Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KATRA SADITHA SIMARE MARE

NIM : D1061211019
PRODI : TEKNIK INDUSTRI (B)
TUGAS MERINGKAS PTI
BAB 13.3
MANAJEMEN NILAI
Manajemen nilai adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan peluang dalam
menekan atau merampingkan biaya produksi yang tidak diperlukan dari suatu produk dengan
perhitungan yang objektif dan terukur serta terarah, tanpa mengurangi kualitas dari produk itu
sendiri sehingga harapan konsumen tetap terpenuhi dan konsumen merasa puas terhadap
produk tersebut. Manajemen nilai dapat diimplementasikan pada berbagai bidang dengan
target pasar atau proyek yang luas karena keakuratannya dalam memperhitungkan biaya
produksi dan secara tidak langsung perusahaan dapat menekan biaya produksi dari
perusahaan itu sendiri.
Manajemen nilai sendiri pada umumnya lebih menekankan konsep peninjauan dengan
mengutamakan pembaharuan terhadap suatu produk dengan sistematika yang sederhana
dengan berusaha memperhatikan kualitas produk tersebut. Selain itu, dapat menaikkan
kuantitas dari produk yang diproduksi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan
dan keuntungan kepada perusahaan produk.
Terdapat tiga fase dari manajemen nilai, antara lain :
1. Analisis nilai.
Fase analisis nilai merupakan tahapan dari sistem (biasanya digunakan dalam suatu
proyek) untuk berpikir logis dalam upaya menekan biaya yang akan dikeluarkan dan
untuk memperhitungkan pengeluaran biaya yang tidak terduga dari suatu proyek agar
seimbang ketika memperbaiki situasi sehingga tidak terjadi inflasi yang menyebabkan
kerugian terhadap perusahaan.
2. Rekayasa nilai.
Fase rekayasa nilai merupakan tahap analisa data pembiayaan suatu proyek oleh tim
manajemen nilai, tahapan ini dilakukan ketika sebelum semua dana yang akan
digunakan dalam proyek dicairkan oleh perusahaan dengan memperhitungkan
konstruksi biaya pembangunan sehingga biaya yang tidak terduga lebih terukur.
Pengaruh dari suatu rekayasa nilai memiliki dampak yang sangat besar tidak hanya
pada proses perencanaan tetapi juga pada penyusunan model-model dari suatu proyek.
3. Kontrol nilai.
Pada fase kontrol nilai tim manajemen nilai mulai menyusun kerangka biaya yang
akan dipergunakan dalam proyek dari awal hingga selesai. Proses suatu proyek
dengan mempertimbangkan kenyamanan konsumen dan perusahaan tetap menjaga
kualitas pelayanannya terhadap produk yang ditawarkan serta pemeliharaan produk
tersebut dalam jangka Panjang sehingga dapat dioptimalkan oleh perusahaan dengan
mengembangkan model produk yang ditawarkan pada konsumen.
Manajemen nilai berperan dalam peningkatan proses sebagai penyeimbang konstruksi sebuah
proyek mulai dari tahapan analisa data, penyediaan bahan baku sampai hasil akhir proyek
yaitu produk dengan perhitungan yang sudah akurat dalam usaha meningkatkan nilai dari
produk dengan menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas dari produk tersebut
sehingga didapatkan proses baru dalam pembuatan proyek yang lebih sederhana. Terdapat
tahap rencana kerja pada manajemen nilai yang berfungsi untuk menangani pengaturan
terhadap alat proyek agar menjadi sistematika yang logis dan berusaha untuk memperoleh
hasil akhir yang diinginkan dimana ini merupakan kunci sukses dari manajemen nilai. Tahap
rencana kerja sudah dianalisis secara menyeluruh dari sebelum proyek tersebut dilaksanakan.
Berikut sistematika dari rencana kerja.
1. Informasi.
Tim manajemen nilai melakukan peninjauan terhadap informasi yang diterima
sebelum memulai kegiatan pada proyek dan berusaha memberikan pemahaman
dasar kepada seluruh tim dari proyek.
2. Analisis fungsi.
Analisis fungsi merupakan penggerak utama dalam manajemen nilai. Pada
tahapan ini bertujuan yaitu untuk mengidentifikasi fungsi dari proyek yang tidak
terlalu memberikan dampak sehingga perlu ditingkatkan.
3. Spekulasi.
Pada tahapan spekulasi tim manajemen nilai berusaha mengumpulkan ide untuk
meningkatkan fungsi yang tidak terlalu memberikan dampak pada proyek. Pada
tahapan ini hasil dari identifikasi ide dapat direalisasikan kapan saja berdasarkan
fungsi yang dipilih.
4. Evaluasi.
Evaluasi berfungsi untuk merampingkan ide yang berhasil dikumpulkan dengan
pertimbangan bahwa ide yang dipilih dapat memenuhi tujuan dari proyek.
5. Perkembangan.
Pada tahapan perkembangan tim manajemen nilai berusaha untuk
mengembangkan ide yang sudah diidentifikasi sebelumnya sehingga dapat
menjadi sebuah proposal yang objektif dan memiliki tujuan yang jelas.
6. Laporan.
Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban oleh tim manajemen yaitu
memuat tentang sumber pendanaan pada proyek yang sedang dirancang untuk
mendapatkan keputusan dari perusahaan dan masuk sebagai rencana perusahaan
tersebut.
7. Melaksanakan dan audit.
Bagian ini sebenarnya merupakan bagian dari suatu sistematika manajemen nilai,
tetapi bagian ini sangat penting sebagai kunci sukses manajemen nilai. Bagian ini
memiliki fungsi yaitu pengembangan proposal dan mengupayakan pengolahan
manajemen yang baik.
Ketika proyek maanajemen nilai sudah mendapatkan persetujuan dari staff manajemen
perusahaan maka akan dimintai rekomendasi yang lebih jelas dalam upaya peningkatan
kualitas proyek. Terdapat beberapa tahapan pendahuluan dalam memahami tujuan proyek
tersebut, antara lain.
1. Mengumpulkan informasi latar belakang.
Pada tahapan ini bertujuan agar tim dapat memahami keseluruhan proyek melalui
pengumpulan data sehingga siap untuk dilakukan penelitian oleh tim.
2. Memahami kebutuhan dan persyaratan pelanggan.
Pada tahapan ini tim harus dapat memahami pemasaran dalam mempromosikan
produk kepada pelanggan dan selalu memperbaharui informasi dari pelanggan
tersebut berguna dalam meningkatkan pelayanan serta tim dapat selalu mengetahui
informasi terkait dari produk.
3. Menetapkan tujuan dan sasaran.
Tahapan ini dilimpahkan sepenuhnya kepada tim pemrakarsa proyek tersebut untuk
mempertimbangkan kualitas serta akomodasi lain pada suatu proyek.
4. Tentukan lingkup.
Tahapan ini adalah sebagai tolak ukur dari suatu pemecahan masalah agar dapat
mengendalikan permasalahan tersebut dengan baik dan mengatur sejumlah besar
dokumen yang terkumpul sehingga mendapatkan persetujuan serta kesepakatan dalam
penelitian yang dilakukan.
5. Pahami biaya saat ini.
Penting bagi tim manajemen dalam memahami biaya yang tersedia agar efektif Ketika
Meneliti biaya produk yang dibutuhkan.

Teknik analisis fungsi adalah upaya mengintegrasikan semua bagian dalam


manajemen nilai yang berfungsi untuk mendefinisikan, menganalisis, dan memahami
tujuan dasar proyek agar menjadi satu kesatuan yang konkrit dan jelas. Terdapat tiga
jenis fungsi utama dalam komponen dasar suatu studi, yaitu sebagai berikut.
1. Fungsi dasar.
Fungsi dasar merupakan perancangan yang disusun untuk dipenuhi oleh produk
tersebut.
2. Fungsi sekunder.
Fungsi sekunder adalah pemenuhan yang dilakukan oleh perangkat agar produk
tersebut layak dijual dan mendapatkan nilai estetika sehingga produk menjadi lebih
menarik.
3. Fungsi tingkat tinggi.
Fungsi tingkat tinggi sendiri memiliki tugas yang sangat penting yaitu sebagai
pengenalan terhadap produk tersebut sebelum dijual.
Hubungan biaya - fungsi pada umumnya ini merupakan pondasi dasar sebagai pengarah atau
panduan bagi tim agar dapat menelaah peluang, dan tim dapat melakukan peninjauan
terhadap fungsi sehingga tim dapat menyimpulkan nilai mana yang tidak memiliki dampak
baik.
Identifikasi fungsi membutuhkan perbaikan berdasarkan hasil peninjauan oleh tim dan
didapatkan prosedur yang lebih sederhana dalam produk tanpa mengurangi kualitas dan
kepuasaan pelanggan.
Analisis perbandingan kebanyakan masih dilakukan secara tradisional yang hanya menduga-
duga sehingga berisiko ketika akan mengambil keputusan karena ketidakakuratnnya dalam
menganalisis data. Oleh karena itu, analisis matrik menjadi alternatif dalam
mempertimbangkan pengambilan keputusan karena analisis matrik dapat menganalisis setiap
data dengan mengevaluasi sumber daya yang ada sehingga dianggap lebih efektif. Terdapat
pendekatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dalam metode analisis matrik
yaitu ;
1. Menentukan kriteria kinerja
Tahapan ini merupakan tahap pertama dalam mengartikan keinginan dari kebutuhan
pasar dimana produk yang diproduksi tidak sesuai kebutuhan konsumen dan membuat
produk tidak laku sehingga perusahaan mengalami kerugian.
2. Menentukan kepentingan relatif setiap kriteria.
Pada tahap ini yaitu menentukan hasil akhir dari suatu produk dan menekankan
kriteria dari produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai