Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BIOSTATISTIK

Oleh
1. Ayu Iska (14700118)

2. Wahyu Adi Prasetya (15700117)

3. Nafida Fidyati (15700118)

4. Emilisia Buaq M (15700134)

5. Iis Rahmawati (17700023)

6. Dewi Fortuna (17700087)

7. Aditya Hanyanto (17700104)

8. Ni Putu Ayu Devi S (18700120)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Penduduk dan pembangunan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena
pembangunan tidak bisa terjadi tanpa penduduk, begitu juga penduduk tidak akan sejahtera tanpa
adanya pembanguan.
Disatu sisi penduduk adalah pemicu pembangunan, tetapi disisi lain penduduk menjadi
penghambat pembangunan, karena penduduk yang memicu pembanguanan adalah penduduk
yang produktif sekaligus konsumtif, sebaliknya penduduk yang menghambat pembangunan
adalah penduduk yang lebih konsumtif dibandingkan produktif, demikian juga bila kuantitas
penduduk tidak terkendali.
Oleh karena itu kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat
dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk adalah subyek
dan obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan maka penduduk harus dibina dan
dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan
juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan.
Dengan demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan
memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam
dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika
mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.
Namun kerap kali pertambahan penduduk kerap kali lebih banyak membawa
permasalahan daripada membawa solusi terhadap pembangunan. Banyak wilayah-wilayah di
Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk tinggi terkadang mempunyai banyak permasalahan
sosial yang timbul akibat efek dari pertumbuhan penduduk.
Terlebih lagi didaerah perkotaan yang identik dengan banyanknya penduduk dan disertai
dengan terbatasnya lahan yang tersedia, menimbulkan banyak sekali permasalahan sosial.
Seringkali masalah yang timbul diperkotaan akibat banyaknya penduduk antara lain kemiskinan,
pengganguran, kriminalitas, permukiman kumuh, gelandangan, dan lain-lain. Permasalahan yang
timbul kerap kali membuat pemerintah bekerja ekstra keras demi menekan pertumbuhan
penduduk dan sebagai PR pemerintah dalam menentukan kebijakan perencanaan wilayah sebagai
upaya penyelesaian masalah- masalah yang ada.
Tidak dapat dipungkiri bahwa wilayah perkotaan merupakan suatu magnet yang kuat
bagi masyarakat di wilayah pedesaan ataupun sekitarnya untuk mencari kerja ataupun mencari
penghidupan yang lebih baik. Sehingga pertambahan penduduk di kota dapat juga disebabkan
oleh mobilitas penduduk, selain disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk wilayah tersebut.
Mobilitas penduduk sendiri terjadi karena adanya interaksi antar manusia dalam suatu wilayah
ataupun antar wilayah dalam memenuhi kebutuhan.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud dengan kependudukan dan pembangunan?
2. Bagaimana hubungan permbangunan dengan pertumbuhan penduduk?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan
kependudukan?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana keterkaitan
penduduk dengan pembangunan.

1.4. Manfaat
Makalah ini ditulis guna untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kependudukan dan
pembangunan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2,1. Kependudukan dan Pembangunan


A. Kependudukan

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan


manusia yang meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Sedangkan Penduduk adalah orang yang berdomisili atau bertempat tinggal menetap di
wilayah suatu negara dan telah memiliki syarat menurut undang-undang. Sedangkan yang
disebut bukan penduduk adalah orang yang berada di wilayah negara untuk sementara serta
tidak bermaksud bertempat tinggal tetap di negara itu. Adanya perbedaan itu maka berbeda
pula hak dan kewajibannya. Penduduk boleh mendirikan suatu perkumpulan dan bleh
melakukan suatu pekerjaan, bukan penduduk tidak memiliki hak dan kewajiban itu.

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

1. Orang yang tinggal di daerah tersebut

2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain.

Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah


Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.

John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan
kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk.
Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku
manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam
pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer hingga
pelanggan potensial. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dianmika
kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta
bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu
yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari
waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar.
Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari
waktu ke waktu.

Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah
mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk
meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari
jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.Hal-hal yang diperlukan dalam
pengukuran dinamika kependudukan adalah :

1. Indikator

Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai keadaan
atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi terdiri
dari beberapa hal, yaitu :

a. Jumlah penduduk

b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, agama,
pekejaan, dan lain-lain

c. Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk

2. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Ada dua macam pengukuran,
yaitu :

a. Angka Absolut

b. Angka Relatif

Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah.
Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2 . Pengukuran
kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuan luas, dihitung dengan
rumus sebagai berikut.

2. Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian. dihitung
dengan rumus sebagai berikut

3.  Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap km2 tanah pertanian.
dihitung dengan rumus sebagai berikut

PIRAMIDA KEPENDUDUKAN

Piramida Penduduk adalah grafik yang menyajikan data penduduk berdasarkan umur,
jenis kelamin dan daerah suatu penduduk. Piramida penduduk disajikan dalam dua buah diagram
batang, pada satu sisi menunjukan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukan
jumlah oenduduk perempuan dalam kelompok interval usia peduduk lima tahunan. Yang laki-
laki digambarkan di sebelah kiri dan kanan untuk wanita.
Perlu diketahui bahwa piramida penduduk bisa berbeda di tiap wilayah atau negara, namun tetap
patokan dasarna ada 3 bentuk, yaitu :

1. Piramida Penduduk Muda (Expansiv)

Digambarkan seperti Limas.


Pemahamanya mudah, jadi di suatu
daerah terdapat angka kelahiran yang
tinggi dan angka kematian yang rendah
yang menyebabkan penduduk yang
berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia,
Malaysia, Filipina, India.

Ciri-ciri Piramida Expansive :

 Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda


 Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
 Tingkat kelahiran bayi tinggi
 Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner


(Granat)Piramida Stasioner itu merata,
sehingga ada yang menyebutnya sebagai
bentuk granat. Pada piramida ini tingkat
kelahiran dan kematian seimbang atau tetap
(stasioner).Biasanya terdapat di negara maju
seperti : Singapura, Jepang.

Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :

 Penduduk pada tiap kelompok umur hampir


sama
 Tingkat kelahiran rendah
 Tingkat kematian rendah
 Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)


Sebagian besar penduduk berada kelompok
usia dewasa atau tua. Nah kalau yang ini
kebalikanya dari Piramida Penduduk
Muda, bentuknya lebih seperti Batu
Nisan.Piramida ini menunjukan tingkat
kelahiran yang rendah dan tingkat
kematian sangat tinggi, jadinya
pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh
negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua : 

 Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.


 Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
 Pertumbuhan penduduk terus berkurang.

Dengan ketiga bentuk piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara
tersebut walau dalam bentuk grafik seperti ini. Disimpulkan juga bahwa negara maju lebih
banyak memiliki grafik Piramida Penduduk Stasioner.

B. Pembangunan

Pembangunaan adalah suatu rangkaian gerak perubahan menuju arah kemajuan, perubahan
tersebut direncanakan berdasarkan norma-norma tertentu. Pembangunan juga berartikan sebagai
rangkaian usaha dan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai keadaan lepas landas, atau
mungkin keadaan yang penuh dengan dorongan kearah kematangan. Menurut Sondang P. Siagan
pembangunan merupakan usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu Bangsa, Negara dan Pemerintah menuju
modernitas dalam pembinaan bangsa. Sedangkan menurut Bintoro Tjokroamdjojo, pembangunan
adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Beberapa pengertian pokok
mengenai pembangunan, yaitu :

a. Pembangunan merupakan proses atau perubahan yang berkesinambungan atau dengan


istilah dengan tahapan.
b. Dalan rangka pencapaian tujuan-tujuan pembangunan maka awalnya dimulai pengembangan
sektor ekonomi tanpa melalui sektor lain.
c. Diperlunya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya.
d. Untuk pelaksanaan sebaiknya instansi-instansi kemasyarakatan seperti gotong royong,
permufakatan, permusyawaratan dan lain-lain perlu diperiksa dengan seksama, akhirnya
nilai-nilai positif dari hal-hal tersebut dapat dikembangkan untuk pembangunan
Pengertian pembangunan dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembangunan adalah suatu usaha perubahan yang berencana yang tanpa akhir dengan melalui
tahapan-tahapan dalam rangka pembinaan bangsa. Pembangunan juga dilakukan dengan
mengikut sertakan seluruh masyarakat dalam suatu Negara.

Hingga saat ini pemahaman tentang definisi pembangunan ekonomi belum ada satupun
defenisi pembangunan ekonomi yang sama sekali tepat dan memuaskan, meskipun definisi yang
sudah ada masih dapat difahami dan diterima secara umum. Akan tetapi bukan berarti teori –
teori yang telah di kemukakan oleh para ahli ekonomi itu tidak bermanfaat, melainkan teori –
teori tersebut masih berguna dalam menentukan kebijaksanaan pembangunan suatu Negara pada
masa – masa yang akan datang.

Pembangunan adalah suatu aktivitas yang sengaja direncanakan dan dilaksanakan, berarti
pembangunan merupakan suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh setiap negara, baik
itu negara yang telah maju maupun negara – negara yang masih 18 atau sedang berkembang.
Bagi negara – negara yang tergolong sudah maju, pembangunan ekonomi dilakukan dan
digunakan untuk tujuan – tujuan yang bersifat ekonomis, politis, dan kebudayaan. Bersifat
ekonomi artinya adalah bagaimana mempertahakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat
kearah yang lebih baik.

Bersifat politis berarti bagaimana menyebarkan faham yang mereka anut kepada Negara
lain, sehingga menjadi rekan yang baik dalam mencegah masuknya pengaruh dari Negara lain.
Sedangkan bersifat kebudayaan adalah berusaha menyebarkan kebudayaan mereka terhadap
Negara lain.

Pemahaman pembangunan ekonomi bagi negara yang tergolong miskin, pembangunan


ekonomi itu adalah bagaimana memacu pendapatan nasional untuk meningkatkan taraf hidup
mereka agar dapat hidup layak dan bebas dari ketergantungan Negara lain.

Pembangunan ekonomi meliputi usaha suatu masyarakat untuk mengembangkan kegiatan


ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakat, sedangkan keseluruhan usaha –
usaha pembangunan juga meliputi usaha pembangunan sosial, politik, dan budaya. H.F.
Williamson menyatakan bahwa pembangunan ekonomi sebagai suatu proses, dimana suatu
Negara dapat menggunakan sumber daya produksi sedemikian rupa, sehingga dapat
memperbesar produk per kapita negara tersebut. Pembangunan ekonomi juga dapat di
defenisikan sebagai suatu usaha untuk memperbesar pendapatan per kapita dan meningkatnya
keahlian. Karena suatu kemajuan tidak hanya diukur dengan pendapatan per kapita melainkan
juga produktivitasnya.

Pengertian pembangunan ekonomi pada umunya merupakan suatu proses yang


menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. Jelas dapat dilihat dan didefenisikan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga
sifat penting. Pembangunan ekonomi merupakan :

a. Suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus.
b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
c. Kenaikan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang
Dalam analisa, pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu proses agar saling
berkaitan dan hubungan saling mempengarui antar faktor – faktor yang menghasilkan
pembangunan ekonomi dapat dilihat. Cara analisis ini dapat diketahui deret peristiwa yang
timbul sehingga akan mewujudkan peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan
masyarakat dari satu tahap pembangunan ketahap berikutnya.

Salanjutnya pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan


per kapita, karena kenaikan ini merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dalam praktek, lajunya pembangunan ekonomi suatu Negara
ditunjukan dengan menggunakan 20 tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).
2,2. Hubungan antara Kependudukan dan Pembangunan

Pada saat ini jumlah populasi manusia di dunia meningkat pesat dihitung dari tahun-
tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah populasi ini juga ternyata memengaruhi berbagai
aspek seperti  pembangunan ekonomi di negara-negara di berbagai belahan di dunia sebagai
contoh yang konkrit saat ini. Pembangunan ekonomi akibat pertumbuhan penduduk ini
memberi dampak yang berbeda-beda terhadap negara maju dan negara terbelakang serta
berbagai aspek yang ditinjau terhadapnya terutama masalah standar kehidupan.
Pertumbuhan penduduk di negara maju memberikan dampak yang positif. Hal ini bisa
diambil contoh dari Eropa barat yang ternyata pertumbuhan penduduknya justru
mempercepat proses industrialisasi. Pertumbuhan penduduk membantu ekonomi negara
tersebut karena mereka sudah makmur, mempunyai modal melimpah sedangkan buruhnya
kurang. Di negara seperti itu, kurva penawaran buruh pada sector industry bersifat elastis
sehingga tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi bagaimanapun justru akan menaikkan
produktivitas. Kenyataannya kenaikan jumlah penduduk menghasilkan kenaikan GNP (Gross
National Product) yang lebih tinggi ketimbang sekedar proporsional.
Akan tetapi, pada negara terbelakang pertumbuhan penduduk ini memberikan dampak
yang menghambat pembangunan ekonomi karena kondisi yang berlaku sangatlah berbeda
dengan kondisi pada negara maju. Ekonomi  pada negara terbelakang misikin, modal-modal
di negara ini juga kurang, sedangkan buruhnya melimpah. Pertumbuhan penduduk yang
cepat juga memperberat tekanan pada lahan dan mengakibatkan pengangguran. Belum lagi
masalah penyediaan pangan yang sangat banyak. Bahkan kebutuhan untuk menyediakan
prasarana kepada rakyat cenderung mengalihkan pengeluaran negara dari aktiva produktif.
Penduduk dan standar kehidupan. Hal ini merupakan salah satu factor yang berpengaruh
dalam pembangunnan ekomi dikarenakan hal ini berkaitan dengan pendapatan per kapita
yang nantinya akan menentukan standar hidup seseorang. Penduduk yang meningkat dengan
cepat menyebabkan permkintaan akan sandang, pangan dan papan dan sebagainya menjadi
meningkat.tetapi penawaran barang-barang ini tidak dapat ditingkatkan dalam jangka waktu
pendek lantaran kuranganya factor pendukung seperti bahan mentah, buruh terlatih, modal
dan sebagainya. Biaya dan harga barang-barang tersebut naik, sehingga biaya hidup rakyat
menjadi lebih mahal. Akibatnya standar kehidupan yang sudah rendah itu menjadi makin
rendah.
Kemiskinan membiakkan bilangan besar anak-anak yang justru semakin memperburuk
standar kehidupan penduduk. Lingkaran setan antara kemiskinan dan standar kehidupan
yang  rendah ini berjalan terus semakin membelit. Akan tetapi menurut Hirschman, “Tekanan
penduduk pada standar kehidupan melahirkan tekanan balik, d.h.i melahirkan kegiatan yang
dirancang untuk mempertahankan lingkungannya dan untk mengorganisasikan ddirinya
sendiri menjadi semakin baik”. Colin Clark juga mengatakan hal yang sama bahwa
pertumbuhan penduduk membawa kesulitan ekonomi bagi masyarakat yang hidup dengan
metode tradisional; tetapi dengan tenaga yang cukup kuat masyarakat mampu mengubah
metode mereka, dan dalam jangka panjang akan beralih menjadi masyarakat yang jauh lebih
maju dan produktuf. Kita tidak setuju dengan pendapat Hirschman dan Colin Clark bahwa
tekanan penduduk yang menyebabkan menurunnya standar kehidupan mereka. Tidak ada
bukti yang mendukung pandangan tersebut terutama dalam kaitannya dengan negara
terbelakang. Jadi akibat pertumbuhan penduduk adalah menurunkan standar kehidupan.

Dari hal-hal yang telah dibahas diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan
penduduk merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan penduduk ini juga memberika masing-masing dampak yang ditimbulkan
apabila hal tersebut terjadi di negara berkembang/ terbelakang dan di negara maju.

BONUS DEMOGRAFI

Pengertian bonus demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk
yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak
produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berada pada rentang umur 15-64
tahun.

Bonus demografi  memiliki nilai positif dan keuntungan besar dari segi pembangunan
bila dikelola secara profesional karena potensi rasio beban ketergantungan penduduk akan
berkurang. Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia non
produktif dengan jumlah penduduk usia produktif.
Namun bonus demografi juga  memiliki dampak negatif pada upaya pembangunan.
Ketika negara tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong periode bonus
demografi tersebut, konsekuensi yang terjadi adalah dampak negatif yang harus dipikul oleh
semua pihak.

Banyak negara berhasil memaksimalkan bonus demografi yang terjadi di negaranya,


seperti Korea Selatan,  Malaysia, Thailand. Namun ada yang gagal memaksimalkan keadaan
bonus demografi yang dimiliki negaranya seperti di negara-negara Benua Afrika.

 Dampak Bonus Demografi

Era bonus demografi yang ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif
atas jumlah penduduk tidak produktif memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan jelas yaitu akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan
nasional, yang akan bermuara pada tingkat kesejahteraan masyarakat  yang lebih baik.

Selain itu, dampak positif dengan jumlah usia produktif yang lebih besar akan
mengakibatkan beban hidup menjadi lebih ringan, karena hidup penduduk usia non produktif
akan ditanggung oleh penduduk usia produktif.Namun, dampak negatif juga akan dihadapi
jika tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong periode bonus demografi
tersebut. Terutama kesiapan pembangunan sumber daya manusia yang akan menentukan
sejauh mana keberhasilan memanfaatkan peluang bonus demografi tersebut.

Tanpa dibekali dengan kualitas sumber daya  manusia yang  memadai, maka proporsi
penduduk usia produktif yang sedemikian besar pada saat itu hanya akan menciptakan
dampak buruk pada pembangunan negara.Salah satu dampak negatif yang bisa diprediksi
adalah jumlah pengangguran yang  tidak terkendali karena tidak terserap ke dalam lapangan
kerja yang ada akibat  kualifikasi dan kualitas yang  tidak memenuhi standar pekerjaan  yang
tersedia.

Kondisi demikian akan memberikan efek berantai ke berbagai bidang kehidupan


manusia. Berkurangnya tingkat pendapatan akibat ketimpangan antara  standar kualifikasi
yang dibutuhkan  dan kualitas sumber daya manusia yang tidak memadai, dapat memicu
lonjakan tingkat kemiskinan, yang memberikan dampak buruk pada  kehidupan ekonomi,
pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Dengan kata lain, ketidaksiapan semua pemangku kepentingan pembangunan dalam


menyongsong periode bonus demografi tersebut melalui pembangunan manusia yang baik
akan membuat kita gagal memanfaatkan  jendela peluang yang langka tersebut.

 Bonus Demografi Indonesia

Pada tahun 2020-2030 Indonesia berpeluang untuk  mengalami bonus demografi, di mana
negara ini akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif,  sementara yang tidak
produktif berkurang menjadi 60 juta jiwa.  Ini berarti  10 orang usia produktif hanya akan
menanggung  3-4 orang usia tidak produktif.

Berdasarkan grafik Badan


Pusat Statistik (BPS), tren rasio
ketergantungan (depency ratio)
penduduk Indonesia selama
kurun waktu 1971-2016,
semakin menurun hingga
sebesar 48.4 % pada tahun
2016.

Penafsiran arti rasio


ketergantungan 48,4%, sebagai
berikut:

Terdapat 48-49 orang tidak produktif, bisa terdiri atas anak-anak usia 1-15 tahun maupun
para orang tua yang telah berusia diatas 64 tahun. Dimana kehidupan dari 48-49 orang tidak
produktif tadi akan ditopang dan ditanggung kehidupannya oleh 100 orang usia produktif.

Rasio ketergantungan Indonesia pada tahun 2016, sudah jauh berkurang dibandingkan dari
hasil rasio yang sama pada tahun 1971 yang masih sebesar 86%. Trend positif grafik ratio
ketergantungan, sebenarnya telah terlihat tingkat penurunannya hingga dibawah 50% sejak tahun
2012.

Berdasarkan rangkuman data dari BPS, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016
diperkirakan sebanyak 258 juta orang. Terdiri atas penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak
129,98 juta dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 128,71 juta orang.

Dari grafik data jumlah penduduk Indonesia tahun 2016 yang diterbitkan oleh BPS,
Terdapat sekitar 174 juta jiwa penduduk usia produktif atau sebanyak 67% dari jumlah total
penduduk Indonesia. Ha itu semakin memperkuat asumsi bahwa Negara Indonesia memang
sudah mulai memasuki suatu masa emas berupa era bonus demografi.

Proyeksi puncak era bonus demografi Indonesia menurut proyeksi BPS akan dicapai antara
rentang tahun 2025-2030, atau ketika jumlah penduduk usia produktif Indonesia ada pada angka
minimal 70% dari total jumlah penduduk.

Dari  perspektif pembangunan manusia, tidak pelak lagi rentang waktu menjelang tahun
2020-2035 merupakan periode yang paling tepat mempersiapkan fondasi kokoh bagi periode
bonus demografi tersebut.

Keadaan bonus demografi yang akan dialami bangsa Indonesia memiliki banyak manfaat.
Salah satu manfaat utama sekaligus manfaat terbesar dari adanya bonus demografi Indonesia
adalah mengubah tingkat ekonomi Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju.

2,3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan kependudukan

Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat


yang mencakup berbagai aspek kehidupan secara berkesinambungan yang hasilnya harus bisa
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata. Pembangunan pada dasarnya
adalah suatu proses dari pemikiran yang dilandasi keinginan untuk mencapai kemajuan bangsa.
Sedangkan tujuan inti pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) ada tiga, yaitu:
1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup
2. Peningkatan standar hidup
3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial
Bank Dunia 1991, dalam Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa tujuan utama
pembangunan adalah memperbaiki kualitas kehidupan. Sedangkan United Nations Development
Programme (UNDP, 1991) menyatakan bahwa cara terbaik untuk mewujudkan pembangunan
adalah dengan meningkatkan kualitas manusia.
Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang menghendaki
peningkatan kualitas hidup penduduk yang dilakukan dengan menitikberatkan pada
pembangunan SDM secara fisik dan mental. Azas pemerataan yang merupakan salah satu dasar
trilogi pembangunan yang akan diimplementasikan dalam berbagai program pembangunan. Azas
pemerataan merupakan salah satu prinsip pembangunan manusia. Melalui strategi jalur
pemerataan, kebijakan pembangunan mengarah pada pemihakan terhadap kelompok penduduk
yang tertinggal. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas fisik dan mental
penduduk perlu dilakukan oleh pemerintah 15 melalui pembangunan di bidang pendidikan dan
kesehatan dasar
Proses pembangunan sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor
ekonomi dan non ekonomi. Faktor ekonomi di sini adalah berupa sumber daya alam, sumber
daya manusia (tenaga kerja), permodalan dan tenaga kerja manajerial yang mengorganisir dan
mengatur proses produksi, yang kesemuanya disebut sebagai faktor-faktor produksi. Faktor
nonekonomi adalah berupa lembaga sosial, kondisi politik, nilai-nilai moral dan yang sejenisnya
yang bukan merupakan faktor ekonomi yang mempengaruhi, baik menunjang ataupun
menghalangi, proses pembangunan. Dalam hubungan ini Prof. Bauer mengemukakan bahwa
penentuan utama bagi pembangunan dan bakat, kempauan, kualitas, kapasitas, sikap, adat isti
adat, nilai masyarakat, tujuan dan motivasi serta struktur politik dan kelembagaan masyarakat
dinegara yang bersangkutan.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kependudukan


1. Kelahiran (Fertilitas)
Dalam hal pertumbuhan penduduk, kelahiran (fertilitas) mempunyai peran dalam penambahan
jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan
mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain :
a. Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu
b. Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
c. Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
d. Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
e. Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-
laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar, Faktor-
faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain :
a. Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak
b. Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-
laki minimal berusia 19 tahun.
c. Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan
hanya anak ke-2
e. Penundaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

2. Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian
caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.

Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu :


a. Angka kematian kasar (Crude Death Rate = CDR)
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap
tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
> Rendah, jika angka kematian 9 – 13
> Sedang, jika angka kematian 14 – 18
> Tinggi, jika angka kematian lebih dari 18

b. Angka kematian khusus menurut umur tertentu (Age Spesific Death Rate = ASDR)
Angka ini dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling
banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka in tinggi,
sedangkan pada kelompok muda jauh lebih rendah.

c. Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate = IMR)


Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu yang
lahir. Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk. Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang
rendah maka tingkat kematian bayi tinggi. Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka
kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.

Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut :


> Rendah, jika IMR antara 15-35
> Sedang, jika IMR antara 36-75
> Tinggi, jika IMR antara 76-125

Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan
faktor penghambat kematian (anti mortalitas)

Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)


Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar, yang termasuk faktor ini adalah :
a. Sarana kesehatan yang kurang memadai
b. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
c. Terjadinya berbagai bencana alam
d. Terjadinya peperangan
e. Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
f. Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)


Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah, yang termasuk faktor ini adalah :
a. Lingkungan hidup sehat.
b. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
c. Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
d. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
e. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

3. Perpindahan (Migrasi)
Perpindahan (migrasi) atau mobilitas penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi


a. Faktor individu.
b. Faktor yang terdapat di daerah asal.
c. Faktor yang terdapat di daerah tujuan.
d. Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan.

Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
a. Kekuatan Sentripental
adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
> Terikat tanah warisan
> Menunggu orang tua yang sudah lanjut
> Kegotong royongan yang baik
> Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka.
b. Kekuatan Sentrifugal
adalah kekuatan yang mendorong untuk meninggalkan daerah asal, misalnya:
> Terbatasnya pasaran kerja
> Terbatasnya fasilitas pendidikan
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1) Dapat di simpulkan bahwa kependudukan dapat merujuk masyarakan secara keseluruhan


maupun kelompok yang di dasarkan pendidikan, kewarganegaraan, agama, etnisitas
tertentu karena adanya peranan penduduk yang berdomisili menetab dan penduduk yang
hanya sekedar migrasi atau tidak untuk menetab yang untuk penduduk yang menetab
dapat di lihat atau di hitung dengan skala atau piramida pendudukan yang meliputi
piramida penduduk muda(expansiv), piramida penduduk stasioner(granat), piramida
penduduk tua (constructive).
2) Sedangkan pembangunan dapat di simpulkan bahwa suatu usaha perubahan yang
berencana tanpa akhir dengan melalui tahapan tahapan dalam rangka pembinaan yang
mengikut sertakan seluruh masyarakan dalam suatu Negara Salanjutnya pembangunan
ekonomi perlu dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan per kapita, karena
kenaikan ini merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dalam praktek, lajunya pembangunan ekonomi suatu
Negara ditunjukan dengan menggunakan 20 tingkat pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).
3) Yang paling penting bahwa pertumbuhan penduduk merupakan hal yang sangat
berpengaruh dalam pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk ini juga memberikan
masing-masing dampak yang ditimbulkan apabila hal tersebut terjadi di negara
berkembang/ terbelakang dan di negara maju.

4)
DAFTAR PUSTAKA

Harry, Sonny, B, Harmadi,,ph. D. Perkembangan Demografi dan Kaitannya dengan


Pembangunan

BPS & BAPENAS, (2015), ProyeksiPenduduk Indonesia 210-2030, Kementerian


PPN/Bapennas, Badan Pusat Statistik

e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 5. No.1, Januari – April 2016

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/51389/4/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka_%202011apr1.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/23130-ID-penduduk-dalam-proses-
pembangunan.pdf

Anda mungkin juga menyukai