Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Senam Hamil

1. Definisi Senam Hamil

Defenisi menurut Maryunani (2011) :

a. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,

secara fisik atau mental pada persalinann cepat, aman dan spontan.

b. Senam hamil merupakan suatu metode yang penting untuk

mempertahakan atau memperbaiki keseimbangan fisik terhadap calon ibu.

c. Senam hamil merupakan suatu metode yang penting untuk

mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik terhadap calon

ibu.

2. Manfaat senam hamil

(Maryunani, 2011) menjelaskan secara umum senam hamil memiliki

manfaat penting, antara lain :

1) Membangun daya tahan tubuh.

2) Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.

3) Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan

keseimbangan.

4) Meredakan ketegangan dan membantu rileks.

5) Memperbaiki sirkulasi darah.

5
2

6) Memperoleh kepercayan dan sikap mental yang baik.

7) Menyesuikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan.

8) Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.

3. Tujuan senam hamil

Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai

berikut : ( Nirwana, 2011)

1) Melatih teknik pernafasan,dengan menguasai teknik pernafasan ini di

harapkan ibu mendapatkan oksigen yang lebih banyak, latihan ini dilakukan

agar ibu siap menghadapi persalinan.

2) Memperkuat elastisitas otot, tujuannya adalah untuk mencegah atau

mengatasi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh.

3) Mengurangi keluhan, melatih sikap tubuh hamil sehinggah mengurangi

keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh.

4) Melatih relaksasi, proses relaksasiakan sempurna dngan melakukan

kontraksi dan relaksasi yang di perlukan untuk mengatasi ketegangan atau

rasa sakit saat proses persalinan.

5) Menghindari kesulitan, senam hamil ini bertujuan untuk membantu proses

persalinan, sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan serta dapat

menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat.

6) Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh

ibu yang makin lama makin berat seiring dengan usia kehamilan.
3

7) Mencegah varises, yaitu mencegah pelebaran pembuluh darah balik (vena)

secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.

8) Memperpanjang nafas, karena makin besarnya kandungan maka akan

mendesak isi perut ke arah dada. Hal ini akan membuat rongga dada lebih

sempit dan nafas ibu tidak optimal. Dengan melakukan senam hamil ini di

harapkan ibu mempunyai nafas yang lebih panjang dan dalam keadaan

rileks.

9) Latihan mengejan, latihan ini khusus untuk menghadapi proses persalinan,

dengan mengejan secara benar bayi dapat keluar dan tidak tertahan lama di

jalan keluar.

4. Syarat mengikuti senam hamil ( Maryunani, 2011)

1) Konsultasi/pemeriksaan kesehatan.

2) Mulai umur kehamilan memasuki sekitar 24 minggu kehamilan.

3) Ruangan nyaman, pakaian yang sesuai.

4) Lakukan 3x seminggu/teratur.

5) Hentikan bila timbul keluhan.

6) Jangan menahan nafas selama latihan.

7) Menggunakan kasur atau matras.

8) Lakukan pemanasan dan pendinginan.

9) Sesuaikan intensitas senam, bertahap, batas kemampuan.

10) Bila di lakukan di RS, senam hamil di pandu dan terdapat sosialisasi.
4

5. Kritria ibu hamil yang tidak diperkenangkan untuk mngikuti latihan senam

hamil (Maryunani 2011)

1) Preeklamansi

2) KPD ( Ketuban Pecah Dini )

3) Pendarahan trimester II dan trimester III

4) Kemungkinan lahir prematur

5) Incopeten Cervix

6) Diabetes

7) Anemia

8) Thyroid

9) Aritmia, palpitasi

10) Riwayat pendarahan

11) Penurunan atau kenaikan BB berlebihan

6. Langkah–langkah yang harus di persiapkan sebelum melakukan senam hamil,

antara lain : ( Maryunani, 2011 )

1) Ibu di persilakan masuk kamar/ruang senam.

2) Ibu di beri penjelasan kegunaan senam hamil.

3) Ibu di persilahkan ganti baju senam.

4) Ibu di persilahkan untuk bung air kecil.

5) Ibu yang baru mengikuti senam, tempatnya sebaris supaya mudah di

kontrol.
5

6) Pengajar sebelum memberi senam hamil, menanyakan kepada ibu-ibu

tentang kehamilan yang ke berapa, umur kehamilan.

7) Setiap gerakan di berikan penjelasan tentang tujun gerakan tersebut.

8) Setelah semua siap, senam di mulai.

7. Gerakan-gerakan senam hamil dasar

Sebelum memulai senam hamil, sebaiknya ibu hmil melakukan gerakan

pemanasan terlbih dahulu, sehinggah peredaran darah dalam tubuh akan

meningkat dan oksigen yng di angkut ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah

banyak, serta dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cederah.(Aulia, 2014)

1) Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan santai.

2) Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara

kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dengan badan

sejajar lantai. Lakukan gerakan ini: tundukkan kepala, liat perut bagian

bawah dan pinggang di angkat sambil mengepiskan perut dengan

mengerutkan lubang anus. Selanjutnya turunkan pinggang dengan


6

menangkat kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot

dasar panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.

3) Lakukan sikap merangkak dengan meetakkan kepala di antara kedua tangan

lalu menoleh ke samping kanan/kiri, selanjutnya turunkan badan hingah

dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin ke samping.

Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1 menit, keudian tingkatkan

menjadi 5-10 menit atau sesuai kekuatan ibu hamil.


7

4) Berbaring miring ke kiri, lutut kanan diletakkan di depan lutut kiri (ganjal

dengan bantal). Lengan kanan ditekuk di depan dan lengan kiri letakkan di

belakang.

5) Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, bawah kepala

diberi bantal, demikian juga bawah perut agar tidak menggantung. Tutup

mata, tenang, atur nafas.

6) Berbaring terlentang, pegang kedua lutut dengan kedua tangan dan rileks.

Lakukan kegiatan berikut: buka mulut secukupnya, tarik nafas dalam

semaksimal mungkin, ketupkan. Mengejanlah seperti buang air besar,

gerakkan badan ke bawah dan ke depan. Setelah tak dapat menahan


8

lelah,kembali keposisi awal. Ulangi gerakan ini 3-4 kali dengan interval 2

menit.

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia

terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga

kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang sebagai upaya

untuk memenuhi kebutuhan manusia baik di masa sekarang maupun di masa

depan. Pengetahuan hanya sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa

alam, apa manusia, apa air, dan lainnya (Ariani, 2014).

Notoatmodjo menyatakan pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dapat

pula pengetahuan adalah pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau

orang lain. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam

bentuk tindakan seseorang (Febyanti, 2012).


9

Menurut Wawan (2010), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang

terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra seperti penglihatan,

penciuman, pendengaran, perasa, dan peraba dengan sendiri (Ariani, 2014).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terbentuknya sikap seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, jika

seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki perilaku yang

baik pula. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif menjadi 6 tingkatan yaitu (Ariani, 2014) :

1) Tahu (Know)

Tahu (know) merupakan mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu

yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui sehingga dapat menginterpretasikan dengan

benar. Orang yang paham terhadap suatu objek atau materi dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramaikan terhadap

suatu objek yang dipelajari.


10

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menanyakan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian

di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah


11

dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional atau non ilmiah, yakni

tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah, yakni

melalui proses penelitian sebagai berikut (Ariani, 2014) :

1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

a) Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan sebelum

adanya peradaban. Jika seseorang menghadapi persoalan atau

masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.

Bila percobaan pertama gagal, dilakukan percobaan yang kedua dan

seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi dikarenakan tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan atau Otoriter

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi

yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun

temurun. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat

baik formal maupun informal. Para pemegang otoritas prinsipnya

adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh yang

mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan perasaannya sendiri.


12

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi pepatah. Pepatah

ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi. Apabila dengan cara yang digunakan orang tersebut dapat

memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan

masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara

tersebut.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan

teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, orang

tua pada zaman dahulu menggunakan cara hukuman fisik agar

anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya. Ternyata cara ini

berkembang menjadi teori, bahwa hukuman adalah metode bagi

pendidikan anak.

f) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui

para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut

agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.


13

g) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif ini diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir.

h) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, cara berpikir manusia

ikut berkembang. Manusia mampu menggunakan penalarannya

dalam memperoleh pengetahuan. Dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan individu menggunakan jalan pikirnya, baik melalui

induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya

merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan yang dikemukakan, lalu dicari hubungannya sehingga

dapat dibuat suatu kesimpulan.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan khusus ke pernyataan umum. Kemudian disimpulkan ke

dalam konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami

suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke pernyataan khusus.


14

2) Cara Baru atau Ilmiah

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah atau lebih populer disebut metodologi

penelitian (Research Methodology). Kemudian diadakan penggabungan

antara proses berpikir deduktif, induktif, dan verifikatif, akhirnya lahir

suatu cara melakukan penelitian yang dewasa ini dikenal dengan metode

penelitian ilmiah (Scientific Research Method) (Ariani, 2014).

Kriteria umur ibu :

a. < 20 tahun

b. 20 – 35 tahun

c. > 35 tahun

Kriteria umur remaja :

a. 10 – 12 tahun

b. 13 – 15 tahun

c. 16 – 19 tahun

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan baik yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal yaitu (Ariani, 2014) :
15

1) Faktor Internal

a) Umur

Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia

dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki pola

pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat

berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan

diperolehnya akan semakin baik.

b) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan,

salah satunya adanya perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan

perempuan. Pada umumnya perempuan memiliki kesadaran yang baik

dalam mencari tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal

maupun informal.

c) Pendidikan

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh

setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik

secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu

maupun kelompok. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke arah cita-

cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai

kebahagiaan.
16

Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang

tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi, maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari

orang lain maupun media massa. Pengetahuan erat hubungannya

dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka

semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki.

Kriteria pendidikan yaitu :

1. Tidak Tamat Sekolah Dasar

2. Sekolah Dasr (SD)

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

4. Sekolah Menengah Atas (SMA)

5. Akademi/ Perguruan Tinggi (PT)

d) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan

orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula.

Pengalaman bekerja akan memberikan pengetahuan dan keterampilan

serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan

keterpaduan menalar secara ilmiah.


17

Contoh pekerjaan :

1. Pegawai Negeri Sipil

2. TNI, POLRI

3. Pegawai Swasta

4. Wiraswasta

5. Buruh, petani, nelayan

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan fisik, biologis,

maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun

tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

b) Sosial Budaya

Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan

seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau

buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan.


18

c) Status Ekonomi

Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d) Sumber Informasi

Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber

informasi yang berperan penting bagi pengetahuan yaitu media massa.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan bisa didapat dari beberapa

sumber antara lain media cetak (berupa booklet dalam bentuk buku,

leaflet dalam bentuk kalimat atau gambar, flyer dalam bentuk

selebaran, rubrik, poster, foto yang mengungkapkan informasi

kesehatan), media elektronik (berupa televisi, radio, slide, film strip),

media papan (billboard), keluarga, teman, dan penyuluhan.

e) Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Pengetahuan baik, jika persentase jawaban 76 – 100%.

2. Pengetahuan cukup, jika persentase jawaban 56 – 75%.

3. Pengetahuan kurang, jika persentase jawaban <56%.


19

C. Tinjauan Umum Tentang Sikap

a. Pengertian

Sikap (attitude) adalah perasaan atau pandangan seseorang yang

disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek atau stimulus

(Ariani, Ayu Putri. 2014). Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam

psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun

kelompok. Banyak kajian dan penelitian yang dilakukan mengenai sikap

beserta kaitannya (Ariani, 2014).

Menurut pandangan Bern dalam Self Perception Theory yang bersikap

positif/ negatif terhadap suatu objek sikap dibentuk melalui pengalaman pada

perilaku sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai sikap positif

terhadap mata pelajaran metodologi penelitian maka akan dapat menguasai

pelajaran tersebut. Secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide

yang berkaitan dengan pembicaraan), perilaku (cenderung mempengaruhi

respon sesuai dan tidak sesuai), dan emosi (menyebabkan respon-respon yang

konsisten) (Ariani, 2014).

b. Komponen Sikap

Menurut Azwar (2000), struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling

menunjang yaitu (Ariani, 2014) :

1) Komponen Kognitif

Komponan kognitif merupakan representasi yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang


20

dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini

atau pendapat) terutama apabila menyangkut masalah isu yang

kontroversial.

2) Komponen Afektif

Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki oleh

seseorang.

3) Komponen Konatif

Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi

kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan

cara-cara tertentu yang berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah

logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan

dalam bentuk tendensi perilaku.

c. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni

(Ariani, 2014) :
21

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan orang (subjek) mau atau memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat

melalui kesediaan dan perhatian orang itu terhadap penyuluhan tentang

kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

2) Merespon (Responding)

Merespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya dan dapat

mengerjakan serta menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu

indikasi dari sikap. Karena dengan seseorang memberi respon berarti

orang tersebut menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah merupakan suatu indikasi sikap. Misalnya seorang ibu yang

memiliki balita mengajak ibu lain yang memiliki balita untuk segera

menimbang balitanya di Posyandu adalah suatu bukti bahwa ibu telah

memiliki sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu

sudah memiliki 2 orang anak dan mau menjadi akseptor KB, meskipun

mendapat tantangan dari mertua ataupun orang tuanya sendiri.


22

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruh Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap antara

lain (Ariani, 2014) :

1) Pengalaman Pribadi

Dasar pembentukan sikap yaitu pengalaman pribadi yang harus

meninggalkan kesan kuat. Sikap seseorang akan lebih mudah terbentuk

apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor

emosional.

2) Orang Lain yang Dianggap Penting (Significant Others)

Orang lain yang dianggap penting yaitu orang-orang yang kita harapkan

persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang

tidak ingin dikecewakan. Pada umumnya individu akan memiliki sikap

yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting. Misalnya

orang tua, suami atau istri, teman dekat, guru, dan pemimpin.

3) Media Massa

Dalam penyampaian informasi media massa membawa pesan sugestif

yang dapat mempengaruhi opini individu. Jika pesan-pesan sugestif yang

disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai

suatu hal hingga membentuk sikap tertentu. Contoh media massa antara

lain media cetak, elektronik, papan, dan lain-lain.


23

4) Lembaga Pendidikan

Lembaga yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral

dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar akan

menentukan sistem kepercayaan seseorang hingga ikut berperan dalam

menentukan sikap seseorang.

5) Faktor Emosional

Emosional merupakan suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang

fungsinya sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. Emosional dapat bersifat sementara atau

menetap (tahan lama atau persisten). Contoh prasangka (sikap tidak

toleran).

e. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap

seseorang. Pernyataan sikap merupakan serangkaian kalimat yang berisi

tentang sikap seseorang terhadap suatu objek. Pernyataan sikap terbagi

menjadi 2 jenis yaitu favourable dan unfavourable (Ariani, 2014).

1) Favourable(positif) adalah pernyataan-pernyataan sikap yang berisi

tentang hal-hal yang positif atau kalimat yang mendukung ataupun

memihak pada objek sikap.

2) Unfavourable (negatif) adalah pernyataan-pernyataan sikap yang berisi

tentang hal-hal yang negatif atau kalimat yang tidak mendukung pada

objek sikap.

Anda mungkin juga menyukai