TUGAS AKHIR
Oleh :
ANWAR FAJERI
NIM 14 612 043
TUGAS AKHIR
Oleh :
ANWAR FAJERI
NIM 14 612 043
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Dewan Penguji :
Penguji I,
Nama : Ir. H. M. Zainuddin, M.T
NIP : 19621001 199303 1 003
Penguji II,
Nama : L. Handri Gunanto, S.T., M.T
NIP : 19630107 199103 1 001
Penguji III,
Nama : Drs. La Bima, MSi
NIP : 19631231 199203 1 023
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Program Studi DIII Teknik Listrik
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Judul Tugas Akhir : Perencanaan Instalasi Penerangan Jalan Umum Di Jalan Trikora
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri
dan semua baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiatisme dalam Laporan Tuga Akhir
ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
ANWAR FAJERI
NIM 14 612 043
iv
ABSTRAK
Kata Kunci : Lampu LED, Penerangan Jalan Umum, Sistem Manual Otomatis.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senentiasa
Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan
pendidikan program Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis peroleh selama
melakukan penelitian.
berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya. Dalam kesempatan
1. Bapak Patoni dan Ibu Ari Susilowati, selaku orang tua penulis yang selalu
maupun materil.
4. Bapak Rusdiansyah, S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Listrik
5. Bapak Ir. H. Arbain, M.T, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memeberikan
vi
7. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi serta Administrasi Jurusan Teknik Elektro.
8. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Samarinda sebagai tempat
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir inni masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat menjadi lebih baik.
Besar harapan penulis laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakannya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................v
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
viii
2.3.2 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan .......................................................8
ix
2.10 Sistem Otomatis Penerangan ............................................................................48
BAB III
DATA LAPANGAN
BAB IV
PEMBAHASAN
x
4.6 Menentukan Jarak Antar Titik Lampu (m) ........................................................63
4.15 Menentukan Pengaman Tiap Tiang dan Pembagian Grup Fasa .........................78
4.20 Menentukan Luas Penampang Kabel Pada Tiap Tiang Lampu PJU .................84
4.22 Menentukan Luas Penampang Kabel Pada Tiap Gurp dan Utama ....................87
4.25 Menentukan Rangkaian Kontrol Penerangan di Jl. Trikora Kec. Palaran .........90
4.27 Diagram Satu Garis Perencanaan PJU di Jl. Trikora Kec. Palaran ....................92
xi
4.29.1 Pemasangan Kabel Bawah Tanah PJU ...................................................94
4.29.3 Perangkat Hubung Bagi (PHB) Pada Instalasi Penerangan Jalan Umum
.............................................................................................................................95
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.12 Penentuan Sudut Kemiringan Stang Ornamen Terhadap Lebar Jalan ..
......................................................................................................................................34
Gambar 3.3 Lokasi Jalan Trikora Kecamatan Palaran Tampak Dari Satelit ...............59
Gambar 4.7 Penempatan Titik Lampu PJU Pada Median 4 dan 5 ..............................75
Gambar 4.8 Penempatan Titik Lampu PJU Pada Median 1, 2, dan 3 .........................76
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum Menurut Karakteristik
Tabel 2.6 Faktor Kehilangan Cahaya Lampu Penerangan Jalan Raya ........................17
Tabel 2.11 Tabel Untuk Mengetahui Luas Penampang Kabel Sesuai KHA ...............42
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pengaman PJU Tiap Grup dan Utama Pada Jalan
Trikora .........................................................................................................................83
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Luas Penampang Kabel Bawah Tanah ..........................86
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini, maka tidak dapat dihindari
aktifitas semakin bertambah, demikian pula aktifitas pada malam hari juga akan
karena mengingat semakin banyak aspek kegiatan yang terlibat dalam aktifitas
perkembangan dan pembangunan kota disegala bidang yang salah satunya adalah
melakukan pembangunan seperti gedung ataupun jalan, pekerjaan instalasi listrik tidak
lupa untuk diikut sertakan. Oleh karena itu pekerjaan instalasi penerangan juga
merupakan masalah yang penting karena masalah ini secara langsung untuk
kepentingan masyarakat. Apalagi teknologi yang sangat pesat dan mulai berkembang
malam hari tidak dapat tumbuh secara optimal. Sehingga perlu adanya instalasi
Jalan yang diminati oleh penulis untuk merencanakan instalasi penerangan jalan
umum adalah jalan Trikora yang merupakan salah satu jalan di daerah Kota Samarinda
tepatnya di Kecamatan Palaran yang merupakan akses utama bagi kendaraan kontainer
untuk menuju ke Pelabuhan Petikemas Palaran yang belum tersentuh oleh fasilitas
penerangan, oleh sebab itu jalan ini pelu adanya penerangan. Hal ini sangat berkaitan
2
Maka dalam merencanakan suatu instalasi listrik sasaran dan tujuan utama yang
harus dicapai adalah kebutuhan energi listrik di jalan tersebut harus sesuai, agar sistem
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka akan diangkat dalam laporan
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir
ini adalah :
1. Bagaimana cara merencanakan instalasi penerangan jalan umum pada suatu tempat
3. Bagaimana menghitung kapasitas pengaman seperti MCB dan MCCB dan luas
penampang penghantar yang digunakan sesuai dengan jumlah beban dan panjang
Pada dasarnya setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh manusia pasti
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini
adalah agar dapat menjadi acuan dalam membuat suatu perencanaan lampu penerangan
jalan dengan tujuan lampu penerangan jalan dapat berfungsi dengan baik yang akan
menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan maupun masyarakat dan juga
menambah keindahan yang ada pada jalan tersebut baik siang hari maupun malam hari.
Maka sesuai dengan permasalahan yang ada di atas laporan penulisan tugas akhir
1. Dapat merencanakan instalasi penerangan jalan umum pada suatu tempat dengan
direncanakan.
penghantarnya, jenis tiang dan jumlah tiang pada penerangan jalan yang
direncanakan sesuai aturan Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011).
dan otomatis.
Diharapkan nantinya hasil dari perencanaa yang dituangkan dalam laporan tugas
3. Menjadi bahan pertimbangan untuk suatu instansi yang terkait tentang proyek
4. Dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas serta menurunkan tingkat kejahatan
1. Menghitung intensitas cahaya, flux cahaya, daya lampu dan jarak antar titik lampu
2. Menentukan sudut stang ornamen tiang lampu penerangan jalan umum yang
direncanakan.
dan jenis penghantarnya untuk efisiensi dan ekonomis, jenis tiang dan jumlah tiang
4. Menentukan peralatan kontrol seperti LDR, timer dan kontaktor serta cara kerja
Sistematika dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat diuraikan secara
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi tentang latar belakang penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, batasan
penyelesaian laporan tugas akhir ini seperti, persyaratan instalasi listrik yang terdapat
pada PUIL 2011, dasar hukum penerangan jalan umum, teori dasar dengan pengenalan
Memuat tentang waktu dan lokasi, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,
jadwal aktifitas kegiatan tugas akhir, flowchart perencanaan, dan hasil pengumpulan
data.
BAB IV PEMBAHASAN
daya lampu, menentukan jarak antar tiang, menentukan jenis tiang, menentukan
armatur, menentukan jumlah titik lampu, menentukan pengaman yang akan digunakan,
menentukan luas penampang kabel, dan menentukan sistem kerja manual otomatis pada
lampu jalan.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
DASAR TEORI
perkotaan yang mempunyai klasifikasi fungsi jalan arteri, kolektor dan lokal.
Spesifikasi yang dimaksud dalam standar ini meliputi fungsi, jenis, dimensi,
sebagai berikut :
Jalan.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan.
suatu penerangan jalan umum dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat
7
digunakan secara optimal, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut ialah
sebagai berikut :
1. Keandalan
Artinya, seluruh peralatan yang digunakan pada instalasi yang dipasang tersebut
2. Ketercapaian
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif mudah dijangkau
oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik tidak
3. Ketesediaan
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa
instalasi tidak mengganggu sistem instalsi yang sudah ada. Tetapi kita hanya
4. Keindahan
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan harus ditata sedemikian rupa,
sehingga dapat terlihat rapi dan indah serta tidak menyalahi peraturan yang
berlaku.
5. Keamanan
keamanan terhadap faktor alam, manusia, bangunan, makhluk hidup lain dan
6. Ekonomis
Penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat
diletakkan atau dipasang di kiri/kanan jalan atau di tengah (dibagian median jalan) yang
digunakan untuk menerangi jalan (intersection), dalan layang (interchange,, over pass,
Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri
tenaga/power supply, dll), struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang vertikal
jalan.
lampu penerangan.
9
5. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan
1. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
4. Jalan-jalan berpohon.
jalannya.
malam hari.
Jalan umum adalan jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, menurut
1. Jalan Arteri
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jauh, kecepatan
2. Jalan Kolektor
jarak sedang, kecapatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi
3. Jalan Lokal
Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
4. Jalan Lingkungan
1. Jalan Nasional
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, jalan strategis nasional,
2. Jalan Provinsi
3. Jalan Kabupaten
Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang
tidak termasuk pada jalan nasional dan provinsi yang menghubungkan ibukota
kabupaten dan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan dengan pusan kegiatan
lokal.
4. Jalan Kota
Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
5. Jalan Desa
Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar
lampu penerangan jalan umum yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
NO SIMBOL KETERANGAN
1.
Lampu lengan tunggal
2.
Lampu lengan ganda
atau luminasi. Meskipun demikian lebih mudah menggunakan metode iluminasi, karena
dapat diukur langsung di permukaan jalan dengan menggunakan alat pengukur kuat
Jalan Arteri :
5. Primer 11 - 20 0,14 - 0,20 1,50 0,40 0,50 - 0,70 5-6 10 - 20
6. Sekunder 11 - 20 0,14 - 0,20 1,50 0,40 0,50 - 0,70 5–6 10 – 20
Jalan Arteri
Dengan Akses
15 – 20 0,14 - 0,20 1,50 0,40 0,50 - 0,70 5–6 10 – 20
Jalan Bebas
Hambatan
Jalan Layang,
Simpang Susun, 20 – 25 0,20 2,00 0,40 0,70 6 10
Terowongan
(Sumber : Standarisasi penerangan jalan di kawasan perkotaan BSN SNI 7391:2008)
Keterangan:
g1 : Emin/Emaks
VD : Lmin/Lmaks
VI : Lmin/Lrata-rata
G : Silau (glare)
atau di alam terbuka. Dimana kondisi cuaca berubah-ubah, sehingga peralatan yang
14
digunakan harus tahan terhadap cuaca agar tidak mudah rusak. Oleh karena itu, bahan-
bahan yang digunakan tidak sama dengan instalasi rumah. Sehubungan dengan itu,
maka jenis lampu jalan yang biasa digunakan sebagai lampu jalan adalah jenis lampu
tabung (flourescent) tekana rendah, lampu gas merkuri tekanan tinggi (MBF/U), lampu
natrium, lampu hologen, lampu gas sodium tekanan tinggi (SON) dan Light Emitting
Diode (LED).
cuaca di alam luar bila dibanding dengan lampu pijar biasa. Jenis lampu penerangan
jalan ditinjau dari karakteristik dan kegunaannya secara umum dapat dilihat pada tabel
Tabel 2.3 Jenis Lampu Penerangan Jalan Secaran Umum Menurut Karakteristik dan
Penggunaannya
Umur Pengaruh
Efisiensi
Jenis Rencana Daya Terhadap
Rata-Rata Keterangan
Lampu Rata-Rata (Watt) Warna
(lumen/watt)
(Jam) Objek
Untuk jalan kolektor
dan lokal;
Lampu Efisiensi cukup tinggi
tabung
8.000 – 18 - 20; tetapi berumur
fluorescent 60 – 70 Sedang
10.000 36 – 40 pendek;
tekanan Jenis lampu ini masih
rendah dapat digunakan untuk
hal-hal yang terbatas.
Untuk jalan kolektor,
lokal dan
Lampu gas persimpanga;
merkuri Efisiensi rendah, umur
16.000 – 125; 250;
tekanan 50 – 55 Sedang panjang dan ukuran
24.000 400; 700
tinggi lampu kecil;
(MBF/U) Jenis lampu ini masih
dapat digunakan
secara terbatas.
15
Untuk jalan
kolektor,lokal,
persimpanga,
penyeberang-an,
Lampu gas
terowongan, rest area;
sodium
8.000 - Sangat Efisiensi sangat tinggi,
bertekanan 100 – 200 90; 180
10.000 Buruk umur cukup panjang,
rendah
ukuran lampu besar
(SOX)
sehingga sulit untuk
mengontrol cahayanya
dan cahaya lampu
sangat buruk karena
warna kuning;
Untuk jalan kolektor
dan lokal;
Lampu
Efisiensi cukup tinggi
tabung
8.000 – 8 - 20; tetapi berumur
fluorescent 60 – 70 Sedang
10.000 36 – 40 pendek;
tekanan
Jenis lampu ini masih
rendah
dapat digunakan untuk
hal-hal yang terbatas.
Untuk jalan kolektor,
lokal dan
Lampu gas persimpanga;
merkuri Efisiensi rendah, umur
16.000 – 125; 250;
tekanan 50 – 55 Sedang panjang dan ukuran
24.000 400;700 lampu kecil;
tinggi
(MBF/U) Jenis lampu ini masih
dapat digunakan
secara terbatas.
Untuk jalan
kolektor,lokal,
persimpanga,
penyeberang-an,
Lampu gas terowongan, rest area;
sodium Efisiensi sangat tinggi,
8.000 - Sangat
bertekanan 100 – 200 90; 180 umur cukup panjang,
10.000 Buruk
rendah ukuran lampu besar
(SOX) sehingga sulit untuk
mengontrol cahayanya
dan cahaya lampu
sangat buruk karena
warna kuning;
Untuk jalan tol,arteri,
kolektor,
persimpanganbesar/lu
as dan interchange;
Efisiensi tinggi,
Lampu gas
umursangat panjang,
sodium
150; 250; Buruk ukuran lampu kecil,
tekanan 12.000 -
110 400; sehingga mudah
tinggi 20.000
pengontrolan
(SON)
cahayanya;
Jenis lampu ini sangat
baik dan sangat
dianjurkan untuk
digunakan
(Sumber : Standarisasi penerangan jalan di kawasan perkotaan BSN SNI 7391:2008)
16
Umur Pengaruh
Jenis Efisiensi Rencana Daya Terhadap
Keterangan
Lampu Rata-Rata Rata-Rata (Watt) Warna
(lumen/watt) (Jam) Objek
Untuk jalan tol, arteri,
kolektor, persimpangan
besar/luas dan
interchange;
50.000 –
LED 70 – 150 100 -200 Baik Efisiensi tinggi, umur
100.000
sangat panjang,
Jenis lampu ini sangat
baik dan sangat dianjurkan
untuk digunakan.
(Sumber : Buku II Pedoman EE PJU hlm. 24)
Metode penghitungan pencahayaan yang digunakan pada laporan tugas akhir ini
adalah metode penghitungan dasar dan besaran-basaran pokok yang digunakan pada
Ketika merancang jalan kita harus mengetahui panjang dan lebar jalan tersebut,
.................................................................................................. (2.1)
Keterangan :
KP = Koefisien Pemakaian
Untuk mengetahui nilai koefisien pemakaian bisa dilihat pada tabel 2.5
lampu penerangan serta lingkungan tempat dari lampu penerangan jalan tersebut akan
dipasang.
Efikasi cahaya adalah sebuah unjuk kerja pada sebuah lampu sebagai rasio dari
jumlah lumen fluks cahaya yang dipancarkan terhadap jumlah energi listrik yang
digunakan. Jadi, efikasi diukur dalam besaran lumen/watt dan dinyatakan dengan
rumus :
............................................................................................................. (2.2)
18
Keterangan :
Intensitas cahaya adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya
dalam satu kerucut (cone) cahaya. Satuan untuk intensitas cahaya sesuai dengan SI
Ф = I x ω ...................................................................................................... (2.3)
I= , ω = 4π ............................................................................................... (2.4)
Keterangan :
jatuh pada suatu permukaan dari titik cahaya ( I ) yang berjarak ( d ) akan
mengiluminasi itu permukaan dengan tingkat iluminasi misalkan 1 lux. Jika kemudian
jarak d tersebut menjadi dua kali, maka tingkat iluminasi 1 lux akan jatuh pada
permukaan seluas empat persegi satuan luas. Jadi iluminasi dari suatu permukaan akan
.......................................................................................................... (2.5)
19
Keterangan :
digunakan di dalam ruangan seperti sekolah, rumah sakit, dan lain-lain. Penerangan
yang digunakan di ruangan terbukan seperti lampu taman dan lampu jalan. Dimana
kondisi cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan komponen rusak dan lampu
Lampu yang digunakan di dalam ruangan dan daerah terbuka berbeda. Ada
beberapa jenis lampu penerangan luar yang digunakan khususnya di jalan raya yaitu
jenis lampu HID/merkuri, lampu flourescent, dan lampu LED. Kemampuan lampu-
lampu tersebut berbeda dengan lapu dalam ruangan, yaitu lampu pijar. Semua lampu
1. Lampu Merkuri
Cahaya yang dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu
merkuri menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi
uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40-60 lm/watt. Dibutuhkan waktu
antara 3-8 menit untuk menguapkan merkuri sebelm menghasilkan cahaya maksimal
Untuk memperbaiki efikasi dan warna pada tabung lecutan listrik ditambahkan
halida logam (seperti thallium, indium, dan sodium), maka disebut lampu metal helida.
20
(Sumber : http://www.kelistrikanku.com/2016/03/iampu-merkuri.html)
2. Lampu Flourescent
Cahaya yang dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi bagian
dalam tabung. Fosfor berpendar karena menyerap gelombang pendek cahaya ungu-ultra
sebagai akbiat lecutan listrik terbentuk oleh loncatan elektron antara katode di dalam
Ramuan bubuk menentukan warna cahaya yang dihasilkan. Lebih dari 25%
energi dijadikan cahaya. Efikasi antara 40-85 lm/watt. Pasa 100 jam pertama, terjadi
penyusutan besar pada intensitas cahayanya. Efikasi lampu flourescent 2-3 kali lebih
baik dari pada lampu pijar. Gambar 2.2 adalah gambar lampu flourescent yang sering
digunakan.
(Sumber : http://fisika.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/lampu-neon-copy.jpg)
Lampu sodium (natrium) merupakan salah satu lampu untuk penerangan ruang
terbuka dan penerangan jalan raya. Lampu natrium terdiri dari 2 jenis, yaitu lampu
natrium tabung bening jernih (SON/T) dan elips yang memiliki lapisan (SON).prinsip
kerja dari lampu ini adalah peluahan muatan sodium tegangan tinggi yang terjadi pada
tabung busur api kapur leleh okisda aluminium yang terletak di dalam bola lampu dari
bahan kaca yang sangat keras untuk menahan reaksi kimia yang ekstrim dari sodium
bertekanan tinggi.
Tabung bususr api lampu ini mengandung sodium dan sejumlah kecil gas argon
atau xenon untuk membantu proses pengasutan. Ketika lampu dinyalakan sebuah
dan dalam waktu 5-7 menit sodium aka menguap dan lampu akan menyala dengan
terang. Baik warna maupun efikasi lampu akan semakin baik jika tekanan sodium
semakin meningkat dan dapat menghasilkan cahaya putih keemasan yang nyaman
dengan kualitas pengembalian warna yang cukup baik. Gambar lampu sodium tekanan
(Sumber : http://istanalampu-philipsstore.com/106-lampu-son-h)
energi, makan diperlukan satu rancangan untuk lebih hemat energi listrik pada lampu,
LED ini juga tahan lama, masa pemakaian lampu LED dengan high power
tegangan direct current (DC). Dengan watt yang kecil jenis lampu LED ini mampu
memberikan pencahayaan yang lebih baik dari pada lampu yang menggunakan sumber
tegangan alternating current (AC) yang selama ini digunaka oleh masyarakat luas.
pada saat dilewati oleh arus listrik. Didesain berdasarkan prinsip dari fisika kuantum,
salah satu prinsip tersebut adalah emisi (pancaran) dari radiasi energi pada frekuensi
tertentu ketika elektron jatuh dari level yang lebih tinggi ke level yang lebih rendah.
(Sumber : http://lampuledutama.com/)
23
2. Ukurannya kecil > 2 mm2, sehingga dapat digabugkan tanpa memerlukan banyak
ruang.
7. Tahan goncangan.
yaitu :
4. Kualitas warna sering menyebabkan warna objek tidak alami karena spektrum
5. Blue hazard, lampu LED biru dan putih diduga memancarkan cahaya di atas
6. Blue polution, lampu LED putih memancarkan gelombang warna biru yang sangat
2.5 Armatur
besar langsung, difus, sebagian besar tak langsung dan tak langsung.
2. Berdasarkan kontruksinya, terdiri atas armatur biasa, kedap tetesan air, kedap air,
armatur pancaran lebar dan pancaran terbatas, kemudian armatur kandil, palung
gantung, berdiri, armatur gantung memakai pipa dan armatur gantung memakai
kabel.
Bentuk sumber cahaya dan armatur harus sedemikian rupa sehingga tidak
Selain itu konstruksi armatur harus sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara
cukup untuk menyingkirkan panas yang ditimbulkan oleh sumber cahaya. Karena itu
harus ada cukup banyak lubang dibagian bawah dan bagian atas armatur. Suhu armatur
sesekali tidak boleh menjadi sedemikian tinggi, hingga dapat menimbulkan kebakaran
tingkat perlindungan terhadap debu/benda dan air. Hal ini dapat diindikasikan dengan
istilah Index of Protection (IP) atau indeks perlindungan, yang memiliki dua angka.
penggolongan yang lebih awal terhadap penggunaan peralatan yang tahan hujan dan
sebagainya, dan ditandai dengan lambang. Semakin tinggi Indeks Perlindungan (IP),
semakin baik standar perlindungannya. Pada umumnya Indeks Perlindungan (IP) yang
sering dipakai untuk kasifikasi lampu penerangan adalah IP 23, IP24, IP 25, IP 54, IP
jenis tiang yang digunakan untuk lampu jalan adalah tiang besi. Berdasarkan bentuk
lengannya (stang ornament) Tiang lampu jalan dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut :
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan jalan.
Tiang lampu ini khusus diletakkan di bagian tengah/median jalan, dengan syarat
jika kondisi jalan yang akan diterangi masih mampu dilayani oleh satu tiang. Tipikal
Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu menara, yang pada
yang luas seperti interchange, tempat parkir, dan lain–lain. Jenis tiang lampu ini sangat
Tiang lampu oktagonal memiliki bentuk tiang 8 sisi. Tiang lampu oktagonal
memiliki berbagai kegunaan dari sarana olahraga sampai area industri, dari serendah 5
meter sampai setinggi 45 meter. Oleh karena berbagai kegunaan, maka tiang lampu
oktagonal juga dikenal sebagai tiang general purpose. diantara fungsinya, untuk
dipasang di tiang, karena diameter yang lebih besar di dasar, atau tapered/meruncing.
30
(Sumber : https://infotiangpju.wordpress.com/2016/09/21/mengenal-jenis-tiang-pju/)
Tiang lampu hexagonal memiliki bentuk tiang 6 sisi. Tiang Hexagonal ini sama
seperti tiang oktagonal memiliki berbagai kegunaan, mulai dari sarana olahraga sampai
area industri, dari serendah 5 meter sampai setinggi 50 meter. Namun untuk
kekuatannya sendiri tiang lampu hexagonal lebih kuat dari tiang lampu oktagonal
karena bentuk segi 6 dari tiang ini seperti bentuk sarang lebah yang juga mempunyai 6
sisi.
(Sumber : https://infotiangpju.wordpress.com/2016/09/21/mengenal-jenis-tiang-pju/)
Tiang lampu konvensional adalah tiang lampu yang berbentuk bulat. Tiang PJU
yang berbentuk bulat cenderung jauh lebih kuat dari pada tiang PJU bentuk lain nya.
Hal ini dikarenakan konstruksi tiang PJU bulat cenderung tidak lebih solid, sehingga
tidak rawan terserang karat atau pun mengalami keropos. Tidak hanya karena lebih
kuat, para pengguna smart PJU cenderung lebih memilih tiang PJU model bulat karena
harga jual atau pun price list nya yang jauh lebih murah. Ya, karena bentuk nya yang
lebih simpel, harga jual produk ini menjadi lebih murah dari beberapa produk tiang PJU
(Sumber : https://infotiangpju.wordpress.com/2016/09/21/mengenal-jenis-tiang-pju/)
Penataan/pengaturan letak lampu penerangan jalan diatur seperti pada Tabel 2.8.
Di daerah-daerah atau kondisi dimana median sangat lebar (>10 meter) atau pada jalan
dimana jumlah lajur sangat banyak (>4 lajur setiap arah) perlu dipertimbangkan dengan
atas dan pada kondisi seperti ini, pemilihan penempatan lampu penerangan jalan
gantung).
daerah persimpangan.
Pada tiang lampu jalan yang digunakan adalah jenis tiang lampu jalan dengan
lengan ganda berbentuk oktagonal. Tiang lampu ini khusus diletakkan dibagian
tengah/mediann jalan, dengan catatan jika kondisi jalan yang akan diterangi masih
mampu dilayani oleh 1 tiang. Tipikal bentuk dan struktur tiang dengan lengan ganda
Sehingga :
34
Keterangan :
h = Tinggi Tiang
Gambar 2.12 Penentuan Sudut Kemiringan Stang Ornamen Terhadap Lebar Jalan
Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara,
Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefinisikan suatu konstruksi
lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus
beban-beban yang bekerja, gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-
lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijankan.
2. Mengatasi penurunan yang berlebihan dan penurunan tidak sama pada struktur;
3. Memberi kestabilan pada struktur dalam memikul beban horizontal akibat angin,
Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal
(shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari letak tanah
kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat digunakan
jika lapisan tanah kerasnya terlekat dekat dengan permukaan tanah. sedangkan pondasi
dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah.
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwasanya pondasi dibedakan atas dua bagian
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal dibedakan atas beberapa
jenis, yaitu pondasi telapak, pondasi cakar ayam pondasi sarang laba-laba pondasi
gasing pondasi grid dan pondasi hypaar (pondasi berbentuk parabola - hyperbola).
Sedangkan pondasi dalam terdiri dari pondasi sumuran, pondasi tiang dan pondasi
beton.
persamaan berikut :
KT = ............................................................................................... (2.8)
36
Keterangan :
KT = Kedalaman Tiang
T= ...................................................................................................... (2.9)
Keterangan :
L = Panjang Jalan ( m )
2.7 Penghantar
Penghantar adalah suatu benda yang dibuat dari logam ataupun non logam
yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang
1. Penghantar pejal (solid) : yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm2. Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud untuk
dan sempit, alat-alat ukur listrik dan pada kendaraan bermotor. Ukuran kabel ini
yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-rel pembagi
2.7.1 Kabel
Kabel listrik adalah media untuk mengantarkan arus listrik ataupun informasi.
Bahan dari kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai pengantar arus listrik, umumnya
terbuat dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung. Selain tembaga, ada
juga kabel yang terbuat dari serat optik, yang disebut dengan fiberoptic cable
(Dermawan, E, 2016).
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan
dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya
hantar yang baik setelah perak. Penghantar yang dibuat oleh pabrik terdapat beraneka
ragamnya. Beberapa jenis kabel yang biasa dipakai dalam penerangan jalan umum
yaitu :
1. Kabel NYAF
berisolasi PVC. Karena sifatnya yang fleksibel, kabel ini sangat cocot untuk tempat
yang mempunyai belokan yang tajam dan hanya diperbolehkan digunakan di dalam
peralatan ataupun papan konrol dan tidak diperbolehkan untuk instalasi tetap.
(Sumber : https://www.academia.edu/11429929/Jenis_Kabel_Listrik_Dan_Spesifikasinya)
2. Kabel NYY
Kabel NYY mmiliki lapisan isolasi PVC (berwarna hitam), ada yang berinti 2,
3 atau 4. Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
(Sumber : https://www.academia.edu/11429929/Jenis_Kabel_Listrik_Dan_Spesifikasinya)
Penggunaan utama NYY sebagai kabel tenaga adalah untuk instalasi industri di
dalam gedung maupun dialam terbuka, disaluran kabel dan dalam lemari hubung bagi,
apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis. Kabel NYY dapat juga
3. Kabel NYFGbY
tembaga berinti lebih dari 1 berisolasi PVC dilengkapi dengan perisai spiral baja.
Konstruksi kabel NYFGbY uratnya terdiri dari penghantar tembaga dengan isolasi
pembungkus inti dari karet atau plastik lunak dan perisai kawat baja pipih berlapis
seng. Perisai kawat baja ini diikat dengan spiral pita baja berlapis seng. Untuk
melindungi perisainya terhadap korosi, kabelnya diberi selubung luar PVC berwarna
hitam. Perisai dari kawat baja itu juga berfungsi sebagai pelindung elektrostatis yang
baik, sehingga dapat mengurangi gangguan digunakan kawat baja bulat sebagai perisai
(Sumber : http://www.indonetwork.co.id/product/kabel-nyfgby-6078934)
namun kabel NYFGbY digunakan dimana kabel NYY tidak dapat digunakan karena
HURUF KETERANGAN
“Konduktor sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai
KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh
perlu digunakan konduktor yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi drop voltase
yang berlebihan. Konduktor sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat
41
menyimpang dari persyaratan di atas asalkan jenis dan penampang konduktor serta
ditentukan arus yang melewati penghantar tersebut. Arus nominal yang melewati suatu
In = ......................................................................................... (2.10)
In = .................................................................................. (2.11)
√
Keterangan :
V = Tegangan (V)
dengan tabel untuk mencari luas penampang yang diperlukan yang dapat pada tabel
dibawah ini.
42
Tabel 2.11 Tabel Untuk Mengetahui Luas Penampang Kabel Sesuai KHA
6 90 58 68 48 56 43
NYY
10 122 79 92 66 75 60
NYBY
16 160 105 121 89 98 80
NYFGbY
NYRGbY
25 206 140 153 118 128 106
NYCY
35 249 174 187 145 157 131
NYCWY
50 296 212 222 176 185 159
NYSY
NYCEY
70 365 269 272 224 228 202
NYSEY
95 438 331 328 271 275 244
NYHSY
120 499 386 375 314 313 282
NYKY
NYKBY
150 561 442 419 361 353 324
NYKFGBY
185 637 511 475 412 399 371
NYKRGbY
240 743 612 550 484 464 436
penghantar. Jatuh tegangan atau jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum
berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan
luas penampang penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam % atau
dalam besaran Volt. Besarnya batas atas dan batas bawah ditentukan oleh kebijakan
perusahaan kelistrikan.
43
Misalnya PT. PLN (Persero) berlaku pada tegangan rendah tegangan hanya boleh naik
sebesar + 5 % dari tegangan pelayanan dan boleh turun hanya sebesar - 10 % dari
Namum umumnya dalam PUIL 2000 dalam pasal 4.2.3.1 menyebutkan bahwa :
“Susut tegangan antara terminal konsumen dan sembarang titik dari instalasi
tidak boleh melebihi 5 % dari tegangan pengenal pada terminal konsummen bila
(resistivity). Tahanan jenis didefinisikan sebagai tahanan antara dua permukaan yang
Untuk menghitung besarnya penurunan tegangan pada penghantar dengan sistem 3 fasa
menggunakan rumus :
√
√ ............................................... (2.13)
Kemudian untuk mengetahui persentasi penurunan tegangan dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut.
.................................................................................... (2.14)
Keterangan :
[mm2]........................................................................ (2.15)
[Volt]...................................................................... (2.16)
2.9 Pengaman
komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban
1. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik
2. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkuit instalasi selama kondisi
3. Proteksi, yaitu untuk pengamanan kabel, peralatan listrik dan manusianya terhadap
kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung pendek dengan memutuskan arus
MCB digunakan sebagai pembatas arus, untuk melindungi peralatan listrik dari
kerusakan yang disebabkan oleh arus beban lebih atau pada saat terjadi hubung pendek.
Pada MCB terdapat dua jenis cara pengamanan yaitu secara thermis dan secara
hubung pendek. Pengamanan thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan
thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal),
pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besar arus yang
46
MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh aliran
listrik lebih dengan menggunakan elektromagnet/bimetal. Cara kerja dari MCB ini
adalah memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus listrik yang
mengalir terlalu besar sehingga memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan
satuan Ampere (A). Untuk menentukan pengaman dapat dilihat pada katalog, dan
In = ......................................................................................... (2.18)
In = .................................................................................. (2.19)
√
Keterangan :
V = Tegangan (V)
(Sumber : http://www.electricaltechnology.org/)
Untuk melihat jenis arus pengenal pada MCB dapat dilihat pada tabel 2.12
1x2 3 x 10
1x4 3 x 16
1x6 3 x 20
1 x 10 3 x 25
1 x 16 3 x 35
1 x 20 3 x 50
3x6 3 x 63
(Sumber : Prih Sumardji dkk, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 2008)
fungsi yaitu sebagai pengaman dan penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka
MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung pendek dan arus
beban lebih. Pada jenis tertentu, pengaman ini mempunyai kemampuan pemutus yang
(Sumber : http://www.schneider-electric.co.id/)
Untuk melihat jenis arus pengenal pada MCCB dapat dilihat pada tabel 2.13
2.10.2 Kontaktor
Bilamana suatu gulungan kawat pernghantar (coil) dialiri arus maka akan timbul medan
magnet yang mengelilingi penghantar tersebut. Medan magnet ini lah yang
dimanfaatkan untuk menarik kontak saklar. Oleh karena itu, komponen utama dari relay
kontaktor adalah coil dan kontak. Kontak relay kontaktor terdiri dari 2 jenis yaitu
normally open dan normally closed. Kontak normally open berada dalam kondisi
membuka atau tidak terhubung ketika coil tidak dilairi arus lisrik, sedangkan kontak
normally closed berada dalam keadaan menutup atau terhubung ketika coil tidak dilairi
arus listrik.
Sesuai bunyi pada PUIL 2011 pasal 5 .5.8.3.4 “Sarana pemutus yang
melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai
kemampuan arus sekurang -kurangnya 115% dari jumlah arus beban pada keadaan
beban penuh”.
Dari aturan PUIL tersebut maka untuk mengetahui batas kemampuan arus
(Sumber : http://kliklistrik.com/contactor/405-schneider-telemecanique-lc1-d12m7.html)
2.10.3 Timer
Timer adalah alat penunda waktu dimana batas penundaannya dapat ditentukan
dengan cara mengatur timer tersebut sesuai yang diinginkan. Timer saklar waktu adalah
saklar yang ON dan OFF nya tergantung pada waktu yang telah ditentukan dalam 24
jam sehari. Saklar waktu ini akan terus bekerja selama masih ada tegangan yang
mengalir ke koil saklar waktu tersebut. Saklar waktu ini tidak mempengaruhi
komponen apapun.
(Sumber : http://www.kenarielectric.com/timerswitch)
LDR atau sensor cahaya adalah saklar yang bekerja berdasarkan cahaya yang
diterima di dalam sensor cahaya yangg telah dipasang suatu alat yang berfungsi untuk
mengontrol cahaya yang masuk jika cahaya telah mencapai yang ditentukan maka
dalam sensor cahaya akan terjadi reaksi elektronis yang dapat menghubungkan suatu
Cara kerjanya adalah jika LDR menerima cahaya maka LDR akan berfungsi
sebagai saklar, yaitu memutuskan arus yang mengalir ke beban. Begitu juga sebaliknya
apabila LDR tidak menerima cahaya maka LDR akan mengalirkan arus ke beban.
51
Panel adalah kombinasi dari suatu atau lebiih peralatan pensaklaran tegangan
rendah dengan peralatan kontrol pengaman dan pengatur yang saling berhubungan yang
mekanik serta bagian kerangka lengkap dan tertutup. Dalam setiap instalasi biasanya
digunakan kotak panel untuk tempat kedudukan dari peralatan pengaman dan juga
sebagai tempat untuk penyambungan dari sumber utama ke baban. Hal ini dilakukan
dengan tidak mengabaikan kriteria yang lain dan hal ini tentunya merupakan kebijakan
dan peralatan kontrol untuk pelayanan beban. Pada panel ini biasanya dilengkapi pula
dengan peralatan instrumen ukur sperti ampermeter, voltmeter, lampu indikator dan
peralatan ukur lainnya yang diperlukan. Pada umumnya panel tegangan rendah berisi
Panel kontrol penerangan yang dilengkapi dengan kontaktor dan timer switch
harus dipasang secara terpisah, dengan tutup ber-engsel yang mudah dibuka dan fixing
screw. Semua panel yang digunakan untuk instalasi penerangan jalan umum khususnya
52
panel induk pembagi dan pengatur lalu lintas harus memenuhi persyaratan standar
penerangan jalan umum. Panel dalam bidang kelistrikan sangat besar artinya karena
1. Jenis Panel Besi, adalah panel yang terbuat dari plat besi yang tebalnya 3 mm.
Panel ini sangat cocok digunakan di luar ruangan karena plat besi yang dicat
dengan cat khusus sehingga tahan dari berbagai macam cuaca seperti panas dan
hujan. Namun panel besi ini cukup berat sehingga memerlukan dudukan yang
2. Jenis Panel Plastik, adalah panel yang terbuat dari bahan plastik atau serat karbon.
Panel ini tidak cocok digunakan di luar ruangan karena bahan plastik atau karbon
tidak tahan dari cuaca seperti panas dan hujan yang menyebabkan panel cepat
rusak sehingga panel jenis ini cocok digunakan di dalam ruangan. Panel dari bahan
plastik atau karbon ini sangat ringan berbeda dari panel yang terbuat dari besi plat.
1. Jenis Panel Gendong, adalah panel yang diletakkan di setiap tiang lampu PJU
2. Jenis Panel Duduk, adalah panel yang diletakkan dengan dudukan khusus panel
(Sumber : https://adistik.wordpress.com/tag/panel-pju/)
DATA LAPANGAN
seminar proposal Tugas Akhir yang dilaksanakan pada bulan Februari minggu pertama.
Setelah proses seminar selesai pada bulan yang sama, dilanjutkan dengan melakukan
survey kelapangan untuk melihat kondisi dan melakukan pengukuran jalan tersebut
serta meminta data berupa panjang dan lebar jalan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Samarinda. Setelah data didapat maka dilanjutkan untuk proses
pengerjaan laporan Tugas Akhir yang dilaksanakan dari bulan Februari – Juni 2017,
dan lokasi tempat pengerjaan dilakukan di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Samarinda dan tempat tinggal penulis di jalan Mulawarman No. 05 RT. 29 Kel. Bukuan
Lokasi perencanaan ini terletak di jalan Trikora Kec. Palaran Kota Samarinda.
Jalan ini merupakan jalan utama untuk masyarakat dari kecamatan Palaran menuju kota
Samarinda. Jalan ini juga sering dilalui kendaraan besar seperti truk dan kontainer
karena sebagai akses utama dari kota menuju ke pelabuhan petikemas yang ada di
kecamatan Palaran. Jalan ini memiliki panjang ± 2,8 km, lebar setiap arterinya 7 m,
dengan 7 median yang masing-masing memiliki lebar 2 m. Jalan ini memiliki ciri-ciri
jalan yang berkelok dan menanjak dengan kondisi disekitar jalan yang beragam yaitu
sudah banyak rumah warga dan industri di daerah tertentu serta masih ada pula semak
Data-data yang diambil dalam perencanaan ini adalah data yang berhubungan
2. Denah lokasi untuk penerangan jalan Trikora Kecamatan Palaran Kota Samarinda
(panjang jalan, lebar jalan, dan lebar median jalan) yang diambil dari Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Samarinda dan pengukuran secara
langsung di lokasi.
3. Katalog yang meliputi jenis pengaman, jenis kabel, bentuk tiang, armatur, dan lain-
lain.
jalannya.
wawancara.
2. Metode Wawancara
Melakukan diskusi tanya jawab secara langsung kepada pihak instansi dan
dosen pembimbing.
3. Metode Literatur
Mulai
Pengambilan data visual : panjang jalan, lebar jalan, panjang median, lebar median, denah
jalan, serta dokumentasi
Menghitung :
1. Intesnitas Cahaya
2. Flux Cahaya
3. Daya lampu
Menentukan: :
1. Jenis lampu
2. Armatur lampu
3. Jenis tiang lampu
4. Pondasi tiang
5. Panel Induk PJU
Menghitung: :
1. Jumlah titik lampu
2. KHA
3. Luas Penampang Kabel
4. Pengaman
Ya
Selesai
Palaran memiliki 2 bagian yaitu jalan 2 jalur 1 arah dan jalan 1 jalur 2 arah. Dari hasil
pengukuran menggunakan alat meter dorong di jalan Trikora Kecamatan Palaran Kota
Gambar 3.2 Lokasi Jalan Trikora Kecamatan Palaran Tampak Dari Satelit
BAB IV
PEMBAHASAN
Angkutan Jalan pada pasal 8 menyatakan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai jalan, jalan wajib dilengkapi
dengan rambu-rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan
alat pengaman pemakai jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan, fasilitas
pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar
jalan. Oleh sebab itu lampu jalan ini adalah termasuk sebagai alat pengendali dan
dan lalu lintas jalan maka dalam pemanfaatannya lampu jalan sangat berperan penting
untuk dapat melihat jelas rambu-rambu lalu lintas serta garis-garis jalan dan juga batas-
batas jalan yang menjadi acuan keselamatan pengguna jalan dan peran yang paling
perlu diperhatikan adalah faktor lingkungan disekitar jalan tersebut. Jalan yang akan
yang terbagi menjadi 2 yaitu jalan 1 jalur dengan panjang ±1,3 km yang memiliki lebar
jalan 16 meter dan jalan 2 jalur dengan panjang ±1,5 km yang memiliki lebar jalan
lebarnya 2 meter. Karena pada jalan yang memiliki 1 jalur ini disekitarnya sudah padat
rumah dan ruko warga yang hampir memakan badan jalan sehingga tidak harus untuk
di pasang penerangan jalan, maka dalam perencanaan instalasi PJU ini hanya
merencanakan pada jalan yang mempunyai 2 jalur karena disekitar jalan ini sebagian
besar masih banyak pepohonan dan semak belukar dimana ketika pada malam hari
keadaannya sangat gelap sehingga mengganggu para pengguna jalan tersebut. Jalan
Trikora adalah termasuk kelas jalan arteri dimana jalan ini melayani angkutan utama
Dari faktor lingkungan tersebut dapat menjadi acuan dalam memilih komponen
yang tepat untuk digunkan pada perencanaan ini, seperti pemilihan jenis lampu, tiang,
dimana tinggi tiang ini merupakanan parameter utama untuk melakukan perhitungan
selanjutnya. Kemudian tentukan iluminasi cahaya rata-rata, dimana untuk kelas jalan
arteri dengan iluminasi cahaya rata-rata sebesar 11-20 lux sesuai dengan persyaratan
Diketahui :E = 15 lux
d =9m
Maka :E=
15 =
I = 15 x 92 = 1.215 Cd
62
Maka besar besar intensitas cahaya dengan lux 15 dan tinggi tiang 9 m adalah
flux cahaya (lumen). Untuk menentukan besar flux Cahaya (lumen) cahaya dapat
Diketahui : I = 1.215 Cd
Maka :
lumen
Jadi, besar flux cahaya yang diperoleh adalah sebesar 15.260,4 lumen. Nilai ini
Setelah mendapatkan nilai flux cahaya maka dapat menentukan besar daya
lampu dengan menggunakan persamaan rumus efikasi cahaya (2.2) dan untuk
mengetahui efisiensi rata – rata (lumen/watt) dapat melihat tabel (2.4). Efikasi lampu
Ф = 15.260,4 lumen
Maka : K=
100 lm/w =
P=
Jadi, besar daya lampu yang akan digunakan adalah sebesar 150 watt dimana
E =
Untuk menetukan jarak antar lampu maka terlebih dahulu harus mengetahui
kuat Pencahayaan rata-rata ( E ) yang diperoleh dari tabel ( 2.2 ) yaitu jalan arteri
sebesar 15 Lux, Faktor Kerugian Cahaya (FKC) pada tabel (2.6) yaitu 0,75 karena
lingkungannya sering berdebu, Koefisien Pemakaian 0,5 diperoleh dari tabel (2.5), flux
Diketahui :E = 15 Lux
KP = 0,5
FKC = 0,75
Ф = 15.260,4 lm
L =7m
Maka :E =
64
15 lux =
J =
J = = 54,5 m
Jadi, jarak antar titik lampu atau jarak antar tiang adalah 50 meter berdasarkan
perhitungan di atas.
Jenis lampu yang digunakan untuk perencanaan instalasi penerangan jalan ini
adalah jalan dengan jenis lampu LED 150 watt dengan efisiensi rata-rata 70-150
lumen/watt dan umur rata-rata pemakaian 50.000-100.000 jam berdasarkan tabel (2.4).
Pemilihan jenis lampu ini tidak lepas dari faktor lingkungan disekitas jalan trikora ini
Pada perencanaan penerangan lampu pada jalan Trikora, armatur yang digunkan
adalah jenis SLSOL dan lampu LED yang akan digunakan sudah dalam 1 paket.
Dengan jenis LEDXION S433 SERIES LED STREET LANTERN. Pada armatur ini
mempunyai IP 66 dimana pada indeks tersebut berdasarkan Tabel 2.7 armatur ini
terhadap debu disekitarnya, debu tidak dapat masuk ke dalam armatur, serta tahan
terhadap derasan air seperti gelombang air laut. Dalam menentukan armatur perlu
ketika dipasang. Bentuk armatur PJU yang akan digunakan dapat dilihat pada gambar
4.1.
65
Housing Material:
Die cast alumunium finished with durable polyester epoxy powder coating.
Operating Temperature:
-30oC~+45oC
Power Supply :
AC : 220~240Vac 50/150 Hz
158 W
15400 lm – 150 W
Classification:
Class I
Ingress Protection:
Mounting Spigot:
Ø65 mm
Nett Weight:
8,2 kg
67
Pada perencanaan ini menggunakan tiang dengan tinggi 11 meter dan terlebih
dahulu mengetahui kedalaman tiang yang akan ditanam, untuk menentukan kedalaman
Diketahui : TTL = 11 m
Ditanya : KT = ... ?
Maka : KT = x TTL
KT = x 11 m
KT = 1,833 m
= 11 m – 1,833 m = 9,17 m → 9 m
Pada perencanaan penerangan jalan di jalan Trikora ini tiang yang digunakan
memiliki tinggi 11 meter sebelum dipasang dan ketika pemasangan memiliki tinggi 9
meter karena tiang telah ditanam sedalam 1/6 dari tinggi tiang. Dengan masing-masing
lengan 2,8 meter, pemilihan tinggi dan lengan ini tidak lepas dari kondisi disekitar jalan
karena banyaknya kendaraan-kendaraan besar yang melintas pada jalan ini tujuannya
ukuran tiang ini sangat tepat digunakan pada jalan Trikora ini. Dengan spesifikasi
lengan ganda berbentuk hexagonal dengan alasan memiliki kekuatan dan estetika yang
baik atau memiliki keindahan ketika dipasang dan penempatan tiang yang berada di
median jalan dengan tujuan pemerataan pencahayaan yang sesuai pada jalur jalan dapat
2,8 m
h=9m
mengarah ke tengah jalan, maka terlebih dahulu harus mengetahui jarak lampu ke
tengah-tengah jalan, dari data yang sudah didapat maka dapat ditentukan jarak
horizontal lampu yang mempunyai panjang stang ornamen 2,8 meter ke tengah-tengah
jalan adalah 1 meter. Untuk menghitung sudut stang ornamen menggunakan persamaan
c = 1,7 meter
Ljalan = 7 meter
Maka,
Sehingga :
yang akan menopang tiang beserta peralatan lainnya dapat dilihat pada gambar 4.3.
Pemilihan pondasi seperti ini tidak lepas dari jenis tanahnya yang merupakan jenis
tanah timbunan atau tanah uru yang berasal dari perataan tebing yang sudah dipadatkan,
maka pondasi seperti ini sangat cocok untuk karakteristik tanah tersebut.
71
Panel PJU yang digunakan terbuat dari besi plat dengan ketebalan 3 mm dan
ukuran sesuai pada gambar, ukuran ini disesuaikan dengan banyaknya komponen
pendukung, komponen pengaman dan komponen kontrol. Panel ini digunakan untuk
melindungi komponen yang ada di dalamnya dari segala macam gangguan dari luar
seperti cuaca agar komponen tersebut dapat berfungsi dengan baik dan aman.
72
Dari data yang didapat di atas, penulis dapat menghitung jumlah titik lampu
yang akan digunakan atau diletakkan dibagian median tengah jalan. Untuk menentukan
jumlah titik tiang lampu yang akan digunakan di dalam perencanaan ini menggunakan
persamaan (2.9)
Perhitungan jumlah titik tiang lampu yang digunakan sesuai panjang median
tengah jalan :
Median 1 : T= Median 5 : T=
T= +1=3 T= +1=3
Median 2 : T= Median 6 : T=
T= +1=4 T= +1=7
Median 3 : T= Median 7 : T=
T= +1=3 T= +1=8
73
Median 4 : T=
T= +1=7
Jadi, total tiang yang digunakan dalam perencanaan penerangan pada jalan
Median 7
Keterangan :
Jarak Antar Tiang = 50 m
Median 6
Keterangan :
Jarak Antar Tiang = 50 m
Median 5
Median 4
Keterangan :
Jarak Antar Tiang = 50 m
Median 3
Median 2
Median 1
Keterangan :
Jarak Antar Tiang = 50 m
maka dapat dilanjutkan dengan menghitung jumlah beban tiap median. Jumlah beban
pada tiap median dapat dihitung dengan daya lampu yang digunakan sebesar 150 watt.
Dengan penggunaan tiang lengan ganda maka jumlah lampu akan dikalikan 2 terlebih
dahulu.
Maka :
(2.10), dimana daya tiap tiang adalah 300 watt dan cos adalah 0,9 maka :
In = = = 1,51 A
Maka pengaman yang digunakan pada tiap tiang adalah MCB sebesar 2 A.
Sedangkan untuk pembagian grup fasa dapat dibagi menjadi 3, yaitu fasa R, S,
dan T untuk setiap beban yang ada pada setiap median. Dalam pembagian grup fasa
Setelah menentukan jumlah beban pada tiap median jalan untuk mengetahui
besarnya arus dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan daya untuk 3 fasa
79
yang dapat dilihat pada persamaan (2.11). Cos pada lampu sebesar 0,9 maka
Median 1
In =
√
In = = 1,51 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 1,51 A, berdasarkan tabel
Median 2
In =
√
In = = 2,02 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 2,02 A, berdasarkan tabel
Median 3
In =
√
In = = 1,51 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 1,51 A, berdasarkan tabel
Median 4
In =
√
80
In = = 3,54 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 3,54 A, berdasarkan tabel
Median 5
In =
√
In = = 1,51 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 1,51 A, berdasarkan tabel
Median 6
In =
√
In = = 3,54 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 3,54 A, berdasarkan tabel
Median 7
In =
√
In = = 4,05 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 4,05 A, berdasarkan tabel
Setelah menentukan pengaman beban pada tiap median jalan untuk mengetahui
besarnya arus pada tiap grup dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan daya
untuk 3 fasa yang dapat dilihat pada persamaan (2.12). Cos pada lampu sebesar 0,9
dan penulis membagi tiap grup dengan menggabungkan median 1, 2, dan 3 menjadi
grup 1, median 4 dan 5 menjadi grup 2, median 6 dan 7 menjadi grup 3, maka
Grup 1
In =
√
In = = 5,06 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 5,06 A, berdasarkan tabel
2.12 pengaman yang digunakan adalah MCB 6 A karena harus 1 tingkat diatas
Grup 2
In =
√
In = = 5,06 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 5,06 A, berdasarkan tabel
2.12 pengaman yang digunakan adalah MCB 10 A, karena pengaman pada median 4
adalah MCB 6 A.
82
Grup 3
In =
√
In = = 7,59 A
√
Dari hasil perhitungan arus nominal yang didapat In = 7,59 A, berdasarkan tabel
Untuk menentukan pengaman utama PJU pada jalan Trikora dapat dihitung
Diketahui : Total Daya = 900 + 1.200 + 900 + 2.100 + 900 + 2.100 +2.400 = 10.400
Watt
Ditanya : In (A) = ?
Maka : In =
√
In = = 17,55 A
√
tabel 2.13 besar kapasitas pengaman utama yang digunakan pada penerangan jalan
umum di jalan Trikora adalah sebesar 20 A. Pengaman yang digunakan adalah jenis
MCCB karena tingkat sensitivitasnya lebih cepat. MCCB juga dapat memproteksi
sistem jaringan percabangan selain untuk mengamankan dari gangguan hubung pendek
Dari hasil perhitungan pengaman tiap grup dan pengaman utama maka dapat
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pengaman PJU Tiap Grup dan Utama Pada Jalan Trikora
maka yang perlu dipertimbangkan adalah kekuatan makanis dari penghantar tersebut.
Pada pernecanaan penerangan jalan umum di jalan Trikora sistem penyaluran yang
digunakan adalah sistem kabel tanah, maka untuk pemilihan penghantar dipilih yang
sesuai untuk sistem kabel tanah yaitu kabel NYFGbY. Pemilihan kabel NYFGbY ini
tidak lepas dari karakteristik bagian median jalan yang banyak ditanami oleh pohon
yang memiliki akar yang suatu saat akan berkembang serta memudahkan dalam
pemasangannya yang tidak lagi harus menggunakan pipa lagi sebagai pengaman.
penampang juga harus mencari besar arus nominalnya (In) dengan menggunkan rumus
daya. Rumus daya untuk 1 fasa dan 3 fasa dapat dilihat pada persamaan (2.10) dan
(2.11)
Setelah itu tentukan besar kemampuan hantar arusnya (KHA). Untuk KHA
ditentukan dengan melihat tabel (2.11) sehingga luas penampang kabel dapat
ditentukan.
4.20 Menentukan Luas Penampang Kabel Pada Tiap Tiang Lampu PJU
Tiang yang digunakan adalah tiang lengan ganda maka lampu yang digunakan
sebanyak 2 lampu pasa setiap tiang maka luas penampang untuk 1 tiang adalah :
Maka : In =
In = = 1,51 A
KHA = 125% x In
Dari hasil perhitungan luas penampang penghantar yang didapat KHA = 1,88 A,
berdasarkan Tabel 2.11 maka kabel penghantar yang digunakan pada setiap tiang
Dalam menentukan luas penampang pada penghantar pada tiap grup dan utama
V = 380 Volt
Maka :
Median1
(mm2)
Maka luas penampang kabel yang digunakan adalah NYFGbY 4 x 2,5 mm2.
Median 2
(mm2)
Maka luas penampang kabel yang digunakan adalah NYFGbY 4 x 2,5 mm2.
Median 3
(mm2)
Maka luas penampang kabel yang digunakan adalah NYFGbY 4 x 2,5 mm2.
Median 4
(mm2)
q
86
Maka luas penampang kabel yang digunakan adalah NYFGbY 4 x 2,5 mm2.
Median 5
(mm2)
Maka luas penampang kabel yang digunakan adalah NYFGbY 4 x 2,5 mm2.
Median 6
(mm2)
Median 7
(mm2)
Tabel 4.3 di bawah ini adalah merupakan hasil perhitungan untuk menentukan
luas penampang pada kabel dari setiap median ke panel utama PJU.
No Median Daya (Watt) Panjang Saluran (m) Kabel NYFGbY Size (mm2)
1 1 900 80 4 x 2,5 mm2
2 2 1.200 146 4 x 2,5 mm2
3 3 900 349 4 x 2,5 mm2
4 4 2.100 494 4 x 2,5 mm2
5 5 900 790 4 x 2,5 mm2
6 6 2.100 897 4 x 6 mm2
7 7 2.400 1.242 4 x 10 mm2
87
Dalam menentukan luas penampang pada penghantar pada tiap grup dan utama dapat
V = 380 Volt
Maka :
Grup 1
In =
√
In = = 5,06 A
√
KHA = 125% x In
Jika nilai KHA yang sudah diketahui maka luas penampang kabel pada grup 1
dapat diketahui dengan melihat tabel (2.11) dan kabel yang digunakan adalah NYY 4 x
2,5 mm2.
Grup 2
In =
√
In = = 5,06 A
√
KHA = 125% x In
88
Jika nilai KHA yang sudah diketahui maka luas penampang kabel pada grup 2
dapat diketahui dengan melihat tabel (2.11) dan kabel yang digunakan adalah NYY 4 x
2,5 mm2.
Grup 3
In =
√
In = = 7,59 A
√
KHA = 125% x In
Jika nilai KHA yang sudah diketahui maka luas penampang kabel pada grup 3
dapat diketahui dengan melihat tabel (2.11) dan kabel yang digunakan adalah NYY 4 x
2,5 mm2.
Utama
Setelah menentukan luas penampang kabel tiap grup maka dapat dilanjutkan
In =
√
In = = 17,55 A
√
KHA = 125% x In
Jika nilai KHA yang sudah diketahui maka luas penampang kabel utama dapat
diketahui dengan melihat tabel (2.11). Karena harus 1 tingkat diatas luas penampang
pada tiap grup, maka kabel yang digunakan adalah NYY 4 x 4 mm2.
89
otomatis pada panel PJU untuk menyalakan lampu dapat menggunkan persamaan
(2.20).
Maka dengan diketahui arus nominal pada panel PJU maka kapasitas kontaktor
I = In x 115%
= 17,55 x 115%
= 20,18 A
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
B
S
T
MCCB 01
C MCB 02
MCB 04 MCB 07
D
K03 K03
E
S 02
A M
F
H
T01
T01
J
S 02
K03 H07 H08 H09
K
N
Lampu Penerangan Jalan
Lampu Indikator
Sun Switch
Timer 24 Jam
Koil Kontaktor
Q
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA EL - 06
Posisi Otomatis
Pada posisi ini saklar waktu dan LDR dihubung secara paralel untuk
Dapat dilihat dari rangkaian kontrol di halaman sebelumnya bahwa nyala lampu
tergantung dari bekerjanya anak kontak dari saklar waktu ataupun dari LDR.
Pengaturan waktu dari saklar waktu yang mana waktu nyala lampu diatur mulai dari
pukul 18.00 walaupun cuaca masih terang sampai pukul 06.00 walaupun cuaca masih
gelap sehingga anak kontak saklar waktu akan berada pada posisi menutup (lampu
menyala) selama 12 jam dan membuka (lampu mati) selama 12 jam. Sedangkan jika
pada siang hari cuaca gelap akibat mendung maka anak kontak dari LDR akan bekerja
menutup yang membuat lampu akan menyala dan akan kembali mati jika cuaca sudah
terang.
Posisi Manual
Ketika selektor switch diposisikan pada posisi manual maka kontaktor akan
langsung bekerja dan menghidupkan lampu. Posisi manual hanya akan digunakan
ketika LDR ataupun saklar waktu tidak berfungsi dengan baik sehingga beban lampu
Posisi Off
Pada posisi ini beban lampu jalan tidak akan menyala karena kontaktor tidak
mendapatkan arus dari sumber sehingga koil pada kontaktor tidak dapat terhubung.
Posisi ini hanya digunkan ketika akan diadakannya perawatan dan perbaikan pada
4.27 Diagram Satu Garis Perencanaan PJU di Jl. Trikora Kec. Palaran
Panel PJU
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa R
NYFGbY 4 x 2,5 mm2 NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 3 Fasa 4 A MCB 1 Fasa 2 A 2 Titik Lampu Fasa S
Median 1 NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A 2 Titik Lampu Fasa T
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa R
NYY 3 x 2,5 mm2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa R
NYY 4 x 2,5 mm 2 NYFGbY 4 x 2,5 mm 2
NYY 3 x 2,5 mm 2
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa R
NYFGbY 4 x 2,5 mm 2 NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 3 Fasa 4 A MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa S
Median 3
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A 2 Titik Lampu Fasa T
2
NYY 3 x 2,5 mm
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa R
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa R
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A 2 Titik Lampu Fasa S
NYFGbY 4 x 2,5 mm 2 NYY 3 x 2,5 mm2
MCB 3 Fasa 4 A MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa S
Median 4
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa S
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa T
NYY 4 x 4 mm2
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCCB 3 Fasa 20 A MCB 3 Fasa 6 A Grup 2 2 Titik Lampu Fasa T
MCB 1 Fasa 2 A
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa S
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A
2 Titik Lampu Fasa T
NYY 3 x 2,5 mm 2
MCB 1 Fasa 2 A 2 Titik Lampu Fasa T
Panel PJU
Fasa R 300 Watt
Syarat penghantar yang bisa digunakan pada pemasanngan PJU dengan cara
2. NYY bisa ditanam dengan cara diberi pelindung (pipa, pasir + bata,dan lain-lain
). tetapi sangat dihindari apa bila dipasang di daerah yang rawan tekanan
3. NYFGBY bisa ditanam langsung ditanah karena kabel jenis ini sudah
4. Kabel instalasi jenis NYM bukanlah jenis kabel tanah, karena itu dalam keadaan
1. Sambungan Penghantar dengan sistem under ground cabel (kabel bawah tanah )
bisa dengan cara disolder, diterminal , dipres atau cara lain yang sederajat dan
2. Sambungan penghantar dengan sistem kabel udara bisa dengan cara kotak box
3. Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan aluminium atau
penyambung punter kecuali jika alat penyambung itu cocok untuk maksud dan
keadaan penggunaannya.
95
atau logam lain berkadar tembaga tinggi, kecuali bila terminal itu telah diberi
lapisan yang tepat atau telah diambil tindakan lain untuk mencegah korosi.
4.29.3 Perangkat Hubung Bagi (PHB) Pada Instalasi Penerangan Jalan Umum
1. Pemasangan PHB untuk PJU harus mengikuti ketentuan Pemasangan PHB tutup
3. Inti pokok komponen PHB, Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri
4. Pada komponen PHB seperti saklar utama dan MCB (Pengaman ),dan lain-lain
Arde (jalur langsung dari arus listrik menuju bumi atau koneksi fisik langsung ke
bumi) dan penghantar proteksi dalam instalasi penerangan jalan raya memiliki fungsi
yaitu :
1. Arde dan penghantar proteksi mempunyai peranan yang sangat penting pada
suatu instalasi, karena semua Bagian Konduktor Terbuka (BKT) seperti PHB,
96
armatur, tiang, dan lain - lain harus di tanahkan untuk menghindari teganan
3. Pada sistem TT semua BKT dibumikan terpisah dengan Pembumian pada PHB
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil perhitungan yang telah dilaksanakan sebelumnya, maka dapat ditarik
beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan layout jalan dan perhitungan, total lampu yang digunakan pada jalan
Trikora adalah sebanyak 70 buah lampu dengan total tiang sebnyak 35 buah,
sedangkan armatur dan lampu yang digunakan sudah dalam 1 paket yakni jenis
LEDXION S433 SERIES LED STREET LANTERN dengan daya sebesar 150 Watt.
2. Tiang lampu yang digunakan adalah tiang lampu jenis hexagonal lengan ganda
dengan tinggi tiang 9 meter setelah ditanam dan panjang lengan masing – masing 2,8
3. Kabel yang digunakan untuk penerangan pada tiap tiang lampu adalan jenis NYY 3 x
2,5 mm2 dan kabel pada tiap median menuju panel PJU mengguakan jenis kabel tanah
yakni NYFGbY 4 x 2,5 mm2 (median 1, 2, 3, 4 dan 5), NYFGbY 4 x 6 mm2 (median
sun switch dan 1 timer switch kemudian dibantu dengan relay kontaktor ini sangat
efektif dan efisien dalam menyalakan beberapa lampu. Karena jalan Trikora
merupakan jalan arteri yang berpengaruh terhadap cuaca misalnya mendung atau
hujan dan kondisi di malam hari. Pada rangkian kontrolnya juga ditambahkan selektor
switch untuk pengoperasian lampu secara manual yang tujuannya sebagai alternatif
jika pada keadaan otomatis rusak dan memudahkan dalam melakukan perawatan.
98
5.2 Saran
1. Dalam merencanakan penerangan jalan umum kita harus mengetahui dasar hukum
tentang penerangan jalan umum dan memilih komponen – komponen yang efektif dan
efisien tanpa mengesampingkan dari segi keamanan maupun keselamatan penguna jalan.
4. Perlu dibentuknya sistem organisasi manajamen perawatan penerangan jalan umum agar
Budi, Erwin Putro Setyo. (2016). Perencanaan Instalasi Penerangan Jalan Umum di
Jalan Ringroad 3 Samarinda Utara. Samarinda.
Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi. (2014). Efisiensi
Energi Pencahayaan Jalan Umum, Buku II : Perencanaan Sistem PJU Efisiensi
Energi. Jakarta: Dirjen Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi.
Linsley, Trevor. (2004). Instalasi Listrik Tingkat Lanjut Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Rekayasa Lalulintas/Penerangan Jalan. (2014, Agustus 23). Retrieved Maret 29, 2017,
from Wikibooks: https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_jalan
SNI 7391. (2008). Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
SNI Standar Nasional Indonesia. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
SNI Standar Nasional Indonesia. (2011). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
(PUIL 2011). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Sumardjati Prih, dkk. (2008). Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta:
Macan Jaya Cemerlang.
Tim, APEI. 2007. (Desember 2007). Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik I. Jakarta:
APEI.
LAMPIRAN