\'Materi III
.\'erpong, 20 -21 Oktober 1998 ISSN 1410-2897
ABSTRAK
PENGUJIAN LENTUR PADA BALOK BETON YANG DlSAMBUNG DENGAN POLIMER. Perkembangan
sistem pelaksanaan pekerjaan struktur memungkinkan clemen-clemen struktur yaitu kolom, balok dan pelat dilakukan secara
pracetak. Dengan menggunakan clemen-clemen pracetak maka dalam pelaksanaannya tidak akan terlepas dari sambungan atau
:;oillt' dari masing-masing clemen tersebut. Pada penelitian ini akan dilihat perilaku lentur pada balok yang mempunyai
sambungan. Balok yang mempunyai ukuran 100 mm X 150 mln X 1550 mm diberi beban statis di tengah bentang dalam
kondisi balok diletakkan di atas dua tumpuan dengan jarak bersih 1350. mm. Balok yang disambung diperoleh dengan tara
memotong balok utuh menjadi sepuluh clemen masing-masing sepanjang 135 mm, yang kemudian disambung-sambung dengan
bahan polimer yaitu 'u/lsafltrat"d polye.ster' berbasis 'rec,vcled poly ethylene terephtalate' setebal3 mm. Balok yang terdiri dari
beberapa clemen balok ini kemudian diuji lentur dan dibandingkan dengan balok yang tidak disambung. Dari hasil ekspe~imen
didapat bahwa balok yang menerus mempunyai kekakuan yang lebih besar dibanding balok yang disambung, namun beban
yang dapat dipikul sarna besarnya yaitu 25 kN. Aspek yang ditinjau dari pengujian ini adalah detleksi, deformasi pada beton
tekan dan tulangan tarik. putaran sudut pada tumpuan, detleksi relatif, pola rctak dan pengaruh luas bidang kontak ('interface)
pads sambungan.
ABSTRACT
FLEXURAL TEST ON THE SEGMENTAL CONCRETE BEAMS JOINTED USING POLYMER, The devel-
opment on the construction of structure system allows doing the structural elements to be done by precasting. In this construc-
tion system. the interconnection joints playa vital role. This research describes the flexural behavior of the concrete beams
which have heen segmented into 10 parts of 135 mm each, the segments being jointed one another using 3 mm thick of
unsaturated polyester hased on recycled polyethylene therephtalatematerials. The heams,whose dimensions arc 100 mm x 150
mm x 1550 mm, arc supported by two simple supports distanced of 1350 mm, and a static load was applied on the midspan of
those beams. Those segmental beams were compared with continuos beam of the same dimensions. The result shows that the
segmental heams have the samc load bearing capacity of 25 kN than the continuos beam, but the continuos beam appearsto be
more rigid than the other one. The aspects that have been analyzed in this research arc: the deflection, the deformation in
eomprcssion area of concrete fiber and the tension of the steel reinforcement, the rotation of. the support system, the relative
midspan deflection. the mode of cracks and the influence of the interface area at the joints made of polymer.
600
Gambar 3. Sistem Penulangan Balok II
100
~-'~ 3.2.2. Balok yang terdiri dari beberapa segmen
."" balok diisi bahan polimer dan tulangan dalam
pip a PVC (BALOK III).
1.50 1550 mm
Balok beton yang sudah disiapkan pipa PVC
Listrik VINILON C diameter 5/8" di dalamnya pacta
posisi pusat 35 mm dari serat bawah dipotong-potong
denganpanjang 135 mm kemudian disambung kembali
denganjarak 3 mm olehballaD pengisi polimer. (Gambar
Gamhar I Pcmhehallall dall settillg pellgu.iiall lelltur
halok 4).
3.2.1.
Pro.\'iding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III
Serpong, 20 -21 Oktoher 1998 ISSN 1410-2897
Detail A
,
p :
y p BIDANG Gf:Sf:R
: --: :
: Pa: : RIDANG MOMEN
Ciambar 5. Sistem Pembebanan Gambar 8. Ba\ok yang disambung dengan polimer dan
tulangan dalam PVC
8
PiNAMPANfJ
VINILON
PYC USTRIK
C DIA}/8"
Balok I adalah balok beton yang tulangannya
tidak dimasukan ke dalam pipa PVC, namun
pemasangan tulangan seperti beton bertulang biasa.
Dengan menggunakan tulangan diameter 12 mm dan
4.3. PENGUJlAN tanpa tulangan geser, balok beton dicor dengan posisi
tulangan 35 mm di alas serat tank terluar (serat bawah
~jT;J: S"IRA~ GAUGE DFL-5-11 ~ LVDT25 balok). Balok yang sudahdipasang instrumen perekam
e SmA~ GAUGE DFL-30-11
deformasi daD defleksi diletakkan pada tumpuan.
ft:J ANKER
1 INKLINOMETER
R. BAUT
Dengan menggunakan actuator balok ditekan dengan
kecepatan tekan 0,005 mm/det (Gambar 9). Pola retak
~ LVDT -SDPIOO y- PENGUKUR setelah pembebananjuga tampak pada Gambar 10.
:.
Prosiding PerlemuanIlmiah SainsMateri III
Serpong,20 -21 Oktober 1998 ISSN 1410-2897
5.2.PENGUJIANBAWK n Balok I dan Balok II. Set up benda uji dan pola
keruntuhan terlihat pada Gambar 13. sedangpola retak
Balok II adalah balok yang tulangannya dima-
yang terjadi akibat pembebanantampak pada Gambar
sukan ke dalam pipa PVC 5/8. Setelah beton mengeras
denganp;pa PVC pada serat tarik beton (bagian bawah),
laIn dimaStlkkan tulangan ulir diameter 12 mm kedalam
pipa PVC tersebut. Pada kedua ujung tulangan diberi
anker yang kemudian bautnya dikencangkan dengan
torsimeter sebesar20 kg.cm. Pemasanganinstmmen daD
pembebanan sarna seperti pada Balok I. Set up balok
padapengujian daDpola keruntuhan sertapola retakyang
terjadi tampak pada Gambar I 1 daDGambar 12.
13a
Ila
13b
,,~
l)h
14.
..l ...~ ~~ 5.4. PENGUJIAN BALOK III
Balok III adalah balok beton dengan tulangan
..
Prosiding PertemuanIlmiah SainsMateri III
Serpong,20 -21 Oktober 1998 ISSN1410-2897
15a
17b
Gambar 17. Set up pengujian Balok IliA dan pola
keruntuhan setelah pengujian pengujian.
~.
Gambar 18. Pola retak yang terjadi pada Balok IlIA
setelah pengujian.
15daIl Ganlbar 16 ISb
5.6. DEFLEKSI
Gamhar 15 (iamhar 15a menun.iukkan Balok III yang
sjap diuji dan pada gamhar 15b adalah Padapengujian lentur ini data defteksi dari balok
keadaan balok yang sudah mengalami
(defteksipada arahbidang gambar) diambil pada tengah
kertlnluhan Relak ter.iadi pada sambungan.
bentang dan seperempatbentang. Besamya defteksi ini
diukurdengan menempatkanL VDT pada tempat-tempat
tersebut. Secaramekanika besamya defteksi tergantung
dari besamyabeban daDkekakuan dari balok itu sendiri.
Makin besar beban yang dikerjakan akan makin besar
~
":1
Prosiding Pertemuan Ilmiah Sain,\' Materi III
Serpong, 20 -21 Oktoher 1998 ISSN 1410-2897
menerima beban pacta pengujian ini di mana beban langsung antara beton dengan tulangan karena terisinya
dikel:iakan dua buah beban statis di tengah bentang. pipa PVC oleh bahan penyambung poli.mer
Oefleksi yang terjadi pacta Balok I (Grafik 1) menyebabkan daerah elastis tidak terbagi menjadi
menunjukkan bahwa balok mencapai keadaan plastis beberapabagian. Keruntuhan Balok III dan IlIA lebih
pactabeban25 KN daDpactasaatdefleksi tengahbcntang rendah dibanding Balok I, yaitu sebesar22 kN pada
sebesar 7.5 mIn. Oaerah plastis terjadi dari defleksi Balok III daD 24 kN pada Balok IlIA, sedangkanpada
sebcsar7.5 mm sampai dengan 30 mIn. setelahitu balok Balok I kemntuhan terjadi pada beban25 kN. Dibanding
mencapaikeruntuhan. dengan Balok II daD IIA yang mempunyai kekuatan
menahan beban sebesar 12,5 kN daD 19,5 kN, beban
kemntuhan Balok III dan IlIA lebih besar.Perbandingan
detleksi tengah bentang daTikelima balok dapat dilihat
daTi Grafik 1 di atas.
beton maupun tulangan. Beton tekan mencapai daerah selarnapengujian, putaransudutyang terjadi pada kedua
plastis pada saat '..,(raingauge' menunjukkan deformasi turnpuan untuk Balok I, II, IIA, III dan IlIA rnernpunyai
beton sebesar-750 mE, sedangdefonnasi pada tulangan perilaku yang sarna yaitu sifat sirnetris antara kiri dan
tarik sebesar2000 IDE saat mencapai daerah plastis. kanan.
Perbedaan terlihat pada daerah elastis di mana Putaran sudut Balok {. (Grafik 5) pada daerah
pada tulangan tarik terdiri dari dua bagian. Bagian elastis dicapai sampai dengan putaran sudut sebesar0,6
pertama saat beton tarik belum retak daD bagian kedua derajat daD beban sebesar 25 kN. Keruntuhan balok
adalah saat mulai terjadi retak pada beton tarik hingga terjadi pada saatputaran sudut baik sebelahkiri maupun
ter:iadi retak pada beton tekan. Terjadinya daerahplastis sebelahkanan mencapai 2 derajat daDbeban sebesar25
pada tulangan tarik pada Balok II daD IIA adalah sarna kN.
dengan yang ter:iadi pada Balok I yaitu deformasi
mencapai 2000 mE, namun beban yang menyebabkan
teljadinya daerahplastis lebih kecil daripada balok I yaim
pada saatbebanmenCc1pai 12.5 kN daD20 kN padaBalok
II dan IIA.
Tidak adanya ikatan antara beton daDmlangan
menyebabkan balok mengalami keruntuhan yang
terkonsentrasidi tengallbentang. Akibatnya adalahbeton
tekan pada tengah bentang cepat sekali mencapai
kerunmhan. Pada Ba.lok II dan IIA daerahplastis balok
tekan ter:iadi pada saat beban barn mencapai 5 kN daD
5,5 kN. Hasil inijauh sekali dengan Balok I yaim ketika
beban mencapai 25 kN saat terjadi kerunmhan pada
beton tekan. Grafik 5. Putaran sudut pada Balok I, II, IIA, III clan
IlIA
l,2 dcrajat pada beban maksimum 25 kN. Perbedaanini VI. KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan perbedaan kekakuan disebabkan oleh
kekuatan sambungan pada balok. Hal ini terjadi pada 6.1.~IMPULAN
Sc1atpenyambungan ada beberapasambunganyang retak
3. Defleksi
kemudian dilakukan penyambungan kembali dengan Defleksi pada pengujian ini menunjukkan
cara 'grouting '. Elemen balok yang mengalami penyam- kekuatan lentur balok. Kekuatan lentur yang terjadi
bungan dua kali ini tidak sekuat sambunganyang tidak pada balok yang disambung (III daD IlIA) ternyata lebih
mengalami retak. Pada Balok III ada tiga bagian yang kuat dari pada balok yang menerus(II dan IIA). Nainun
dilakukan penyambunganulang sedangpada Balok IlIA
jika dibandingkan dengan balok menerus dengan
ada 2 bagian yang mengalami penyambungan ulang. tulangan tidak terbungkus pipa PVC (Balok I). kekuatan
balok yang disambung lebih lemah.
6.4. DEFLEKSI RELA TIF
Defleksi relatif pada balok menunjukan b. Deformasi beton daD tulangan
perbedaandefleksi pada elemen balok sejauh 135 mm. Pada Balok 1di mana tulangan tidak terbungkus
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perilaku balok PVC (ada ikatan langsung beton daDtulangan). keadaan
yang terdiri dari clemen-elemen balok sepanjang 135 plastis terjadi saat pembebanan rnencapai 25 kN daD
mm dan disambung dengan polimer. Pada eksperimen beton daD tulangan sarna-sarnadalarn kondisi plastis.
ini data defleksi relatifyang terbacapada Balok I, BaJok Pada Balok II dan IIA, kemntuhan beton beton terjadi
III dan Balok IlIA. Pada Balok II dan IIA tidak dapat awal sekali saat pernbebanan rnencapai 5 kN daD
terbaca defleksi relatif yang terjadi. Tidak terbacanya tulangan belurn rnencapai keadaan plastis. Perilaku
data defleksi relatif pada Balok II dan IIA dikarenakan deformasi beton daDtulangan Balok III daDiliA harnpir
kemntuhan pada balok II daDItA terkonsentrasiditengah sarna dengan Ba.lok I.
bentang. Karena tidak adanya ikatan antara beton dan
tulangan maka pada saat tel:iadi retak pada beton tarik c. Putaran sudut
maka bcton langsung rnntuh dan kernntuhan hanya Putaran sudutjuga dapat menunjukkan kekuatan
tel:iadi pada tengah bentang. Dcngan kala lain balok balok menerima beban. Balok III dan iliA lebih kuat
langsllng terbagi menjadi dua bagian yang tetap lurns daripada Balok II dan llA. Sedang Balok I lebih kuat
pada saal pembcbanan barn mencapai 5 kN. Karena daripada BalQk III dan iliA.
balok telap lIIms pada bagian kiri d.1nk.1nanmaka tidak
dapat dilihatperbedaan relatifpada bagian balok ini. d. Defleksi relatif
Defleksi relatif yang menunjukkan kurva leng-
-Haluk I kung balok yang mengalami bebanlentur. Kurva lentur
,. tampak pada Balok I, III clan IlIA, namun pada Balok
_DRInk HI
e. Pola retak
:-.+---+- 1:
., " Pola retak yang tcrjadi pada balok yang disam-
"..,.".'R"Mil
~---~--~~-- (mml - bung selalu terjadi pada sambungan yang disebabkan
(irati" 6. Oetlek"j relatif pada Balok I. II. IIA. III daD lemahnya ikatan di 'interface' antara polimer dan beton.
IliA Hal ini berbeda dengan balok yang menerus di mana
retakyang terjadi adalah retak lentur, yaitu retak yang
Dcfleksi relatif Balok I pada saat beban maksi- terjadi pada serat beton tank daD merata .
mum tercapai mcmpunyai harga sebesar 0, 10 mm
(Grafik 6). Nilai tersebut hampir sarna dengan defleksi 6.2.SARAN
relatif yang terjadi pada Balok III yaitu sebesar0,08
a. Bahan polimer
mm dan Balok IlIA sebesar0, 13mm. DaTi data ini dapat Perlu penelitian lebih lanjut terhadap bahan
dilihat bahwa Balok III dan Balok IlIA yang terdiTi daTi polimer sebagaisebagaibahan penyambung. Penelitian
elemen-elemen balok yang disambung mempunyai yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan bahan
perilaku yang hampir sarna sarna dengan dengan balok polimer sebagai perekat. Sebagai bahan penyambung
yang tidak disambung atau .continuous beam '. tentu diharapkan mempunyai kekuatanyang lebih besar
baik kekuatan tarik maupun tekan dari bahanyang akan
disambung. Dengan kala lain kekuatan adhesi antara
beton dan polimer hams lebih besar daripada kekuatan
263
~iuanda Suraatmati.iadkk.,
;~~
~
.".
Prosiding Pertemuan Ilmiah .\'ains Materi III
.\'erpong, 20 -21 Oktoher 1998 ISSN 1410-2897
kohesi pada beton atau polimer itu sendiri. [4). ELLIOT, KIM S. (1996) Multi-Storey Precast
Concrete Framed S'tructures,Black Well Science
b. Interface Ltd, Osney Mead, Oxford.
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai [5]. MAC GREGOR, JAMES G. (1997) Reinforce
pengaruh permukaan beton yang akan disambung Concrete Mechanics and Design, Prentice-Hall,
terhadap kekuatan ientur balok. Pacta penelitian ini Inc., New Jersey.
pennukaan balok yang akan disambung adalah bidang
(6]. NASHIF, AHID D. (1985) Vibration Damping,
rata vertikal yang disebabkan oleh pemotongan gergaji
John Wiley & Sons Inc., Canada
beton. Interface beton daD polimer yang rata menye-
babkan titik lemah kekuatan struktur dengan ditandai [7]. OHAMa, YOSHIHIKO (1995) Handbook of
dengan adanya retak awal yang selalu terjadi pacta 'in- Polymer-Modified Concrete and Mortars, Noyer
terface '. Dengan merubah bentuk 'interface' menjadi Publication, New Jersey, USA
bertekstur. mempunyai takikan atau mempunyai kemi- [8). PARK, R., and PAULA Y, T. (1975) Reinforced
ringan tertentu diharapkan akan memperbesarkekuatan Concrete .S'tructures,John Wiley & Sons, New
lentur balok yang disambung. York.
[9]. PT.JHS PILLING SYSTEM (1996) Pre
DAFTARPUSTAKA cast Concrete Building .S'ystemUnder Sei..,mic
Load, PCI Journat.
[1] AITCIN, P.C. (1998) High-Performance Con- [10). SMITH, WILLIAM FORTUNE (1990) Principle
crete, E & FN Spon, London ofMaterials ,S'cienceand Engineering, Mc Graw-
BEARDS. C.F. (1983) Structural Vibration Hill Publishing Company, New York
Ana~y.\'isA/ode/lin!? Ana~v.\'i,\'and Damping ~rVi- rIll- SMITH, RONALD C. (1998) Principles and
hratin.~Structure.\'.John Wiley & Sons,New York Practices of Heavy Con..,truction,Prentice-Hall,
[3]. BETON VERLAG (1987) Preca.\'t(~oncreteCon- Inc., New Jersey
nection l)etai L\'-Structura{De.\'ign A/anual, Beton [12). VERTES GYORGY, Dr. (1985) Structural Dy-
Verlag Gmbh, Niederlande namics Elsevier Science Publishing Company,
Inc., New York, USA
[2].