Anda di halaman 1dari 150

PENGARUH PENYULUHAN KESELAMATAN KERJA DALAM UPAYA

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP PADA SISWA DI WORKSHOP SMK - TR
PERGURUAN PANCA BUDI MEDAN
TAHUN 2015

TESIS

Oleh

SELAMAT
137032261/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH PENYULUHAN KESELAMATAN KERJA DALAM UPAYA
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP PADA SISWA DI WORKSHOP SMK - TR
PERGURUAN PANCA BUDI MEDAN
TAHUN 2015

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Kesehatan Kerja
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

SELAMAT
137032261/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Judul Tesis : PENGARUH PENYULUHAN KESELAMATAN
KERJA DALAM UPAYA PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA TERHADAP
PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA SISWA I
WORKSHOP SMK-TR PERGURUAN PANCA
BUDI MEDAN TAHUN 2015
Nama Mahasiswa : Selamat
Nomor Induk Mahasiswa : 137032261
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Kesehatan Kerja

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Gerry Silaban, M. Kes.) (dr. Halinda Sari Lubis, M.K.K.K)
Ketua Anggota

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

Tanggal Lulus : 30 Juli 2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Telah Diuji :
Pada Tanggal : 30 Juli 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes.


Anggota : 1. dr. Halinda Sari Lubis, M.K.K.K
2. dr. Makmur Sinaga, M.S
3. Ir. Kalsum, M.Kes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

PENGARUH PENYULUHAN KESELAMATAN KERJA DALAM UPAYA


PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP PADA SISWA DI WORKSHOP SMK - TR
PERGURUAN PANCA BUDI MEDAN
TAHUN 2015

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2015


Penulis,

Selamat
137032261/IKM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian
materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya. . Salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan kerja adalah
dengan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja.
Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dirancang untuk
pengajaran siswa dibawah pengawasan guru. Salah satu jenis sekolah di Indonesia
adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada pasal 18 UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja
pada bidang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan keselamatan kerja dalam upaya pencegahan keceakaan kerja terhadap
pengetahuan dan sikap pada siswa di Workshop SMK TR Perguran Panca Budi
Medan.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental (eksperimen semu),
dengan rancangan Pretest-Posttes Control Group Design. Penelitian di lakukan pada
bulan Juni 2015, populasi penelitian adlah seluruh siswa SMK TR Panca Budi yang
berjumlah 560 siswa, sampel penelitian sebanyak 50 siswa dengan rincian 25 siswa
kelas X dan 25 siswa kelas XI.
Pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan poster berpengaruh positif
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap siswa SMK TR Panca Budi Medan
Disarankan kepada Manajemen SMK-TR Panca Budi untuk memasukkan mata
pelajaran Kesehatan dan Keselamatan kerja dalam kurikulum sekolah sehingga
dapat menambah pengetahuan khususnya tentang K3.

Kata Kunci : Penyuluhan Keselamatan Kerja, Pengetahuan dan Sikap, Siswa


SMK-TR Panca Budi Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Students’ good knowledge of job safety will prevent them from the risk for job
accident. Therefore, every work place should implement job safety, especially at
SMK (vocational schools). In students’ practical work, they are usually faced wiyh
work materials and equipment which possibly be detrimental for them. At SMK
Teknologi Rekayasa, Panca Budi Educational Institution, Medan, industrial
practical work is needed for the students to understand their job, competence, and the
regulations in industry so that they will be prepared for getting employment. In the
implementation of industrial practical work, young students are usually vulnerable
to potential accident and illness because of job, either in the work place or in school
laboratory.
The research used quantitative and quasi experimental method with
pretestposttest control group design. In was conducted in June, 2015. The
population was 560 students of SMK-TR Panca Budi, and 50 of them were used as
the samples with 25 Grade X students and 25 Grande XI students as the
respondents.
The result of the statistic test showed that Z-value = -4.399 and p-value =
0.000 ≤ 0.05 for knowledge and Z-value = - 4.378 and p-value = 0.000 ≤ 0.05 for
attitude in Class X, while Z-value = -4.393 and p-value = 0.000 ≤ 0.05 for
knowledge, and Z-value = -13.143 and p-value = 0.000 ≤ 0.05 for attitude in Class
XI which indicated that there was the influence of counseling on Grade X and Grade
XI students’ knowledge and attitude.
It is recommended that the management of SMK-TR Panca Budi include the
subject of job Safety and Health in the school curriculum so that the students increase
their knowledge of safety.

Keywords : Counseling about Job Safety, Workshop, Knowledge, Attitude

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul “Pengaruh Penyuluhan

Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja terhadap

Pengetahuan dan Sikap pada Siswa di Workshop SMK - TR Perguruan Panca

Budi Medan Tahun 2015 ”.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat

Studi Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Proses penulisan tesis dapat terwujud berkat dukungan, bimbingan, arahan dan

bantuan moral maupun material dari banyak pihak. Untuk itu izinkan penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Subhilhar, Ph.D. selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 FKM

Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Gerry Silaban, M. Kes selaku ketua komisi pembimbing yang dengan

penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis

selesai.

5. dr. Halinda Sari Lubis, M.K.K.K selaku anggota komisi pembimbing dengan

penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan

waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis

selesai.

6. dr. Makmur Sinaga, M.S., selaku komisi penguji yang telah banyak memberikan

arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

7. Ir. Kasum, M.Kes, selaku komisi penguji yang telah banyak memberikan arahan

dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini

8. Kepala Sekolah SMK – TR Panca Budi yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian

9. Dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

10. Ibunda Makem, Istri Syarifah Hanum, S.Pd. Aud yang selalu memberikan

dukungan dan doa kepada penulis agar bisa menyelesaikan pendidikan ini.

11. Saya juga banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak H. Akhmad

Taufik, SE., MBA yang telah banyak memberikan dukungan.

12. Untuk teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dalam

menjalani dan menyelesaikan pendidikan di Program Magister IKM FKM-USU.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan,

semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan dan pengembangan ilmu

pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Oktober 2015


Penulis

Selamat
137032261/IKM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RIWAYAT HIDUP

Selamat lahir pada tanggal 10 Desember 1972 di Kisaran. Anak ketiga dari

tujuh bersaudara dari pasangan Ayanda Samin dan Ibunda Makem.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di Sekolah Dasar Inpres

Rawang selesai tahun 1987 , Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kisaran selesai

tahun 1989, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kisaran selesai tahun 1992, Fakultas

Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi selesai tahun 1999.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat minat studi Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas

Sumatera Utara sejak tahun 2013 dan akan menyelesaikan studi tahun 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.4 Hipotesis ................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8


2.1 Penyuluhan ............................................................................... 8
2.1.1 Tujuan dan Sasaran ....................................................... 8
2.1.2 Materi/Pesan ................................................................. 9
2.1.3 Metode Penyuluhan ...................................................... 10
2.1.4 Media Penyuluhan ........................................................ 16
2.1.5 Program dan Langkah-langkah Penyuluhan ................. 18
2.2 Keselamatan Kerja di Bengkel ................................................. 19
2.2.1 Tujuan Keselamatan Kerja ............................................ 21
2.2.2 Unsur dan Prinsip Keselamatan Kerja .......................... 21
2.2.3 Faktor-faktor yang Menentukan Kondisi Pekerja ......... 23
2.2.4 Aspek-aspek dan Faktor-faktor yang Memengaruhi
Keselamatan Kerja ........................................................ 24
2.2.5 Keselamatan di Bengkel Las ......................................... 25
2.3 Pengetahuan .............................................................................. 26
2.4 Sikap ......................................................................................... 29
2.5 Landasan Teori ......................................................................... 32
2.6 Kerangka Konsep...................................................................... 33

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................. 34


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 34
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 35
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3.1 Populasi ......................................................................... 35
3.3.2 Sampel........................................................................... 35
3.4 Metode Pengumpulan Data....................................................... 36
3.4.1 Data Primer ....................................................................................... 36
3.4.2 Data Sekunder....................................................................................... 36
3.4.3 Alat Pengumpulan Data ........................................................................ 36
3.4.4 Pelaksanaan Pengumpulan Data ........................................................... 36
3.4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas................................................................ 37
3.5 Variabel dan Definisi Operasional............................................ 40
3.5.1 Variabel Penelitian ............................................................................... 40
3.5.2 Definisi Operasional ............................................................................. 40
3.6 Metode Pengukuran Data ......................................................... 40
3.7 Metode Analisis Data ............................................................... 42
3.7.1 Analisis Univariat ................................................................................. 42
3.7.2 Analisis Bivariat ................................................................................... 42

BAB 4. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 43


4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 43
4.2 Gambaran Umum Responden ................................................... 44
4.3 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang
Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan
Kerja di Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015 ................ 44
4.4 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan pada Siswa Kelas X di Perguruan
Panca Budi Medan Tahun 2015 ................................................ 53
4.5 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan pada Siswa Kelas XI di Perguruan
Panca Budi Medan Tahun 2015 ................................................ 59
4.6 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja terhadap Pengetahuan dan
Sikap pada Siswa di Workshop SMK-TR Perguruan Panca
Budi Medan Tahun 2015 .......................................................... 65

BAB 5. PEMBAHASAN .................................................................................. 67


5.1 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja terhadap Pengetahuan Siswa
di Workshop SMK-TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun
2015 .......................................................................................... 67
5.2 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja terhadap Sikap Siswa di
Workshop SMK-TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun
2015 .......................................................................................... 71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 76
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 76
6.2 Saran ......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN ....................................................................................................... 80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan ................................................. 38

3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap ............................................................ 39

4.1 Karakteristik Responden ........................................................................... 44

4.2 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas X tentang Keselamatan Kerja


dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di Perguruan Panca Budi
Medan Tahun 2015.................................................................................... 44

4.3 Distribusi Sikap Siswa Kelas X Sebelum penyuluhan dengan Metode


Ceramah dan Media Poster ....................................................................... 46

4.4 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas XI Sebelum Penyuluhan dengan


Metode Ceramah dan Media Poster .......................................................... 48

4.5 Distribusi Sikap Siswa Kelas XI Sebelum Penyuluhan dengan Metode


Ceramah dan Media Poster ....................................................................... 50

4.6 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X & XI Sebelum


Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster .......................... 52

4.7 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas X Setelah penyuluhan dengan


Metode Ceramah dan Media Poster .......................................................... 53

4.8 Distribusi dan Sikap Siswa Kelas X Sesudah Penyuluhan dengan


Metode Ceramah dan Media Poster ..........................................................

4.9 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster .......................... 57

4.10 Perubahan Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster .......... 58

4.11 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pengaruh Penyuluhan Keselamatan


Kerja dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan pada Siswa Kelas X di
Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015 ............................................... 58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.12 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas XI Setelah Penyuluhan Metode
Ceramah dan Media Poster ....................................................................... 60

4.13 Distribusi dan Sikap Siswa Kelaa XI Sesudah Penyuluhan dengan


Metode Ceramah dan Media Poster .......................................................... 61

4.14 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X1 Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan dengan Metode Cermah dan Media Poster ............ 63

4.15 PerolehanPengetahuan dan Sikap Siswa Kelas XI Sebelum dan Sesudah


Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster ......................... 64

4.16 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pengaruh Penyuluhan Keselamatan


Kerja dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan pada Siswa Kelas XI di
Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015 ............................................... 64

4.17 Perbandingan Peningkatan Perolehan Nilai Kelas X dan XI Setelah


Penyuluhan terhadap Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja terhadap Pengetahuan dan Sikap Perguruan Panca
Budi Medan Tahun 2015 ........................................................................... 66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Pembentukan Perilaku ............................................................................... 32

2.2 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 33

3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ...................................................................................... 80

2. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ................................................................... 83

3. Master Data Penelitian ................................................................................... 85

4. Output/Hasil Statistik ..................................................................................... 89

5. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................... 114

6. Landasan Kurikulum SMK – TR Panca Budi................................................ 117

7. Kegiatan Penyuluhan Keselamatan Kerja ...................................................... 125

8. Poster.............................................................................................................. 128

9. Dokumentasi Penelitian ................................................................................. 129

10. Surat Izin Survey............................................................................................ 133

11. Surat Izin Praktek ........................................................................................... 134

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, angka kecelakaan kerja menunjukkan angka yang sangat

mengkhawatirkan. Bahkan menurut penelitian International Labor Organization

(ILO). Indonesia menempati urutan ke-52 dari 53 negara dengan manajemen K3 yang

buruk. Padahal biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan sangat besar

apabila sampai terjadi kecelakaan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012).

Menurut data International Labor Organization (ILO) pada tahun 2010,

tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan

terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (ILO 2009

dalam Ramli, 2010).

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi

kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi

yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak

sedikit jumlahnya. Salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan kerja adalah dengan

menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja.

Keselamatan adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja

yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan

bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga

kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses

produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan

berdampak pada masyarakat luas.

Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dirancang untuk

pengajaran siswa dibawah pengawasan guru. Salah satu jenis sekolah di Indonesia

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada pasal 18 UU RI Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan kejuruan

merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja

pada bidang tertentu.

Praktik kerja industri diperlukan agar siswa lebih memahami pekerjaan,

kompetensi serta aturan-aturan di industri sehingga siswa siap memasuki dunia kerja.

Dalam pelaksanaan praktik kerja industri, siswa yang tergolong ke dalam pekerja usia

muda rentan mengalami kecelakaan dan terkena penyakit akibat kerja, baik di tempat

melakukan pekerjaan maupun di laboratorium sekolah. Kecelakaan kerja di tempat

kerja yang terjadi dapat berbahaya, baik dalam proses produksi maupun bagi

keselamatan para siswa. Setiap proses produksi di tempat kerja memiliki potensi

bahaya (hazard) untuk menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Potensi

bahaya jika dibiarkan tanpa ada pengendalian akan menyebabkan terjadinya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Susilo, 2010).

Potensi ancaman terhadap keselamatan kerja berkenaan dengan tempat kerja

bengkel meliputi: lokasi bengkel tempat kerja berjarak sangat dekat dengan ruang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kelas dan perkantoran, sehingga berisiko terjadinya gangguan lingkungan seperti

kebisingan, bahaya kebakaran dan pencemaran udara. Sementara itu karena latar

belakang pendidikan dan pengalaman kerja civitas akedemika sekolah yang

meliputi para guru, teknisi dan siswa yang beragam menyebabkan pengelolaan

bengkel tempat kerja kurang memadai, sehingga paparan bahaya di bengkel kerja dan

lingkungan mengancam keselamatan guru, karyawan, siswa dan warga masyarakat

pada umumnya.

Pembelajaran K3 di sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah sebagai

pedoman untuk menanamkan sikap dan kebiasaan dalam bekerja. Selain menanamkan

pembelajaran K3 di SMK sebagai pengenalan akan pentingnya pengawasan dan

kedisiplinan K3 di lapangan yang berorientasikan pada pekerja dan keselamatan kerja.

Pembelajaran K3 sangat penting diberikan kepada siswa SMK yang menjadi calon

calon professional di lapangan.

Pengetahuan siswa tentang Keselamatan Kerja yang baik akan menghindarkan

siswa terhadap resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Untuk itu, setiap tempat

kerja hendaknya perlu mengimplementasikan keselamatan kerja terutama di sekolah

menengah kejuruan, khususnya dalam pembelajaran praktek siswa berhadapan

dengan bahan, peralatan, dan perlengkapan kerja yang memiliki potensi bahaya. SMK

Teknologi Rekayasa di Perguruan Panca Budi Medan merupakan salah satu SMK

yang ada di kota Medan. Bidang yang diajarkan adalah mengenai program studi

keahlian Teknik Mekanik Otomotif meliputi mesin sepeda motor dan mesin

kenderaan roda empat, program studi keahlian Teknik Elektronik meliputi audio

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


visual. Ada beberapa peralatan yang ada di bangkel SMK Panca Budi yaitu beberapa

mesin mobil, mesin sepeda motor, alat hindrolik, peralatan mengelas, peralatan

mengecet mobil, peralatan doorsmear mobil serta kunci-kunci lainnya.

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan dengan mewawancari

guru pembimbing praktik masih banyak pengetahuan dan perilaku siswa yang belum

paham tentang keselamatan kerja. Hal ini dapat dilihat dengan tindakan para siswa

pada saat melakukan praktik mengelas tidak memakai alat pelindung diri seperti

memakai kaca mata yang sudah disediakan untuk mengelas, meletakkan alat di

sembarang tempat, mengecat mobil tanpa masker/sarung tangan, tidak membersihkan

tempat praktik seusai praktik, bersenda gurau dengan temannya dengan

mempergunakan alat praktik dan kesadaran akan bahaya dalam mempergunakan alat

praktik juga masih rendah.

Disamping pengetahuan dan sikap siswa yang masih rendah, ada juga tindakan

pihak sekolah yang masih belum maksimal, kalau dilihat dari survei masih belum

tersedianya racun api dalam lingkungan bengkel, rel hidrolik yang sudah rusak tetapi

tidak diperbaiki, alat dongrak mobil kurang berfungsi masih dipergunakan oleh siswa

praktik. Padahal hal tersebut penting untuk mencegah kecelakaan kerja yang terjadi

di sekolah. Selain itu juga belum diterapkan bagaimana cara menangani bahaya yang

terjadi pada saat praktek. Pada tanggal 14 April 2015 telah terjadi ledakan tabung

gas saat dipakai siswa praktek. Ini dapat terjadi disebabkan usia tabung gas yang

sudah tua, pengisian gas dalam tabung sangat penuh serta kesadaran pemakai tagung

gas yang rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bertolak pada kurangnya kesadaran akan pentingnya program keselamatan

kerja, maka seharusnya pihak sekolah perlu memberikan perhatian yang sungguh-

sungguh terhadap pentingnya pemahaman, serta program pelaksanaan keselamatan

kerja dalam organisasi. Karena hanya dengan langkah-langkah serius cerdas dan

kongkret dari pihak pemilik, keselamatan dapat terwujudkan.

Dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja upaya harus dilakukan secara

komprehensif berupa. Promosi untuk masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor

utama, yaitu faktor perilaku dan non perilaku (fisik, sosial, ekonomi, politik, dan

sebagainya). Untuk faktor perilaku upaya yang dilakukan dapat melalui dua

pendekatan, yakni: pendidikan (education) dan paksaan atau tekanan (coersion).

Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat,

pendekatan edukasi (pendidikan kesehatan) lebih tepat dikarenakan pendidikan

merupakan upaya agar remaja berperilaku atau mengadopsi perilaku keselamtan erja

dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberi

kesadaran dan sebagainya. Dengan demikian pendidikan keselamat kerja

mengupayakan agar perilaku individu, kelompok, atau masyarakat sangat penting

untuk terus dilakukan karena mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan Sumiardi (2011) poster keselamatan kerja

yang sesuai dengan potensi bahaya yang dipajang di tempat kerja, dapat

mengingatkan tenaga kerja akan risiko yang dihadapinya dalam bekerja, sehingga

tenaga kerja akan termotivasi untuk bersikap selamat dalam bekerja. Hal ini sesuai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang dikemukakan oleh Krause (2000), bahwa pemajangan poster keselamatan di

tempat kerja sangat bermanfaat bagi tenaga kerja untuk meningkatkan pemahaman

dan daya ingat tenaga kerja untuk bersikap selamat dalam bekerja. Kinn Tahun 2000,

yang melakukan penelitian di perusahaan plumbing dan peralatan perpipaan,

menjelaskan bahwa intervensi pelatihan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan

pengendalian secara teknik dan administrasi terhadap pekerjaan yang mempunyai

potensi bahaya dapat menurunkan angka kecelakaan kerja. Demikian juga halnya

Saari (1994), menjelaskan dari hasil penelitiannya di beberapa industri di Finlandia

bahwa dengan pemberian pelatihan keselamatan kerja dapat dijadikan bahan oleh

perusahaan untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan kerja.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian

dengan judul Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan

Kecelakaan Kerja Terhadap Pengetahuan dan Sikap pada Siswa di Workshop

SMK Teknologi Rekayasa Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah bagaimana Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya

Pencegahan Kecelakaan Kerja Terhadap Pengetahuan dan Sikap pada Siswa di

Workshop SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja terhadap pengetahuan

dan sikap pada siswa di Workshop SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun

2015.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya

Pencegahan Kecelakaan Kerja Terhadap Pengetahuan dan Sikap pada Siswa di

Workshop SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi manajemen SMK Teknologi Rekayasa di Perguruan Panca

Budi Medan untuk memberikan perlindungan kepada siswa saat praktek sehingga

tidak terjadi kecelakaan kerja saat praktek.

2. Sebagai masukan bagi manajemen SMK Teknologi Rekayasa di Perguruan Panca

Budi Medan untuk memasukkan K-3 sebagai mata pelajaran tambahan di

sekolah.

3. Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang

keselamatan kerja bagi siswa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan

Menurut Sarwono dalam Mubarak (2007) penyuluhan pada dasarnya adalah

suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan

masalah-masalah keselamatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan

lainnya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah

diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan

harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah

satu-satunya cara mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan

yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu .

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku tidak mudah. Titik berat

penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang berkelanjutan.

Dalam proses perubahan perilaku dituntut agar sasaran berubah tidak semata-mata

karena penambahan pengetahuan saja namun,diharapkan juga adanya perubahan pada

keterampilan sekaligus sikap mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang

lebih baik, produktif, dan menguntungkan (Lucie, 2005).

2.1.1 Tujuan dan Sasaran

Sasaran penyuluhan keselamatan kerja menurut mencakup individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk

pencegahan kecelakaan seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja

pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari

segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja

(Purnama, 2010). Dengan demikian tujuan dan sasaran penyuluhan ke siswa adalah :

1. Siswa lebih berhati-hati dalam menggunakan alat kerja

2. Siswa lebih memahami perlunya memakai alat pelindung diri

3. Memberi pemahaman tentang perawatan alat kerja

4. Menjaga lingkungan kerja tetap nyaman dan bersih

2.1.2 Materi/Pesan

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan

dengan kebutuhan keselamatan kerja dari individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya.

Materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,

tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi

sebaiknya menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan

untuk menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1.3 Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2012), metode penyuluhan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.Metode

yang dikemukakan antara lain

2.1.3.1 Metode Penyuluhan Perorangan (Individual)

Dalam penyuluhan keselamatan kerja metode ini digunakan untuk membina

perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku

atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan

atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

a. Bimbingan dan Penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah

yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya

klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan

menerima perilaku tersebut.

b. Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas keselamatan kerja dengan klien untuk menggali

informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum

menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan

diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum

maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1.3.2 Metode Penyuluhan Kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok

yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.

Metode ini mencakup :

A. Kelompok Besar

Kelompok besar yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode

yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.

Menurut (Liliweri,2011) adapun jumlah kelompok besar dalam melakukan

komunikasi kelompok berjumlah 20-50 orang.

1. Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

a. Pengertian

Menurut Herijulianti (2002), Ceramah adalah salah satu cara pendidikan

keselamatan yang di dalamnya kita menerangkan dan menjelaskan sesuatu cara lisan

di sertai tanya jawab, diskusi dengan sekelompok pendengar serta di bantu dengan

beberapa alat peraga yang dianggap perlu. Ceramah adalah suatu cara penyampaian

informasi, fakta, pengetahuan atau masalah dari fasilitaor atau tutor kepada sasaran

yang dilakukan secara langsusng kepeda penceramah dengan pendengar atau secara

tidak langsung melalui kaset, suara, TV, radio dan sebagainya untuk mencapai tujuan

tertentu (Herijulianti, 2002).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari kedua pengertian di atas dapat di simpulkan, ceramah adalah salah satu

cara penyampaian informasi secara lisan kepada sasaran yang dapat dilakukan secara

langsung atau tidak langsung.

b. Metode ceramah dapat dilakukan jika :

1. Tujuan yang ingin dicapai berkenaan dengan ranah kognitif

2. Isi atau pesan belajar bersifat informatif

3. Waktu yang terbatas, jumlah sasaran yang relative besar dan fasilitas belajar yang

terbatas.

c. Keuntungan menggunakan metode ceramah :

1. Murah dan mudah menggunakan

2. Waktu yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh

3. Mempunyai sifat yang luwes

4. Tidak perlu banyak menggunakan alat bantu atau alat peraga.

5. Penyuluh dapat menjelaskan dengan menekankan bagian yang penting.

d. Kekurangan menggunakan metode ceramah :

1. Dapat menimbulkan kebiasaan yang kurang baik yaitu sifat pasif, kurang aktif

untuk mencari dan mengelola informasi jika sering digunakan.

2. Hanya sedikit penyuluh yang dapat menjadi pembicara yang baik.

3. Bahan ceramah sering tidak sesuai karena sering kali bahan ceramah yang berikan

adalah apa yang diingat dan bukan apa yang harus di ketahui oleh sasaran.

4. Tidak semua sasaran mempunyai daya tangkap yang sama.

5. Sulit mendapatkan umpan balik dari sasaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Sering menimbulkan verbalisme pada sasaran, sasaran dapat mengucapkan kata

tetapi tidak mengetahui apa artinya.

7. Sering menimbulkan salah paham karena sasaran salah mengartikan uraian arti

penyuluh.

8. Ceramah dalam waktu yang lama dapat membosankan sehingga sering

mengganggu konsentrasi berfikir sasaran.

e. Ciri khas ceramah :

1. Ada sekelompok pendengar yang sudah di persiapkan.

2. Ada ide yang akan disampaikan secara lisan.

3. Pendengar mempunyai kesempatan bertanya yang harus di jawab oleh

penceramah.

4. Untuk menjelaskan sesuatu dengan lisan dapat digunakan alat peraga.

f. Langkah-langkah penggunaan metode ceramah

Proses penggunaan metode ceramah dapat di tempuh langkah-langkah berikut

sebagai pedoman :

1. Persiapan tujuan yang akan dicapai.

2. Tentukan siapa yang akan mendengarkan ceramah.

3. Tentukan dan kuasai materi yang akan disampaikan.

4. Siapkan alat peraga yang akan digunakan.

5. Tentukan siapa yang akan di undang dan persiapkan undangan.

6. Siapkan bahan yang mungkin akan di bagikan, misalnya leaflet.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


g. Pelaksanaan ceramah :

1. Pertama kali perkenalkan diri mengemukankan maksud dan tujuan serta harapan

yang ingin di capai.

2. Jelaskan secara sistematis isi ceramah yang akan diberikan.

3. Suara harus cukup keras dan berirama atau naik turun sehingga tidak

membosankan bagi yang mendengarkan.

4. Dapat diselinggi dengan humor segar.

5. Untuk menjelaskan materi yang belum jelas, di gunakan alat peraga yang tepat

dan benar.

6. Buatlah suasana ceramah tersebut menyenangkan.

7. Berikan waktu setiap tiga menit bagi sasaran untuk mengajukan pertanyaan.

8. Gunakan bahasa yang mudah dipahami.

9. Jawablah pertanyaan dengan menyakinkan.

10. Jadikanlah setiap pertanyaan sebagai bahan diskusi.

11. Ketika akan mengakhiri ceramah buatlah tinjauan kemabali.

12. Setelah selesai ceramah beramahtamalah dahulu dengan para pendengar.

h. Penilaian

Setiap selesai ceramah perlu diadakan penilaian secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengetahui apakah pendengar mengerti atau tidak terhadap materi

yang disamapikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Cara penilaian;

1. Secara lisan dengan mengajukan pertanyaan

2. Angket pertanyaan yang di isi oleh pendengar

3. Wawancara

Yang perlu dinilai:

1. Pengetahuan tentang isi ceramah

2. Tanggapan menyangkut isi ceramah dan cara penyampaian

3. Kegunaan ceramah bagi sasaran

4. Kesanggupan untuk menerima atau melaksanakan

5. Komentar umum tentang ceramah, tempat penyelenggaran dan lain-lain.

2. Seminar

Notoatmojo (2012) mengatakan bahwa metode ini hanya cocok untuk sasaran

kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu

penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

B. Kelompok Kecil

Kelompok Kecil yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.

Menurut (Liliweri, 2011) adapun jumlah kelompok kecil dalam melakukan

komunikasi kelompok berjumlah 4-10 orang.

Metode yang cocok untuk kelompok ini antara lain:

1. Diskusi kelompok

2. Curah pendapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Bola salju

4. Kelompok-kelompok kecil

5. Bermainkan peran

6. Permainan simulasi

C. Metode Massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang

sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak

membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat

pendidikan dan sebagainya, maka pesan/materi keselamatan kerja yang akan

disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa

tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya

menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum,

pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan,

sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan,

spanduk, poster dan sebagainya (Notoatmojo, 2012).

2.1.4 Media Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan

penyuluh guna memperlancar kegiatan penyuluhan. Alat bantu lebih sering disebut

alat peraga yang merupakan alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau

dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan

atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna

membantu proses penyuluhan (Notoatmodjo, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan

atau informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh, baik melalui media cetak,

elektronik dan media luar ruang sehingga sasaran mendapat pengetahuan yang

akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran , media dibagi menjadi 3 (tiga)

(Notoatmodjo, 2003) yakni:

1. Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan yaitu:

a. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan kesehatan dalam

bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan dibaliknya

berisi informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

b. Booklet ialah dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

c. Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol untuk

menyampaikan pesan.

d. Leaflet ialah penyampaian informasi dalam bentuk kalimat, gambar ataupun

kombinasi melalui lembaran yang dilipat.

e. Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk lipatan.

f. Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu

masalah.

2. Media elektronik sebagai saluran untuk menyampaikan memiliki jenis yang

berbeda, antara lain :

a. Televisi: penyampaian informasi kesehatan dapat dalam bentuk sandiwara,

diskusi, kuis, cerdas cermat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Radio: penyampaian pesan-pesan dalam bentuk tanya jawab, sandiwara radio,

ceramah tentang kesehatan.

c. Video: penyampaian informasi dengan pemutaran video.

d. Slide dan Film strip.

3. Media papan (Bill Board) yang dipasang di tempat umum dapat diisi dengan pesan

kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan kesehatan yang ditulis pada

lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum.

2.1.5 Program dan Langkah-langkah Penyuluhan

Program penyuluhan dalam pelaksanaannya harus membuat suatu

perencanaan yang baik serta memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Dapat dilaksanakan terus menerus.

2. Berorientasi ke masa depan.

3. Dapat menyelesaikan suatu masalah.

4. Mempunyai tujuan.

Menurut Wiraatmaja yang dikutip oleh Lucie (2005), indikasi yang dapat

dilihat dari seseorang pada setiap tahapan dalam penyuluhan adalah sebagai berikut :

1. Tahap sadar (awarness)

Pada tahap ini seseorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari

berkomunikasi dengan pihak lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Tahap minat (interest)

Pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal

baru yang sudah diketahuinya dengan jalan mencari keteranganatau informasi

yang lebih terperinci.

3. Tahap menilai (evaluation) Pada tahap ini seseorang mulai menilai atau

menimbang-nimbang serta menghubungkan dengan keadaan kemampuan diri.

4. Tahap mencoba (trial) Pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau mencoba

dalam skala kecil sebagai upaya meyakinkan apakah dapat dilanjutkan atau tidak.

5. Tahap penerapan (adoption)

Pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan

dalam skala besar.

2.2 Keselamatan Kerja di Bengkel

Keselamatan Kerja dapat dideskripsikan secara filosofis dan keilmuan. Secara

filosofis yaitu suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmani dan rohaniah tenaga kerja, hasil karya dan budayanya

menujumasyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan keselamatan kerja

adalah merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannyadalam usaha mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Situmorang, 2003).

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’dan biasanya selalu

dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau

nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-

faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan

berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan

(Syaaf, 2007).

Suardi (2007) mendefiniskan keselamatan kerja adalah sarana utama untuk

pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.

Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenega kerja.

Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan

kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja,

terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja,

dan lain-lain.

Keselamatan kerja di bengkel antara lain sebagai berikut (Daryanto, 2003):

1. Memakai pakaian kerja yang rapi dan terkancing

2. Rambut harus teratur dan dipotong pendek

3. Jangan menyimpan benda tajam dalam saku

4. Lepaskan semua cincin

5. Gunakan kacamata khusus yang tersedia

6. Gunakan sarung tangan bila perlu

7. Jangan memakai dasi

Keselamatan kerja di bengkel juga meliputi kebersihan sebelum dan sesudah

bekerja tangan juga harus dibersihakan dan keadaan pakaian kerja juga dalam

keadaan bersih sebelum mulai bekerja. Setelah selesai bekerja, mesin dan semua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


peralatan yang dipakai juga harus dibersihakan. Menjalankan dan menggunakan

mesin juga harus mengikuti pedomana agar terhindar dari kecelakaan atau kerusakan.

Pedoman bekerja pada suatu mesin adalah sebagai berikut:

1. meminta keterangan kepada orang yang lebih berpengalaman.

2. pelajari buku petunjuk untuk menggunakannya.

3. memprhatikan bagian-bagian mana yang berbahaya.

4. perhatikan pengaman-pengamannya.

5. coba berulangkali menghidupkan dan membiasakan mesin.

6. sebelum mulai mengerjakan benda kerja, teliti dengan cermat bagian-bagian yang

berputar, baut-baut pengikat dan benda kerja.

7. menyediakan minyak pendingin atau pelumas untuk menjaga keausan.

2.2.1 Tujuan Keselamatan Kerja

Menurut Ernawati (2008), tujuan keselamatan kerja adalah :

1. Melindungi para siswa dari kemungkinan – kemungkinan buruk yang mungkin

terjadi akibat kecerobohan siswa.

2. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantara pekerja.

3. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat kerja.

4. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

2.2.2 Unsur dan Prinsip Keselamatan Kerja

Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam bekerja

diperlukan adanya unsur – unsur dan prinsip – prinsip keselamatan kerja. Adapun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


unsur –unsur keselamatandan kerja menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi

(2007) antara lain adalah :

1. Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja.

2. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.

3. Adanya peraturan pembagiaan tugas dan tanggungjawab.

4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (Syarat –Syarat Lingkungan

Kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap gas,

radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus

listrik, lampu penerangan cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang,

adanya aturan kerja atau aturan keperilakuan.

5. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.

6. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan kerja.

Dalam UU RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3 (1)

ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi setiap orang atau

badan yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal, di manapun berada

dalam upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang yang

ada di lingkungan kerja. Adapun syarat-syarat keselamatan kerja yang dimaksudkan:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

3. Memberi kesempatan dan jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau

kejadian-kejadian lain yang membahayakan.

4. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Memberi alat pelindung diri pada para pekerja.

6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,

debu, kotoron, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan

getaran.

7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun

psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

9. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.

10. Menyelanggarakan penyegaran udara yang cukup.

11. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.

12. Menerapkan ergonomi ditempat kerja.

13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang.

14. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat perlakuan dan

penyimpanan barang.

15. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya

kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2.2.3 Faktor-faktor yang Menentukan Kondisi Pekerja

Menurut Anoraga (2005) faktor-faktor yang menentukan kondisi pekerja

yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Kondisi mental dan fisik

Kondisi tersebut sangat berpengaruh dalam menjalaankan proses produksi karena

dengan kondisi mental dan fisik yang buruk dapat mengakibatkan kecelakaan

kerja.

2. Kebiasaan kerja yang baik dan aman

Pada saat melakukan pekerjaan, pekerja harus dapat dituntut untuk bekerja secara

disiplin agar tidak lalai yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

3. Pemakaian alat-alat pelindung diri

Kurangnya kesadaran dalam pemakaian alat-alat pelindung karena dirasa tidak

nyaman oleh pekerja dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

2.2.4 Aspek-aspek dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Keselamatan Kerja

Menurut Anoraga (2005) mengemukakan aspek-aspek Keselamatan Kerja

meliputi:

1. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam

beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja,

seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.

2. Alat kerja dan bahan

Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan

untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja sangatlah

vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi

dan disamping itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Cara melakukan pekerjaan

Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan yang

berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan

oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas pekerjaan, misalnya

menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan

mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan memahami cara

mengoperasionalkan mesin.

Menurut Budiono (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) antara lain:

1. Beban kerja

Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan

pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

2. Kapasitas kerja

Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,

kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.

3. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun

psikososial.

2.2.5 Keselamatan di Bengkel Las

Resiko bahaya yang ada pada perkaan las adalah debu, gas, sengatan listrik,

cahaya dan sinar radiasi panas, bahaya ledakan bahaya kebajaran dan bahaya

percikan las. Dalam proses pengelasan akan timbul radiasi dari cahaya dan sinar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang dapat membahayakan mata, tingkat radiasi yang dipancarkan pada proses

pengelasan berbeda sesuai dengan jenis las yang digunakan (Wiryosumarto, 2010).

Untuk menghindari bahaya bagi pekerja las dapat dilakukan dengan menggunakan

alat pelindung diri (APD) yang meliputi :

1. Menggunakan kaca mata khusus yang sudah disediakan.

2. Menggunakan helm.

3. Memakai alata sarung tangan.

4. Memakai baju praktik yang tebal.

5. Menggunakan sepatu.

2.3 Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan

seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

(Notoatmodjo, 2003), yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

yang termasuk ke dalam pengethauan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

ransangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyipulakan, mermalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan aplikasi atau pengunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu stu,ktur organisasi

tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesa (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu materi atau objek. Dengan kata

lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang

ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyakan isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau

responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan

dengan tingkat tersebut di atas.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga yang

dapat meningkatkan kualitas hidup, sebagaimana umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif

akan dapat melakukannya (Notoatmojo, 2007).

2. Sumber Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu

keseluruhan makna yang menunjang pesan atau amanat. Pengetahuan diperoleh

melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri.

3. Sosial Budaya

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Sedangkan

ekonomi dikaitkan dengan pendidikan ekonomi baik tingkat pendidikan akan

tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007).

4. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena

informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada

dan agama yang dianut (Notoatmodjo, 2007).

2.4 Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

,baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang

tertutup tersebut. Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang

yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut Sunaryo

(2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Dalam bagian lain Allport yang dikutip

Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok.

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep, terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecendrungan untuk bertindak.

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan sti ulus yang

diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan

itu benar atau salah, adalah bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah

suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko

merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhui sikap

terhadap obyek sikap antara lain :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Pengalaman pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung

untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghargai

konflik dengan orang lain yang dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis yang

mengarahkan sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak

pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4. Media massa dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhui oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruhui terhadap

sikap konsumenya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga

6. pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidak

7. mengherankan jika pada giliranya konsep tersebut mempengaruhui sikap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5 Landasan Teori

Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil

“TAHU” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupaka

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

RESPON TERTUTUP :
- Pengetahuan
- Sikap

RESPON TERBUKA :
STIMULUS ORGANISME
Praktek/Tindakan

Gambar 2.1 Pembentukan Perilaku

Menurut Skiner yang dikutip Notoatmodjo (2005) proses perubahan perilaku

sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut sama dengan proses

belajar pada individu. Teori ini dikenal dengan teori S-O-R (Stimulus-Organisme-

Response). Proses perubahan perilaku berdasarkan teori ini digambarkan pada gambar

2.1 diatas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan teori tersebut, maka penulis dapat merumuskan

kerangka penelitian serta variabel-variabel yang akan diteliti, seperti pada gambar

berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Penyuluhan Keselamatan Kerja Pengetahuan dan Sikap Siswa


dengan Metode Ceramah dan dalam Upaya Pencegahan
Media Poster Kecelakaan Kerja

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi variabel independennya adalah penyuluhan

keselamatan kerja denmgan metode ceramah dan media poster sedangkan variabel

dependennya adalah pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental (eksperimen semu),

dengan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian ini dapat

dilihat pada bagan berikut ini (Notoadmodjo, 2010).

Desain penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

Siswa Kelas X Pre Test Intervensi Post Test


Jurusan (Q1) (ceramah dan poster) (Q2)
Otomotif (X)

Siswa Kelas Pre Test Intervensi Post Test


XI Jurusan (Q3) (ceramah dan poster) (Q4)
Otomotif (XI)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

1. Q1 adalah hasil pre-test, yaitu tingkat pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya

pencegahan kecelakaan kerja.

2. X1 adalah perlakuan yang dilakukan, yaitu penyuluhan keselamatan dengan

metode ceramah dan media poster pada siswa kelas X.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Q2 adalah hasil post-test, yaitu tingkat pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya

pencegahan kecelakaan kerja.

4. Q3 adalah hasil pre-test, yaitu tingkat pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya

pencegahan kecelakaan kerja.

5. X2 adalah perlakuan yang dilakukan, yaitu penyuluhan keselamatan dengan

metode ceramah dan media poster pada siswa kelas XI.

6. Q4 adalah post-test, tingkat pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Perguruan Panca Budi Medan. Penelitian

direncanakan berlangsung dari bulan Februari sampai dengan Juni 2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang memiliki kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan (Arikunto 2007). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMK

Tekonologi Rekayasa Jurusan otomotif di Perguruan Panca Budi Medan tahun 2015

sebanyak 560 siswa kelas X otomotif dan siswa kelas XI otomotif.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar di SMK-TR jurusan

otomotif Panca Budi. Besar sampel untuk metode ceramah ditentukan berdasarkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bahwa metode ceramah digunakan untuk komunikasi kelompok besar yaitu 20-50

orang (Liliweri, 2011). Dalam penelitian ini peneliti menetapkan besar sampel

sebanyak 50 siswa yang terdiri dari siswa kelas X 25 siswa (ranking 1- 25) dan

kelas XI 25 siswa (ranking 1 – 25). Sampel diambil ranking 1-25 suapay tingkat

kemampuan tidak jauh berbeda antar sampel yang satu dengan sampel yang lain

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada

responden sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan (pre-test dan post-test) kepada

siswa.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara yang

dilakukan pada siswa dan informasi data dari sekolah.

3.4.3 Alat Pengumpulan data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi sejumlah

pertanyaan yang diisi oleh responden.

3.4.4 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dengan 2 (dua) cara berikut:

1. Pengumpulan data skor pengetahuan siswa dilakukan dengan membagikan

kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tentang keselamatan kerja sebelum dan

sesudah dilakukan penyuluhan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Pengumpulan data skor sikap juga dilakukan dengan menggunakan kuisioner

sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.

Adapun langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Pertama peneliti memberikan kuisioner kepada siswa yang berjumlah

50 dengan pembagian kelas X otomotif 25 siswa (ranking 1 – 25) dan kelas

XI otomotif 25 siswa (ranking 1 – 25) dengan waktu yang berbeda untuk

menilai pengetahuan dan sikap siswa. Hasil dari kegiatan tersebut merupakan

nilai pre test.

b. Kemudian peneliti memberikan penyuluhan kepada siswa dibagi dua

gelombang, gelomba pertama kelas X dimulai jam 09.00 dan gelombang

kedua kelas XI pada hari berikutnya dimulai jam 09.00 WIB. sesuai dengan

satuan acara pengajaran yang sudah disusun oleh peneliti.

c. Setelah 6 atau 7 hari kemudian dilakukan lagi pembagian kuisioner

untuk menilai perubahan pengetahuan dan sikap siswa dan nilai tersebut

dijadikan sebagai nilai post test yang dilakukan serentak dalam satu hari.

3.4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas (kesahihan dan keterandalan) adalah alat ukur

penelitian berupa kuesioner yang dilakukan sebelum digunakan untuk mengukur nilai

pengetahuan dan sikap siswa tentang keselamatan kerja, dalam hal ini dimaksudkan

agar alat ukur yang digunakan benar-benar tepat dan cermat dalam melakukan fungsi

ukurnya serta dapat dipercaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji validitas kuesioner dilakukan di SMK Medan Area terhadap 20 siswa. Uji

validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam mengukur suatu data. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian

juga kuesioner sebagai alat ukur, harus mengukur apa yang akan diukur. Uji

validitas instrumen (kuesioner) dilakukan dengan membandingkan nilai Corrected

Item-Total Correlation dengan nilai tabel r, pada df = 18,α = 0,05 sebesar 0,444.

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis

dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas alat

ukur menggunakan Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu

kali pengukuran dengan ketentuan bila Cronbach Alpha > r tabel, maka dinyatakan

reliabel dan bila Cronbach Alpha < r tabel maka butir soal dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan

Variabel Pengetahuan
Sub Variabel Nilai Corrected Item-Total Keterangan
1 0,639 Valid
2 0,685 Valid
3 0,700 Valid
4 0,669 Valid
5 0,638 Valid
6 0,553 Valid
7 0,670 Valid
8 0,576 Valid
9 0,771 Valid
10 0,771 Valid
11 0,669 Valid
12 0,553 Valid
Cronbach alpha 0,916 Reliabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada Tabel 3.1 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel pengetahuan

terlihat nilai Corrected item-Total correlation lebih besar dari nilai tabel (rtabel =

0,444), artinya seluruh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel

pengetahuan semuanya valid dan reliabel.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap

Variabel Sikap
Sub Variabel Nilai Corrected Item-Total Keterangan
1 0,830 Valid
2 0,761 Valid
3 0,940 Valid
4 0,801 Valid
5 0,754 Valid
6 0,824 Valid
7 0,876 Valid
8 0,783 Valid
9 0,800 Valid
10 0,484 Valid
11 0,724 Valid
12 0,876 Valid
13 0,672 Valid
Cronbach alpha 0,939 Reliabel

Pada Tabel 3.2 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel sikap terlihat

nilai Corrected item-Total correlation lebih besar dari nilai tabel (rtabel = 0,444),

artinya seluruh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel sikap

semuanya valid dan reliabel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.

Variabel independen adalah penyuluhan keselamatan dengan metode ceramah dan

media poster. Variabel dependen pengetahuan dan sikap siswa siswa dalam upaya

pencegahan kecelakaan kerja.

3.5.2 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa mengenai

keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

2. Sikap adalah reaksi / respon tertutup dari siswa mengenai keselamatan kerja

dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

3. Metode ceramah adalah merupakan cara penyampaian bahan pelajaran tentang

K3 dengan komunikasi lisan.

4. Media poster adalah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau symbol

(k3) untuk menyampaikan pesan tentang keselamatan kerja.

3.6 Metode Pengukuran Data

1. Pengetahuan

Pengukuran tingkat pengetahuan didasarkan pada skala interval berdasarkan

12 item pertanyaan dengan kategori jawaban benar dan diberi skor 1, dan salah diberi

skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 12.

Kategori untuk pengukuran variabel pengetahuan yaitu : (Riduwan, 2010)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0 = Baik, apabila penilaian responden dengan skor 9-12 (minimal 75 %)

1 = Tidak baik, apabila penilaian responden dengan skor 0-8

2. Sikap

Variabel sikap terdiri dari 13 pernyataan menggunakan skala Likert, yang

terdiri dari pernyatan positif dan negatif, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

(Riduwan, 2010)

a. Pernyataan Positif

- Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 1,

- Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2

- Setuju (S) diberi nilai 3

- Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4

Kuisioner dengan pernyataan positif terdapat pada soal no. 1, 3, 5, 7, 9, 11, dan

13

b. Pernyataan Negatif

- Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 4

- Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3

- Setuju (S) diberi nilai 2

- Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1

Kuisioner dengan pernyataan positif terdapat pada soal no. 2, 4, 6, 8,10 dan 12

Berdasarkan hasil jawaban, maka penilaian sikap dilakukan dengan :

0 = Baik, apabila penilaian responden dengan skor 42-52 (Minimal 75 %)

1 = Tidak baik, apabila penilaian responden dengan skor 13-41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi

frekuensi responden. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada

masing-masing variabel independen dan variabel dependen.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel

independen dengan variabel dependen menggunakan uji t-indpendent, Wilcoxon dan

mann-Whitney pada tingkat kemaknaan α < 0,05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Panca Budi di adalah Lembaga

Pendidikan Menengah Kejuruan dalam binaan YAYASAN PROF. DR. H.

KADIRUN YAHYA, didirikan pada tahun 1999 atas prakarsa Ketua Umum Yayasan

dengan Bidang Keahlian Teknologi dan Industri. Luas sekolah ini sebesar 5 hektar

dengan jumlah bangunan 19 kelas ditambah dengan workshop atau bengkel.

Perkembangan Sekolah Menengah Kejuruan untuk lebih tetap sasaran, maka SMK

Panca Budi -1 merubah bidang keahlian menjadi Teknologi dan Rekayasa. Dalam

masa perjalanan SMK Perguruan Panca Budi 1 Medan hingga saat ini tahun

2013/2014, telah menamatkan siswa sebanyak 1.957 orang, yang terdiri dari Program

Keahlian TMO dan Program keahlian TAV. Sekarang ini Tahun Pelajaran 2014/2015

memiliki jumlah siswa sebanyak 560 orang. Batas-batas wilayanya antara lain:

1. Sebelah Timur : Sungai Sei Sekambing

2. Sebelah Barat : Kantor PTPN. III

3. Sebelah Utara : Jalan Jendral Gatot Subroto

4. Sebelah Selatan : Jalan Sunggal dan PTPN III

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Gambaran Umum Responden

Responden pada penelitian ini masing-masing pada kedua kelompok sebanyak

25 orang siswa mayoritas berusia 15 tahun yaitu sebesar 48% pada kelas X, dan

mayoritas berusia 16 tahun yaitu sebesar 52,0% pada kelas XI.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Kelas X Kelas XI
Karakteristik
n % n %
Umur (tahun)
15 12 48,0
16 10 40,0 13 52,0
17 3 12,0 12 48,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0

4.3 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang Keselamatan Kerja dalam
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di Perguruan Panca Budi Medan
Tahun 2015

Pengetahuan dan sikap siswa tentang keselamatan kerja dalam upaya

pencegahan kecelakaan kerja sebelum dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah

dan media poster pada kelas X dan Kelas X1 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas X tentang Keselamatan Kerja


dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di Perguruan Panca Budi Medan
Tahun 2015

Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel pada 8 32,0 17 68,0
saat praktik semata-mata hanya faktor ketiak
hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 12 48,0 13 52,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.2 (Lanjutan)

Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 23 92,0 2 8,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja harus 14 56,0 11 44,0
dilakukan secara berkala (pengujian kualitas
mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat berisiko 11 44,0 14 56,0
menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya dilakukan 9 36,0 16 64,0
dibengkel saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 16 64,0 9 36,0
sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat di 14 56,0 11 44,0
bengkel kerugian yang dapat ditumbulkan
hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 12 48,0 13 52,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja 17 68,0 8 32,0
adalah beban kerja lingkungan kerja dan
kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 17 68,0 8 32,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 10 40,0 15 60,0
pekerja menjadi celaka

Dari hasil pengukuran kelas X tentang pengetahuan K-3 diatas, Kecelakaan

kerja di workshop/bengkel pada saat praktik semata-mata hanya faktor ketiak hati-

hatian siswa saat praktik paling banyak dijawab siswa dengan benar sebanyak 17

siswa atau 68 % dan soal yang paling bayak dijawab salah oleh siswa pada tentang

Penggunaan APD untuk kepentingan keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat ada

guru saja yaitu sebanyak 23 siswa atau 92 %.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.3 Distribusi Sikap Siswa Kelas X Sebelum penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Media Poster

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 8 32,0 13 52,0 3 12,0 1 4,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 2 8,0 16 64,0 7 28,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 9 36,0 11 44,0 4 16,0 1 4,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 2 8,0 14 56,0 7 28,0 2 8,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 4 16,0 21 84,0 0 0,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena sudah
biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan
6. Dongrak mobil yang 1 4,0 19 76,0 5 20,0 0 0,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.3 (Lanjutan)

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
7. Kecelakaan kerja saat 2 8,0 18 72,0 4 16,0 1 4,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 8 32,0 16 64,0 0 0,0 1 4,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 1 4,0 2 8,0 14 56,0 8 32,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 4 16,0 15 60,0 5 20,0 1 4,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 1 4,0 8 32,0 7 28,0 9 36,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 1 4,0 5 20,0 14 56,0 5 20,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 2 8,0 11 44,0 6 24,0 6 24,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari hasil jawaban siswa saat pre-test khususnya tentang sikap yang paling

banyak menjawab sangat setuju pada soal tentang Penyuluah tentang Keselamatan

kerja dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja siswa saat praktik sebanyak

9 siswa dengan atau 36 %, yang menjawab setuju pada soal Siswa tidak perlu

merapikan dan merawat peralatan bengkel saat usai praktik karena tugasnya hanya

belajar sebanyak 16 siswa atau 64 %, siswa menjawab tidak setuju pada soal

Kecelakaan kerja saat siswa praktik, pihak sekolah tidak mengalami kerugian apa-

apa.sebanyak 18 siswa atau 64 % dan yang menjawab sangaat tidak setuju Baju

praktik kebesaran dan rambut panjang tidak membahayakan siswa saat menjalankan

praktik di workshop sebanyak 9 siswa atau 36 %

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas XI Sebelum Penyuluhan dengan


Metode Ceramah dan Media Poster

Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel 7 28,0 18 72,0
pada saat praktik semata-mata hanya
faktor ketiak hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 2 8,0 23 92,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 13 52,0 12 48,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja 16 64,0 9 36,0
harus dilakukan secara berkala (pengujian
kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat 3 12,0 22 88,0
berisiko menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya 13 52,0 12 48,0
dilakukan dibengkel saja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.4 (Lanjutan)

Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 9 36,0 16 64,0
sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat 6 24,0 19 76,0
di bengkel kerugian yang dapat
ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 13 52,0 12 48,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan 10 40,0 15 60,0
kerja adalah beban kerja lingkungan kerja
dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 15 60,0 10 40,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 10 40,0 15 60,0
pekerja menjadi celaka

Dari hasil pengukuran kelas XI tentang pengetahuan K-3 diatas, soal Tidak

semua alat, bahan dan mesin yang digunakan pada saat bekerja berpotensi bahaya

paling banyak dijawab siswa dengan benar sebanyak 23 siswa atau 92 % dan soal

yang paling sedikit dijawab oleh siswa pada soal Pemantauan/pengujian lingkungan

kerja harus dilakukan secara berkala (pengujian kualitas mesin, alat dan bahan)

yaitu sebanyak 8 siswa atau 36 % saja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.5 Distribusi Sikap Siswa Kelas XI Sebelum Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Media Poster

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 12 48,0 11 44,0 1 4,0 1 4,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 1 4,0 18 72,0 6 24,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 4 16,0 17 68,0 1 4,0 3 12,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 2 8,0 20 80,0 1 4,0 2 8,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 2 8,0 18 72,0 5 20,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena sudah
biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan
6. Dongrak mobil yang 4 16,0 15 60,0 5 20,0 1 4,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.5 (Lanjutan)

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
7. Kecelakaan kerja saat 3 12,0 3 12,0 14 56,0 5 20,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 9 36,0 15 60,0 1 4,0 0 0,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 0 0,0 1 4,0 17 68,0 7 28,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 6 24,0 16 64,0 3 12,0 0 0,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 1 4,0 13 52,0 7 28,0 4 16,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 1 4,0 6 24,0 11 44,0 7 28,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 3 12,0 15 60,0 7 28,0 0 0,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari hasil jawaban siswa kelas XI saat pre-test khususnya tentang sikap yang

paling banyak menjawab sangat setuju pada soal, Keselamatan kerja perlu

diterapkan di workshop sekolah sebanyak 12 siswa dengan atau 48 %, yang

menjawab setuju pada soal, Poster K3 dan rambu-rambu K3 (safety sign) di

lingkungan kerja membantu mengingatkan siswa untuk praktik secara aman sebanyak

20 siswa atau 80 %, siswa menjawab tidak setuju pada soal, Pihak sekolah perlu

membuat standart prosedur kerja di bengkel untuk menjaga keselamatan siswa saat

praktek dan Penggunaaan APD sangat perlu saat siswa melakukan praktik di

workshop sebanyak 7 siswa atau 68 % dan yang menjawab sangaat tidak setuju soal,

Poster K3 dan rambu-rambu K3 (safety sign) di lingkungan kerja membantu

mengingatkan siswa untuk praktik secara aman dan Penggunaaan APD sangat perlu

saat siswa melakukan praktik di workshop sebanyak 7 siswa atau 28 %

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X & XI Sebelum
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster

Siswa
Variabel Kelas X Kelas XI
n % n %
Pengetahuan
Baik 0 00,0 2 8,0
Tidak Baik 25 100,0 23 92,0
Sikap
Baik 2 8,0 8 32,0
Tidak Baik 23 92,0 17 68,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0

Hasil pengukuran pengetahuan sebelum penyuluhan didapatkan pengetahuan

tidak baik pada siswa kelas X sebanyak 25 orang (100%) sedangkan pada siswa kelas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


XI didapatkan pengetahuan baik sebanyak 2 orang (8%). Hasil pengukuran sikap

sebelum penyuluhan didapatkan sikap negatif sebanyak 23 orang (92,0%), sedangkan

siswa kelas XI didapatkan sikap negatif sebanyak 17 orang (68,0%).

4.4 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan


Kecelakaan pada Siswa Kelas X di Perguruan Panca Budi Medan Tahun
2015

Berdasarkan hasil sebelum dan sesudah penyuluhan dapat diketahui tingkat

pengetahuan dan sikap siswa tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas X Setelah penyuluhan dengan


Metode Ceramah dan Media Poster

Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel 0 0,0 25 100,0
pada saat praktik semata-mata hanya
faktor ketiak hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 0 0,0 25 100,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 6 24,0 19 76,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja 6 24,0 19 76,0
harus dilakukan secara berkala (pengujian
kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat 0 0,0 25 100,0
berisiko menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya 2 8,0 23 92,0
dilakukan dibengkel saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 25 100,0
sekolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.7 (Lanjutan)

Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat 0 0,0 25 100,0
di bengkel kerugian yang dapat
ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 8 32,0 17 68,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan 0 0,0 25 100,0
kerja adalah beban kerja lingkungan kerja
dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 10 40,0 15 60,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 4 16,0 21 84,0
pekerja menjadi celaka

Setelah diadakan penyuluhan dengan metode ceramah dan media poster,

siswa kelas X yang menjawab benar semakin banyak untuk soal tentang Kecelakaan

kerja di workshop/bengkel pada saat praktik semata-mata hanya faktor ketiak hati-

hatian siswa saat praktik, Tidak semua alat bahan dan mesin yang digunakan pada

saat bekerja berpotensi bahaya, Metode kerja yang tidak aman dapat berisiko

menimbulkan bahaya pada siswa, Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala sekolah,

Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat di bengkel kerugian yang dapat

ditumbulkan hanya bentuk materi saja dan Faktor yang mempengaruhi kecelakaan

kerja adalah beban kerja lingkungan kerja dan kapasitas kerja seluruh siswa

menjawab dengan benar, akan tetapi pada soal no 11 Faktor lingkungan kerja terdiri

dari 4 faktor yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic hanya 15 siswa yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjawab benar atau 60 %. Walau demikian pengetahuan siswa diangap baik karena

nilai sudah diatas 9.

Tabel 4.8 Distribusi dan Sikap Siswa Kelas X Sesudah Penyuluhan dengan
Metode Ceramah dan Media Poster

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 25 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 0 0,0 2 8,0 23 92,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 14 56,0 10 40,0 1 4,0 0 0,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 0 0,0 5 20,0 20 80,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena
sudah biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan
6. Dongrak mobil yang 13 52,0 12 48,0 0 0,0 0 0,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.8 (Lanjutan)

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
7. Kecelakaan kerja saat 0 0,0 2 8,0 19 76,0 4 16,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 24 96,0 1 4,0 0 0,0 0 0,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 0 0,0 0 0,0 5 20,0 20 80,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 22 88,0 3 12,0 0 0,0 0 0,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 19 76,0 6 24,0 0 0,0 0 0,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 0 0,0 2 8,0 16 64,0 7 28,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 21 84,0 3 12,0 1 4,0 0 0,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari hasil jawaban siswa kelas X saat pro-test khususnya tentang sikap

hasilnya sangat signifikan walaupun masih ada yang kurang, akan tetapi seluruh siswa

sudah baik dari hasil yang diperoleh untuk soal no 1 Keselamatan kerja perlu

diterapkan di workshop sekolah seluruh siswa sangat setuju dengan jumlah 25 atau

100 %.

Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster

Siswa Kelas X
Variabel Sebelum Sesudah
n % n %
Pengetahuan
Baik 0 00,0 25 100.0
Tidak Baik 25 25,0 0 0,0
Sikap
Baik 2 8,0 25 100.0
Tidak Baik 23 92,0 0 0,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0

Hasil pengukuran pengetahuan sebelum penyuluhan pada siswa kelas X

didapatkan pengetahuan buruk sebanyak 25 orang (100,0%) dan sesudah diberikan

penyuluhan tidak terdapat yang pengetahuannya buruk dan terjadi peningkatan

pengetahuan baik sebelum dan sesudah penyuluhan sebanyak 25 orang (100,0%),

Hasil pengukuran sikap sebelum penyuluhan pada siswa kelas X didapatkan sikap

responden pada katagori negatif sebanyak 23 orang (92,0%) dan sesudah penyuluhan

tidak ditemukan yang bersikap negatif dan terjadi peningkatan sikap positif sebelum

dan sesudah penyuluhan dari 2 orang (8,0%) menjadi sebanyak 25 orang (100%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.10 Perubahan Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster

Variabel n ̅
𝒙 SD Min Maks
Penegetahuan
Sebelum Penyuluhan 25 5,480 0,962 4,00 7,00
Sesudah Penyuluhan 25 10,560 0,916 9,00 12,00
Sikap
Sebelum Penyuluhan 25 36,520 3,594 26,00 42,00
Sesudah Penyuluhan 25 47,600 1,732 44,00 50,00

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa pengetahuan siswa kelas X

sebelum penyuluhan diperoleh nilai rata-rata pengetahuan 5,480 meningkat menjadi

10,560, Nilai terkecil yang diperoleh siswa kelas X sebelum dilakukan penyuluhan

tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja hanya mencapai

4 poin dan terbesar hanya 7 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai terkecil

yang diperoleh oleh siswa adalah 9 poin dan terbesar mencapai 12 poin.

Sikap siswa kelas X sebelum penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam

upaya pencegahan kecelakaan kerja diperoleh nilai rata-rata sikap 36,520 meningkat

menjadi 47,60. Nilai terkecil yang diperoleh siswa sebelum penyuluhan hanya

mencapai 26 poin dan terbesar hanya 42 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai

terkecil yang diperoleh oleh siswa adalah 44 poin dan terbesar mencapai 50 poin

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pengaruh Penyuluhan Keselamatan


Kerja dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan pada Siswa Kelas X di Perguruan
Panca Budi Medan Tahun 2015

Variabel ̅
𝒙 Z P
Pengetahuan
Sebelum Penyuluhan 5,480 -4,399 0,000
Sesudah Penyuluhan 10,560
Sikap
Sebelum Penyuluhan 36,520 -4,378 0,000
Sesudah Penyuluhan 47,600

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan Tabel 4.11 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja yaitu 5,480 menjadi 10,560, Hasil analisis dengan menggunakan

Wilcoxon didapatkan nilai Z (-4,399) dengan nilai p=0,000<0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswa kelas X

tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

Terjadi perubahan nilai rata-rata sikap sebelum dengan sesudah diberikan

penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja

yaitu 36,520 menjadi 47,600, Hasil analisis dengan menggunakan Wilcoxon

didapatkan nilai Z (-4,378) dengan nilai p=0,000<0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap siswa kelas X tentang keselamatan

kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

4.5 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan


Kecelakaan pada Siswa Kelas XI di Perguruan Panca Budi Medan Tahun
2015

Berdasarkan hasil sebelum dan sesudah penyuluhan dapat diketahui tingkat

pengetahuan dan sikap siswa kelas XI tentang keselamatan kerja dalam upaya

pencegahan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Siswa Kelas XI Setelah Penyuluhan Metode
Ceramah dan Media Poster

Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel 0 0,0 25 100,0
pada saat praktik semata-mata hanya
faktor ketiak hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 1 4,0 24 96,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 0 0,0 25 100,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja 1 4,0 24 96,0
harus dilakukan secara berkala (pengujian
kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat 1 4,0 24 96,0
berisiko menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya 1 4,0 24 96,0
dilakukan dibengkel saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 2 8,0 23 92,0
sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat 1 4,0 24 96,0
di bengkel kerugian yang dapat
ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 3 12,0 22 88,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan 3 12,0 22 88,0
kerja adalah beban kerja lingkungan kerja
dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 3 12,0 22 88,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 3 12,0 22 88,0
pekerja menjadi celaka

Setelah diadakan penyuluhan dengan metode ceramah dan media poster, siswa

kelas XI yang menjawab benar paling banyak untuk soal tentang Kecelakaan kerja

di workshop/bengkel pada saat praktik semata-mata hanya faktor ketiak hati-hatian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


siswa saat praktik dan Penggunaan APD untuk kepentingan keselamatan kerja

siswa hanya dipakai saat ada guru saja seluruh siswa kelas XI menjawab dengan

benar dan soal yang lain semuanya diatas 22 (88 %) dan semuanya mendapat hasil

yang baik.

Tabel 4.13 Distribusi dan Sikap Siswa Kelaa XI Sesudah Penyuluhan dengan
Metode Ceramah dan Media Poster

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 24 96,0 1 4,0 0 0,0 0 0,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 0 0,0 1 4,0 24 96,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 14 56,0 11 44,0 0 0,0 0 0,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 19 76,0 6 24,0 0 0,0 0 0,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 0 0,0 2 8,0 23 92,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena
sudah biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.13 (Lanjutan)

Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
6. Dongrak mobil yang 13 52,0 12 48,0 0 0,0 0 0,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati
7. Kecelakaan kerja saat 2 8,0 0 0,0 12 48,0 11 44,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 0 0,0 0 0,0 4 16,0 21 84,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 18 72,0 7 28,0 0 0,0 0 0,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 0 0,0 1 4,0 13 52,0 11 44,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari hasil jawaban siswa kelas XI saat post-test khususnya tentang sikap

pada soal tentang Keselamatan kerja perlu diterapkan di workshop sekolah ada 24

siswa yang menyatakan sangat setuju (96 %) sementara pada soal tentang Siswa tidak

perlu merapikan dan merawat peralatan bengkel saat usai praktik karena tugasnya

hanya belajar siswa menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 24 siswa atau 96 %,

secara keseluruhan hasil yang diperoleh baik semua.

Tabel 4.14 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X1 Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Cermah dan Media Poster

Siswa Kelas XI
Variabel Sebelum Sesudah
n % n %
Pengetahuan
Baik 2 8,0 25 100.0
Tidak Baik 23 92,0 0 0,0
Sikap
Baik 8 32,0 25 100.0
Tidak Baik 17 68,0 0 0,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0

Hasil pengukuran pengetahuan sebelum penyuluhan pada siswa kelas XI

didapatkan pengetahuan buruk sebanyak 23 orang (92,0%) dan sesudah diberikan

penyuluhan tidak terdapat yang pengetahuannya buruk dan terjadi peningkatan

pengetahuan baik sebelum dan sesudah penyuluhan sebanyak 25 orang (100,0%),

Hasil pengukuran sikap sebelum penyuluhan pada siswa kelas XI didapatkan sikap

responden pada katagori negatif sebanyak 17 orang (68,0%) dan sesudah penyuluhan

tidak ditemukan yang bersikap negatif dan terjadi peningkatan sikap positif sebelum

dan sesudah penyuluhan dari 8 orang (32,0%) menjadi sebanyak 25 orang (100%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.15 PerolehanPengetahuan dan Sikap Siswa Kelas XI Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster

Variabel n ̅
𝒙 SD Min Maks
Penegetahuan
Sebelum Penyuluhan 25 7,320 1,180 5 9
Sesudah Penyuluhan 25 11,240 0,778 10 12
Sikap
Sebelum Penyuluhan 25 39,080 3,627 31 44
Sesudah Penyuluhan 25 48,320 1,796 45 51

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dijelaskan bahwa pengetahuan siswa kelas XI

sebelum penyuluhan diperoleh nilai rata-rata pengetahuan 7,320 meningkat menjadi

11,240, Nilai terkecil yang diperoleh siswa kelas XI sebelum dilakukan penyuluhan

tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja hanya mencapai

5 poin dan terbesar hanya 9 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai terkecil

yang diperoleh oleh remaja adalah 10 poin dan terbesar mencapai 12 poin.

Sikap siswa kelas XI sebelum penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam

upaya pencegahan kecelakaan kerja diperoleh nilai rata-rata sikap 39,080 meningkat

menjadi 48,32, Nilai terkecil yang diperoleh siswa sebelum penyuluhan hanya

mencapai 31 poin dan terbesar hanya 44 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai

terkecil yang diperoleh oleh siswa adalah 45 poin dan terbesar mencapai 51 poin.

Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pengaruh Penyuluhan Keselamatan


Kerja dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan pada Siswa Kelas XI di Perguruan
Panca Budi Medan Tahun 2015

Variabel ̅
𝒙 Z P
Pengetahuan
Sebelum Penyuluhan 7,320 -4,393 0,000
Sesudah Penyuluhan 11,240
Sikap
Sebelum Penyuluhan 39,080 -13,143 0,000
Sesudah Penyuluhan 48,320

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan Tabel 4.8 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja yaitu 7,320 menjadi 11,240 Hasil analisa dengan menggunakan

wicoxon didapatkan nilai Z (-4,393) dengaan nilai p=0,000<0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswa kelas XI

tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

Terjadi perubahan nilai rata-rata sikap sebelum dengan sesudah diberikan

penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja

yaitu 39,080 menjadi 48,320, Hasil analisis dengan menggunakan Wilcoxon

didapatkan nilai Z (-13,143) dengan nilai p=0,000<0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap siswa kelas XI tentang keselamatan

kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

4.6 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan


Kecelakaan Kerja terhadap Pengetahuan dan Sikap pada Siswa di
Workshop SMK-TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015

Tahapan kedua dalam penelitian adalah melihat perbedaan peningkatan

pengetahuan dan sikap pada kelas X dan XI setelah dilakukan penyuluhan, dengan

menggunakan uji Mann-Whitney.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.17 Perbandingan Peningkatan Perolehan Nilai Kelas X dan XI Setelah
Penyuluhan terhadap Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja terhadap Pengetahuan dan Sikap Perguruan Panca Budi
Medan Tahun 2015

Variabel Mean p
Perubahan Pengetahuan
Kelas X 5,080
0,010
Kelas XI 3,920
Perubahan Sikap
Kelas X 11,520
0,027
Kelas XI 9,240

Terdapat perbedaan perubahan pengetahuan tentang keselamatan kerja dalam

upaya pencegahan kecelakaan kerja setelah penyuluhan pada siswa SMK kelas X dan

XI (p=0,010), perubahan pengetahuan lebih besar pada siswa SMK kelas X, Terdapat

perbedaan perubahan sikap tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja pada siswa SMK kelas X dan XI (p=0,027), perubahan sikap lebih

besar pada siswa SMK kelas X.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan


Kecelakaan Kerja terhadap Pengetahuan Siswa di Workshop SMK-TR
Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang akan terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, seperti melihat, mendengar,

mencium, merasa, dan juga meraba. Namun, sebagian besar pengetahuan itu sendiri

diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi, dengan kata lain dari hasil mendengar dan

juga melihat (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan hasil yang diperoleh pengetahuan siswa baik pada kelas X dan

kelas XI sebelum dilakukan penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam upaya

pencegahan kecelakaan didapatkan mayoritas berpengetahuan tidak baik tentang

keselamatan kerja, hal ini disebabkan siswa SMK sangat minim mendapat informasi

mengenai keselamatan kerja. Informasi yang mereka peroleh belum tertata dengan

baik mengetehui manfaat yang didapat dari pemahaman K-3. Keselamatan kerja bagi

mereka hanya diperuntukkan bagi yang sudah bekerja di pabrik-pabrik besar dan

untuk anak sekolah belum perlu apalagi dengan bengkel yang kecil. hanya. Hasil ini

sesuia dengan penelitian yang dilakukan Kadir (2000) melalui penelitian pada siswa

SMK di 6 propinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Sumatera Utara,dan Sulawesi Selatan, menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum masih kurang. Hal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tersebut menunjukkan adanya indikasi bahwa salah satu sebab kurangnya

pengetahuan K3 pada siswa adalah karena belum adanya kurikulum yang baku yang

diterapkan di sekolah SMK. Pemberian informasi akan sangat mempengaruhi

kesadaran siswa dalam bertindak. Selama ini informasi yang diberikan kepada siswa

masih belum begitu jelas, sehingga terkadang banyak siswa yang sepela akan

keselamatan mereka di bengkel, seperti tidak menggunakan alat pelindung diri saat di

bengkel/workshop jika tidak ada yang mengawasi, ada juga beberapa siswa yang

main-main dalam praktik di workshop , dan terkadang sembrono dalam meletakkan

barang-barang di bengkel. Memang kalau dilihat sudah ada spanduk tentang K-3 di

whorkshop Panca Budi, akan tetapi pesan yang disampaikan kurang jelas sehingga

pengetahuan dan sikap siswa dalam praktik masih belum berubah.

Hasil penelitian didapatkan nilai p=0,000<0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswa kelas X tentang

keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja, sedangkan hasil sama

juga ditunjukkan terjadi perubahan pengetahuan siswa kelas XI setelah diberi

penyuluhan dengan nilai p=0,000<0,05.

Hasil penelitian juga menunjukkan hasil pre-test siswa kelas X tidak lebih

baik dengan (rata-rata 5,480) dibandingkan hasil pre-test siswa kelas XI (rata-rata

7,320). Hal ini disebabkan karena siswa kelas X merupakan siswa baru yang

melanjutkan sekolah dari sekolah menengah pertama (SMP) sehingga betul-betul

belum mengetahui dan memahami apa itu keselamatan kerja. Jadi informasi yang

diterima belum banyak dibandingkan kelas XI yang satu tahun lebih lama. Hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sebaliknya pada post-test, perubahan peningkatan pengetahuan lebih tinggi pada

siswa kelas X dengan selisih peningkatan (5,08) dibanding kelas XI (3.92). Hasil

selsisih pre-test dan post-test lebih tinggi dikarenakan pada saat pre-test di kelas XI

nilainya sudah tinggi sehingga perbedaan pre-test dan post-test di kelas XI tidak

signifikan walaupun secara umum nilai post-test kelas XI masih lebih tinggi bila

dibandingkan kelas X. Dari hasil perbandingan diatas sangat kelihatan bahwa kelas

X masih minim informasi tentang keselamatan kerja (K-3) sehingga begitu diberi

informasi yang cukup maka pengetahuannya banyak bertambah tentang K-3.

kelihatan sangat jelas bahwa pentingnya kurikulum K3 diterapkan di sekolah SMK.

Siswa kelas X yang sama sekali belum mengetahui apa itu K3 setelah adanya

penyuluhan dengan metode ceramah dan media poster, penambahan pengetahuan

sangat pesat. Sementara siswa kelas XI ada penambahan pengetahuan tetapi tidak

begitu jauh dari berberda antara pre-test dan post-test dikarenakan siswa kelas XI

sudah pernah mengikuti prakrin dan praktek di bengkel, dengan demikian dasar

pengetahuan tentang K-3 sudah ada, Karena memang di bengkel atau dunia usaha

dan industri (DUDI) sudah ada slogan atau poster-poster K-3, walaupun belum

disajikan di bangku sekolah secara khusus.

Adapun perlakuan (intervensi) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penyuluhan keselamatan dengn metode ceramah dibantu media poster. Penyuluhan

keselamatan kerja tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

menambah pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik belajar atau

instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


individu, kelompok maupun masyarakat. Tujuan penyuluhan tentang keselamatan

kerja adalah menginformasikan kepada pekerja khusunya siswa SMK dalam upaya

mencegah kecelakaan yang dapat terjadi di bengkel. Dengan demikian, siswa akan

menggunakan pengetahuan dari hasil penyuluhan tersebut untuk mengubah sikap dan

praktik agar mencapai keamanan saat praktik.

Pemebelajaran keselamatan kerja bagi siswa memang sangatlah membutuhkan

dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan tentang kurikulum K3 diteapkan di

sekolah dan peran serta guru dalam mengajarkan keselamatan kerja di bengkel bagi

siswa SMK, tetapi yang menjadi kendala adalah pemahaman guru tentang K3 juga

masih kurang. Hal ini sesui dengan penelitian yang dilakukan oleh Triatmadi Tahun

2010 menyaatkan bahwa pemahaman guru Teknik Mekanik Otomotif (TMO) se-

Kota Malang tentang K3 sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak

41,56%, yang masuk kategori baik hanya 6,49%, serta berkategori sangat baik hanya

1,3%. Penyebab pemahaman guru yang mayoritas cukup salah satunya disebabkan

belum pernah program-program peningkatan mutu guru yang diselenggarakan oleh

Depdiknas memasukkan materi K3 kedalam berbagai diklat yang telah dilaksanakan.

Materi diklat terfokus pada peningkatan keahlian yang di dalam kurikulum SMK

disebut sebagai Mata Diklat Produktif.

Pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indra, mata yang

paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak manusia (75%-87%),

sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalurkan melalui indra yang lain. Semakin

banyak indra yang difungsikan dalam proses belajar atau penyuluhan semakin banyak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pula informasi atau pengetahuan yang diketahui atau diserap (Notoatmodjo, 2007).

Prinsip inilah yang difungsikan dalam penelitian ini dengan menggunakan poster.

Selain itu, dibarengi dengan penyuluhan dalam bentuk ceramah sehingga dengan

metode dan media penyuluhan ini, pengetahuan Keselamatn kerja dapat ditransfer

pada siswa SMK melalu penglihatan dan melalui pendengaran dengan penyuluhan

atau ceramah.

Pengetahuan adalah suatu kemampuan untuk memahami suatu obyek dengan

menggunakan alat – alat panca indera manusia yang diperoleh dari berbagai sumber.

Sebagian besar pengetahuan manusia di proses melalui mata dan telinga.

Pengetahuaan diperoleh tidak hanya dari pendidikan formal saja tetapi pengetahuan

dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Pengetahuan juga diperoleh

dari berbagai sumber misalnya membaca, pendidikan, dan penyuluhan.

5.2 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya Pencegahan


Kecelakaan Kerja terhadap Sikap Siswa di Workshop SMK-TR Perguruan
Panca Budi Medan Tahun 2015

Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan yang dipelajari untuk bertindak

dalam cara yang konsisten tentang objek atau situasi tertentu. Sikap belum merupakan

sebuah tindakan atau aktivitas, sikap masih berupa kesiapan seseorang untuk bereaksi

atau memutuskan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Setelah seseorang

mengetahui stimulus atau objek, maka proses selanjutnya adalah menilai atau

bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut (Notoatmodjo, 2005).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan hasil yang diperoleh sikap siswa baik pada kelas X dan kelas XI

sebelum dilakukan penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan

kecelakaan didapatkan mayoritas bersifat tidak baik tentang keselamatan kerja, hal

ini disebabkan siswa SMK khususnya kelas X belum pernah mendapat informasi

mengenai keselamatan kerja, sehingga sikap positif masih belum terbentuk.

Keselamatan kerja yaitu upaya untuk memberikan jaminan keselamatan para

pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan salah satunya dengan cara pengendalian

bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai

ilmu pengetahuna dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan di tempat kerja termasuk juga mencegah para siswa SMK mengalami

kecelakaan kerja di bengkel.

Hasil penelitian diperoleh terdapat pengaruh penyuluhan tentang keselamatan

kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja yaitu 36,520 menjadi 47,600, Hasil

analisis dengan menggunakan Wilcoxon didapatkan nilai Z (-4,378) dengan nilai

p=0,000<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap

sikap siswa kelas X tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan

kerja. Hasil penelitian juga menunjukkan hasil pre-test siswa kelas X tentang sikap

(36.520) lebih negative bila dibandingkan hasil pre-test siswa kelas XI tentang sikap

(39.080). Hal ini disebabkan karena siswa kelas X merupakan siswa baru dan usianya

lebih mudah serta lingkungan juga mempengaruhi sikap seseorang dalam bertindak,

sikap kekanak-kanakan masih sering muncul tanpa melihat efek yang ditimbulkan.

Jadi informasi dan lingkungan pergaulan yang diterima belum banyak dan berbeda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dibandingkan kelas XI yang satu tahun lebih lama. Hasil ditenjukkan pada post-test

perubahan sikap lebih tinggi pada siswa kelas X dengan peningkatan antara pre-test

dan post=test sebesar ( 11.08) dibanding kelas XI yang selsisih atara pre-test dan

post-test sebesar (9.24), hal ini kelihatan sangat jelas bahwa pentingnya kurikulum

K3 diterapkan di sekolah SMK. Siswa kelas X yang sama sekali belum mengetahui

apa itu K3 setelah adanya penyuluhan dan dibantu dengan pemasangan poster,

penambahan pengetahuan sangat pesat. Sementara siswa kelas XI ada penambahan

pengetahuan tetapi tidak begitu jauh dari pre-test. Hal ini disebabkan siswa kelas XI

sudah ada dasar pengetahuan tentang K-3 karena sudah pernah mengikuti praktrik di

workshop maupun praktik di bengkel sepeda motor atau mobil rekanan SMK – TR

Perguruan Panca Budi.

Penyuluhan tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan

kerja yaitu 36,520 menjadi 47,600, Hasil analisis dengan menggunakan Wilcoxon

didapatkan nilai Z (-4,378) dengan nilai p=0,000<0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap siswa kelas X tentang keselamatan

kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Salah satu cara meningkatkan sikap

sehingga menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai

dengan pengetahuan dan sikap tersebut yaitu dengan penyuluhan.

Penyuluhan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku siswa

untuk mencapai tujuan organisasi. Penyuluhan berkaitan dengan keahlian dan

kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Penyuluhan memiliki

orientasi dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini didukung oleh pendapat

Notoatmojo (2007), dimana penyuluhan adalah metode pendidikan yang bersifat

individual ataupun kelompok digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang

yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku.

Lulusan SMK bidang teknologi akan bekerja sebagai pekerja pelaksana atau

supervisor tingkat pemula, yang mana pekerjaan tersebut berhubungan langsung

dengan berbagai peralatan, perkakas,mesin-mesin bertenaga, bahan-bahan tertentu

berbahaya, dan berada di beragam situasi tempat kerja yang mengandung unsur

bahaya (hazard). Posisi pekerjaan tersebut menuntut penguasaan kemampuan teknis

di bidang masing-masing. Misalnya, seorang operator sebuah mesin gerinda tidak

hanya mampu menjalankannya melainkan juga harus mampu memahami karakteristik

bagian-bagian alat dan fungsinya. Memahami karakteristik alat berarti juga mengenali

potensi bahaya yang dikandung oleh alat itu. Dengan demikian operator tersebut tidak

sekedar menjalankan alat, melainkan mampu menjalankan dengan cara yang aman.

Ahli keselamatan kerja lainnya menyatakan bahwa tindakan tidak aman biasanya

dihasilkan oleh rendahnya sikap mengutamakan keselamatan kerja (Ramli, 2010).

Salah satu cara untuk mengurangi/menghilangkan tindakan tidak aman adalah melalui

pendidikan atau pelatihan. Melalui pelatihan ini diberikan pemahaman dan

ditanamkan kesadaran untuk bersikap dan berperilaku sesuai intruksi/prosedur yang

aman.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap

siswa tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Sehingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


akan terwujud sebagai tindakan yang aman yang diharapkan dapat meminimalkan

terjadinya kecelakan kerja. Ada tiga penyebab utama kecelakaan, yaitu secara

kebetulan (chance occurance), kondisi yang tidak aman (unsafe condition), dan sikap

yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee). Sikap yang tidak

diinginkan (unsafe acts on the part of employee), yaitu seperti menjalankan pekerjaan

tanpa mempunyai kewenangan (bekerja bukan pada kewenangannya), gagal dalam

menciptakan keadaan yang baik sehingga menjaditidak aman atau memanas,

menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan geraknya: memakai alat

pelindung diri (APD) atau safety hanya berpura-pura, menggunakan peralatan yang

tidak layak, pengrusakan alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi

manusia, bekerja berlebihan/melebihi jam kerja ditempat kerja,

mengangkat/mengangkut beban yang berlebihan, menggunakan tenaga yang

berlebihan/tenaganya hanya untuk main-main.

Wawasan pengetahuan dan sikap para siswa dalam dalam menjalankan

praktik lapangan di dunia indrustri dapat menguntungan bebeapa pihak yaitu : para

siswa yang mempunyai pengetahuan baik dalam praktik lapangan tidak tertutup

kemungkinan setelah tamat SMK langsung direkrut menjadi tenaga kerja, dari pihak

sekolah semakin banyak siswa yang masuk dalam dunia kerja, maka makin

mempermudah sekolah tersebut berkembang karena mutu pendidikannya bagus maka

masyarakat tidak akan ragu untuk menitip anak-anaknya, begitu juga dengan

penerima lapangan kerja, dengan kualitas yang bagus, maka dunia usaha tidak akan

ragu merekrut lulusan SMK yang dihasilkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh penyuluhan keselamatan kerja dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja terhadap pengetahuan dan sikap pada siswa kelas X di

workshop SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015.

2. Terdapat pengaruh penyuluhan keselamatan kerja dalam upaya pencegahan

kecelakaan kerja terhadap pengetahuan dan sikap pada siswa kelas XI di

workshop SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015.

3. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah

pengaruh penyuluhan keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan

kerja terhadap pengetahuan dan sikap pada siswa kelas X dan kelas XI di

workshop SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun 2015.

6.2 Saran

1. Kepada pihak manajemen TR Perguruan Panca Budi Medan untuk menjadikan

keselamatan dan kesehatan kerja sebagai mata pelajaran tambahan (muatan

lokal) siswa SMK untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan di tempat

praktik siswa SMK (workshop).

2. Kepada pihak manajemn perlu melakukan pelatihan bagi siswa baru mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Bagi siwa SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan diharapkan dapat menambah

informasi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sebagai modal saat bekerja

nantinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Aksara.

Azwar, S., 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Anoraga, P., 2005. Psikologi Kerja. Cetakan Ketiga. PT.Rineka Cipta : Jakarta.

Daryanto, 2003. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, O.U., 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya
Bakti.

Ernawati, 2008. Tata Busana. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan Depdikbud RI.

Hanggraeni, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : FE UI.

Liliweri. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.

Lucie, S., 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia


Indonesia: Bogor.

Mubarak, W. I., 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar


Mangajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S., 2007. Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT Rineka
Cipta.

, 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Jakarta.

Ramli, S., 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta : Dian Rakyat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Situmorang, C., 2003. Modul Mengikuti Prosedur Menjaga Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Susilo, A., 2010. Implementasi Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko pada Proses
Pengoperasian Mesin Cut Off Di Departemen Coupling PT. Seamless PIPE
Indonesia Jaya Cilegon- Banten. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret: www.http//jurnal.core.ac.uk/download/pdf/16507260.pdf

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, dan


Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.

Wiryosumarto, H., 2010. Teknologi Pengelasan Logam. Bandung : Pradnya


Paramita.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

PENGARUH PENYULUHAN KESELAMATAN KERJA DALAM UPAYA


PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP PADA SISWA DI WORKSHOP SMK TR PERGURUAN
PANCA BUDI MEDAN TAHUN 2015

I. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :

II. Pengetahuan
Petunjuk : Berilah tanda cheklis (√) pada jawaban yang Anda anggap benar pada
kolom telah disediakan.

Jawaban
No. Pernyataan
Benar Salah
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel pada saat praktik
semata-mata hanya faktor ketiak hati-hatian siswa saat
praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang digunakan pada
saat bekerja berpotensi bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan keselamatan kerja
siswa hanya dipakai saat ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja harus dilakukan
secara berkala (pengujian kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat berisiko menimbulkan
bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya dilakukan dibengkel
saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat di bengkel
kerugian yang dapat ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak membahayakan
siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja adalah beban
kerja lingkungan kerja dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor yaitu fisika,
biologi, kimia, dan ergonomi
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat pekerja menjadi
celaka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sikap
Berilah tanda ceklist (√) pada pernyataan dibawah ini:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS :Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju

Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
Keselamatan kerja perlu diterapkan di
1
workshop sekolah
2 Siswa tidak perlu merapikan dan
merawat peralatan bengkel saat usai
praktik karena tugasnya hanya belajar
3 Penyuluah tentang Keselamatan kerja
dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja siswa saat praktik
4 Poster K3 dan rambu-rambu K3 (safety
sign) di lingkungan kerja membantu
mengingatkan siswa untuk praktik
secara aman
5 Saat mengelas, siswa tidak perlu
memakai kaca mata khusus karena
sudah biasa dan tidak ada kecelakaan
kerja yang ditimbulkan
6 Dongrak mobil yang sudah rusak,
membahayakan siswa praktik walaupun
pemakaiannya berhati-hati
7 Kecelakaan kerja saat siswa praktik,
pihak sekolah tidak mengalami kerugian
apa-apa.
8 Hubungan yang harminis antara guru,
teman dan lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan di bengkek
9 Zat kimia yang terkandung didalam
campuran cat mobil saat mengecat
mobil tidak membahayakan siswa
10 Alur evakuasi perlu di buat di bengkel
dan merupakan bagian dari SOP yang
harus ditaati
11 Penggunaaan APD sangat perlu saat
siswa melakukan praktik di workshop

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12 Baju praktik kebesaran dan rambut
panjang tidak membahayakan siswa saat
menjalankan praktik di workshop
13 Pihak sekolah perlu membuat standart
prosedur kerja di bengkel untuk menjaga
keselamatan siswa saat praktek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2.

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pokok : Penyuluhan Keselamatan Kerja


Sub Topik : Perlunya Menjaga Keselamatan Kerja
Hari/Tanggal :
Waktu : 75 Menit
Penyuluh/Pembicara : Selamat
Peserta/sasaran : Siswa SMK Panca Budi Medan
Karakteristik : Persiapan Kerja Lapangan dan Lapangan Kerja setelah
tamat
Tujuan : Setelah mengikuti penyuluhan siswa mengetahui dan
memahami perlunya menjaga keselamatan kerja
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Makalah dan Poster

No Materi Waktu Kegiatan


1. Membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam
2. Menjelaskan diadakan penyuluhan untuk
siswa
1 Pembukaan 10 Menit
3. Menyampaikan waktu yang digunakan
dan mendiskusikan dengan peserta
4. Memberikan sedikit gambaran tentang
informasi yang akan disampaikan
1. Menjelaskan apa itu K-3 khususnya
keselamatan kerja
2. Menjelaskan perlunya menaati peraturan
yang sudah ada
2 Penyuluhan 50 Menit 3. Menjelaskan perlunya menjaga
lingkungan kerja
4. Pelunya Ilmu pengetahuan dan kesadaran
memapai alat pelindung yang sudah
disediakan
1. Tanya Jawab
3. Evaluasi 15 Menit
2. Kuisioner
1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas
4. Penutup 5 Menit segala perhatian
2. Penyuluh mengucapkan salam penutup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pokok : Penyuluhan Keselamatan Kerja


Sub Topik : Perlunya Menjaga Keselamatan Kerja
Hari/Tanggal :
Waktu : 80 Menit
Penyuluh/Pembicara : Selamat
Peserta/sasaran : Siswa SMK Panca Budi Medan
Karakteristik : Persiapan Kerja Lapangan dan Lapangan Kerja setelah
tamat
Tujuan : Setelah mengikuti penyuluhan siswa mengetahui dan
memahami perlunya menjaga keselamatan kerja
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Makalah dan Poster

No Materi Waktu Kegiatan


1. Membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam
2. Menjelaskan diadakan penyuluhan
untuk siswa
1 Pembukaan 10 menit 3. Menyampaikan waktu yang digunakan
dan mendiskusikan dengan peserta
4. Memberikan sedikit gambaran tentang
informasi yang akan disampaikan
1. Menjelaskan apa itu K-3 khususnya
keselamatan kerja
2. Menjelaskan perlunya menaati peraturan
yang sudah ada
2 Penyuluhan 50 enit 3. Menjelaskan perlunya menjaga
lingkungan kerja
4. Pelunya Ilmu pengetahuan dan
kesadaran memapai alat pelindung yang
sudah disediakan
1. Tanya Jawab
3. Evaluasi 15 enit
2. Kuisioner
1. Penyuluh mengucapkan terima kasih
4. Penutup 5 Menit atas segala perhatian
2. Penyuluh mengucapkan salam penutup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. Master Data Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. Output/Hasil Statistik Kelas

Siswa Kelas X
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 12 48.0 48.0 48.0
16 10 40.0 40.0 88.0
17 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pengetahuan pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak
25 100.0 100.0 100.0
baik

pengetahuan post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0

Sikap pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 8.0 8.0 8.0
Tidak
23 92.0 92.0 100.0
baik
Total 25 100.0 100.0

sikap post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Ptot 25 4.00 7.00 5.4800 .96264
p1tot 25 9.00 12.00 10.5600 .91652
Stot 25 26.00 42.00 36.5200 3.60694
s1tot 25 44.00 50.00 47.6000 1.73205
Valid N (listwise) 25

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ptot .211 25 .006 .887 25 .010
p1tot .209 25 .006 .886 25 .009
stot .219 25 .003 .906 25 .025
s1tot .191 25 .019 .916 25 .042
a. Lilliefors Significance Correction

BivariatNPar Tests
Pengetahua
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ptot 25 5.4800 .96264 4.00 7.00
p1tot 25 10.5600 .91652 9.00 12.00

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
p1tot – ptot Negative Ranks 0a
.00 .00
Positive Ranks 25b 13.00 325.00
Ties 0c
Total 25
a. p1tot < ptot
b. p1tot > ptot
c. p1tot = ptot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Test Statisticsb
p1tot - ptot
Z -4.399a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sikap

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
stot 25 36.5200 3.60694 26.00 42.00
s1tot 25 47.6000 1.73205 44.00 50.00

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
s1tot – stot Negative Ranks 0a
.00 .00
Positive Ranks 25b 13.00 325.00
Ties 0c
Total 25
a. s1tot < stot
b. s1tot > stot
c. s1tot = stot

Test Statisticsb
s1tot - stot
Z -4.378a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil Statistik Kelas XI
Pada Siswa Kelas XI
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 13 52.0 52.0 52.0
17 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pengetahuan pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 8.0 8.0 8.0
buruk 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Sikap pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 32.0 32.0 32.0
buruk 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pengetahuan post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0

sikap post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Ptot 25 5.00 9.00 7.3200 1.18040
p1tot 25 10.00 12.00 11.2400 .77889
Stot 25 31.00 44.00 39.0800 3.62767
s1tot 25 45.00 51.00 48.3200 1.79629
Valid N (listwise) 25

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ptot .318 25 .000 .826 25 .001
p1tot .275 25 .000 .785 25 .000
*
stot .110 25 .200 .944 25 .179
s1tot .167 25 .069 .928 25 .080
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Bivariat
Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


ptot 25 7.3200 1.18040 5.00 9.00
p1tot 25 11.2400 .77889 10.00 12.00

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
p1tot – ptot Negative Ranks 0a
.00 .00
Positive Ranks 25b 13.00 325.00
Ties 0c
Total 25
a. p1tot < ptot
b. p1tot > ptot
c. p1tot = ptot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Test Statisticsb
p1tot - ptot
Z -4.393a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sikap
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Stot 39.0800 25 3.62767 .72553
s1tot 48.3200 25 1.79629 .35926

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 stot & s1tot 25 .309 .133

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Difference
Deviatio Std. Error Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper T df tailed)
Pair stot - -
- -
1 s1tot 9.2400 3.51521 .70304 -7.78899 24 .000
10.69101 13.143
0

Perbedaan
Kelas X
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


peningkatan pengetahuan 25 3.00 8.00 5.0800 1.46969
peningkatan sikap 25 4.00 22.00 11.5200 4.09390
Valid N (listwise) 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


peningkatan pengetahuan 25 2.00 7.00 3.9200 1.57903
peningkatan sikap 25 5.00 17.00 9.2400 3.51521
Valid N (listwise) 25
NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


peningkatan pengetahuan 50 5.1600 1.67039 2.00 10.00
Kelompok 50 1.5000 .50508 1.00 2.00

Mann-Whitney Test
Ranks
kelomp
ok N Mean Rank Sum of Ranks
peningkatan pengetahuan 1 25 30.74 768.50
2 25 20.26 506.50
Total 50
peningkatan sikap 1 25 30.02 750.50
2 25 20.98 524.50
Total 50

Test Statisticsa
peningkatan
pengetahuan peningkatan sikap
Mann-Whitney U 181.500 199.500
Wilcoxon W 506.500 524.500
Z -2.587 -2.205
Asymp. Sig. (2-tailed) .010 .027
a. Grouping Variable: kelompok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kelas 10 Pengetahuan Pre
p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 8 32.0 32.0 32.0
Benar 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 12 48.0 48.0 48.0
Benar 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 23 92.0 92.0 92.0
Benar 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 14 56.0 56.0 56.0
Benar 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 11 44.0 44.0 44.0
Benar 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 9 36.0 36.0 36.0
Benar 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 16 64.0 64.0 64.0
Benar 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 14 56.0 56.0 56.0
Benar 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 12 48.0 48.0 48.0
Benar 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 17 68.0 68.0 68.0
Benar 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 17 68.0 68.0 68.0
Benar 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 10 40.0 40.0 40.0
Benar 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sikap Pre

s1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 3 12.0 12.0 16.0
setuju 13 52.0 52.0 68.0
sangatsetuju 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 2 8.0 8.0 8.0
tidaksetuju 16 64.0 64.0 72.0
sangattidaksetuju 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 4 16.0 16.0 20.0
setuju 11 44.0 44.0 64.0
sangatsetuju 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 2 8.0 8.0 8.0
tidaksetuju 7 28.0 28.0 36.0
setuju 14 56.0 56.0 92.0
sangatsetuju 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 4 16.0 16.0 16.0
tidaksetuju 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


s6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 5 20.0 20.0 20.0
setuju 19 76.0 76.0 96.0
sangatsetuju 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangatsetuju 2 8.0 8.0 8.0
setuju 18 72.0 72.0 80.0
tidaksetuju 4 16.0 16.0 96.0
sangattidaksetuju 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
setuju 16 64.0 64.0 68.0
sangatsetuju 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangatsetuju 1 4.0 4.0 4.0
setuju 2 8.0 8.0 12.0
tidaksetuju 14 56.0 56.0 68.0
sangattidaksetuju 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 5 20.0 20.0 24.0
setuju 15 60.0 60.0 84.0
sangatsetuju 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


s11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 9 36.0 36.0 36.0
tidaksetuju 7 28.0 28.0 64.0
setuju 8 32.0 32.0 96.0
sangatsetuju 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangatsetuju 1 4.0 4.0 4.0
setuju 5 20.0 20.0 24.0
tidaksetuju 14 56.0 56.0 80.0
sangattidaksetuju 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 6 24.0 24.0 24.0
tidaksetuju 6 24.0 24.0 48.0
setuju 11 44.0 44.0 92.0
sangatsetuju 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Penegetahuan post
pp1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

pp2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

pp3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 6 24.0 24.0 24.0
Benar 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pp4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 6 24.0 24.0 24.0
Benar 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

pp6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 2 8.0 8.0 8.0
Benar 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

pp8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

pp9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 8 32.0 32.0 32.0
Benar 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pp11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 10 40.0 40.0 40.0
Benar 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 4 16.0 16.0 16.0
Benar 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Sikap Post

sp1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangatsetuju 25 100.0 100.0 100.0

sp2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 2 8.0 8.0 8.0
sangattidaksetuju 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
setuju 10 40.0 40.0 44.0
sangatsetuju 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 5 20.0 20.0 20.0
sangatsetuju 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sp5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 5 20.0 20.0 20.0
sangattidaksetuju 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 12 48.0 48.0 48.0
sangatsetuju 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 2 8.0 8.0 8.0
tidaksetuju 19 76.0 76.0 84.0
sangattidaksetuju 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 1 4.0 4.0 4.0
sangatsetuju 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 5 20.0 20.0 20.0
sangattidaksetuju 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 3 12.0 12.0 12.0
sangatsetuju 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sp11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 6 24.0 24.0 24.0
sangatsetuju 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 2 8.0 8.0 8.0
tidaksetuju 16 64.0 64.0 72.0
sangattidaksetuju 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
setuju 3 12.0 12.0 16.0
sangatsetuju 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Kelas XI
p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 7 28.0 28.0 28.0
Benar 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 2 8.0 8.0 8.0
Benar 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 13 52.0 52.0 52.0
Benar 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 16 64.0 64.0 64.0
Benar 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 3 12.0 12.0 12.0
Benar 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 13 52.0 52.0 52.0
Benar 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 9 36.0 36.0 36.0
Benar 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 6 24.0 24.0 24.0
Benar 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 13 52.0 52.0 52.0
Benar 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 10 40.0 40.0 40.0
Benar 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 15 60.0 60.0 60.0
Benar 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 10 40.0 40.0 40.0
Benar 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Sikap post
s1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 1 4.0 4.0 8.0
setuju 11 44.0 44.0 52.0
sangatsetuju 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 18 72.0 72.0 76.0
sangattidaksetuju 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


s3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 3 12.0 12.0 12.0
tidaksetuju 1 4.0 4.0 16.0
setuju 17 68.0 68.0 84.0
sangatsetuju 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 2 8.0 8.0 8.0
tidaksetuju 1 4.0 4.0 12.0
setuju 20 80.0 80.0 92.0
sangatsetuju 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 2 8.0 8.0 8.0
tidaksetuju 18 72.0 72.0 80.0
sangattidaksetuju 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 5 20.0 20.0 24.0
setuju 15 60.0 60.0 84.0
sangatsetuju 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangatsetuju 3 12.0 12.0 12.0
setuju 3 12.0 12.0 24.0
tidaksetuju 14 56.0 56.0 80.0
sangattidaksetuju 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


s8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
setuju 15 60.0 60.0 64.0
sangatsetuju 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 17 68.0 68.0 72.0
sangattidaksetuju 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 3 12.0 12.0 12.0
setuju 16 64.0 64.0 76.0
sangatsetuju 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangattidaksetuju 4 16.0 16.0 16.0
tidaksetuju 7 28.0 28.0 44.0
setuju 13 52.0 52.0 96.0
sangatsetuju 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

s12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangatsetuju 1 4.0 4.0 4.0
setuju 6 24.0 24.0 28.0
tidaksetuju 11 44.0 44.0 72.0
sangattidaksetuju 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


s13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 7 28.0 28.0 28.0
setuju 15 60.0 60.0 88.0
sangatsetuju 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Pengetahuan post
pp1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

pp2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 1 4.0 4.0 4.0
Benar 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Benar 25 100.0 100.0 100.0

pp4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 1 4.0 4.0 4.0
Benar 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 1 4.0 4.0 4.0
Benar 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 1 4.0 4.0 4.0
Benar 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pp7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 2 8.0 8.0 8.0
Benar 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 1 4.0 4.0 4.0
Benar 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 3 12.0 12.0 12.0
Benar 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 3 12.0 12.0 12.0
Benar 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 3 12.0 12.0 12.0
Benar 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pp12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Salah 3 12.0 12.0 12.0
Benar 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SikapPostest

sp1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 1 4.0 4.0 4.0
sangatsetuju 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 1 4.0 4.0 4.0
sangattidaksetuju 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 11 44.0 44.0 44.0
sangatsetuju 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 6 24.0 24.0 24.0
sangatsetuju 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 2 8.0 8.0 8.0
sangattidaksetuju 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 12 48.0 48.0 48.0
sangatsetuju 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sp7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid sangatsetuju 2 8.0 8.0 8.0
tidaksetuju 12 48.0 48.0 56.0
sangattidaksetuju 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 5 20.0 20.0 20.0
sangatsetuju 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidaksetuju 4 16.0 16.0 16.0
sangattidaksetuju 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 5 20.0 20.0 20.0
sangatsetuju 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 7 28.0 28.0 28.0
sangatsetuju 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sp12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 1 4.0 4.0 4.0
tidaksetuju 13 52.0 52.0 56.0
sangattidaksetuju 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

sp13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid setuju 5 20.0 20.0 20.0
sangatsetuju 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.916 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


p1 .70 .470 20
p2 .75 .444 20
p3 .65 .489 20
p4 .65 .489 20
p5 .65 .489 20
p6 .75 .444 20
p7 .70 .470 20
p8 .70 .470 20
p9 .60 .503 20
p10 .60 .503 20
p11 .65 .489 20
p12 .75 .444 20

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
p1 7.45 14.471 .639 .910
p2 7.40 14.463 .685 .908
p3 7.50 14.158 .700 .907
p4 7.50 14.263 .669 .909
p5 7.50 14.368 .638 .910
p6 7.40 14.884 .553 .914
p7 7.45 14.366 .670 .909
p8 7.45 14.682 .576 .913
p9 7.55 13.839 .771 .904
p10 7.55 13.839 .771 .904
p11 7.50 14.263 .669 .909
p12 7.40 14.884 .553 .914

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


8.15 16.976 4.120 12

Scale: ALL VARIABLES


Sikap
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.952 13

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


s1 3.30 .470 20
s2 3.05 .686 20
s3 2.85 .875 20
s4 3.35 .489 20
s5 2.80 .894 20
s6 3.20 .523 20
s7 3.25 .550 20
s8 2.85 .933 20
s9 3.15 .745 20
s10 3.50 .513 20
s11 3.10 .718 20
s12 2.85 .875 20
s13 3.20 .410 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
s1 37.15 45.608 .830 .948
s2 37.40 43.726 .761 .948
s3 37.60 39.937 .940 .942
s4 37.10 45.568 .801 .948
s5 37.65 41.608 .754 .949
s6 37.25 45.039 .824 .947
s7 37.20 44.379 .876 .946
s8 37.60 40.884 .783 .948
s9 37.30 42.747 .800 .947
s10 36.95 47.418 .484 .954
s11 37.35 43.713 .724 .949
s12 37.60 40.568 .876 .944
s13 37.25 47.145 .672 .951

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


40.45 51.103 7.149 13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6. Mata Diklat Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SMK Panca Budi – 1 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 7. Kegiatan Penyuluhan Keselamatan Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. Poster

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Siswa Kelas X sedang Mendengarkan Ceramah tentang Keselamatan Kerja

Siswa Kelas XI sedang mendengarkan ceramah tentang Keselamatan Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Siswa Kelas X Sedang Mengikuti Post-Test tentang Keselamatan Kerja

Siswa Kelas X Sedang Mengikuti Post-Test tentang Keselamatan Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Siswa Kelas XI Sedang Mengikuti Post-Test tentang Keselamatan Kerja

Siswa Kelas XI Sedang Mengikuti Post-Test tentang Keselamatan Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Siswa Sedang Mengikuti Praktek di workshop Panca Budi

Siswa Sedang Mengikuti Praktek di Workshop Panca Budi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai