinggi alternatif penentuan program kerjasama antar koperasi di
Kabupaten Temanggung adalah program kerjasama dalam bentuk koperasi produsen dengan
nilai bobot 0,640 atau 64% dari total nilai bobot, kemudian peringkat selanjutnya adalah
program kerjasama dalam bentuk koperasi konsumen dengan nilai bobot 0,237 atau 23,7% dari
total nilai, dan peringkat terakhir adalah program kerjasama dalam bentuk koperasi simpan
pinjam dengan nilai bobot 0,123 atau 12,3% dari total nilai.

Sedangkan hasil pengolahan data dari responden kedua, diperoleh hasil bahwa prioritas
tertinggi alternatif penentuan program kerjasama antar koperasi di Kabupaten Temanggung
adalah program kerjasama dalam bentuk koperasi produsen dengan nilai bobot 0,598 atau
59,8% dari total nilai, kemudian di peringkat selanjutnya adalah program kerjasama dalam
bentuk koperasi konsumen dengan nilai bobot 0,269 atau 26,9% dari total nilai, dan peringkat
terakhir adalah program kerjasama dalam bentuk koperasi simpan pinjam dengan nilai bobot
0,133 atau 13,3% dari total nilai.

Dari kedua hasil tersebut dapat diketahui bahwa prioritas utama penentuan program
kerjasama antar koperasi di Kabupaten Temanggung adalah program kerjasama dalam bentuk
koperasi produsen. Dengan peringkat prioritas tertinggi dalam analisis terhadap dua responden
ahli. Nilai inkonsistensi data responden pada analisis sintesis tersebut adalah 0,06 baik dari
responden pertama maupun responden kedua, hal ini menandakan bahwa rasio inkonsistensi
dianggap baik karena nilainya ≤ 0,1 , sehingga demikian hasil perhitungan data responden
cukup konsisten.

Analisis Performance Sensitivity

Setelah diketahui hasil analisa sintesis sebelumnya, langkah selanjutnya adalah dengan
melihat grafik performansi dari masing masing alternatif terhadap kriteria. Berikut adalah
grafik performansi hasil analisis dari kedua responden :

Responden 1
Responden 2

Pada grafik diatas dapat diketahui perbandingan antara faktor pada setiap kriteria,
semakin tinggi letak titik faktor kriteria, maka faktor kriteria tersebut menduduki prioritas
utama dalam pemilihan terhadap kriteria tersebut. Pada hasil diatas grafik performansi dari
responden pertama menunjukkan bahwa faktor krieria yang menjadi prioritas utama adalah
kriteria manfaat dimana sesuai dengan hasil pengisian kuisioner responden pertama memiliki
nilai 0,441 atau 44,1% dari total nilai kriteria, sedangkan untuk alternatif pilihan program
kerjasama antar koperasi, dalam grafik performansi tersebut program kerjasama dalam bentuk
koperasi produsen merupakan alternatif yang lebih diprioritaskan untuk dipilih, dimana sesuai
dengan hasil analisa sintesis memiliki nilai 0,640 atau 64,0% dari total nilai alternatif.

Untuk responden kedua, sesuai dengan hasil grafik performansi diatas maka dapat
diketahui faktor kriteria yang menjadi prioritas utama adalah kriteria manfaat, dimana sesuai
dengan hasil pengisian kuisioner responden kedua memiliki nilai 0,434 atau 43,4% dari total
nilai kriteria, sedangkan untuk alternatif pilihan program kerjasama antar koperasi, dalam
grafik performansi tersebut program kerjasama dalam bentuk koperasi produsen merupakan
alternatif yang lebih diprioritaskan untuk dipilih, dimana sesuai dengan hasil analisa sintesis
memiliki nilai 0,598 atau 59,8% dari total nilai alternatif.

Dari kedua hasil analisis grafik performansi, dapat diketahui bahwa untuk kedua
responden, kriteria manfaat merupakan kriteria yang paling diutamakan dalam pemilihan
alternatif program kerjasama antar koperasi, sedangkan alternatif program kerjasama antar
koperasi yang lebih diprioritaskan adalah program kerjasama dalam bentuk koperasi produsen.
Analisis Dynamic Sensitivity

Setelah dilakukan analisis grafik performansi, selanjutnya dilakukan analisis nilai


sensitifitas dari hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya melalui grafik Dynamic
Sensitivity berikut:

Responden 1

Responden 2

Pada grafik ini, diperlihatkan perbandingan secara keseluruhan baik dalam hal kriteria
dan juga alternatif pilihan. Dari hasil analisis responden pertama, nilai kriteria manfaat
merupakan kriteria yang paling dipertimbangkan dalam pemilihan program kerjasama koperasi
di Kabupaten Temanggung, yaitu dengan nilai 44,1% dari total nilai kriteria. Sedangkan secara
keseluruhan, sesuai analisis responden pertama, program kerjasama dalam bentuk koperasi
produsen merupakan program kerjasama yang direkomendasikan, yaitu dengan nilai 64,0%
dari total nilai alternatif. Hal tersebut sama dengan hasil analisis responden kedua, dimana
kriteria manfaat merupakan kriteria yang paling dipertimbangkan dalam pemilihan program
kerjasama antar koperasi di Kabupaten Temanggung, yaitu dengan nilai 43,4% dari total nilai
kriteria, serta program kerjasama dalam bentuk koperasi produsen merupakan program
kerjasama yang direkomendasikan, yaitu dengan nilai 59,8% dari total nilai alternatif.

Analisis Gradient Sensitivity

Setelah dilakukan analisis nilai sensitifitas, selanjutnya dilakukan analisis gradien


masing masing alternatif terhadap kriteria yang ditunjukkan dalam grafik berikut:

Responden 1

Responden 2

Pada grafik diatas ditunjukkan gradien masing masing alternatif terhadap kriteria
manfaat. Dari kedua responden diatas, alternatif program kerjasama dalam bentuk koperasi
produsen memiliki nilai yang tertinggi, sehingga alternatif kerjasama antar koperasi dalam
bentuk koperasi produsen merupakan alternatif yang paling direkomendasikan.
Analisis Head to Head

Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah analisis head to head. Dalam analisis ini
diperlihatkan perbandingan antar alternatif yang ada. Berikut merupakan grafik analisis head
to head :

Responden 1

Responden 2

Dalam kedua grafik tersebut, baik untuk responden pertama dan responden kedua, dapat
diketahui bahwa program kerjasama dalam bentuk koperasi produsen memiliki prioritas paling
utama atau menjadi program kerjasama yang paling direkomendasikan dibandingkan program
kerjasama antar koperasi dalam bentuk koperasi simpan pinjam. Dalam kedua grafik juga dapat
diketahui bahwa kriteria manfaat merupakan kriteria yang paling diutamakan dalam pemilihan
alternatif program kerjasama antar koperasi yang ada di Kabupaten Temanggung.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi

Dari hasil pengumpulan data dari kedua responden ahli yaitu Petugas Penyuluh
Koperasi Lapangan (PPKL) Kabupaten Temanggung dan hasil analisis data dari program
Expert Choice maka dapat diketahui bahwa kriteria manfaat merupakan kriteria yang dijadikan
prioritas utama dalam penentuan program kerjasama antar koperasi yang ada di Kabupaten
Temanggung. Hal ini dapat diketahui dari bobot nilai manfaat yang diperoleh dari hasil analisis
baik secara penentuan prioritas (Priority with respect to Goal), analisis grafik performansi,
serta analisis dynamic sensitivity, dimana bobot nilai manfaat secara keseluruhan menurut hasil
dari responden pertama yaitu sebesar 44,1% dari total nilai kriteria dan menurut hasil
responden kedua sebesar 43,4% dari total nilai kriteria. Disusul oleh Kriteria pelayanan
anggota, kemitraan, manajemen, dan diversifikasi usaha.

Sedangkan hasil dari analisis alternatif penentuan program kerjasama antar koperasi
yang ada di Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari hasil analisis sintesis (Synthesis with
respect to goal), analisis grafik performansi, analisis dynamic sensitivity, analisis gradien, serta
analisis head to head. Dimana secara keseluruhan program kerjasama antar koperasi dalam
bentuk koperasi produsen memiliki bobot nilai 64,0% dari total nilai alternatif untuk responden
pertama, dan 59,8% dari total alternatif untuk responden kedua. Hal tersebut berarti bahwa
prioritas utama atau rekomendasi tertinggi penentuan program kerjasama koperasi yang ada di
Kabupaten Temanggung adalah program kerjasama koperasi dalam bentuk koperasi produsen.
Disusul oleh alternatif program kerjasama dalam bentuk koperasi konsumen dan program
kerjasama dalam bentuk koperasi simpan pinjam.

Dari kedua data diatas maka program kerjasama antar koperasi dalam bentuk koperasi
produsen merupakan alternatif kerjasama yang paling direkomendasikan dengan kriteria
manfaat menjadi prioritas utama dalam penentuan program kerjasama antar koperasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai