Anda di halaman 1dari 1

Metode Pengangkutan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Limbah B3 yang diangkut merupakan limbah B3 yang berasal dari penghasil limbah yang
telah mempunyai kerjasama secara formal dengan pihak pengumpul, pemanfaat, dan/
atau pengolah limbah B3 yang telah memiliki izin dari Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.
2. Pengangkutan limbah B3 kategori bahaya 1 wajib dilakukan dengan menggunakan alat
angkut yang tertutup.
3. Pengangkutan limbah B3 kategori bahaya 2 dapat dilakukan dengan menggunakan alat
angkut yang terbuka.
4. Dalam mengangkut limbah B3, pengangkut/ transporter harus memerhatikan kesesuaian
jenis limbah dengan alat angkut, kemasan, simbol, dan label limbah B3.
5. Melakukan pengemasan limbah B3 sesuai dengan jenis dan karakteristik limbah B3.
6. Melakukan penempatan kemasan dalam angkutan sesuai persyaratan keamanan dari
limbah yang diangkut terhadap kemungkinan terguling, tumpah, dan/atau tercecer.
7. Melakukan kegiatan tanggap darurat sesuai SOP dan Pengendalian Pencemaran
Lingkungan Hidup apabila terjadi kondisi tidak normal dan/ atau kecelakaan.
8. Melakukan pencatatan jumlah limbah B3 yang diangkut, sumber limbah B3,
tujuan/penerima limbah B3, melengkapi dokumen limbah B3 (manifes) kemudian
mengupload aktual jumlah limbah B3 yang diangkut ke website festronik.menlhk.go.id.
Setelah di approved oleh masing-masing penghasil dan penerima limbah B3, secara
otomatis akan terlapor kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
9. Setelah limbah diangkut dari lokasi penghasil, limbah akan langsung diantarkan kepada
pihak pemusnah/ pemanfaat limbah B3.
10. Melakukan penginputan data-data pengangkutan limbah B3 melalui website Sistem
Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup (SIMPEL) setiap 3 (tiga) bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai