Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN 2086-3748

PERAN INTRAPRENEURSHIP DALAM MENCIPTAKAN


KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN
Kukuh Mulyanto
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin Semarang

Abstract
Intrapreneurship has been acknowledged in literature and
practice as a vital element of economic and organizational
growth, success and competitiveness and can be considered as a
unique competitive advantage. The purpose of the paper is to
provide a comprehensive analysis of the concept of
intrapreneurship. Concluding, the paper suggests directions for
future research.

Keywords: intrareneurship, competitive advantage

PENDAHULUAN fakta bahwa keberhasilan ekonomi


Lingkungan bisnis sekarang masa lalu tidak lagi menjadi jaminan
ini ditandai dengan perubahan yang kesuksesan di masa depan.
terus-menerus sebagai akibat dari Semakinkompleksdankompetit
cepatnya perubahan tekhnologi, dan if perkembangan sektor korporasi
meningkatnya perubahan ternyata telah mengakibatkan
permintaan pelanggan dan ketatnya munculnya konsep baru dalam
persaingan global (Ireland & Webb, bidang kewirausahaan, yaitu
2009). Akibatnya, pelaku bisnis intrapreneurship (Nicolaidis &
sekarang berada dalam tekanan Kosta, 2011). Bahkan
untuk menciptakan keunggulan intrapreneurship sekarang ini diakui
kompetitif yang berkelanjutan. sebagaisarana untuk memperolehdan
Menurut Morris et.al (2008) mencapaikeunggulan kompetitifyang
keunggulan kompetitif unik (Kuratko, et al 2004).
berkelanjutan sekarang sudah tidak Akibatnya, sekarang ini semakin
dapat lagi dicapai hanya dengan banyak organisasiyang beralih
menurunkan biaya, kualitas tinggi keintrapreneurship karena berharap
dan layanan yang lebih baik, karena dapat manfaat berupa: pencapaian
faktor-faktor tersebut sekarang profitabilitas, pembaharuanstrategi,
sudah menjadi kriteria minimal peningkatan inovasi, perolehan
dalam persaingan yang semakin pengetahuanuntukaliran
kompetitif. Menurut Drucker (2002) pendapatanmasa depan,
dan Morris et.al (2008) banyak dankeberhasilan dalam pasar
pelaku bisnis yang setuju bahwa internasional (Kuratko, et al 2004).
kemampuan untuk mendorong Seperti yang pernah dinyatakan oleh
pertumbuhan bisnis dan menerapkan Mitchell (dalam Nicolaidis & Kosta,
ide-ide baru dan inovatif menjadi 2011). "Intrapreneurship
prioritas organisasi di abad ke-21. membutuhkan perpaduan unik
Bisnis sekarang harus menyadari dariketerampilan

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 41


Volume 4 Nomor 1, Mei 2013
p-ISSN 2086-3748

manajerialdanentrepenerurship berfokus pada inovasi dan


untuk mencapaiinovasi organisasi, kreativitas, dan yang mengubah
pertumbuhan dankeunggulan mimpi atau ide menjadi usaha yang
kompetitif". menguntungkan yang beroperasi
Intrapreneurshipmerupakan dalam lingkungan organisasi"
unsurpenting dalampengembangan (Nicolaidis & Kosta, 2011).
organisasidanekonomi (Antoncic & Perbedaan utama antara
Hisrich 2001). Para akademisi dan entrepreneur dan intrapreneur
praktisi akhir-akhir ini menunjukkan adalah bahwa seorang entrepreneur
minat yang besar terhadap konsep berinovasi untuk organisasi bisnis
ini sejak awaltahun 1980-ankarena yang mereka dirikan, karena mereka
dampak positifnya terhadap adalah pemilik dari organisasi bisnis.
revitalisasidan kinerjaperusahaan. Sementara itu seorang intrapreneur
Intrapreneurshipdapat menjadi melakukan inovasi untuk organisasi
pentingtidak hanya bisnis yang bukan milik mereka,
untukperusahaan besar, karena mereka bekerja di organisasi
tetapijugauntuk usaha kecildan tersebut.
menengah(Antoncic & Hisrich Dalam penelitian Stevenson
2001). Namun demikian penelitian di dan Jarillo (1990) intrapreneurship
bidang ini masih sangat jarang. Oleh dipandang sebagai suatu proses
karena itu dibutuhkan penelitian dimana individu dalam organisasi
mengenai intrapreneurship terutama mengejar peluang tanpa
yang mengeksplorasi peran memperhatikan sumber daya yang
intrapreneurship (Alipour et al, mereka saat ini, dengan melakukan
2011) dan dampaknya terhadap daya hal-hal baru dan berangkat dari adat
saing perusahaan (Nicolaidis & untuk mengejar peluang (Vesper
Kosta, 2011). 1990), dan sebagai semangat
Tujuan penelitian ini adalah entrepreneurship dalam organisasi
untuk membuat sebuah kajian yang ada (Hisrich & Peters, 1998).
komprehensif dari literatur yang ada Menurut Guth dan Ginsberg (1990)
tentang intrapreneurship, mengenai intrapreneurship pada dasarnya
definisi, dimensi / karakteristik, dapat dinyatakan dalam dua bentuk:
anteseden dan strategi penciptaan usaha baru dalam
intrapreneurship. organisasi dan transformasi
organisasi melalui pembaharuan
Konsep Intrapreneurship strategis.
Dalam arti luas istilah Zahra (1989) mendefinisikan
intrapreneurship dapat diartikan intrapreneurship sebagai "proses
sebagai entrepreneur dalam sebuah menciptakan bisnis baru dalam
organisasi (Antoncic & Hisrich perusahaan yang didirikan untuk
2001). meningkatkan profitabilitas
Istilah intrapreneurship organisasi dan meningkatkan
pertama kali diperkenalkan pada kompetitif posisi perusahaan atau
masyarakat akademik oleh Gifford pembaharuan strategis bisnis yang
dan Elizabeth Pinchot pada tahun ada. Corporate entrepreneurship
1978 (Nicolaidis & Kosta, 2011). memerlukan menciptakan bisnis
Pinchot menggambarkan baru dengan mendefinisikan kembali
intrapreneur sebagai "orang yang

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 42


Volume 4 Nomor 1, Mei 2013
p-ISSN 2086-3748

produk perusahaan (atau jasa) atau dimensi intrapeneurship terdiri atas


dengan mengembangkan pasar". empat dimensi, yaitu: penciptaan
Dalam perkembangannya bisnis baru, inovasi, pembaharuan
Antoncic & Hisrich (2003) diri danproactiveness.
memberikan pandangan yang lebih Duadimensipertamayang dijelaskan
komprehensif tentang konsep di atas. Dimensi ketiga, pembaruan
intrapreneurship, dan menyatakan diri, mencerminkan"transformasi
bahwa intrapreneurship adalah organisasimelaluipembaruangagasan
"proses yang terjadi di dalam kunciyangmereka bangun,
perusahaan, terlepas dari ukuran, termasukredefinisikonsep bisnis,
dan mengarah tidak hanya untuk reorganisasi, dan
usaha bisnis baru, tetapi juga untuk pengenalansistemperubahan untuk
kegiatan inovatif dan orientasi inovasi" (Antoncic, & Hisrich 2001).
lainnya seperti: pengembangan Akhirnya,
produk baru, layanan baru, teknologi dimensiproactivenessmengacu"sejauh
baru, teknik administrasi baru, mana organisasiberusahauntuk
strategi baru, dan postur yang memimpindaripada
kompetitif" (Antoncic & Hisrich mengikutipesaingdalam bidang
2003). Dari sudut pandang Sathe bisnis utamaseperti: pengenalan
(dalam Nicolaidis & Kosta, 2011) produk atau jasa baru, teknologi
intrapreneurship dianggap sebagai operasi baru, dan teknik administrasi
proses pembaharuan organisasi. di baru". Oleh karena itu proactiveness
mana "pembaharuan" didefinisikan menekankan keputusan manajemen
sebagai "merevitalisasi bisnis puncak dalam rangka meningkatkan
perusahaan melalui inovasi dan daya saing.
mengubah profil yang kompetitif". Dalam Covin, & Slevin, (1989),
menyatakan bahwa dimensi
Dimensi Intrapreneurship intrapreneurship juga meliputi
Seperti halnya diidentifikasi pengambilan risiko,
entrepreneurship, aktivitas utama agresivitas kompetitif, dan otonomi.
dan yang paling menonjol dari Namun, temuan penelitian
intrapreneurship adalah sesudahnya membuktikan secara
pembentukanusaha baru (Antoncic, empiris bahwa pengambilan risiko
& Zorn, 2004). Dalam dan agresivitas kompetitif harus
intrapreneurship aktivitas ini dapat diakui termasuk dalam dimensi
berbentuk penciptaan perusahaan proaktif, sementara otonomi harus
otonom atau semi-otonom, dimasukkan dalam dimensi
penciptaan unit usaha otonom. pembentukan bisnis baru.
Sementara itu aktivitas lainnya
adalah inovasi produk/layanan, Intrapreneurship dan Keunggulan
dimana kata inovasi disini mengacu Bersaing
pada prosespengembangan produk Salah satu masalah yang
baru, perbaikan produk, dan metode paling penting dari manajer adalah
produksi dan prosedur baru, atau bagaimana menciptakan ide-ide baru
pengembangan produk, jasa, teknik dalam organisasi. Intrapreneurship
dan teknologi produksi. atau entreprenerurship dalam
Sementara itu Antoncic, & perusahaan pada dasarnya
Hisrich (2001) menyatakan bahwa merupakan alat penting dan

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 43


Volume 4 Nomor 1, Mei 2013
p-ISSN 2086-3748

berharga untuk merevitalisasi Romero-Martínez et.al(2010)


organisasi (Dunlap-Hinkler et.al, intrapreneurship merupakan strategi
2010). Dengan cara ini organisasi perusahaan yang sangat vital.
mencoba untuk memanfaatkan
sumber daya internal mereka dan Anteseden Intrapaneurship
mempersiapkan lingkungan yang Ada banyak pendapat
lebih kondusif untuk inovasi yang mengenai anteseden dari
radikal (Schaper &Volery, 2007). intrapreneurship. Menurut Zahra
Karena lingkungan yang semakin (1989) faktor yang mempengaruhi
canggih dan dinamis maka intrapreneurship adalah lingkungan
perusahaan perlu mendapatkan lebih (seperti persaingan, dinamisme dan
banyak perilaku entrepreneur heterogenitas).
sehingga mereka bisa mencapai Sementara itu Antoncic &
peluang baru untuk kinerja yang Hisrich (2003) berpendapat bahwa
lebih baik (Hayton, 2005). faktor yang mempengaruhi
Strategi intrapreneurial intrapreneurship dapat digolongkan
merupakan perilaku menjadi lingkungan internal dan
entrepreneurship yang secara eksternal. Yang termasuk dalam
sengaja dan terus menerus lingkungan internal (organisasi)
meremajakan organisasi dan antara lain: komunikasi, penerapan
membentuk lingkup operasinya kontrol formal, pengamatan
melalui penemuan dan eksploitasi lingkungan, dukungan organisasi,
peluang kewirausahaan (Ireland et nilai-nilai terkait dengan persaingan
al, 2009). dan nilai individu anggota. Adapun
Dalam penelitian Douglas & faktor-faktor eksternal yang
Fitzsimmons, (2009), Molina & dimaksud adalah: dinamisme,
Callahan, (2009) ditunjukkan bahwa peluang teknologi, pertumbuhan
intrapreneurship merupakan faktor industri, permintaan produk baru,
kunci yang membantu organisasi perubahan yang tidak diinginkan
untuk mempertahankan daya saing dan persaingan.
dan meningkatkan kinerja
perusahaan. oleh karena itu menurut
LINGKUNGAN
 Dinamika
 Peluang teknologi
 Pertumbuhan industri
 Permintaan produk baru INTRAPRENEURSHIP
 Perubahan yang tidak dikehendaki  Pendirian bisnis baru
 Persaingan
 Inovasi
ORGANISASI  Pembaharuan diri
 komunikasi  proaktivitas
 kontrol formal
 pengamatan lingkungan
 dukungan organisasi
 nilai yang terkait dengan persaingan
 nilai-nilai individu

Gambar 1
Anteseden Intrapreneurship menurut Antoncic & Hisrich (2003)
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 44
Volume 4 Nomor 1, Mei 2013
p-ISSN 2086-3748

Sementara itu Alipour et al organisasi. Oleh karena itu agar


(2011) berpendapat bahwa karena organisasi dapat memiliki kinerja
intrapreneurship berlangsung dalam yang baik maka mereka harus
organisasi, maka peran variabel menciptakan perilaku
organisasi tentunya adalah hal yang entrepreneurship dalam organisasi
sangat penting dalam mereka, dengan fokus pada nilai-
mempengaruhi perilaku nilai dan norma-norma yang
entrepenneruship dan peningkatan relevan.
kinerja organisasi. Ini seperti yang 3. Dukungan Managemen
ditunjukkan oleh penelitian Ireland, Peran manajer dalam
Covin, & Kuratko (2009) bahwa menciptakan dan mengarahkan
faktor organisasi membantu perilaku entrepreneurship sangat
menciptakan intrapreneurship dalam penting. Sebab pada dasarnya
organisasi. manajer dapat memberikan fasilitas
Menurut Alipour et al (2011) dan memobilisasi sumber daya
beberapa faktor organisasi yang organisasi untuk mencapai kinerja
mempengaruhi intrapreneurship. organisasi yang tinggi. Manajer
Faktor-faktor tersebut antara lain: dapat memiliki gaya dan
1. Struktur organisasi menyediakan sumber daya yang
Struktur organisasi yang diperlukan dalam memperkenalkan
dimmaksud disini dapat berupa: intrapreneurship dalam berbagai
distribusiotoritas, aliranhubungan aspek dan proses dalam perusahaan.
dalam organisasi, hierarki, rentang 4. Ketersediaaan sumber daya
kendalimanajerdan komunikasi. Sumber daya organisasi dapat
Struktur organisasi sering terbukti berbentuk aset berwujud dan aset
dapatmemfasilitasipenyaluran, tidak berwujud. Aset berwujud yang
aliansi, akuntabilitas, dimaksud disini adalah: modal fisik,
penetapkantingkat formalitasdan sedangkan aset tak berwujud adalah
distribusikekuasaan. Oleh karena itu modal manusia dan modal sosial
struktur organisasidapat mendorong untuk semua jenis kegiatan dalam
fleksibilitas, kemampuan adaptasi, organisasi. Modal manusia memiliki
konsensus, dan peran penting untuk penciptaan
interaksiterbukadalam orientasi entrepreneurship. Modal
organisasiyangakan manusia yang memiliki kualitas
memfasilitasidanmendukungdimensi tinggi dapat menciptakan peluang
intrapreneurship. Mengacu pada entrepeneurship yang muncul dari
Russell&Russell(1992), menurut perubahan faktor lingkungan.
Alipour et al (2011), Dengan demikian, fokus upaya yang
tingkatdesentralisasi, dannorma- tinggi terkati dengan modal manusia
normainovasi secara signifikan ini harus dapat menemukan cara-
mempengaruhistrategientrepreneurs cara baru untuk meningkatkan
hip dalam ketidakpastianlingkungan. manfaat pelanggan melalui rekayasa
2. Budaya organisasi proses produksi atau inovasi yang
Budaya organisasi sangat lebih efisien. Karakteristik modal
penting untuk meningkatkan manusia ini memungkinkan memiliki
perilaku intrapreneurship dalam peran penting pada hasil

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 2


Volume 4 Nomor 1, Mei 2013
p-ISSN 2086-3748

entrepreneurship. Selanjutnya, intrapreneurship. Organisasi yang


modal sosial yang tinggi dapat kaya akan sumber daya memiliki
memberikan entrepreneur kecenderungan dan kemampuan
mengakses informasi, kerjasama dan yang lebih besar untuk terlibat
kepercayaan dari orang lain. Jadi dalam kegiatan intrapreneurship
dapat dikatakan bahwa ketersediaan dibandingkan dengan organisasi
sumber daya merupakan faktor dasar dengan sumber daya yang sedikit.
untuk mempengaruhi
BUDAYA
ORGANISASI

STRUKTUR DUKUNGAN
ORGANISASI INTRAPRENEURSHIP
MANAJEMEN

KETERSEDIAAN
SUMBER DAYA

Gambar 1
Anteseden Intrapreneurship menurut Alipour et al (2011)

Dalam rangka untuk intrapreneurship kondusif akan


mengadopsi strategi yang tepat, membangun kebijakan dan praktek-
sebuah organisasi bisnis harus didukung oleh struktur organisasi-
mempertimbangkan semua faktor yang memaksimalkan kemungkinan
yang mempengaruhi bahwa orang-orang bertemu(juga
intrapreneurship tersebut. secara kebetulan), berkomunikasi
secara terbuka, berbagi idedan
Strategi Organisasi dalam informasi, mendengarkan dan
Menciptakan Intrapreneurship belajar satu sama lain, dan
Sebagaimana yang sudah mengembangkan budaya saling
diuraikan di muka bahwa ada banyak percaya dan saling memberi
keuntungan kompetitif terkait dukungan.
dengan penanaman budaya Dengan membina etika
intrapreneurial dalam organisasi. intrapreneurial dalam perusahaan,
Oleh karena itu organisasi tidak karyawan dapat diberdayakan dan
hanya perlu memiliki intrapreneur, dimungkinkan menjadi "agen
tetapi juga perlu menyediakan perubahan" perusahaan yang
lingkungan yang kondusif dimana nyaman membawa ide-ide baru ke
mereka dapat berkembang dan depan dan mempromosikan eksekusi
dengan demikian membantu mereka melalui pengambilan risiko.
mempertahankan atau Dalam kaitannya dengan hal ini
meningkatkan posisi pasar perusahaan perlu memeriksa faktor-
perusahaan. Budaya faktor yang akan menghambat

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 46


Volume 4 Nomor 1, Mei 2013
p-ISSN 2086-3748

budaya intrapreneurial, seperti: validation. Journal of business


resistensi organisasi terhadap venturing,16(5), 495-527
perubahan, permasalahan dalam
Antoncic, B. & Zorn, O., 2004, The
alokasi sumber daya untuk ide-ide
mediating role of corporate
baru, kurangnya pelatihan dan
entrepreneurship in the
dukungan bagi karyawan, kecilnya
imbalan untuk prestasi karyawan, organizational support-
tingginya biaya kegagalan, performance relationship: An
kurangnya infrastruktur untuk empirical examination,
proyek-proyek yang menjanjikan, Managing Global Transitions,
birokrasi perusahaan yang 2(1), 5-14
menghambat atau memperlambat Antoncic, B. & Hisrich, R. D., 2003,
persetujuan proyek. Clarifying The Intrapreneurship
Concept, Journal of Small
Simpulan Business and Enterprise
Sudah banyak yang mengakui Development, 10(1), 7-24
bahwa intrapreneurship merupakan
Covin, J.G., and Slevin, D.P. 1989.
faktor penting untuk kelangsungan
Strategic Management of small
hidup perusahaan.
Namun demikian penelitian firms in hostile and benign
mengenai intrapreneurship masih environments. Strategic
jarang dilakukan. Oleh karena itu Management Journal 10
dibutuhkan penelitian lebih lanjut (January): 75–87.
mengenai intrapreneurship untuk Fitzsimmons, J. R., Douglas, E. J.,
mengeksplorasi peran Antoncic, B. and Hisrich, R.
intrapreneurship dan dampaknya D.. 2005, Intrapreneurship in
terhadap kinerja, upaya inovasi dan Australian firms, Journal of
daya saing perusahaan. Management & Organization,
Meskipun masing-masing 11(1), 17-27
penulis memberikan dimensi yang
Drucker, P.F. 1985. Innovation and
berbeda mengenai intrapreneurship,
namun dimensi-dimensi tersebut Entrepreneurship. New York,
harus dikombinasikan agar NY: Harper & Row.,
organisasi dapat menciptakan Dunlap-Hinkler, D., Kotabe, M., &
keunggulan kompetitif. Mudambi, R., 2010, A Story of
Breakthrough vs. Incremental
DAFTAR PUSTAKA Innovation: Corporate
Alipour, Farhad, Khairuddin Idris, & Entrepreneurship in the Global
Roohangiz Karimi, 2011, Pharmaceutical Industry. SSRN
Intrapreneurship in Learning eLibrary
Organizations: Moderating Role
Guth, W.D., and Ginsberg, A. 1990.
of Organizational Factors,
Guest editors’ introduction:
Journal of American Science
Corporate
Antoncic, B., & Hisrich, R. 2001, entrepreneurship.Strategic
Intrapreneurship Construct Management Journal11:5–15.
refinement and crosscultural
Hayton, J. C., 2005, Promoting
corporate entrepreneurship

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 47


Volume 4 Nomor 1, Mei 2013
p-ISSN 2086-3748

through human resource Molina, C., & Callahan, J., 2009,


management practices: a review of Fostering organizational
empirical research. Human performance. Training, 33 (5),
resource management review, 388-400.
15(1):21-41. Romero-Martínez, A., Fernández-
Hisrich, R.D., and Peters, M.P. Rodríguez, Z., & Vázquez-
1998. Entrepreneurship: Inchausti, E., 2010, Exploring
Starting, Developing, and corporate entrepreneurship in
Managing a New privatized firms. Journal of
Enterprise(4th Ed.). World Business, 45 (1), 2-8.
Chicago,IL: Irwin.
Zahra, S., 1989, Organizational
Ireland, R. D., Covin, J. G. & Strategy, Innovation and
Kuratko, D. F., 2009, Performance, Academy of
Conceptualizing Corporate Management Best Papers
Entrepreneurship Strategy, Proceedings, 49th Annual
Entrepreneurship Theory and Meeting, 349-353
Practice, 33 (1), 19-46
Nicolaidis, Christos S. & Kosta,
Ireland, R. D. & Webb, J. W., 2009, Georgia C., 2011,
Crossing the great divide of Intrapreneurship as a Unique
strategic entrepreneurship: Competitive Advantage
transitioning between Intrapreneurship as a Unique
exploration and exploitation. Competitive Advantage, World
Business horizons, 52(5):469- Academy of Science,
479. Engineering and Technology
Morris, M. H., Kuratko, D. F. & Schaper, M., & Volery, T., 2007,
covin, J. G. 2008. Corporate Entrepreneurship and small
entrepreneurs and innovation. business: A Pacific Rim
2nd edited. Mason, OH : perspective: Wiley.
South-Western.
Stevenson, H., & Jarillo, J. (1990). A
Kuratko, D. F., Hornsby, J. S. and new entrepreneurial paradigm.
Goldsby, M. G., 2004, Socio-Economics. Towards a new
Sustaining Corporate synthesis. ME Sharpe, New York.
Entrepreneurship,
Entrepreneurship and Vesper, K.H. (1990), New Venture
Innovation, 77-89 Strategies (Rev. Ed.),
Englewood Cliffs, NJ:
Prentice-Hall

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 48


Volume 4 Nomor 1, Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai