Anda di halaman 1dari 7

APBDes 2022 : Estimasi Penyusunan dan Rekomendasi

Penganggaran

APBDes 2022, itu di susun berdasarkan rekomendasi data IDM 2021 dan juga data
SDGs Desa 2021.

Tapi apakah semua desa sudah melaksanakannya?

Saya kira belum semua.

Terbaru, malah ada aturan yang mengharuskan pemerintah desa menganggarkan


Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar 40 persen dari total pagu dana desa tahun
2022.

Ditambah lagi, aplikasi SDGs Desa yang seharusnya sebagai wadah ataupun
tempat rekomendasi untuk menyusun perencanaan yang diteruskan ke
penganggaran tidak bisa di akses sama sekali.

Sekalipun bisa di akses, ternyata, data pemutakhiran yang dulu pernah di input
oleh tim relawan pemutakhiran data SDGs Desa. Hilang semua. Dan kembali,
harus melakukan penginputan ulang, bila ingin memperoleh rekomendasi-
rekomendasi perencanaan dan penganggaran yang tepat sesuai kebutuhan warga
desa.

Tapi masalahnya, waktunya tidak mungkin akan terkejar. Karena ini sudah
mendekati ujung tahun dan banyak sekali laporan yang perlu diselesaikan oleh
desa.

Jadi opsi terakhir, kita menggunakan data IDM 2021 sebagai rekomendasi untuk
menyusun perencanaan (RKPDes) dan juga penganggarannya (APBDes).

[1] Artikel ditulis oleh Updesa.com


Caranya, anda analisa data-data itu. Mulai dari data sosial (IKS), ekonomi (IKE),
dan lingkungan (IKL).

Kemudian analisa, satu persatu dari dimensi, perangkat indikator, dan juga
indikator peritemnya.

Temukan titik lemahnya, melalui nilai exiting dari indikator umum. Dan periksa
nilai mana saja yang menunjukan angka terendah untuk dapat dinaikkan nilainya
melalui perencanaan dan penganggaran yang dilakukan oleh pemerintah desa di
tahun 2022 atau di masa-masa mendatang bila anggaran dana desanya kurang
mencukupi.

[2] Artikel ditulis oleh Updesa.com


Atau, bila anda tidak mau terlalu pusing. Cek saja di bagian kanan situs
idm.kemedesa.go.id. Tepatnya di menu olah data peritem.

Dan lihat, prioritas dan super prioritas apa yang direkomendasi oleh Kemendesa
PDTT bagi desa anda menurut data Indek Desa Membangun (IDM) yang telah
terinput.

Terakhir. Anda tinggal musyawarahkan bersama masyarakat, dan juga Badan


Permusyawaratan Desa (BPD) guna dapat mengekskusi data-data terlemah

[3] Artikel ditulis oleh Updesa.com


tersebut supaya dapat dimasukan ke perencanaan dan penganggaran tahun 2022
ataupun di tahun-tahun mendatang.

Bila semua itu sudah anda lakukan. Tidak alasan lagi, dana desa tidak bermanfaat
ataupun tepat sasaran.

Kecuali, bila data IDM yang anda masukan sebelumnya. Tidaklah valid, ataupun
tidak menunjukan dengan kondisi desa anda yang sebenarnya.

Itu artinya, kesalahan rekomendasi bukan salah dari Kemendesa PDTT, melainkan
kesalahan dari orang yang telah menginput data-data IDM tersebut.

Setelah semuanya usulan kebutuhan masyarakat dan juga rekomendasi-


rekomendasi atas data di atas disetujui bersama dalam musyawarah perencanaan
pembangunan desa yang termuat dalam RKPDes 2022 dan DU RKPDes 2022.

Langkah selanjutnya, ialah mulai menyusun draf Rancangan Anggaran Pendapatan


dan Belanja Desa (RAPBDes) yang kemudian ditetapkan menjadi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

Cara Menyusun APB Desa atau APBDes 2022

Tidak ada yang berubah.

Langkah ataupun cara menyusun APB Desa 2022 masih-lah sama dengan langkah
ataupun cara menyusun APB Desa di tahun-tahun sebelumnya.

Bedanya, hanya di peraturan yang memfokuskan prioritas penggunaan dana desa.

Bila tahun lalu (2021), prioritas penggunaan dana desa hanya diatur dalam
Permendesa PDTT. Akan tetapi, untuk tahun ini (2022), prioritas penggunaan
dana desa juga diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres).

[4] Artikel ditulis oleh Updesa.com


Mari kita lihat bagaimana fokus prioritasnya.

Bila dilihat dari Permendesa Nomor 7 Tahun 2021, prioritas penggunaan dana
desa 2022 yang diatur pada Pasal 5 ayat 2 mencakup tiga hal guna mencapai
pencapaian SDGs Desa.

Pertama, dana desa difokuskan prioritas pemulihan ekonomi nasional. Kedua,


untuk program prioritas nasional, dan yang ketigas, dana desa diperuntukan
untuk mitigasi bencana alam dan non alam.

Sedangkan bila dilihat dari Perpres, yakni Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun
2021 tepatnya pada Pasal 5 ayat 4. Rincian untuk fokus prioritas dana desa 2022
itu lebih rinci ataupun didetailkan lagi menggunakan persentase (%). Seperti:

1. Untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) itu sebesar paling sedikit 40% dari nilai
pagu dana desa,
2. Ketahanan pangan dan hewani sebesar paling sedikit 20% dari nilai pagu
dana desa, dan untuk
3. Penanganan pandemi Covid-91 sebesar paling sedikit 8% dari nilai pagu
dana desa. Kemudian yang terakhir
4. Sisanya yaitu yang 32% itu untuk program sektoral prioritas lainnya.

Sehingga, bila kita estimasikan perhitungannya, ke dalam format APBDes 2022


Excel, terlepas dari pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PAD),
Alokasi Dana Desa (ADD), Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (PBH), serta pendapatan
yang lain selain Dana Desa (DDS).

Maka, contoh dari cara perhitungan paling sederhana penyusunan pendapatan


dan belanja desa yang termuat dalam APB Desa tahun 2022 kurang lebih seperti
contoh gambar dibawah ini.

#1. Estimasi Contoh APBDes 2022 Perhitungan Pendapatan Desa

[5] Artikel ditulis oleh Updesa.com


#2. Estimasi Contoh APBDes 2022 Perhitungan Belanja Desa

Sehingga bila kita gabungkan, maka estimasi perhitungan pendapatan dan belanja
desa adalah sebagai berikut:

Tampak dari gambar, estimasi perhitungan dari nilai pagu dana desa yang
berjumlah sebesar Rp1,2 miliar hanya menyisakan Rp384 juta setelah kurangi
belanja desa yang disesuai dengan Perpres 104 Tahun 2021.

[6] Artikel ditulis oleh Updesa.com


Itu artinya, dalam penyusunan APBDes 2022, kita dapat menarik sebuah
kesimpulan. Agar desa, dalam menyusun penganggaran di tahun ini (2022), benar-
benar harus jeli dan detail guna melakukan penghematan untuk mencukupi pos-
pos belanja desa lainnya.

Apalagi, bila nilai pagu dana desa tahun 2022 lebih kecil dari estimasi perhitungan
yang sudah contohkan di atas.

Kemudian terakhir, terkait Permendagri tentang penyusunan APBDes yang mana


yang hendak kita jadikan rujukan dalam penyusunan penganggaran di tahun 2022.
Kita tetap fokus dan menggunakan Permendagri 20 tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.

[7] Artikel ditulis oleh Updesa.com

Anda mungkin juga menyukai