NPM : 18070377
Down Syndrome
Down syndrome merupakan kelainan genetik yang cukup sering terjadi. Data WHO
memperkirakan 3000 hingga 5000 bayi terlahir dengan kondisi ini setiap tahunnya.
Dengan penanganan yang tepat, penderita dapat hidup dengan sehat dan mampu menjalani
aktivitas dengan mandiri, walaupun kelainan belum dapat disembuhkan.
Gejala
Gejala dari Down Syndrome sudah dapat dilihat sejak lahir meliputi:
Hipotonia atau otot yang kemas
Hidung yang kecil dan tulang hidung rata
Mata yang miring ke atas dan keluar
Mulut kecil dengan lidah yang keluar
Lidah pecah-pecah
Ukuran kepala lebih
Bagian kepala belakang yang rata
Telapak tangan hanya memiliki satu lipatan atau garis
Tangan yang lebar dengan jari yang pendek
Berat dan panjang badan yang rendah di bawah rata-rata
Bentuk telinga kecil atau tidak normal.
Lidah pecah-pecah
Penyebab
Down Syndrome disebabkan oleh kelainan genetik, di mana terdapat tambahan kromosom
pada sel. Normalnya, sel hanya memiliki sepasang atau dua buah kromosom. Namun pada
sindrom Down terdapat 3 buah kromoson nomor 21, sehingga penyakit ini juga disebut
trisomi 21. Pada kebanyakan kasus sindrom ini tidak diturunkan, namun terjadi karena
mutasi genetik pada sperma atau sel telur. Kemungkinan Down Syndrome meningkat
seiring dengan semakin tua usia ibu saat hamil. Risiko juga meningkat jika seorang ibu
sudah pernah melahirkan anak dengan Down Syndrome sebelumnya atau salah satu dari
orang tua mengalami Down Syndrome.
Chorionic villus sampling (CVS), yaitu memeriksa sampel dari tali pusat pada usia
kandungan 11–14 minggu
Amniocentesis, yaitu memeriksa sampel dari air ketuban pada usia kandungan 15–20
minggu
Down syndrome memang tidak bisa diobati. Namun dengan dukungan yang baik dari
keluarga, serta rutin menjalani terapi dan pemeriksaan ke dokter, penderita Down
syndrome dapat hidup mandiri dan terhindar dari komplikasi.