Anda di halaman 1dari 2

Implementasi Industri 4.

0 akan membawa beberapa perubahan paradigma, baik itu


cara bekerja, proses manufaktur, keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan, maupun cara konsumsi. Untuk itu, melalui peta jalan Making
Indonesia 4.0, Indonesia telah menetapkan sejumlah strategi agar siap dan mampu
menghadapi dampak dari revolusi industri keempat tersebut.
Pada prinsipnya, memasuki era revolusi industri keempat, perubahan yang dibawa
adalah peningkatan efisiensi yang setinggi-tingginya di tiap tahapan rantai nilai
proses industry.
Dalam setiap tahapan revolusi indutri mulai dari yang pertama hingga saat ini
memiliki tantangan dan dampak berbeda. Revolusi industri pertama pada abad ke-
18, ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas
yang bernilai tambah tinggi. Misalnya di Inggris, saat itu, perusahaan tenun
menggunakan mesin uap untuk menghasilkan produk tekstil, tetapi di Indonesia,
saat ini masih ada yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Selain itu,
di perusahaan rokok kretek, masih menggunakan mesin lintingan tangan. Jadi,
semua itu menggunakan teknologiyang bersifat padat karya. Pemerintah
mempunyai keberpihakan untuk melindungi teknologi tersebut, terutama untuk
menyerap tenaga kerja.
Pada revolusi industri kedua pada tahun 1900-an, ditandai dengan ditemukannya
tenaga listrik. Menurut Menperin, pada fase ekonomi ini, beberapa industri di
Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signfikan, seperti sektor agro dan
pertambangan. Jadi, revolusi yang kedua ini terkait dengan teknologi di lini
produksi.
Kemudian, di era revolusi industri ketiga, saat otomatisasi dilakukan pada tahun
1970 atau 1990-an hingga saat ini karena sebagian masih berjalan. “Jadi pada saat
memasuki revolusi industri ketiga, memang penyerapan tenaga kerja masing-
masing di industri sudah berbeda. Sehingga, ini kita bedakan ada yang kelompok
industri labour intensive.
Pada revolusi industri keempat, Menperin menyampaikan, efisiensi mesin dan
manusia sudah mulai terkonektivitas dengan internet of things. “Hari ini kita
berbicara otomatisasi yang berbasis pada data dan internet, dan ini yang dilakukan
di era Industri 4.0. “Kalau dahulu, di dalam manufaktur, produsen dan konsumen
terpisah. Tetapi saat ini, memungkinkan adanya co-creation antara pembeli dan
produsen yang dapat menumbuhkan mikromanufaktur.
perbedaan penerapan Industri 3.0 dengan Industri 4.0 adalah dari faktor
penggeraknya. Industri 3.0 digerakkan oleh profit, sedangkan 4.0 lebih didorong
oleh harga dan biaya. “Bedanya Industri 3.0 dengan 4.0 adalah value chain-nya.
Banyak produk-produk yang dari cost itu tentunya berujung pada value
added dan supply chain

Anda mungkin juga menyukai