Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Pertama-tama kami ucapkan Terima Kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya lah kepada Penulis untuk menyelesaikan Laporan mengenai Beton
Bertulang dalam Mata Kuliah Bahan Bangunan. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing dalam penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini, yakni :
Bapak I Ketut Gede Bandesa, S.T, M.T
Beton Bertulang adalah salah satu bahan bangunan yang sangat vital perannya dalam
pembangunan suatu proyek, entah itu proyek gedung maupun jembatan.

Penulis berharap laporan ini berguna sebagai bahan acuan dalam aktivitas belajar
mengajar di Politeinik Negeri Bali di tahun berikutnya. Penulis menyadari bahwa Laporan
mengenai Beton Bertulang ini masih jauh dari sempurna, maka kami mohon Kritik dan
Saran dari para pembaca Laporan ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Desember 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………… ………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN………………………..……………………………………….3
Latar Belakang……………………………………..................................................3
Rumusan Masalah………………………………………………………………….3
Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...…4
Defenisi Struktur Beton Bertulang………………………………………………..4
Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur…......4

Sifat-sifat Beton Bertulang……….……………………………………………….5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..11

Kesimpulan……………………………………………………………………....11

Daftar Pustaka……………………………………………………………………11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-
agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan
untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan.

Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi
dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan
baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton.

Dalam suatu struktur bangunan beton bertulang khususnya pada kolom akan terjadi
momen lentur dan gaya aksial yang bekerja secara bersama – sama. Momen - momen ini
yang diakibatkan oleh adanya beban eksentris atau adanya gravitasi dapat menimbulkan
beban lateral seperti angin dan gempa atau bisa juga diakibatkan oleh beban lantai yang tidak
seimbang.

Maka dari itu, setiap penampang komponen pada struktur seperti balok dan kolom harus
direncanakan kuat terhadap setiap gaya internal yang terjadi, baik itu momen lentur, gaya
aksial, gaya geser maupun torsi yang timbul sebagai respon struktur tersebut terhadap
pengaruh luar.

B.     Rumusan Masalah
Pembahasan tentang beton dalam makalah ini di batasi pada :
1.      Apa Defenisi Struktur Beton Bertulang?
2.      Apa saja Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur?
3.      Bagaimana Sifat-sifat Beton Bertulang?

C.     Tujuan Penulisan
Dengan tersusunnya makalah ini mahasiswa diharapkan mampu mejelasakan tentang :
Defenisi Struktur Beton Bertulang, Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai
Suatu Bahan Struktur, Sifat-sifat Beton Bertulang, Kolom, Pengantar Gempa, dan Balok

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Defenisi Struktur Beton Bertulang


Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan baja tulangan.
Kombinasi dari kedua material tersebut menghasilkan bahan bangunan yang mempunyai
sifat-sifat yang baik dari masing-masing bahan bangunan tersebut.

Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang tinggi. Akan
tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika dibebani tarik. Sedangkan
baja tulangan mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap beban tarik, tetapi mempunyai
kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya yang langsing (akan mudah mengalami tekuk
terhadap beban tekan). Namun, dengan menempatkan tulangan dibagian beton yang
mengalami tegangan tarik akan mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban tarik.

Demikian juga bila baja tulangan ditaruh dibagian beton yang mengalami tekan, beton
disekeliling tulangan bersama-sama tulangan sengkan akan mencegah tulangan mengalami
tekuk. Demikianlah penjelasan tentang mengapa kombinasi dari kedua bahan bangunan ini
menghasil bahan bangunan baru yang memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibanding sifat-
sifat dari masing-masih bahan tersebut sebelum digabungkan. Berikut kita akan paparkan
sesuatu yang berhubungan dengan bahan bangunan beton dan tulangan baja.

Beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari semen (Portland cement atau semen
hidrolik lainnya), pasir atau agregat halus, kerikil atau agregate kasar, air dan dengan atau
tanpa bahan tambahan. Kekuatan tekan beton yang digunakan untuk perencanaan ditentukan
berdasarkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari. Meskipun sekarang kita dapat
menghasilkan beton dengan kekuatan tekan lebih 100 MPa, kekuatan tekan beton yang umum
digunakan dalam perencanaan berkisar antara 20 – 40 MPa. Seperti diterangkan sebelumnya,
beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi mempunyai kekuatan tarik yang
rendah, hanya berkisar antara 8% sampai 15% dari kekuatan tekannya. Untuk mengatasi
kelemahan dari bahan beton inilah maka ditemukan bahan bangunan baru dengan
menambahkan baja tulangan untuk memperkuat terutama bagian beton yang mengalami tarik.

Baja tulangan yang digunakan untuk perencanaan harus mengunakan baja tulangan
ulir/sirip (deformed bar). Sedangkan tulangan polos (plain bar) hanya dapat digunakan untuk
tulangan spiral dan tendon, kecuali untuk kasus-kasus tertentu.

B.     Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur


1.      Kelebihan :
Beton bertulang boleh jadi adalah bahan konstruksi yang paling penting. Beton bertulang
digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur, besar maupun kecil –
bangunan, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, dindingpenahan tanah, terowongan,
jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainaseserta fasilitas irigasi, tangki, dan
sebagainya. Sukses besar beton sebagai bahan konstruksi yang universal cukup mudah
dipahami jika dilihat dari banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut antara
lain :
a) Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan
bahan lain.
b) Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan
merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan
air. Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas rata-rata, batang-batang struktur
dengan ketebalan penutup beton yangmemadai sebagai pelindung tulangan hanya
mengalami kerusakan padapermukaannya saja tanpa mengalami keruntuhan.
c) Struktur beton bertulang sangat kokoh.
d) Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
e) Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat panjang.
Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan sampai
kapan pun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban. Ini dapat
dijelaskan dari kenyataannya bahwa kekuatan beton tidak berkurang dengan
berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin bertambah dalam hitungan tahun,
karena lamanya proses pemadatan pasta semen.
f) Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak,
dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu.
g) Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang
sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap
kubah dan cangkang besar.
h) Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah (pasir,
kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja, yang
mungkin saja harus didatangkan daridaerah lain.
i) Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi betonbertulang lebih
rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur baja.

2.      Kelemahan
Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan beton, perencana harus mengenal dengan
baik kelebihannya. Kelemahan-kelemahan beton bertulang tersebut antara lain :
a. Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukan penggunaan
tulangan tarik
b. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap di tempatnya
sampai beton tersebut mengeras. Selain itu, penopang atau penyangga sementara
mungkin diperlukan untuk menjaga agar bekisting tetap berada pada tempatnya,
misalnya pada atap, dinding, dan struktur-struktur sejenis, sampai bagian-bagian
beton ini cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri. Bekisting sangat mahal. Di
Amerika Serikat, biaya bekisting berkisar antara sepertiga hingga dua pertiga dari
total biaya suatu struktur beton bertulang, dengan nilai sekitar 50%. Sudah jelas
bahwa untuk mengurangi biaya dalam pembuatan suatu struktur beton bertulang, hal
utama yang harus dilakukan adalah mengurangi biaya bekisting.

c. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton bertulang
menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-struktur bentang-panjang
dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi momen lentur.

d. Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-campuran dan


pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan beton tidak bisa ditangani
seteliti seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain seperti struktur baja
dan kayu.

C.     Sifat-sifat Beton Bertulang


Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat penting sebelum
dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat beton bertulang antara lain :

1.     Kuat Tekan
Kuat tekan beton (f’c) dilakukan dengan melakukan uji silinder beton dengan ukuran
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pada umur 28 hari dengan tingkat pembebanan
tertentu. Selama periode 28 hari silinder beton ini biasanya ditempatkan Mdalam sebuah
ruangan dengan temperatur tetap dan kelembapan 100%. Meskipun ada beton yang memiliki
kuat maksimum 28 hari dari 17 Mpa hingga 70 -140 Mpa, kebanyakan beton memiliki
kekuatan pada kisaran 20 Mpa hingga 48 Mpa. Untuk aplikasi yang umum, digunakan beton
dengan kekuatan 20 Mpa dan 25 Mpa, sementara untuk konstruksi beton prategang 35 Mpa
dan 40 Mpa. Untuk beberapa aplikasi tertentu, seperti untuk kolom pada lantai-lantai bawah
suatu bangunan tingkat tinggi, beton dengan kekuatan sampai 60 Mpa telah digunakan dan
dapat disediakan oleh perusahaan-perusahaan pembuat beton siap-campur (ready-
mix  concrete).

Nilai-nilai kuat tekan beton seperti yang diperoleh dari hasil pengujian sangat
dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk dari elemen uji dan cara pembebanannya. Di banyak
Negara, spesimen uji yang digunakan adalah kubus berisi 200 mm. untuk beton-beton uji
yang sama, pengujian terhadap silinder-silinder 150 mm x 300 mm menghasilkan kuat tekan
yang besarnya hanya sekitar 80% dari nilai yang diperoleh dari pengujian beton uji kubus.

Kekuatan beton bisa beralih dari beton 20 Mpa ke beton 35 Mpa tanpa perlu melakukan
penambahan buruh dan semen dalam jumlah yang berlebihan. Perkiraan kenaikan biaya
bahan untuk mendapatkan penambahan kekuatan seperti itu adalah 15% sampai 20%. Namun
untuk mendapatkan kekuatan beton diatas 35 atau 40 Mpa diperlukan desain campuran beton
yang sangat teliti dan perhatian penuh kepada detail-detail seperti pencampuran, penempatan,
dan perawatan. Persyaratan ini menyebabkan kenaikan biaya yang relatife lebih besar. Kurva
tegangan-regangan pada gambar dibelakang menampilkan hasil yang dicapai dari uji
kompresi terhadap sejumlah silinder uji standar berumur 28 hari yang kekuatannya beragam.
        Kurva hampir lurus ketika beban ditingkatkan dari niol sampai kira-kira 1/3 - 2/3 kekuatan
maksimum beton.
        Diatas kurva ini perilaku betonnya nonlinear. Ketidak linearan kurva tegangan-regangan
beton pada tegangan yang lebih tinggi ini mengakibatkan beberapa masalah ketika kita
melakukan analisis struktural terhadap konstruksi beton karena perilaku konstruksi tersebut
juga akan nonlinear pada tegangan-tegangan yang lebih tinggi.
        Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa berapapun besarnya
kekuatan beton, semua beton akan mencapai kekuatatan puncaknya pada regangan sekitar
0,002.
        Beton tidak memiliki titik leleh yang pasti, sebaliknya kurva beton akan tetap bergerak
mulus hingga tiba di titik kegagalan (point of rupture) pada regangan sekitar 0,003 sampai
0,004.
        Banyak pengujian yang telah menunjukkan bahwa kurva-kurva tegangan- regangan untuk
silinder-silinder beton hampir identik dengan kurva-kurva serupa untuk sisi balok yang
mengalami tekan.
        Harus diperhatikan juga bahwa beton berkekuatan lebih rendah lebih daktail daripada
beton berkekuatan lebih tinggi – artinya, beton-beton yang lebih lemah akan mengalami
regangan yang lebih besar sebelum mengalami kegagalan.

2.    Modulus Elastisitas Statis


Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi
tergantung dari kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, dan karakteristik dan
perbandingan semen dan agregat. Sebagai tambahan, ada beberapa defenisi mengenai
modulus elastisitas :
a. Modulus awal adalah kemiringan diagram tegangan-regangan pada titik asal dari kurva.

b. Modulus tangen adalah kemiringan dari salah satu tangent (garis singgung) pada kurva
tersebut di titik tertentu di sepanjang kurva, misalnya pada 50% dari kekuatan maksimum
beton.

c.  Kemiringan dari suatu garis yang ditarik dari titik asal kurva ke suatu titik pada kurva
tersebut di suatu tempat di antara 25% sampai 50% dari kekuatan tekan maksimumnya
disebut Modulus sekan.
d. Modulus yang lain, disebut modulus semu (apparent modulus) atau modulus jangka panjang,
ditentukan dengan menggunakan tegangan dan regangan yang diperoleh setelah beban
diberikan selama beberapa waktu.

Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus elastisitas beton
yang memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500 kg/m3.

Dimana :
wc : berat beton (kg/m3)
fc’ : mutu beton (Mpa)
Ec : modulus elastisitas (Mpa)
Modulus Elastisitas Dinamis

3.    Modulus elastisitas dinamis


Modulus elastisitas dinamis, yang berkorespondensi dengan regangan-
regangan sesaat yang sangat kecil, biasanya diperoleh dari uji sonik. Nilainya biasanya lebih
besar 20%-40% daripada nilai modulus elastisitas statis dan kira-kira sama dengan modulus
nilai awal. Modulus elastisitas dinamis ini biasanya dipakai pada analisa struktur dengan
beban gempa atau tumbukan.

4.    Perbandingan Poisson
Ketika sebuah beton menerima beban tekan, silinder tersebut tidak hanya berkurang
tingginya tetapi juga mengalami ekspansi (pemuaian) dalam arah lateral. Perbandingan
ekspansi lateral dengan pendekatan longitudinal ini disebut sebagai Perbandingan
Poisson(Poisson’s ratio). Nilainya bervariasi mulai dari 0,11 untuk beton mutu tinggi dan
0,21 untuk beton mutu rendah, dengan nilai rata-rata 0,16. Sepertinya tidak ada hubungan
langsung antara nilai perbandingan ini dengan nilai-nilai, seperti perbandingan air-semen,
lamanya perawatan, ukuran agregat, dan sebagainya. Pada sebagian besar desain beton
bertulang, pengaruh dari perbandingan poisson ini tidak terlalu diperhatikan. Namun
pengaruh dari perbandingan harus diperhatikan ketika kita menganalisis dan mendesain
bendungan busur, terowongan, dan struktur-struktur statis tak tentu lainnya.
5.    Kuat Tarik
Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan utama dari
kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh retak-retak halus.
Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima beban tekan karena beban tekan
menyebabkan retak menutup sehingga memungkinkan terjadinya penyaluran tekanan. Jelas
ini tidak terjadi bila balok menerima beban

Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik tetap merupakan sifat
penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar retak yang terjadi. Selain itu,
kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan mengurangi jumlah lendutan. (Karena kuat
tarik beton tidak besar, hanya sedikit usaha yang dilakukan untuk menghitung modulus
elastisitas tarik dari beton. Namun, berdasarkan informasi yang terbatas ini, diperkirakan
bahwa nilai modulus elastisitas tarik beton sama dengan modulus elatisitas tekannya.)

Selanjutnya, anda mungkin ingin tahu mengapa beton tidak diasumsikan menahan
tegangan tarik yang terjadi pada suatu batang lentur dan baja yang menahannya. Alasannya
adalah bahwa beton akan mengalami retak pada regangan tarik yang begitu kecil sehingga
tegangan-tegangan rendah yang terdapat pada baja hingga saat itu akan membuat
penggunaannya menjadi tidak ekonomis. Kuat tarik beton tidak berbanding lurus dengan kuat
tekan ultimitnya fc’. Meskipun demikian, kuat tarik ini diperkirakan berbanding lurus
terhadap akar kuadrat dari fc’. Kuat tarik ini cukup sulit untuk diukur dengan beban-beban
tarik aksial langsung akibat sulitnya memegang spesimen uji untuk menghindari konsentrasi
tegangan dan akibat kesulitan dalam meluruskan beban-beban tersebut. Sebagai akibat dari
kendala ini, diciptakanlah dua pengujian yang agak tidak langsung untuk menghitung kuat
tarik beton. Keduanya adalah uji modulus keruntuhan dan uji pembelahan silinder. Kuat tarik
beton pada waktu mengalami lentur sangat penting ketika kita sedang meninjau retak dan
lendutan pada balok. Untuk tujuan ini, kita selama ini menggunakan kuat tarik yang diperoleh
dari uji modulus-keruntuhan. Modulus keruntuhan biasanya dihitung dengan cara membebani
sebuah balok beton persegi (dengan tumpuan sederhana berjarak 6 m dari as ke as) tanpa-
tulangan berukuran 15cm x 15cm x 75cm. hingga runtuh dengan beban terpusat yang
besarnya sama pada 1/3 dari titik-titik pada balok tersebut sesuai dengan yang disebutkan
dalam ASTM C-78. Beban ini terus ditingkatkan sampai keruntuhan terjadi akibat retak pada
bagian balok yang mengalami tarik. Modulus keruntuhannya fr ditentukan kemudian dari
rumus lentur. Pada rumus-rumus berikut ini :

Tegangan yang ditentukan dengan cara ini tidak terlalu akurat karena dalam
menggunakan rumus lentur kita mengasumsikan beton berada dalam keadaan elastic
sempurna dengan tegangan yang berbanding lurus terhadap jarak dari sumbu netral.
6.    Kuat Geser
Melakukan pengujian untuk memperoleh keruntuhan geser yang betul-betul murni tanpa
dipengaruhi oleh tegangan-tegangan lain sangatlah sulit. Akibatnya, pengujian kuat geser
beton selama bertahun-tahun selalu menghasilkan nilai-nilai leleh yang terletak di antara 1/3
sampai 4/5 dari kuat tekan maksimumnya.
7.    Kurva Tegangan-Regangan
Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan persamaan-
persamaan analisis dan desain juga prosedur-prosedur pada struktur beton.

D.    Kolom
Definisi kolom menurut SNI-T15-1991-03 adalah komponen struktur bangunan yang
tugas utamanya menyangga beban aksial desak vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom adalah batang tekan vertikal
dari rangka (frame) struktur yang memikul beban dari balok induk maupun balok anak.
Kolom meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya
sampai ke tanah melalui`pondasi.
Keruntuhan pada suatu kolom merupakan kondisi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)  seluruh
struktur. Kolom adalah struktur yang mendukung beban dari atap, balok dan berat sendiri
yang diteruskan ke pondasi. Secara struktur kolom menerima beban vertical yang besar,
selain itu harus mampu menahan beban-beban horizontal bahkan momen atau puntir/torsi
akibat pengaruh terjadinya eksentrisitas pembebanan. hal yang perlu diperhatikan adalah
tinggi kolom perencanaan, mutu beton dan baja yang digunakan dan eksentrisitas
pembebanan yang terjadi.

E.     Balok
Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban vertikal dan
horizontal. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima plat lantai, berat
sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya. Sedangkan beban horizontal berupa
beban angin dan gempa.  Balok merupakan bagian struktur bangunan yang penting dan
bertujuan untuk memikul beban tranversal yang dapat berupa beban lentur, geser maupun
torsi. Oleh karena itu perencanaan balok yang efisien, ekonomis dan aman sangat penting
untuk suatu struktur bangunan terutama struktur bertingkat tinggi atau struktur berskala besar.

F. Beberapa gambar mengenai beton bertulang\


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-
agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip-batuan.
Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan baja tulangan.
Kelebihan beton bertulang antara lain, beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi,
Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, Struktur beton
bertulang sangat kokoh, Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi,
memiliki usia layan yang sangat panjang, Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan
yang ekonomis, kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam,
membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja, serta Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk
membangun konstruksi beton bertulang lebih rendah.
Kelemahan-kelemahan beton bertulang tersebut antara lain, Beton mempunyai kuat tarik
yang sangat rendah, Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap di
tempatnya sampai beton tersebut mengeras, Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena
bervariasinya proporsi-campuran dan pengadukannya, Rendahnya kekuatan per satuan berat
dari beton.
Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat penting sebelum
dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat beton bertulang antara lain,
Kuat Tekan, Modulus Elastisitas Statis, Modulus elastisitas dinamis, Perbandingan Poisson,
Kuat Tarik, Kuat Geser dan Kurva Tegangan-Regangan.

Daftar Pustaka
http://makalahcentre.blogspot.com/2011/01/beton-bertulang.html

http://www.ilmusipil.com/pengertian-beton-adalah

http://www.slideshare.net/perkasa45/materi-kuliah-beton-sederhana
Kritik dan Saran

A. Kritik

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai