1, 2014
ABSTRAK
Kinerja pegawai selalu menjadi faktor yang ingin ditingkatkan dalam setiap usaha yang dilakukan oleh
setiap orang. Demikian juga untuk Direktorat Jenderal Pajak, agar dapat meningkatkan penerimaan Negara di
bidang perpajakan, maka DJP harus meningkatkan setiap kinerja dari karyawannya. Salah satunya adalah
kinerja dari pemeriksa pajak, diperlukan kinerja yang baik dari setiap pemeriksa pajak agar meminimalisir
kerugian Negara yang timbul dari sektor perpajakan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui mengenai
pengaruh perilaku pemeriksa pajak, dan profesionalisme pemeriksa pajak terhadap kinerja pemeriksa pajak dan
hal ini akan dilihat dari pandangan konsultan pajak sebagai pihak ketiga yang mendampingi jalannya
pemeriksaan pajak mewakili Wajib Pajak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode kuesioner yang dibagikan kepada Konsultan Pajak yang tergabung di dalam Ikatan Konsultan Pajak
Indonesia(IKPI) yang telah menjadi konsultan pajak selama lebih dari 3 tahun dan pernah menangani kasus
pemeriksaan pajak. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Perilaku Pemeriksa Pajak, dan Profesionalisme
Pemeriksa Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak di Surabaya.
Kata Kunci: Kinerja, Perilaku, Profesionalisme, Pemeriksa Pajak, Konsultan Pajak
ABSTRACT
Employee performance has always been a factor to be improved in any work done by everyone.
Likewise for the Directorate General of Taxation, in order to increase the state revenue in the field of taxation,
so the DGT must improve the performance of it employees. Performance of a tax auditor for example, required
good performance of any tax auditor in order to minimize losses arising from State taxation sector. Because of
that, the purpose of this study was to know the influence of tax auditor behavior and tax auditors
professionalism towards tax auditors performance and this would be seen from the view of a tax consultant as a
third party that accompanies the course of tax auditors representing the Taxpayers. The method in this study
using a questionnaires distributed to Tax Consultant incorporated in the Indonesian Tax Consultant Association
(IKPI) which has become a tax consultant for more than 3 years and at least had one case of tax auditors. The
results of this study showed that the Behavior of Tax auditor and Tax auditor Professionalism significantly
affected the performance of Tax auditor in Surabaya.
Keywords: Performance, Behavior, Professionalism, Tax Auditor, Tax Consulting
i
Universitas Kristen Petra
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
2
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
H1 : Perilaku Pemeriksa Pajak berpengaruh Sesuai dengan Pasal 1 ayat 2 dalam Kode Etik
terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak. Konsultan Pajak yang berbunyi setiap anggota
IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan
Faktor lain yang ingin diteliti oleh peneliti senantiasa berpegang pada Kode Etik IKPI, maka
adalah Profesionalisme. Profesionalisme berasal Kosultan Pajak dalam melaksanakan tugasnya tidak
dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu boleh sembarangan.
berhubungan dengan profesi dan memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, Konsultan pajak tersebut adalah pihak
1994). Sedangkan profesionalisme itu sendiri netral yang tidak subjektif dan mengamati secara
adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan keseluruhan jalannya pemeriksaan pajak yang ada
seseorang yang professional (Longman, 1987). sehingga mereka dapat memberikan tanggapan
Pemeriksa dikatakan professional jika mempunyai apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki
kualitas, tingkah laku, dan keahlian kusus yang pengaruh terhadap kinerja pemeriksa pajak
sesuai dalam menjalankan pemeriksaan. tersebut.
Hall(1968) dalam Sumardi (2001) membagi METODE PENELITIAN
dimensi profesionalisme menjadi 5, yaitu:
Hubungan dengan sesama profesi (community Agar hipotesis dapat diuji secara operasional,
affiliation) dimana seseorang menjadikan ikatan hipotesis perlu dinyatakan dalam suatu model
profesi para professional untuk membangun matematika. Dengan demikian, faktor-faktor yang
kesadaran profesi dan menjadi acuan sumber ide saling mempengaruhi hubungan yang diduga benar
utama pekerjaan. Dimensi yang kedua adalah akan dinyatakan dalam variabel-variabel yang
kemandirian (Autonomy Demand) yaitu cara eksplisit. Model analisis penelitian ini:
pandang seorang professional yang harus mampu
membuat keputusan sendiri tanpa ada tekanan dari
pihak lain(Pemerintah, Klien, dan mereka yang
bukan anggota seprofesi). Profesional dari segi
Keyakinan terhadap Peraturan Sendiri (belief self
regulation) artinya yang paling berwenang untuk
menilai pekerjaan professional adalah rekan sesama
profesi yang mempunyai kompetensi dalam bidang
ilmu dan pekerjaannya. Yang keempat adalah dari Gambar 2
segi Pengabdian pada Profesi (Dedication) dinilai
dari pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki dan Model Analisis Hipotesis
tidak tergantung dari imbalan yang diterima.
Totalitas menjadi komitmen pribadi sehingga hal Jenis Penelitian ini adalah Penelitian
yang diharapkan adalah kepuasan rohani setelah itu Kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam
baru jasmani. Dimensi yang terakhir adalah dari penelitian ini adalah data primer. Data primer
segi Kewajiban Sosial (social obligation) yaitu adalah data yang diperoleh dari sumber asli secara
pandangan pentingnya peranan profesi dan apa langsung tanpa menggunakan perantara. Dalam
manfaat pekerjaan itu bagi masyarakat. penelitian ini, data primer yang digunakan berupa
Berdasarkan hal tersebut hipotesis yang dibuat angket tanggapan dari Konsultan Pajak tentang
adalah: pengaruh perilaku pemeriksa dan profesionalisme
pemeriksa terhadap kinerja pemeriksa pajak dalam
H0 : Profesionalisme Pemeriksa Pajak tidak melakukan pemeriksaan pajak. Sumber data yang
berpengaruh terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak. akan digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
eksternal, yaitu data yang diperoleh dari
H1 : Profesionalisme Pemeriksa Pajak penyebaran kuisioner kepada Konsultan Pajak di
berpengaruh terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak. Surabaya yang pernah mengikuti jalannya
Umumnya survey mengenai penelitian Pemeriksaan Pajak.
pemeriksaan pajak dilakukan kepada Petugas Pajak Populasi dalam penelitian ini adalah
akan tetapi peneliti ingin melakukan penelitian seluruh Konsultan Pajak Surabaya yang tergabung
yang berbeda dimana survey dilakukan kepada di dalam Ikatan Konsultan Pajak Indonesia pada
Konsultan Pajak. Salah satu jasa yang dilakukan Tahun 2014.
oleh Konsultan Pajak adalah menjadi kuasa hukum
atau perwakilan/pendamping dari wajib pajak Sampel penelitian ini menggunakan teknik
ketika proses pemeriksaan pajak hingga selesai. judgemental sampling atau purposive sampling
Konsultan Pajak sendiri memiliki Kode Etik yang yang merupakan cara penarikan sampel yang
disebut Kode Etik Konsultan Pajak sehingga dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan
mereka tidak semena-mena dalam melaksanakan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, kriteria yang
tugas dan kewajibannya sebagai Konsultan Pajak. digunakan adalah sebagai berikut :
3
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
1. Konsultan pajak Surabaya yang tergabung Untuk Hasil Uji Realibilitas, teknik yang
di dalam IKPI dan sudah berkarier digunakan adalah split-half speraman brown
minimal 3tahun. karena terdiri dari jawaban ya dan tidak. Item-item
2. Konsultan Pajak pernah menangani kasus pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel
pemeriksaan atau sebagai kuasa hukum jika memiliki koefisien reliabilitas(Cronbach
dalam kasus pemeriksaan klien. Alpha) > 0,6.
Berdasarkan dengan teori Roscoe (1975), Tabel 1
penggunaan jumlah sampel dihitung berdasarkan Hasil Uji Realibilitas
jumlah variabel independen dan variabel dependen
yang digunakan dikali dengan 10 (sepuluh). Dalam Nilai
penelitian ini total variabel yang digunakan adalah Variabel .RHILVLHQ . Keterangan
Kritis
3(tiga) yaitu 1(satu) variabel dependen dan 2(dua)
variabel independen, sehingga jumlah sampel yang Perilaku reliabel
digunakan di dalam penelitian ini adalah 3 x 10 = Pemeriksa 0,887 0,6
30 (tiga puluh) sampel. Pajak (X1)
4
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Tabel 2 Uji Validitas Variabel Perilaku Tabel 3 Uji Validitas Variabel Profesionalisme
Pemeriksa Pajak Pemeriksa Pajak
5
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
pertama dan 3 item tidak valid dihilangkan Asumsi klasik yang harus dipenuhi di dalam model
(direduksi) yaitu item Y.5, Y.24 dan Y.25: regresi linier adalah berdistribusi normal, tidak ada
multikolinieritas, tidak ada heteroskedatisitas, dan
Tabel 4 Uji Validitas Variabel Kinerja tidak ada autokorelasi.
Pemeriksa Pajak
Uji Normalitas menguji apakah data-data
Variabel Item
Korelasi
Sig. Keterangan yang akan diolah memiiki distribusi normal atau
Pearson
tidak. Pendeteksian normalitas residual dilakukan
Y.1 0,457 0,011 Valid dengan uji kolmogorov smirnov. Jika nilai
Y.2 0,493 0,006 Valid signifikansi uji kolmogorov smirnov > 0,05
. PDND UHVLGXDO PRGHO UHJUHVL EHUGLVWULEXVL
Y.3 0,498 0,005 Valid
normal.
Y.4 0,493 0,006 Valid
Tabel 5
Y.6 0,580 0,001 Valid
6
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
7
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
8
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
pemeriksa pajak (X1) dan profesionalisme pegawai. Arah hubungan positif menunjukan
pemeriksa pajak (X2) sebesar 76,8%, sedangkan bahwa semakin baik profesionalisme pemeriksa
sisanya sebesar 23,2% dipengaruhi oleh faktor lain pajak maka akan meningkatkan kinerja pegawai
yang tidak diteliti. Dengan koefisien determinasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat
sebesar 76,8% dapat dikatakan bahwa setidaknya I. Sebaliknya semakin tidak baik profesionalisme
penelitian ini mampu menggambarkan hal-hal yang pemeriksa pajak maka akan menurunkan kinerja
mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak di pegawai. Kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan
Surabaya ketika melakukan pemeriksaan pajak. Pajak termasuk kinerja daripada pemeriksa pajak
itu sendiri. Hal ini juga menunjukkan bahwa di
Berdasarkan pada uji statistik f, pengujian perilaku Surabaya Jawa Timur maupun di Jawa Barat,
pemeriksa pajak(X1) dan profesionalisme profesionalisme pemeriksa pajak memiliki
pemeriksa pajak(X2) secara bersama-sama pengaruh terhadap kinerja pemeriksa pajak.
berpengaruh terhadap kinerja pemeriksa pajak(Y). Penelitian terdahulu lain yang dilakukan oleh Nur
Hasil dari pengujian uji F tersebut menunjukkan Cahyani dan Ahyar Yuniawan (2010) yang
bahwa H1 diterima. Hal ini sesuai dengan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah
penelitian yang dilakukan oleh Nasrul Wathon dan antara profesionalisme pemeriksa pajak dengan
Zulian Yamit(2005) yang menyatakan bahwa kinerja karyawan. Hal ini juga menunjukkan bahwa
variabel perilaku kerja berpengaruh signifikan dilihat dari sisi petugas pajak maupun konsultan
terhadap kinerja karyawan KPP Yogyakarta II. pajak(pihak ketiga yang mewakili pemeriksaan
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Cahyani dan Wajib Pajak) sebagai responden, keduanya
Ahyar Yuniawan(2010), yang membuktikan bahwa menunjukkan bahwa profesionalisme pemeriksa
profesionalisme pemeriksa pajak berpengaruh pajak dan kinerja pemeriksa memiliki arah
terhadap kinerja karyawan. hubungan yang berbanding lurus.
Berdasarkan pada hasil uji t, membuktikan bahwa
variabel perilaku pemeriksa pajak memiliki t hitung KESIMPULAN DAN SARAN
yang lebih besar dari t tabel (t hitung>t tabel) yaitu
2,276>2,052, sehingga hasil yang diperoleh adalah Kesimpulan yang dapat diambil
H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku dari penelian ini adalah dari pengujian variabel
pemeriksa pajak berpengaruh terhadap kinerja perilaku pemeriksa pajak secara individual
pemeriksa pajak. Hal ini dapat juga diartikan disimpulkan bahwa perilaku pemeriksa pajak
apabila perilaku pemeriksa pajak meningkat, maka mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak dalam
kinerja pemeriksa pajak juga akan meningkat. melakukan pemeriksaan pajak di Surabaya. Hal
Mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan tersebut berarti apabila tingkat perilaku pemeriksa
oleh Nasrul Wathon dan Zulian Yamit(2005) yang pajak semakin meningkat maka kinerja pemeriksa
menyatakan bahwa variabel perilaku kerja pajak dalam melakukan pemeriksaan pajak akan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan meningkat pula. Sebaliknya apabila perlaku
KPP Yogyakarta II terbukti.Hal ini juga pemeriksa pajak semakin menurun maka kinerja
membuktikan bahwa dilihat dari sisi karyawan di pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan
KPP sebagai responden maupun dari sisi konsultan pajak akan menurun. Pengujian variabel
pajak sebagai pihak ketiga yang mewakili Wajib profesionalisme pemeriksa pajak secara individual
Pajak dalam pemeriksaan sebagai responden, disimpulkan bahwa profesionalisme pemeriksa
keduanya memiliki hasil yang sama dimana pajak mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak
perilaku pemeriksa pajak terbukti memiliki dalam melakukan pemeriksaan pajak di Surabaya.
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kinerja pemeriksa pajak dalam melakukan
pemeriksa pajak. pemeriksaan pajak di Surabaya. Hal tersebut berarti
apabila tingkat profesionalisme pemeriksa pajak
Berdasarkan pada hasil uji t, membuktikan bahwa semakin meningkat maka kinerja pemeriksa pajak
variabel perilaku pemeriksa pajak memiliki t hitung dalam melakukan pemeriksaan pajak akan
yang lebih besar dari t tabel (t hitung>t tabel) yaitu meningkat pula. Sebaliknya apabila tingkat
2,971>2,052, sehingga hasil yang diperoleh adalah profesionalisme pemeriksa pajak menurun maka
H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemeriksa pajak dalam melakukan
profesionalisme pemeriksa pajak berpengaruh pemeriksaan pajak akan menurun. Hasil pengujian
terhadap kinerja pemeriksa pajak. Dapat diartikan variabel perilaku pemeriksa pajak dan
juga apabila profesionalisme pemeriksa pajak profesionalisme pemeriksa pajak secara bersama-
meningkat, maka kinerja pemeriksa pajak akan sama mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak
meningkat juga. Hal ini berbanding lurus dengan dalam melakukan pemeriksaan pajak di Surabaya.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dendi
Septiadi Sufari(2003) yang menyatakan bahwa Setelah melakukan analisa dari hasil
profesionalisme pemeriksa pajak adalah salah satu pengujian, ada beberapa saran yang diberikan oleh
pengaruh dalam proses peningkatan kinerja penulis. Penulis menyarankan agar DJP melakukan
9
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
pelatihan dan pembinaan dan pendidikan untuk Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis
pegawai pemeriksa pajak agar dapat terbentuk dan Ekonomi Vol 17, No.1 ISSN: 1412-
sikap yang baik, menambah pengetahuan dan juga 3126.
memperbaiki tindakan-tindakan yang dilakukan
sehingga jalannya pemeriksaan dapat semakin baik, Carolita, Metha Kartika dan Raharjo, Shiddiq Nur.
tidak ada kesalahpahaman dari wajib (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja ,
pajak/konsultan pajak selama jalannya pemeriksaan Independensi, Objektifitas, Integritas,
karena perilaku pemeriksa yang kurang baik dan Kompetensi, dan Komitmen Organisasi,
akhirnya juga supaya berdampak kepada terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus
penerimaan negara yang meningkat. Diharapkan pada Kantor Akuntan Publik di Semarang).
agar DJP juga terus meningkatkan profesionalisme Dipenegoro Journal of Accounting Vol. 1,
pemeriksa pajak agar pemeriksaan pajak dapat No.2.
berjalan dengan lancar dari awal hingga akhirnya.
Penelitian yang menggunakan topik pemeriksaan Dibyantoro, Heri Setiawan dan Nashirah
pajak yang menilai tentang kinerja pemeriksa pajak Tamimi.(2014). Analisis Tingkat Kepuasan
hendaknya dapat dilakukan dan dikembangkan Konsumen terhadap Kualitas Pelayanan
lagi. Penilaian kinerja sangat berguna untuk pada Toko Buku Anggrek Palembang.
menilai kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan, Jurnal Orasi Bisnis edisi ke-XI, Mei 2014
hal ini dapat memotivasi Direktorat Jenderal Pajak, ISSN:2085-1375.
dan mendorong pemerintah agar lebih
memperhatikan kebutuhan masyarakat yang Herawati, dan Susanto. (2009). Pengaruh
dilayani dan menuntut perbaikan dan pelayanan Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi
publik. Untuk penelitian selanjutnya yang Kekeliruan dan Etika Profesi terhadap
menggunakan topik pemeriksaan pajak, sebaiknya Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan
dilakukan dengan menggunakan variabel yang Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
berbeda, sampel penelitian dan pertanyaan Vol. 11 No. 1.
kuesioner yang lebih banyak sehingga hasil dari
penelitian tersebut dapat memberikan gambaran Notoatmodjo (2007). Pendidikan dan Perilaku
yang lebih pasti mengenai kinerja pemeriksa pajak Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
dalam melakukan pemeriksaan pajak.
Nugrahaningsih, Putri. (2005). Analisis Perbedaan
Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika
DAFTAR PUSTAKA
Profesi (Studi terhadap Peran Faktor-faktor
Adiputra, I Made Pradana (2011). Hubungan Individual: Locus of Control, Lama
Kompetensi dengan Kinerja Pemeriksa Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sensitivy). SNA VIII Solo , 15-16 September
di Bandung Selatan.Jurnal Ilmiah Akuntansi 2005.
dan Humanika Vol.1, No 1.
Pemeriksaan Pajak. (2013). Retrieved 28 Oktober
Arfiana, Yulita. (2008). Korelasi Efektifitas 2014 from
Penerapan Teknologi Informasi dalam http://www.pajak.go.id/content/pemeriksaan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern -pajak
dengan Kinerja Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Grogol Petamburan.UIN Republik Indonesia (2007). Undang-Undang No.
Syarif Hidayatullah, Jakarta. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tatacara Perpajakan (KUP).
Arwaty, Dini dan Hanifah(2010). Pengaruh
Komitmen Organisasi Pemeriksaan Pajak Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri
dalam meningkatkan Kinerja Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor :
Pajak (Survey di Wilayah Direktorat Pajak 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara
Jawa Barat). Jurnal Bisnis, Manajemen & Pemeriksaan. Retrieved 1 Oktober 2014
Ekonomi Vol.9 No.10 ISBN:1693-8305. from
Bandung, Agustus 2010. http//www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&pa
ge=show&id=15207
Badudu S. Zain SM. (1994). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Republik Indonesia (2014). Peraturan Menteri
Keuangan nomor 111/PMK.03/2014.
Cahyani, Nur dan Yuniawan, Ahyar(2010). Retrieved 20 Oktober 2014 from
Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak, http://ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=s
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi how&id=15528
10
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
11