CA Ovarium
CA Ovarium
Oleh:
STEPHANIE SIHOMBING
130100208
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
Oleh:
STEPHANIE SIHOMBING
130100208
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
pemulisan Skripsi ini yang berjudul “Karakteristik Penderita Kanker Ovarium
Pada Usia Muda Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2011-2015”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, Sp.OG (K) selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran
dan bimbingan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
3. dr. Ricke Loesnihari, M.Ked (Cln. Path) Sp.PK (K) selaku dosen pembimbing
II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan
petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat
diselesaikan.
4. dr. Yunita Sari Pane, Msi selaku dosen penguji I serta dr. Harry A. Asroel,
M.Ked, Sp.THT-KL (K) selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji,
memberikan masukan, dan saran kepada penulis.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama saya
mengikuti pendidikan sarjana kedokteran.
6. dr. Jannes Edyson Sihombing dan dr. Tuti Nurbaya Ginting selaku orang tua
serta Jessica Veronica Sihombing S.Ked dan Nico Andreas Sihombing selaku
saudara kandung penulis yang telah banyak memberikan semangat, petunjuk
dan motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.
7. Komisi Etik dan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang telah menyetujui Pelaksanaan penelitian ini.
8. Kepada seluruh staf dan pegawai di rekam medik di RSUP Haji Adam Malik
Medan yang telah membantu saya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
9. Para sahabat yang terkasih Hansel Timothy Ginting, Erwin K Simangunsong,
Amin Siagian, Amyatena Leonie Sembiring, Anitya Mareta Barus, Geby Rut
Abaginna Ginting dan teman-teman seangkatan yang berjuang bersama dan
mendukung penuh dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Teman seperjuangan Wahyudin yang bersama dengan penulis di bawah
bimbingan Prof. Dr. M. Fauzie Sahil Sp.OG (K) dan dr. Ricke Loesnihari,
M.Ked (Cln. Path) Sp.PK (K).
Stephanie Sihombing
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan .......................................................................................... i
Abstrak ............................................................................................................... ii
Abstract .............................................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Daftar Isi ............................................................................................................ vi
Daftar Gambar .................................................................................................. ix
Daftar Tabel....................................................................................................... x
Daftar Singkatan ............................................................................................... xi
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 42
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
USG : Ultrasonografi
CT : Computed Tomography
BAB I
PENDAHULUAN
mendatang diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker.
Dua pertiga dari penderita kanker di dunia akan berada di Negara yang sedang
berkembang.5
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur
di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk
penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1%.7
Kanker ovarium mendapat peringkat ke lima penyebab kematian akibat
kanker ginekologi di Amerika Serikat pada tahun 2016. Pada tahun 2016
diperkirakan terdapat 22.280 kasus kanker ovarium dengan stadium awal dan
terdapat 14.240 kematian akibat kanker ovarium, yang mencakup kira-kira 15%
dari semua kematian wanita karena kanker.6,8
Menurut Data Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kanker
ovarium di Indonesia mencapai 37,2% dan paling sering terdapat pada wanita
berusia antara 20-50 tahun.9 Peneliti Behtash, Ghayouri dan Fakhrejahani
meneliti gejala awal kanker ovarium pada wanita usia muda mendapatkan
sebagian besar gejala yang paling umum di antara kasus adalah sakit pada bagian
abdomen 52%, perut kembung, merasa penuh dan tertekanan dibagian abdomen
37%, dan masalah pada gastro-intestinal 36%.10
Menurut penelitian Zulfi penderita kanker ovarium yang dirawat inap di
RSUP H.Adam Malik tahun 2012 berdasarkan stadium kanker yang tertinggi
adalah stadium III yaitu 74 orang (50,7%) sedangkan stadium I yaitu 42 orang
(28,8%), stadium II yaitu 28 orang (19,2%) dan stadium IV yaitu 2 orang
(1,4%).11 Menurut data Statisticby Country for Ovarian Cancer tahun 2011
mengatakan bahwa insiden kanker ovarium di Indonesia adalah 20.426 kasus dari
238.452.952 populasi.6
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti ingin meneliti
tentang karakteristik penderita kanker ovarium usia muda di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2011 – 2015.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Ovarium
2.2.1. Anatomi
Ovarium merupakan dua struktur kecil berbentuk oval, masing-masing
berukuran sekitar 2 x 4 x 1,5 cm, berada jauh di dalam pelvis wanita sedikit lateral
terhadap dan di belakang uterus. Kedua organ ini terikat lemah pada uterus oleh
pita jaringan ikat. Arteri ovarium berasal dari aorta yang berada sedikit di bawah
arteri renalis dan merupakan pemasok darah ovarium yang utama. Arteri ovarium
berjalan melewati rongga retroperitoneal abdomen di dekat ureter. Darah yang
memasuki ovarium keluar melalui vena ovarika. Vena ovarium mengalirkan darah
ke vena kava pada sisi kanan dan ke vena renalis pada sisi kiri. Perbedaan
anatomis dalam aliran vena ini sangat penting. Semakin lateral posisi vena kiri
membuatnya lebih rentan terhadap obstruksi dan pembentukan trombus, terutama
pada kehamilan. Aliran limfatik ovarium berjalan ke nodus lumbalis (para-aorta).
Ovarium berfungsi memproduksi telur yang matang untuk fertilisasi dan membuat
hormon steroid dalam jumlah besar.15
2.3.2. Etiologi
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan etiologi kanker ovarium.
Berikut ini akandiuraikan beberapa teori tentang etiologi tersebut :
1. Hipotesis incessant ovulation
Hipotesis ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla pada tahun 1972, yang
menyatakan bahwa pada saat terjadi ovulasi,terjadi kerusakan pada sel-sel epitel
ovarium. Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu.Apabila
proses ovulasi dan kerusakan epitel ini terjadi berkali-kali terutama jika sebelum
penyembuhan sempurna tercapai, atau dengan kata lain masa istirahat sel tidak
adekuat, maka proses perbaikan tersebut akan mengalami gangguan sehingga
dapat terjadi transformasi menjadi sel-sel neoplastik.4,6
2. Hipotesis gonadotropin
Hormon hipofisa diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium. Pada percobaan
terhadap binatang ditemukan bahwa jika kadar hormon estrogen rendah di
sirkulasi perifer, kadar hormone gonadotropin akan meningkat. Peningkatan kadar
hormone gonadotropin ini ternyata berhubungan dengan makin bertambah besar
tumor ovarium pada binatang percobaan tersebut.6,17
3. Hipotesis androgen
Penekanan kadar androgen juga dapat mempengaruhi kejadian kanker ovarium.
Hal ini berkaitan dengan teori yang pertama kali dikemukakan oleh Risch pada
tahun 1998 yang mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam
terbentuknya kanker ovarium karena didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor androgen dan dapat menstimulasi pertumbuhan epitel
ovarium normal serta sel-sel kanker ovarium epitel dalam kultur sel.5 Penggunaan
pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko karsinoma ovarium sampai 11% karena
terjadi penekanan kadar androgen.6
2.3.4. Klasifikasi
Kanker ovarium diklasifikasikan sebagai epithelial dan tumbuh dari
permukaan ovarium. Jenis lain dari kanker ovarium tumbuh dari sel telur (tumor
sel germinal) atau sel-sel pendukung (tumor stroma).3
2.3.6. Diagnosis
Kanker ovariumdinimenyebabkan gejala minimal, tidak spesifik, atau
bahkan tidak adagejala.Penderita kanker ovarium mungkinmerasakanmassa di
abdomen.24Sebagian besar kasusyang didiagnosisdalam stadium lanjut.4,24
2.3.6.1.Skrining
United Stage Preventive Services Task Force (USPSTF)
merekomendasikan skrining terhadap untuk kanker ovarium pada populasi umum
dengan memeriksa kadar serum CA125 atau ultrasonografi transvaginal. National
Cancer Institute merekomendasikan bahwa wanita berisiko tinggi memeriksakan
diri ke dokter dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi
tahunan dan pengujian CA125 tahunan, serta mempertimbangkan ooforektomi
atau berpartisipasi dalam uji klinis.24,25
2.3.6.2.Tes Laboratorium
Tidak adanya penanda tumor (misalnya CA125, beta-human chorionic
gonadotropin, alpha-fetoprotein, laktat dehidrogenase) yang benar-benar spesifik.
Oleh karena itu, digunakan uji imunohistokimia diagnostik dalam hubungannya
dengan morfologi dan temuan klinis. Selain itu dilakukan urinalisis untuk
menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari sakit perut atau panggul, seperti
infeksi saluran kemih atau batu ginjal.24
2.3.6.3.Pencitraan
Pencitraan rutin tidak diperlukan pada semua pasien yang kanker. Dalam
kasus di mana diagnosis tidak pasti, diperlukan pencitraan seperti:
a) Ultrasonografi (USG) transvaginal : dapat membedakan sifat solid atau kistik
dari tumor serta membantu diagnosis sifat jinak atau ganas dari tumor.26
IC2 Kapsul ruptur sebelum pembedahan atau adanya tumor pada permukaan
Asites dengan sel ganasnya atau sel ganasnya didapat dengan mencuci
IC3 kavum peritoneum ( dicairan peritoneum sudah ada sel ganas tanpa
adanya ruptur)
Stadium II. Tumor pada satu atau dua ovarium dengan ekstensi ke dalam pelvis
atau kanker peritoneal primer
IIA Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba fallopi
IIB Tumor meluas ke jaringanintraperitoneal pelvis
Stadium III. Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor
pada rongga peritoneum di luar pelvis dan / atau metastasis ke kelenjar getah
bening retroperitoneal.
Positif kelenjar getah bening retroperitoneal dan / atau metastasis
IIIA
mikroskopis di luar pelvis
Hanya kelenjar getah bening retroperitoneal
IIIA1 IIIA1(i) : Metastatis ≤ 10 mm
IIIA1(ii) : Metastasis > 10 mm
IIIA2 Keterlibatan peritoneal ± positif kelenjar getah bening retroperitoneal
Metastasis makroskopis di luar pelvis dengan besarnya lesi metastasis
IIIB
yang ≤2 cmdan termasuk untuk ekstensi hati atau limfa
Metastasis makroskopis di luar pelvis dan peritoneal dengan besar lesi
IIIC metastasis > 2 cm dan atau metastasis ke kelenjar getah bening
retroperitoneal. Termasuk ekstensi untuk kapsul hati atau limfa.
Stadium IV. Metastasis jauh tidak termasuk metastasis peritoneal
IVA Efusi pleura dengan sitologi positif
Tumor bermetastasis pada hati atau parenkim limfa, dan bermetastasis
IVB ke organ ekstraabdominal (termasuk kelenjar inguinal dan kelenjar
diluar rongga perut).
Sumber : Prat J. FIGO's staging classification for cancer of the ovary, fallopian
tube, and peritoneum: abridged republication. Journalof Gynecology Oncology,
2015.
2.3.8. Penatalaksanaan
Setelah dilakukan pengolahan diagnosis, akan dilakukan rekomendasi satu
atau lebih pilihan pengobatan. Seringkali dilakukan dua atau lebih jenis
pengobatan. Pilihan pengobatan tergantung pada jenis kanker dan tahap penyakit.
Faktor yang berperan dalam pemilihan pengobatan yang selalu menjadi
pertimbangan adalah apakah penderita berencana untuk mempunyai anak atau
tidak. Perlakuan utama untuk kanker ovarium adalah8 :
2.3.8.1.Pembedahan
Operasi untuk kanker ovarium memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama
adalah untuk melihatseberapa jauh kanker telah menyebar dari ovarium. Tindakan
pembedahan untuk penentuan stadium (surgical staging) pada kanker ovarium
terdiri dari6,8,21 :
1. Insisi mediana sampai melewati umbilikus.
2. Inspeksi dan palpasi seluruh organ intraperitoneal dan permukaan peritoneum
rongga pelvis dan rongga abdomen atas.
3. Pengambilan cairan asites bila ada sebanyak 20 – 50 cc untuk pemeriksaan
sitologi dan dilakukan segera sebelum terkontaminasi dengan darah.
4. Bila tidak terdapat cairan asites lakukan bilasan rongga peritonium (peritoneal
washing) di lima lokasi yaitu: cul de sac, hemidiafragma kiri dan kanan,
rongga parakolik kiri dan kanan.
5. Explorasi sistemik (staging) semua permukaan dalam abdomen dan viseral.
2.3.8.2.Kemoterapi
Keganasan ovarium tidak dapat disembuhkan tuntas hanya dengan operasi,
kemoterapi anti kanker merupakan tindakan penting yang tidak boleh absen.
Kemoterapi dilakukan dalam 6 siklus , biasanya dengan menggunakan kombinasi
dua atau lebih obat secara IV setiap 3-4 minggu.8Obat kemoterapi adjuvant yang
sering digunakan adalah8,27,32 :
Tabel 2. Kemoterapi Adjuvan
Regimen Dosis/Interval
Sumber: American Cancer Society. Ovarian Cancer. 2016; National Institute for
Health and Care Excellence. Ovarian Cancer: Recognition and Initial
Management. 2011;and Monthly Index of Medical Specialities (MIMS)
Indonesia. Edition 118th. 2011.
2.3.8.3.Radiasi
Terapi radiasi belum diterima secara luas sebagai modalitas pengobatan
rutin dalam terapi awal pasien dengan kanker ovarium, meskipun laporan dari
khasiat pada penyakit stadium I dan II resiko tinggi dan stadium III penyakit
dimana terdapat sisa penyakit dengan volume yang kecil setalah dilakukan
operasi. Dalam kasus tertentu, penyakit panggul mungkin memberi respon untuk
dosis rejimen paliatif dengan toksisitas minimal.24
2.3.9. Prognosis
Diantara keganasan ginekologik yang umum ditemukan, tumor ganas
ovarium memiliki efek terapi terburuk, terutama pasien stadium menengah dan
lanjut berprognosis buruk, ketahanan kelangsungan hidupselama 5 tahun berkisar
20-30%. Ketahanan kelangsungan hidup 5 tahun pada keganasan ovarium stadium
I, II, III dan IV masing-masing adalah 86%, 50%, 19%, 3%.3 Faktor yang
mempengaruhi prognosis adalah : usia, stadium klinis, jenis patologi, ukuran sisa
tumor pasca operasi, danperawatan setelah bedah. Penderita kanker ovarium usia
muda memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan pada
penderita usia tua, keuntungan kelangsungan hidup pasien yang lebih muda dapat
dikaitkan dengan peningkatan frekuensi tahap awal, penyakit kelas yang lebih
rendah, dan potensi keganasan yang rendah.3,33Jika dijumpai asites, salah satu
tanda prognostik yang jelek.34
2.3.10. Komplikasi
Komplikasi yang paling umum didapat oleh penderita kanker ovarium
adalah kelelahan atau kelemahan (75%), mual atau muntah (71%), sembelit
(49%), edema ekstremitas (44%), dan anemia (34%). Prevalensi komplikasi utama
adalah sebagai berikut: ascites 28%, obstruksi usus 12%, efusi pleura 10%, dan
obstruksi kandung kemih 3%. Pasien mungkin tidak selalu menerima intervensi
untuk komplikasi utama misalnya, efusi pleura tampaknya tidak diobati di hampir
setengah dari wanita dengan masalah ini. Setelah penyesuaian, wanita yang
meninggal di usia muda lebih mungkin untuk menerima intervensi, dibandingkan
dengan wanita yang lebih tua.35
BAB III
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Penatalaksanaan Diagnosis
Stadium Kanker:
Ia, Ib, Ic, IIa, IIb,
IIIa, IIIb, IIIc.
IVa, dan IVb Pembedahan
Skrining
Radikal Konservatif
Tes Laborarium
Penderita Kanker
Ovarium Pada Usia Keluhan
Muda
Stadium Kanker
Jenis Histopatologi
Penatalaksanaan
Jenis Pembedahan
Jumlah Siklus
Kemoterapi
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.3.2. Sampel
Menurut Sastroasmoro, sampel adalah bagian dari populasi yang
digunakan sebagai subjek penelitian.35 Pengambilan sampel untuk penelitian ini
adalah seluruh subjek populasi pelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.Berdasarkan data yang diperoleh, penderita kanker ovarium usia muda
tahun 2011 – 2015 dengan kriteria sampel :
1. Kriteria Inklusi
a. Data rekam medis penderita kanker ovarium di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2011 – 2015.
b. Kriteria usia muda yang sesuai dengan DEPKES RI (2009) yaitu
yang berusia ≤ 25 tahun.12,13,14
c. Data rekam medis penderita kanker ovarium yang berisi data : usia,
status perkawinan, keluhan, stadium kanker, jenis histopatologi,
penatalaksanaan, jenis pembedahan dan jumlah siklus kemoterapi.
2. Kriteria Ekslusi
a. Data rekam medis yang tidak lengkap.
b. Tidak memenuhi kriteria inklusi.
yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk table distribusi dan diagram sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui karakteristik penderita kanker
ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2015.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2. Pembahasan
5.2.1. Karakteristik Penderita Kanker Ovarium Pada Usia Muda
Berdasarkan Status Perkawinan
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat Tabel 3. distribusi frekuensi penderita
kanker ovarium pada usia muda berdasarkan status perkawinan tertinggi belum
menikah yaitu sebanyak 27 orang (87.1%). Hasil penelitian ini tidak relevan
dengan penelitian Zulfi W, yang dalam penelitiannya dapat hasil status
perkawinan pada penderita kanker ovarium yang tertinggi adalah status sudah
menikah yaitu sebanyak 117 orang (80.1%).11
Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah
penderita kanker ovarium pada usia muda yang dimana usia muda masuk dalam
kategori masa remaja akhir.14Hasil penelitian ini menjelaskan sesuainya dengan
teori hipotesis incessant ovulationyang menyatakan bahwa pada saat terjadi
ovulasi,terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium. Untuk penyembuhan luka
yang sempurna diperlukan waktu.Apabila proses ovulasi dan kerusakan epitel ini
terjadi berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan sempurna tercapai, atau
dengan kata lain masa istirahat sel tidak adekuat, maka proses perbaikan tersebut
akan mengalami gangguan sehingga dapat terjadi transformasi menjadi sel-sel
neoplastik.4,6
51% dengan keluhan sakit dibagian abdomen.37 Hal ini juga yang menjadi alasan
penderita kanker ovarium akan datang ke rumah sakit setelah merasakan sakit
dibagian abdomennya untuk mengeluhkan sakit yang dideritanya, padahal perut
membesar merupakan gejala awal yang dapat dilihat oleh pasien sendiri.11,37
Jenis tumor sel germinal yang sering dijumpai adalah dysgerminoma (35%-
50%).38
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sahaban AM yang menyimpulkan
dari hasil penelitiannya bahwa tumor germinal sel pada ovarium merupakan
tumor heterogen yang berasal dari sel germinal primitive dari goned embrio yang
jarng muncul dan sekitar 2,6% dari seluruh keganasan ovarium dan merupakan
bagian dari tipe manifestasi pada saat remaja.39 Pada usia sekitar 20 tahun ini
tumor ganas sel germinal ditemukan pada 2/3 kasus. Pada usia decade ketiga,
tumor ini masih dapat ditemukan, tetapi pada usia diatas tiga puluhan tumor ini
sudah sangat jarang.6,10
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam
penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Penderita kanker ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2011-2015 berdasarkan status perkawinan terbanyak adalah belum
menikah sebanyak 26 orang (83.9%).
2. Penderita kanker ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2011-2015 berdasarkan keluhan terbanyak adalah dengan keluhan
sakit dibagian abdomen sebanyak 24 keluhan (49.0%).
3. Penderita kanker ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2011-2015 berdasarkan stadium kanker terbanyak adalah stadium
IIIc sebanyak 8 orang (25.8%).
4. Penderita kanker ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2011-2015 berdasarkan jenis histopatologi terbanyak adalah tumor
sel germinal sebanyak 21 orang (67.7%).
5. Penderita kanker ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2011-2015 berdasarkan penatalaksanaan terbanyak adalah
kombinasi dari operasi dan kemoterapi sebanyak 19 orang (61.3%).
6. Penderita kanker ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2011-2015 berdasarkan jenis pembedahan terbanyak adalah
pembedahan dengan unilateral salpingo-oophorectomy sebanyak 17 orang
(54.8%).
7. Penderita kanker ovarium pada usia muda di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2011-2015 berdasarkan jumlah siklus kemoterapi terbanyak adalah
yang tidak menjalankan siklus kemoterapi sebanyak 12 orang (38.7%).
6.2. Saran
1. Melihat adanya penderita kanker ovarium yang berumur ≤ 25 tahun datang
dengan di diagnosa stadium lanjut, maka tenaga kesehatan (klinisi) perlu
meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada kaum wanita muda agar lebih
memperhatikan tanda dan gejala yang dapat menyebabkan terjadinya kanker
ovarium agar segera memeriksakan diri apabila timbul kelainan yang dialaminya.
2. Untuk peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini lebih
lanjut dengan metode dan uji yang lebih kompleks seperti metode analitik
sehingga bisa menjadi sumber pengetahuan dan pembelajaran yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
29. Bush RS. Malignancies of The Ovary, Uterus and Cervix. Carcinom of the
ovary : management. London: Edward Arnold; 1979. p. 55-7.
30. Colombo N, Parma G, et al. Role of conservative surgery in ovarian cancer:
The Eropean experience. Int J Gynecol Cancer 2005, 15 (suppl.3), 206-11.
31. Tsai HW, Ko CC, Yeh CC, et al. Unilateral salpingo-oophorectomy as
fertility-sparing surgery for borderline ovarian tumors. J Chin Med
Assoc. 2011 Jun;74(6):250-4.
32. Monthly Index of Medical Specialities (MIMS) Indonesia. Edition 118th.
Jakarta: UBM Medica Asia Pte Ltd; 2011.
33. Chan JK, et al. Ovarian Cancer In Younger vs Older Women: A Population-
Based Analysis. Br J Cancer. 2006 Nov 20; 95(10): 1314-20.
34. Kipps E, Tan DSP, Kaye SB. Meeting The Challenge of Ascites in Ovarian
Cancer: New Avenues for Therapy and Research. Nat Rev Cancer. 2013 Apr;
13(4): 273–82.
35. Herrinton LJ, et al. Complications at the End of Life in Ovarian Cancer. J Pain
Symptom Manage. 2007 Sep;34(3):237-43.
36. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta:
Sagung Seto; 2013. p. 105-8.
37. Sean MD, et al. Identification of Ovarian Cancer Symptoms in Health
Insurance Claims Data. J Womens Health (Larchmt). 2010 Mar; 19(3): 381–
389.
38. Lisa L and Jones. Ovary: Germ cell tumors. Atlas of Genetics and
Cytogenetics in Oncology and Haematology. 2003.
39. Shaaban AM. Ovarian malignant germ cell tumors: cellular classification and
clinical and imaging features. Radiographics. 2014 May-Jun;34(3):777-801.
40. Shannon MG. Ovarian Cancer Treatment Protocol. Aug 22, 2016. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/2006723-overview
Accesed 23 November 2016
LAMPIRAN I
Data Pribadi :
Nama : Stephanie Sihombing
Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 15 September 1995
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jalan Pasar VII No.134A, Padang Bulan, Medan
Telepon : 085362792816
Riwayat Pendidikan :
1. TK P.T.P.N III Kebun, Saranggiting
2. Sekolah Dasar Negeri 102057, Dolok Masihul
3. Sekolah Dasar Swasta Ostrom Methodist, Tebing Tinggi
4. Sekolah Menegah Pertama Negeri 1, Tebing Tinggi
5. Sekolah Menegah Atas Swasta Santo Thomas 1, Medan
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Sie Konsumsi Senior Junior Mahasiswa Kristen Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2014/2015
2. Anggota Sie Konsumsi Perayaaan Paskah Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara 2014
3. Anggota Peserta Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2015
4. Anggota Sie Konsumsi Perayaan Natal Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara 2015
5. Anggota Peserta Bakti Sosial KMK Santo Lukas USU 2016
6. Anggota Sie Medis Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2016
LAMPIRAN II
Keluhan
No Umur SP Stadium JH P JP JSK
ABD PV PM GI
1. 6 2 1 2 2 2 5 2 2 3 3
2. 25 2 1 2 1 2 6 2 2 3 1
3. 25 1 1 2 2 2 6 2 2 1 1
4. 25 2 1 2 2 2 8 2 2 3 5
5. 17 2 1 2 1 2 8 1 2 1 6
6. 16 2 1 2 1 2 8 2 2 1 1
7. 22 2 1 2 1 1 9 1 2 1 1
8. 21 2 1 2 2 2 4 3 1 1 7
9. 25 1 1 2 1 2 3 1 1 1 7
10. 22 2 1 2 2 2 6 1 2 3 6
11. 24 2 1 2 1 2 8 1 2 3 6
12. 20 2 1 2 1 1 10 2 2 3 4
13. 23 2 1 2 2 2 3 2 1 2 7
14. 9 2 1 2 1 2 5 2 1 1 7
15. 25 2 1 2 2 2 6 2 2 3 4
16. 18 2 1 2 1 2 5 2 1 1 7
17. 25 2 2 2 2 1 7 1 2 3 4
18. 16 2 2 2 1 2 5 2 1 1 7
19. 23 1 1 1 1 2 3 2 1 2 7
20. 20 2 1 2 2 2 3 2 1 1 7
21. 25 2 2 2 1 2 8 2 2 3 6
22. 16 2 1 2 1 1 10 2 1 1 7
23. 17 2 1 2 2 2 3 1 1 1 7
24. 19 2 2 2 1 2 3 2 1 1 7
25. 24 1 2 2 1 2 10 2 2 2 3
26. 23 1 1 2 1 2 8 2 2 3 4
27. 16 2 1 2 1 2 8 2 2 1 1
28. 22 2 1 2 2 2 6 1 2 3 3
29. 21 2 1 2 1 2 4 2 1 1 7
30. 22 2 2 2 1 2 9 1 2 1 6
31. 17 2 2 2 1 2 8 2 2 1 6
LAMPIRAN III
Status Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Stadium kanker
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JenisHistopatologi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penatalaksanaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JenisPembedahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JumlahSiklusKemoterapi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
LAMPIRAN VI
LAMPIRAN VII
LAMPIRAN VIII