Anda di halaman 1dari 15

REVIEW BUKU METODE PENELITIAN

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2005

Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi

Bandung : PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Oleh : Kelompok 20

NOVILIANA ASTARI NPM. 170110170022

ASEP FADILLAH H.M. NPM. 170110170035

PUTRI FATIMAH N. NPM. 170110170106

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Dosen: DR. DEDI SUKARNO, S.IP., M.SI.

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI SARJANA (S1) ADMINISTRASI PUBLIK

JATINANGOR – SUMEDANG

2019
Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi

BAGIAN PERTAMA: PRINSIP-PRINSIP PENELITIAN


Bab 1: Pendahuluan
Dalam pendahuluan membahas mengenai cara penggunaan metode penelitian
kuantitatif dari buku yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi) oleh
Bambang Prasetyo dan Miftahul Jannah. Dalam pendahuluan disebutkan bahwa buku ini
membahas banyak hal yang lengkap dalam penelitian karena tidak saja membahas mengenai
dasar-dasar penelitian kuantitatif, tetapi juga dibahas mengenai prinsip-prinsip penelitian, peran
etika penelitian dalam proses penelitian secara keseluruhan dan bagaimana seseorang bisa
menerapkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan asumsi dasar yang ada, dan berbagai
jenis penelitian sebagai kerangka untuk mengklasifikasi penelitian. Selain itu, buku ini juga
menjelaskan secara rinci contoh-contoh kasus dalam sebuah penelitian dengan pendekatan
kuantitatif berikut juga solusi pemecahan masalahnya.
Setiap peneletian pasti memiliki prinsip-prinsip dasar di dalamnya yang menjadi sebuah
acuan dalam penelitian tersebut. Prinsip-prinsip tersebut terdapat hakikat penelitian, etika
penelitian bahkan juga dilema penelitian yang harus dipahami secara jelas sebelum memulai
sebuah penelitian. Selain ketiga hal tersebut, pendekatan penelitian, jenis dan klasifikasi
penelitian juga merupakan bagian dari sebuah prinsip penelitian. Dengan mengetahui semua hal
tersebut maka seorang peneliti sudah memiliki bekal awal dalam penelitian yang akan dilakukan.
A. Hakikat Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita tangkap dalam kehidupan sehari-hari,
segala sesuatu yang kita peroleh dalam bentuk bermacam-macam, termasuk yang kita
ketahui berdasar pengalaman yang kita miliki. Seseorang bisa memiliki pengetahuan dengan
melalui dua cara, yaitu secara Eksperiental Reality (ER) dan Agreement Reality (AR).
Eksperiental Reality (ER) adalah sumber pengetahuan yang didapatkan dengan cara
mengalaminya sendiri, dari pengalaman yang dialami tersebut sehingga menjadi tahu akan
sesuatu. Sedangkan Agreement Reality (AR) adalah sumber pengetahuan yang didasarkan
pada kesepakatan-kesepakatan antara diri kita pribadi dengan orang lain. Bentuknya bisa
bermacam-macam, bisa berdasar informasi dari orang lain, tradisi, serta kebiasaan. Dalam
penelitian kuantitatif, kita akan menggunakan teori yang ada untuk kemudian dibuktikan
dengan data yang ada di lapangan sehingga dari kombinasi antara teori (AR) dan data (ER)
yang ada kita bisa ambil suatu keputusan.
B. Etika Penelitian
Aspek-aspek dalam etika penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Scientific Misconduct, dalam etika ini seorang peneliti tidak boleh melakukan penipuan
dalam sebuah penelitian. Pada bagian ini juga termasuk research fraud (pemalsuan data hasil
penelitian) dan plagiarism,
2. Terkait dengan subjek penelitian, etika penelitian juga mengatur mengenai perlindungan
terhadap partisipan dan pertanggungjawaban peneliti terhadap subjek penelitian dalam
bentuk informed consent.
3. Dalam upaya mencapai informed consent tersebut, etika penelitian juga mengatur
adanya anonimitas dan kerahasiaan.
4. Etika penelitian juga mengatur hubungan antara peneliti dengan sponsor.
C. Dilema Penelitian
Dalam sebuah penelitan, peneliti akan sering berjumpa dengan kondisi dilematis. Disatu sisi
harus memenuhi etika penelitian, sedangkan di sisi lain ada etika lain yang saling
berbenturan.
Contoh tentang pembenturan kepentingan adalah benturan etika penelitian dengan
kepentingan penghubung (Gate Keepers). Penghubung adalah seseorang yang memiliki akses
terhadap sumber informasi.
Bab 2: Pendekatan Penelitian Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif dinamakan positivist, sedangkan pendekatan kualitatif dinamakan
pendekatan interprefit. Asumsi dasar yang ada dalam pendekatan kuantitatif bertolak belakang
dengan asumsi dasar yang dikembangkan di dalam pendekatan kualitatif. Terdapat beberapa
asumsi dasar yanga ada antara lain adalah Asumsi Dasar Ontologi (hakikat dasar gejala sosial),
Asumsi Dasar Epistemologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan) yang mencangkup tiga hal yaitu
keterkaitan antara ilmu dengan nilai, keterkaitan antara ilmu dengan akal sehat, dan metodologi,
kemudian terdapat asumsi Hakikat Dasar Manusia dan yang terakhir adalah asumsi Aksiologi
(tujuan dilakukannya sebuah penelitian). Pada asumsi dasar pendekatan kuantitatif, antara
asumsi yang satu dengan asumsi lainnya saling berkaitan, dengan demikian jika suatu gejala
memiliki asumsi dasar bahwa suatu gejala adalah real, secara epistomologi gejala tersebut bisa
dipelajari, secara aksiologi ,penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mencari penjelasan-
penjelasan antara gejala.
Bab 3: Jenis-Jenis Penelitian
A. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian
Terdapat dua jenis penelitian yang ada berdasarkan manfaat penelitian itu sendiri, antara
lain:
1. Penelitian Murni, penelitian ini merupakan penelitian yang manfaatnya dapat dirasakan
untuk waktu yang lama. Contoh paling nyata adalah penelitian untuk skripsi, tesis, atau
disertasi karena penelitian murni lebih banyak digunakan di lingkungan akademik dengan
karakteristik yang menggunakan konsep-konsep abstrak dalam kerangka pengembangan
ilmu pengetahuan.
2. Penelitian Terapan, berbeda dengan penelitian murni, pada penelitia terapan, manfaat
ari hasil penelitian dapat segera dirasakan oleh berbagai kalangan. Penelitian ini biasa
digunkan untuk memecahkan masalah yanga da sehingga hasilnya harus segera dapat
diaplikasikan.
B. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian
Berdasarkan klasifikasi ini, penelitian dibedakan ke dalambeberapa jenis penelitian antara
lain:
1. Penelitian Eksploratif, penelitian ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif
masih baru.
2. Penelitian Deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih
detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini biasanya berupa
tipologi atau pola-pola mengenai fenomena yang sedang dibahas.
3. Penelitian Eksplanatif, penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang
mengapa suatu kejadian atau gejala terjad. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran
mengenai hubungan sebab-akibat.
C. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
1. Penelitian Cross-Sectional, adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu.
Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain
di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.
2. Penelitian Longitudinal, adalah jenis penelitian yang dilakukan antarwaktu. Setidaknya
terdapat dua kali penelitian dengan topik atau gejala yang asama, tetapi dilakukan dalam
waktu yang berbeda. Penelitian ini bisa dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu penelitian
kecenderungan, penelitian panel dan penelitian kohort
D. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Ada banyak sekali jenis penelitian yanga da dalam klasifikasi ini. Pengelompokan penelitian
dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Dalam kelompok penelitian kuantitatif, terdapat beberapa jenis penelitian, yaitu Penelitian
Survei, penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen
penelitian; Penelitian Eksperimen yaitu penelitian yang dapat dilakukan di alam terbuka
maupun di alam tertutup.
Dalam penelitian ini kondisi yang ada di manipulasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan
peneliti; Analisis Isi, yaitu penelitian yang dilakukan bukan kepada orang, tetapi leih kepada
simbol, gambar, film, dan sebagainya; Penelitian Lapangan, penelitian ini bisa dimulai dengan
perumussan permasalahan yang tidak terlalu baku; Analisis Wacana, penelitian inis rupa
dengan analisis wacana, hanya saja bukan frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih
dalam material yang susah ditentukan, tetapi lebih jauh mengaitkan topik tersebut pada
setting atau kondisi yang muncul bersamaan atau melatarbelakangi topik tersebut; dan yang
terakhir adalah Perbandingan Sejarah, penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan
menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu.
BAGIAN KEDUA: RENCANA PENELITIAN KUANTITATIF
Bab 4: Rancangan Penelitian Kuantitatif
Peneltiian kuantitatif, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, adalah penelitian yang
menggunakan asumsi-asumsi pendekatan positivist. Untuk menyusun sebuah rancangan
penelitian, pada penelitian kuantitatif ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Memilih topik dan merumuskan pertanyaan penelitian
2. Melakukan penelusuran dan pembahasan teori
3. Membuat struktur rancangan penelitian.
A. Pemilihan Topik
Untuk memilih dan menentukan topik penelitian yang akan dipakai dapat dilakukan dnegan
mempertimbangkan beberapa faktor antara lain, pengalaman-pengalaman pribadi dan
kehidupan sehari-hari, masalah di media massa, pengetahuan lapangan dan
memperbadingkannya dengan teori, kebutuhan memecahkan masalah, peluang (social
premiums), dan nilai-nilai pribadi.
Jika faktor-faktor tersebut dirasakan terlalu luas, dapat dilakukan teknik penyempitan topik
pertanyaan penelitian (research question) dengan cara melakukan kajian literatur,
mendisuksikannya dengan orang yang menguasai topik tersebut, menetapkan isi secara
spesifik, dan menetapkan tujuan penelitian.
B. Pembuatan Latar Belakang Masalah Penelitian
Latar belakang masalah dalam penelitian menyajikan gambaran yang dapat menjelaskan
mengapa suatu penelitian menarik untuk diteliti. Ada dua model yang apat digunakan di
dalam membuat latar belakang masalah, yaitu:
1. Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan kondisi
normatif/asumsi-asumsi tertentu.
2. Menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa
membandingkannya dengan kondisi normatif.
Jika peneliti menggunakan model pertama, kondisi objektif fapat digambakan melalui data
sekunder yang ada, sedangkan kondisi normatif dapat berbentuk teori, nilai, atau norma yang
berlaku umum. Sementara jika peneliti menggunakan model kedua, peneliti hanya
menggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci. Pada bagian ini, peneliti dapat
memberikan gambaran kondisi objektif dengan alat bantu 5W1H (what, who, when, where,
why, dan how).
C. Perumusan Masalah
Penggunaan istilah permasalahan, perumusan masalah, atau pokok masalah dalam suatu
penelitian adalah sama. Pada dasarnya permasalahan dalam penelitian merupakan
perumusan masalah ke dalam bentuk yang lebih terfokus. Biasanya pada bagian akhir dari
permasalahan, peneliti telah dapat merumuskan pertanyaan penelitian (research question).
D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
Seperti yag telah diuraikan sebelumnya, penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuannya menjadi penelitian eksporatif, deskriptif, dan eksplanatif. Namun sesuai dengan
salah satu asumsi pada pembahasan pendekatan kuantitatif mendasarkan pada teori, maka
tidak mdimungkinkan peneliti menggunakan penelitian dengan jenis eksploratif. Sementara
jika diligat dari signifikasinya, penelitian kuantitatif dapat melihatnya dari empat sisi, yaitu
akademis, praktis, sosial dan teknis.
Bab 5: Penyusunan Kerangka Teori dan Pengukuran
Kerangka teori pada prinsipnya bukan sekedar kumpulan definisi dari berbagai macam
buku, namun lebih pada upaya penggalian teori yang dapat digunakan peneliti untuk
menjelaskan hakikat dari gejala yang ditelitinya. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan,
asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan dan mengarahan pertanyaan penelitian yang
diajukan, serta membimbing kita dapat memberikann makna terhadap data. (Neuman, 2003)
Dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan proses berpikir deduktif, peranan kerangka teori
adalah sebagai dasar untuk mengajukan pertanyaan sementara (hipotesis) atas pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan. Secara umum, penyusunan kerangka teori dapat melalui
alur/tahap sebagai berikut: Tinjauan Kepustakaan, Konstruksi Model Teoritis, Model Analisis,
Hipotesis, dan Operasionalisasi Konsep.
Proses pengukuran merupakan suatu proses deduktif. Peneliti berangkat dari suatu
konstruksi, konsep, atau ide, kemudian menyusun perangkat ukur untuk mengamatinya secara
empiris.
Ada tiga tahapan dalam proses pengukuran, yaitu konseptualisasi, penentuan variabel dan
indikator, dan operasionalisasi. Konseptualisasi merupakan proses pemberian definisi teoritis
atau definisi konseptual pada sebuah konsep. Sementara itu, operasional merupakan tahapan
terakhir dalam proses pengukuran. Tingkat pengukuran dapat dibedakan menjadi nominal,
ordinal, interval dan rasio.
Bab 6: Teknik Penarikan Sampel
Salah satu konsep yang berhubungan erat dengan sample adala populasi. Populasi adalah
keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti, sementara sampel adalah bagian dari populasi yang
ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus diliat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan
bukan populasi itu sendiri (Bailey, 1994:83). Dalam penjabaran tentang sampel, kita juga
diperkenalkan dengan konsep unit analisis dan unit observasi. Selain itu, dalam proses penarikan
sampel terdapat juga konsep sampling unit dan sampling element. Ada dua jenis teknik penarikan
sample, yaitu :
1. Teknik Penarikan Sampel Probabilita, yang terdiri dari beberapa teknik di dalamnya
antara lain; teknik acak sederhana, teknik acak sistematis, teknik acak terlapis, dan
teknik acak berkelompok.
2. Teknik Penarikan Sampel Nonprobabilita, yang terdiri dari beberapa teknik di dalamnya
antara lain; teknik penarikan sampel aksidental, teknik penarikan sampel purposive,
teknik penarikan sampel kuota dan teknik penarikan sampel bola salju.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi berapa besar sampel harus diambil, yaitu;
heterogenitas dari populasi, jumlah variabel yang digunakan, dan teknik penarikan sampel yang
digunakan.

BAGIAN KETIGA: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN DATA


Bab 7: Ragam Penelitian Kuantitatif
A. Penelitian Survei, merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan
terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban
yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur/sistematis
tersebut dikenal dengan istilah kuisioner. Ada beberapa jenis penelitian survei, dengan
karakteristik sebagai berikut:
 Main-and Self Administered Questionnaire
 Face to Face Interview
 Telephone Interview
B. Penelitian Eksperimen, jika pada apenelitian survei peneliti tidak dapat melakukan
manipulasi atau intervensi terhadap responden karena semua jawaban berdasarkan pada
jawaban responden, dalam penelitian eksperimen, peneliti dapat melakukan manipulasi
kondisi dengan memberikan treatment atau menciptakan sebuah kondisi/rangsangan pada
subjek yang ditelitinya. Penelitian ini dimulai dengan membuat hipotesis kausal yang terdiri
dari variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Langkah berikutnya adalah
mengukur variabel dependen dengan pengujian awal (pre-test), diikuti dengan memberikan
treatment/stimulus ke dalam kelompok yang diteliti, dan diakhiri dengan mengukur kembali
variabel dependen setelah diberikan stimulus (post-test).
C. Analisis Isi, penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian survei dan
eksperimen karena subjek penelitiannya adalah benda mati yang tidak bereaksi dan peneliti
dapat membandingkannya dengan lebih mudah antara msing-masing subjek.
D. Existing Statistic/Documents, seorang peneliti sebenarnya dapat memanfaatkan
ketersediaan data yang dikumpulkan dan diolah pihak lain untuk melakukan sebuah
penelitian kuantitatif, inilah yang disebut dengan Existing Statistic/Documents.
Bab 8: Analisis Data Kuantitatif
Setelah data hasil penelitian dikumpulkan oleh peneliti, langkah selanjutnya yanga dapat
dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana menganalisis data yang telah diperoleh tadi. Langkah
ini diperlukan karena tujuan dari analisis data adalah untuk menyususn dan menginterpretasikan
data (kuantitatif) yang sudah diperoleh. Terdapat beberapa tahap analisis data kuantitatif yaitu:
A. Pengkodean Data (Data Coding)
B. Pemindahan Data ke Komputer (Data Entering)
C. Pembersihan Data (Data Cleaning)
D. Penyajian Data (Data Output)
E. Penganalisisan Data (Data Analyzing):
 Analisis Univariat
 Analisis Bivariat
 Analisis Multivariat, yang dibedakan menjadi dua yaitu tabel silang dan elaborasi.
Terdapat beberapa bentuk elaborasi antara lain: Replikasi, Spesifikasi, Interpretasi,
Eksplanasi, Variabel Penekan, dan Pengujian Hipotesis.
F. Pengujian Hipotesis
Bab 9: Laporan Penelitian
Laporan penelitian merupakan langkah terakhir yang sangat menentukan apakah suatu
penelitian yang sudah dilakukan baik atau tidak. Berikut adalah beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun laporan penelitian:
A. Tahapan Pembuatan Laporan Penelitian
Untuk membuat laporan penelitian yang baik, disarankan melakukan beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Langkah pertama, membuat garis besar mengenai pernyataan-pernyataan yang
menjelaskan mengenai permasalahan yang akan dibahas untuk mengarahkan pada apa
yang akan dituangkan dalam laporan penelitian sehingga isi laporan nanti tidak
menyimpang.
2. Membuat garis besar mengenai kajian pustaka, yang merangkum dan menempatkan
permasalahan ke dalam teori yang digunakan dalam penelitian.
3. Membuat garis besar mengenai rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan sehingga
jegiatan yang sudah dilakukan dapat dipertangungjwabkan dengan memakai kaidah
ilmiah.
4. Membuat garis besar mengenai data apa yang akan ditampilkan sebagai hasil temuan
dilapangan.
5. Terakhir adalah membuat garis besar mengenai analisis yang sudah dilakukan yang
menggambarkan keterkaitan antara hasil temuan dengan kerangka berpikir yang
digunakan dalam penelitian.
B. Komponen Laporan Penelitian
Secara umum, sebuah laporan mengandung serangkaian informasi dari awal melakukan
penelitian hingga penyampaian hasil penelitian. Sebuah laporan secara garis besar
mengandung komponen antara lain, Abstrak, Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode
Penelitian, Pembahasan , Kesimpulan dan Saran.

BAGIAN KEEMPAT: CONTOH KASUS


Bab 10: Contoh Kasus
Dalam bab ini penulis memberikan delapan buah contoh kasus dari berbagai sumber seperti
Kompas dan Tempo. Selain itu, penulis pun memberikan contoh kasus dengan menggunakan
kasus fiktif agar pembaca dapat lebih memahaminya. Penulis pun memberikan beberapa soal
untuk dikerjakan dan disertai dengan penjelasan pada bagian akhir.
Contoh Salah Satu Kasus yang terdapat pada buku:
A. Diambil dari Tempo, 19 September 2004, dengan berbagai modifikasi.
Langit Neusu Jaya, Baiturrahman, Nangroe Aceh Darussalam, masih gelap. Senin dini hari 2 pekan
lalu, serentetan tembakan membelah kesunyian kompleks TNI AD ini. Peluru timah panas
menyambar 5 orang yang sama sekali tak menduga akan terjadi tragedi penembakan. Mereka
roboh ke tanah. Frederick Simorangkir, perwira menengah berpangkat letnan satu marinir,
adalah orang yang memuntahkan peluru tersebut. Diketahui penyebab Frederick melaukan hal
tersebut karena depresi berat. Hal itu dikatakan oleh Ahmad Yani Basuki, Kepala Dinas
Penerangan Umum TNI.
Sebetulnya penelitian tentang tingkat depresi sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa FISIP UI.
Penelitian itu dilakukan di batalyon infanteri Gajah Hitam yang beranggotakan 1000 orang.
Sampel yang diambi sebanyak 300 orang diman a ia membedakan antara pasukan yang sudah 1
tahun berada di medan perang dan pasukan yang baru 2-4 buan di medan perang. Dari teori
yang digunakan, tingkat depresi diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam
menghadapi lingkungannya. Dengan dasar teori yang digunakan tersebut peneliti membuat
hipotesis semakin tinggi kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungan semakin rendah
tingkat depresi.
Berdasarkan kasus yang ada:
1. Apakah yang dikatakan oleh Wisnu dan Ahmad Yani merupakan cara yang ilmuah? Jelaskan
dengan menggunakan konsep AR dan ER!
2. Apakah hipotesis yang dibuat mahasiswa sudah benar? Jika salah, bentuk kesalahan apa yang
dibuat?
3. Apa konsepp utama yang ada dalam penelitian?
4. Tentukan variabel independen dan dependen!
5. Tentukan arah hubungannya!
6. Tentukan hubungan positif atau negatif!
Jawaban:
1. Apa yang dikatakan Wisnu bukan cara yang ilmiah. Dia tidak mengombinasikan antara
agreement reality dan experiental reality. Ia hanya menganalkan pada experiental-nya saja, yaitu
berdasarkan pengalaman ketika ia berpatroli, namun secara agreement, belum ada kesepakatan
umum apakah memang roh penunggu hutan sebagai penyebabnya. Sementara itu, apa yang
dikatakan Ahmad Yani merupakan cara yang ilmiah. Ia sudah mengobinasikan antara agreement
reality, yaitu kondisi yang dialami oleh Frederick Simorangkir.
2. Hipotesis yang dibuat oleh mahasiswa salah. Terjadi kesalahan tautologi, yaitu membuat suatu
hubungan sebab akibat dengan menggunakan definisinya sendiri. Tingkat depresi didefinisikan
sebagai ketidakmampuan seseorang menghadapi lingkungan. Definisi ini dijadikan sebagai
hubungan sebab akibat oleh mahasiswa sehingga mereka membuat hipotesis semakin tinggi
kemampuan.
B. Contoh Kasus Kedua
Beberapa pertanyaan berikut diajukan kepada 10 responden mengenai kepemimpinan
Megawati.
1. Usia…
2. Apakah anda yakin Megawati terpilih kembali menjadi presiden pada pemilu 2004 yang akan
datang: 1. Ya (langsung ke nomor 4) 2. Tidak
3. Jika tidak, siapa yang kemungkinan akan menjadi presiden mendatang?.....
4. Pada pemilu tahun 1999, apakah Anda memilih PDIP? 1. Ya 2. Tidak (langsung ke nomor 6)
5. Jika ya, apakah Anda akan. memilih PDIP pada pemilu yang akan datang (tahun 2004)? 1. Ya 2.
Tidak
Jawaban Responden:
Resp Pert1 Pert2 Pert3 Pert4 Pert5
1 20 1 9 1 1
2 25 2 Wiranto 2 9
3 30 1 9 2 9
4 31 1 9 2 9
5 32 2 Akbar Tanjung 1 2
6 19 2 Hamengkubuwono 1 2
7 45 2 Megawati 2 9
8 37 1 9 1 1
9 39 1 9 2 2
10 35 2 Susilo Bambang 1 1

Berdasarkan jawaban responden, tentukan 4 kesalahan dalam entry data!


Tingkat Pendidikan
Tingkat Penghasilan Total
Tinggi Rendah
Tinggi 150 100 250
Rendah 450 300 750
TOTAL 600 400 1000
Berdasar tabel:
1. Hitunglah persentase untuk setiap sel
2. Interprestasi data yang ada
Jawaban:
Kesalahan yang terjadi salam entry data adalah sebagai berikut:
1. Responden 7, menjawab pertanyaan 3 dengan jawaban Megawati.
2. Responden 1 usianya 20, berarti tahun 90 belum 17 tahun, harusnya pertanyaan 4 tidak
relevan.
3. Responden 6 usianya 19, berarti tahun 99 belum 17 tahun, harusnya pertanyaan 4 tidak
relevan.
4. Responden 9, pertanyaan 5 harusnya tidak relevan.
Karena kita tidak tahu variabel independent dan variabel dependennya, kita bisa memperlakukan
hubungan variabel ini sebagai hubungan yang simetris sehingga kita menggunakan persen total.
Tingkat Pendidikan Total
Tingkat Penghasilan
Tinggi Rendah
Tinggi 15 10 25

Rendah 45 30 75

TOTAL 60 40 100

Interprestasinya adalah sebagian besar responden berpendidikan tinggi dan berpenghasilan


rendah (45%) dan hanya sedikit (10%) responden yang berpendidikan rendah dan perpenghasilan
tinggi.

PENDAPAT
Buku yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi”, tulisan Bambang
Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, tahun 2005 merupakan
salah satu alternatif buku yang bisa dipilih mengenai pembahasan terhadap metode penelitian
kuantitatif. Seperti yang kita ketahui, metode penelitian memiliki peran dan nilai yang sangat
penting terhadap sebuah penelitian, karena dalam sidang skripsi, tesis atau disertasi misalnya,
banyak pertanyaan yang muncul dari dewan penguji mengenai bagaimana metode yang dipilih
dan bukan mengenai apa hasil dari penelitian tersebut. Apabila terjadi kesalahan dalam memilih
metode penelitian, maka hasil yang dicapai tidak relevan lagi. Untuk itu diperlukan sebuah
literatur yang mampu mengambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai metode
penelitian khususnya kuantitatif dan hal tersebut bisa didapatkan dari buku ini. Penjabaran teori
dalam buku ini tertata secara sistematis, dengan menyelipkan berbagai contoh kasus sederhana
pada setiap pembahasan teori untuk memudahkan pembaca memahami maksud dari teori
tersebut.
Buku ini cukup membantu untuk dijadikan panduan bagi mereka yang ingin melakukan
penelitian, khususnya tentu saja bagi mereka yang menggunakan metode kuantitatif. Dalam
buku ini membahas banyak hal, tidak saja membahas mengenai penelitian kuantitatif dari mulai
pemilihan topik hingga cara menyajikan data yang ada dalam laporan, tetapi juga dibahas
mengenai prinsip-prinsip penelitian, peran etika penelitian dalam proses penelitian secara
keseluruhan dan bagaimana seseorang bisa menerapkan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan asumsi dasar yanga ada, dan berbagai jenis penelitian sebagai kerangka untuk
mengklasifikasi penelitian yang ada.
Selain itu, seperti yang telah disampaikan tadi, dengan tersajinya beberapa contoh kasus
dan contoh kecil yang diambil dari sebuah penelitian sebagai penjelasan antar bagian sekaligus
memperkuat teori dan materi yang dibahas, mampu menjadikan setiap poin dari isi buku ini
menjadi suatu keutuhan penelitian. Hal tersebut juga didukung dengan pemeparan
permasalahan yang mungkin terjadi dan kendala-kendala yang mengikuti berikut dengan solusi
pemecahannya serta ilustrasi untuk memperjelas tahapan demi tahapan penelitian. Dengan
adanya buku ini diharapkan para peneliti, terutama bagi pemula mampu mengimplemetasikan
apa yang disampaikan di dalam buku ke dalam sebuah penelitian yang sistematis dengan hasil
yang relevan sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, B., Miftahul Jannah, L. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

PEMBAGIAN TUGAS
Bagian 1: Putri Fatimah N (170110170106)
Bagian 2: Noviliana Astari (170110170022)
Bagian 3: Asep Fadillah H.M. (170110170035)
Bagian 4: Asep Fadillah H.M. (170110170035)
Pendapat: Novilianan Astari dan Putri Fatimah N

Anda mungkin juga menyukai