Mulyono
Binus Business School Undergraduate Program, Universitas Bina Nusantara, Indonesia
mulyono@binus.ac.id
Abstract— A good bank must be efficient because efficiency will increase banking
productivity and performance. As an institution that functions for banking intermediation, it
must have a healthy financial condition to function properly and gain public trust. The
purpose of this study is to examine the effect of Economic Growth, Efficiency and Liquidity on
the profitability of banks in the Indonesia Stock Exchange. There are inconsistent research
results from previous studies, regarding efficiency, liquidity and economic growth that can
affect banking performance. The sample used in this study was 35 banks listed on the
Indonesia Stock Exchange. Data processing in this study uses multiple regression with the
help of SPSS version 20. The results of the study indicate that Economic Growth has a
positive influence on bank profitability, for Efficiency and Liquidity has a negative effect on
bank profitability. This research is expected to be useful both for the banking industry in
making decisions and the government in making policies.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bank menghubungkan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang
memerlukan dana. Hal tersebut membuat dunia usaha bisa maju dan berkembang karena
mendapatkan dana untuk berkembang lebih besar. Bila dunia usaha lebih maju maka akan
menyerap lebih banyak lapangan kerja dan roda ekonomi dapat berputar, yang pada akhirnya
dapat mensejahterakan masyarakat. Sebagai lembaga yang berfungsi untuk intermediasi
perbankan haruslah memiliki kondisi keuangan yang sehat agar dapat berfungsi dengan baik
dan mendapatkan kepercayaan masyarakat. Kinerja keuangan merupakan pengukuran sehat
atau tidaknya perbankan. Bank yang tidak sehat berisiko mengalami kegagalan yang berakibat
bank akan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kegagalan bank.
Bank yang baik juga harus efisien, karena efisiensi akan meningkatkan produktifitas
dalam hal ini kinerja perbankan. Efisiensi bank dapat diukur dengan menggunakan rasio
keuangan, yaitu BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Rasio ini
mengindikasi efisiensi operasional bank, di mana semakin tinggi rasio ini menunjukkan
semakin tidak efisien biaya operasional bank. Bank sebagai intermediasi selain menerima
dana dari pihak yang kelebihan dana juga meyalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan
dana atau kredit. Dalam memberikan kredit juga bank haruslah dalam proporsi yang tepat
agar tidak terganggu likuiditasnya. Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang harus segera dibayar (Taswan, 2010). Bank harus
mampu memenuhi kewajiban pada setiap nasabah bila ada penarikan dana oleh nasabah, juga
harus mampu mencairkan kredit yang telah dibuat sesuai komitmen. Bila kedua hal ini tidak
bisa dipenuhi bank akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Tabel 1.1 Rasio Keuangan Bank dan Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan data 5 tahun terakhir, data pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh
data GDP mengalami fluktuasi. GDP (Gross Domestic Produk) atau dikenal juga dengan
PDB (Produk Domestik Bruto). GDP adalah nilai pasar seluruh barang dan jasa yang
diproduksi disuatu negara pada periode tertentu (Mankiw, Quah dan Wilson, 2012).
Walaupun pertumbuhan GDP yang berfluktuasi namun masih bertumbuh dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan GDP merupakan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Alper dan Anbar (2011) yang mendapatkan hasil
bahwa GDP tidak berpengaruh terhadap ROA. Garcia dan Guerrerio (2016) mendapatkan
hasil bahwa GDP berpengaruh negative terhadap ROA, hal ini dikarenakan pertumbuhan
GDP yang kecil di Portugal selama dilakukan penelitian.
Penelitian mengenai efisiensi yang dilakukan oleh Wibowo dan Syaichu (2013)
mendapatkan hasil bahwa BOPO signifikan negatif terhadap ROA yang berarti semakin besar
rasio BOPO maka rasio profitabilitas ROA akan semakin kecil. Hal tersebut dikarenakan
tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh kepada pendapatan yang
dihasilkan oleh bank. Sementara penelitian Zulfikar (2014) mendapatkan hasil BOPO
signifikan positif terhadap ROA, hal ini karena BPR belum mengeluarkan biaya tenaga kerja,
marketing yang signifikan untuk menghasilkan laba. Begitu juga dengan penelitian Fadjar,
Hedwigis dan Prihati (2013) mendapatkan hasil BOPO signifikan positif terhadap ROA.
Penelitian tentang likuiditas pun telah dilakukan beberapa kali seperti yang dilakukan
oleh Lukitasari dan Kartika (2014) yang mendapatkan hasil LDR signifikan positif terhadap
ROA. Yang berarti semakin tinggi rasio LDR maka profitabilitas akan semakin meningkat,
penelitian lain yang mendapatkan hasil sama Prasanjaya dan Ramantha (2013). Berdasarkan
uraian beberapa penelitian terdahulu, masih terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten,
maka peneliti berniat untuk melakukan penelitian kembali mengenai efisiensi, likuiditas dan
indikator makro ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja perbankan. Dengan tujuan
menganalisis pengaruh variabel tersebut terhadap kinerja perbankan, agar dapat bermanfaat
baik bagi industri perbankan dalam mengambil keputusan maupun pemerintah dalam
mengambil kebijakan.
Secara keseluruhan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh Efisiensi, Likuditas,
dan GDP terhadap profitabilitas Bank Umum pada Bursa Efek Indonesia, sedangkan tujuan
khusus penelitian adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi (GDP) terhadap profitabilitas bank umum
2. Mengetahui pengaruh efisiensi (BOPO) terhadap profitabilitas bank umum
3. Mengetahui pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas bank umum
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perbankan
Bank adalah suatu lembaga yang aktivitasnya menghimpun dana yang berupa giro,
deposito tabungan dan simpanan yang lainnya dari pihak yang kelebihan dana lalu
menempatkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana, melalui penjualan jasa
keuangan yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak (Taswan, 2010). Kegiatan
yang dilakukan bank meliputi jasa keuangan, dan tentu dalam pelaksanaannya diperlukan
ilmu keuangan. Karena didalam perbankan terdapat dana masyarakat yang tidak sedikit, maka
diperlukan pengelolaan yang sangat baik dan terpercaya.
Bank merupakan lembaga yang diatur oleh pemerintah, regulasi bank untuk memelihara
sistem keuangan yang sehat dan aman juga untuk meningkatkan mekanisme efisiensi yang
lebih besar dalam mengalokasikan dana. Bank Indonesia mengkategorikan fungsi bank
sebagai financial intermediaries kedalam 3 hal, yaitu: pertama sebagai lembaga yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kedua sebagai lembaga yang
menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit dan yang ketiga untuk melancarkan
transaksi perdagangan dan peredaran uang. Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan,
berperan khusus untuk memobilisasi simpanan masyarakat dan kemudian disalurkan dalam
bentuk kredit kepada dunia usaha yang akan membuat semakin besar dan mudah
pengalokasian sumber dana dalam perekonomian.
Banyaknya pihak yang berkaitan dengan perbankan membuat perbankan perlu
diregulasi. Selain pihak stakeholder, perbankan juga mempengaruhi perekonomian suatu
negara sehingga negara perlu mengaturnya. Agar kegiatan perbankan dapat berjalan lancar
tanpa ada yang dirugikan. Tujuan dari pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah yang
diwakili oleh departemen keuangan dan Bank Indonesia adalah untuk safety, stability dan
structure. Safety adalah untuk mencegah terjadinya kegagalan pasar dan penarikan simpanan
oleh masyarakat yang berakibat pada ambruknya suatu bank. Karena kegagalan suatu bank
tidak diinginkan dan harus dihindari, hal ini dapat menganggu perekonomian suatu negara.
Stability berkaitan dengan tujuan dari stabilitas makroekonomi, karena kegagalan satu atau
beberapa bank akan menyebabkan kegagalan bank - bank lain yang sehat. Structure diregulasi
mengenai jumlah/penyebaran bank untuk mengatur persaingan dan efisiensi bank. Bank yang
ada tidak boleh memonopoli pasar, terjadi persaingan yang sehat antar bank atau antara bank
dengan lembaga non bank dapat tercipta efisiensi ekonomi.
Dengan pelaksanaan pengaturan dan pengawasan yang ketat, sehingga masyarakat
dapat yakin dananya aman tersimpan di bank. Juga kepentingan para stakeholder dapat
terlindungi. Kesehatan bank dapat diakses semua orang dengan adanya keterbukaan informasi
keuangan bank. Informasi ini berupa laporan keuangan secara bulanan, triwulanan dan
tahunan yang harus dilaporkan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengetahui
kondisi kesehatan bank dan keamanan keuangannya di bank. Bank dengan profitabilitas yang
baik tentunya memberikan signal baik untuk para stakeholdernya. Perubahan profitabilitas
berkontribusi pada laju ekonomi, di mana profit mempengaruhi keputusan investasi dan
simpanan pada perusahaan. Hal ini terjadi karena profit dapat mempengaruhi posisi cashflow
pada perusahaan yang menawarkan keleluasaan dalam sumber investasi perusahaan, sehingga
dapat investasi lebih besar dapat menaikkan produktivitas, menjadi lebih kompetitif dan dapat
meningkatkan kemampuan karyawan.
2.3 Efisiensi
Efisiensi adalah penggunaan sumber ekonomi seefektif mungkin untuk mendapatkan
kepuasan pada individu (Samuelson dan Nordhaus, 2010). Karena keefektifan dalam
menggunakan sumber ekonomi perusahaan akan terhindar dari pengeluaran/biaya yang tidak
perlu, sehingga bisa mendapatkan laba yang optimal. Efisiensi didefinisikan sebagai
2.4. Likuiditas
Menurut Kuncoro dan Suharjono (2011) manajemen likuiditas adalah kemampuan
manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya
maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat. Manajemen bank
mengelola likuiditas agar dapat memperkecil risiko likuiditas yang dapat disebabkan oleh
adanya kekurangan dana, sehingga untuk memenuhi kewajibannya tidak perlu mencari dana
yang lebih mahal dalam artian dana dengan bunga tinggi. Manajemen likuiditas meliputi
pengelolaan atas Reserve Requirement (RR) atau Primary Reserve atau Giro Wajib Minimum
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Secondary Reserve ataupun seluruh sumber dan
penggunaan dana (Kuncoro dan Suhardjono, 2011). Sementara menurut Mishkin (2004)
likuiditas adalah secepat apa suatu asset dapat diubah kedalam bentuk cash dengan biaya yang
rendah.
Permintaan likuiditas berasal dari pengambilan dana oleh nasabah dari tabungan dan
permintaan kredit dari konsumen atau institusi, dapat juga untuk pembayaran pinjaman bank
dari lembaga keuangan lain atau dari bank sentral (Rose dan Hudgins, 2013). Bank sebagai
lembaga kepercayaan perlu menjaga likuiditasnya agar para nasabah atau investor merasa
aman dananya tersimpan dibank tersebut. Dalam menjaga likuiditasnya manajemen harus
menghitung dengan baik jumlah dana likuid yang diperlukan oleh bank. Karena bila bank
dalam kondisi over likuid maka akan muncul biaya bunga yang meningkat, dan pendapatan
bunga yang menurun karena kelebihan dana seharusnya dapat disalurkan berupa kredit.
Likuiditas yang tinggi dan mencari keuntungan yang tinggi. Rasio LDR dapat dihitung
dengan menggunakan formula (Veithzal, Permata dan Idroes, 2007):
LDR = Total Kredit x 100%
Total Dana Pihak Ketiga
adalah kebijakan moneter yang berupa jumlah uang beredar, kredit, sistem perbankan, suku
bunga dan nilai tukar.
Menurut Mankiw, Quah dan Wilson (2012) Produk Domestik Bruto atau Gross
Domestic Product (GDP) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir, yang
diproduksi pada suatu negara dalam jangka waktu tertentu. GDP menghitung dua hal yaitu
total pendapatan semua orang dalam perekonomian serta total pengeluaran output barang dan
jasa dalam perekonomian. GDP merupakan pengukuran dari perekonomian, maka diharapkan
GDP memiliki hubungan yang positif terhadap profitabilitas bank, peningkatan ekonomi akan
berimbas pada peningkatan bisnis yang akan mendorong kredit perbankan. Peningkatan kredit
perbankan akan meningkatkan profitabilitas bank.
2.6 Hipotesis
Pertumbuhan GDP merupakan pengukuran pertumbuhan ekonomi, yang diharapkan
akan memberikan dampak positif bagi bank. Pertumbuhan GDP suatu negara erat kaitannya
dengan kesejahteraan dan kemakmuran dapat dirasakan oleh penduduk suatu negara. Tingkat
pendapatan yang diukur dengan GDP akan mempengaruhi hubungan pola saving dari
seseorang, semakin besar GDP maka profitabilitas bank juga akan meningkat (Adiyadnya,
Artini, Rahyuda (2016). Ekonomi yang tumbuh seharusnya dapat mendorong pertumbuhan
profitabilitas perbankan. Seperti hasil penelitian Topak dan Talu (2017) yang menyatakan
bahwa GDP berpengaruh positif terhadap ROA. Dari uraian tersebut dapat diambil hipotesis
sebagai berikut,
H1 : Pertumbuhan GDP berpengaruh terhadap Profitabilitas ROA.
Pertumbuhan
Ekonomi (GDP)
Likuiditas Profitabilitas
(LDR) (ROA)
Efisiensi (BOPO)
digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan kemampuan dalam memanfaatkan aset yang
dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ROA dapat dirumuskan :
Untuk mengukur efisiensi bank, dengan menggunakan rasio BOPO, yaitu dengan
membandingkan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional adalah
biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, seperti biaya
gaji, biaya pemasaran, biaya bunga. Untuk pendapatan operasional merupakan pendapatan yang
diterima bank dari penyaluran kredit dalam bentuk suku bunga (Prasanjaya dan Ramantha, 2013).
Rumus rasio BOPO adalah:
Di mana :
ROA = Return on Assets
GDP = Gross Domestic Product
BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasioanal
LDR = Loan To Deposit Ratio
α0 = Konstanta
α1,α2,α3 = Koefisien setiap variabel
et = standard error
0.61065 2.012
(Constant)
GDP .955 1.005
BOPO .960 1.042
LDR .955 1.047
a. Dependent Variable: ROA
Dapat dilihat pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai GDP, BOPO dan LDR
sebagai variabel independen mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,0001 dengan
demikian tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Demikian pula dengan hasil
yang diperoleh dari nilai VIF dibawah 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel independen yang digunakan dalam penelitian.
Asumsi penting dalam regresi linear klasik adalah bahwa gangguan yang muncul
dalam model regresi korelasi adalah homokedastisitas, yaitu semua gangguan mempunyai
variasi yang sama. Dalam regresi mungkin ditemui gejala heterokedastisitas. Pengujian
ini dilakukan dengan metode grafik dan didapatkan hasil olahan data seperti yang terlihat
pada Gambar 4.2. di bawah ini.
Berdasarkan hasil olah data pada uji regresi linier berganda pada tabel 4.3 diperoleh
persamaan regresi berganda sebagai berikut
ROAit = 10,394 + 0,020 GDPit – 0,100 BOPOit – 0,004 LDRit
Keterangan :
ROAit = Return on Assets
GDPit = Gross Domestic Product
BOPOit = Biaya Operasional/Pendapatan Operasioanal
LDRit = Loan To Deposit Ratio
Pada Tabel 4.4 menunjukkan nilai R2 sebesar 0,967. Hal ini berarti sebesar 96,7%
prediksi ROA dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebas yaitu LDR, BOPO dan GDP
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh sebab‐sebab lain di luar model penelitian.
bahwa bank belum maksimal dalam menyalurkan kredit, dan bank lebih memilih membelikan
SBI dari pada menyalurkan kredit.
Untuk peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan menambah
jumlah sampel perusahaan perbankan tidak hanya yang tercatat di BEI, menambah jangka
waktu penelitian, dan membagi kedalam kategori buku. Peneliti selanjutnya dapat pula
menerapkan penelitian ini pada perusahaan yang sedang berkembang pesat, yaitu perusahaan
financial teknologi (fintech), agar lebih menggambarkan kondisi terkini.
REFERENSI
Viethzal, R., Permata, A. dan Idroes, F.N. (2007), Bank & Financial Institution Management
Conventional & Sharia Sysmem, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wibowo, E.S., dan Syaichu, M., (2013), Analisis Pengaruh Suku Bunga Inflasi, Car, BOPO,
NPF terhadap Profitanilitas Bank Syariah, Vol 2 No 2, hal 1-10: Diponegoro Journal of
Management.
Widarjono, A. (2015). Statistika Terapan Dengan Excel & SPSS. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Yogianta, C.W.E., (2013), Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL dan BOPO Terhadap
Profitabilitas Studi pada Bank Umum yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2002-2010, vol 22 No 2, hal 94-111: Jurnal Bisnis Stategi.
Zulfikar, T. (2014), Pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO dan NIM Terhadap Kinerja
Profitabilitas (ROA) Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia, Vol 1 No 2 : e-Journal
Graduate Unpar.