Anda di halaman 1dari 8

RESUME

BIMBINGAN DAN KONSELING

FUNGSI DAN PRINSP BIMBINGAN KONSELING

Oleh

MUHAMMAD IKHSAN KURNIAWAN


17063040

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


Fungsi dan Prinsip Bimbingan dan Konseling

A. Fungsi Bimbingan dan Konseling


 Pengertian Fungsi Bimbingan dan Konseling

Dengan uraian tentang fungsi, diketahuilah kegunaan atau manfaat dan keuntungan yang
dapat diperoleh melalui diselenggarakannya pelayanan bimbingan dan konseling. Jadi secara
umum dan luas fungsi bimbingan konseling adalah manfaat yang dihasilkan dari bimbingan
dan konseling itu.

 Jenis-Jenis Fungsi Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan kegunaan dan manfaatnya, fungsi-fungsi bimbingan dan konseling adalah :

a. Fungsi Pemahaman

Berdasarkan pemahaman ini, klien diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya


secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Berukut beberapa fungsi pemahaman :

1) Pemahaman Tentang Klien.

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien.
Sebelum seorang konselor memberikan bantuannya kepada klien, maka mereka perlu terlebih
dahulu memahami individu yang akan di bantu itu. Bukan hanya sekedar mengenal, namun
harus memahami pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dank
kelemahannya, serta kondisi lingkungannya.

Pemahaman terhadap diri klien juga perlu bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perkembangan dan kebahagiaan hidup klien. Pemahaman konselor terhadap si klien
dipergunakan oleh konselor baik untuk langsung membantu klien dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama
dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien dalam mengatasi masalahnya.

Bagi para konselor, fungsi pemahaman merupakan tugas paling awal dalam setiap kali
penyelenggaraan pelayanan. Tanpa adanya pemahaman terlebih dahulu maka konselor tidak
dapat bergerak lebih jauh dalam pemberian bimbingan.

2) Pemahaman tentang Masalah Klien

Pemahaman terhadap masalah klien terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitanya,


sangkut-pautnya, sebabnya, dan kemungkinan perkembangannya. Klien amat perlu
memahami masalah yang dialaminya, sebab dengan dapat memahami masalahnya itu ia
memiliki dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya untuk mengatasi masalah tersebut.
Pemahaman masalah oleh individu sendiri adalah modal dasar bagi pemecahan masalah
tersebut.
3) Pemahaman tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”

Lingkungan dapat diartikan sebagai kondisi disekitar kita yang secara langsung
mempengaruhi individu tersebut. Salah satu lingkungan luas adalah berbagai informasi yang
diperlukan oleh individu.

b. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan
kepada klien tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok.

c. Fungsi Pengembangan

Fungsi pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Teknik bimbingan yang
dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

d. Fungsi Penyaluran

Fungsi penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

e. Fungsi Adaptasi

Fungsi adaptasi adalah fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf,
konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi
yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi sekolah,
memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.

f. Fungsi Penyembuhan

Fungsi penyembuhan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada klien yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
adalah teori konseling, dan remedial teaching.
g. Fungsi Perbaikan

Fungsi perbaikan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki
pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

h. Fungsi Pemeliharaan

Fungsi Pemeliharaan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program
yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat klien.

i. Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

j. Fungsi Fasilitasi

Fungsi Fasilitasi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseling.

B. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


 Pengertian Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan suatu cara
tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prinsip ini
merupakan hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan yang terarah yang
digunakan sebagai pedoman-pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan. (Halaen,
2002:63).

Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar pemikiran yang
dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yanh harus di ikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat
landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.

Prayitno mengatakan : ”Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.” Jadi dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling
merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman
sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.
Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa :

a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung
kebaikan-kebaikan, mempunyai potensi dan pendidikan yang mampu membantu
sianak memanfaatkan potensinya itu.
b. Bimbingan didasarkan pad ide bahwa setiap anak adalah unik, seseorang anak
berbeda dari yang lain.
c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan
dan perkembangan mereka menjadi pribadi yang sehat.
d. Bimbingan merupakan usaha untuk membantu mereka yang memerlukan.
e. Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan
latihan-latihan khusus.
 Macam – macam prinsip bimbingan dan konseling

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip yang digunakan bersumber dari kajian
filosofis hasil dari penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan
dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan
proses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Ada beberapa prinsip bimbingan dan konseling diantaranya :

a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu
dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik
tersendiri.
d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
akan dibimbing.
f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
g. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan
program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-
sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara
pendidikan.
i. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil dan
pelaksanaan program (Nur Ihsan, 2006 : 9).

Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya sebagai berikut :

a. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan


Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan
ataupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan
dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah
lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi
lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu
mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut :

1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang
berbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik.
3) Bimbingan dan konseling berupaya mengoptimalkan seorang individu sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing.
4) Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung
faktor-faktor yang secara potensial mengarah pada sikap dan pola tingkah laku
yang seimbang.
5) Perbedaan individu harus dihargai dan di hormati dalam rangka upaya yang
bertujuan memberikan bantuan.

b. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu
positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat menimbulkan
hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang
berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang
berkenaan dengan :

1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, dan
sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
2) Keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang kurang menguntungkan merupakan faktor
salah satu pada individu.

c. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan

Prinsip- prinsip yang berkenaan dengan progam layanan bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut:

1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan
pengembangan, oleh karena itu bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan
dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi.
4) Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian yang teratur
untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui
kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya.

d. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan

Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai dengan
pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui proses tertentu
yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional. Prinsip-
prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah :

1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang


akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan
oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan
atau desakan dari pihak lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu
yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu
sendiri (Hanen, 2002).
6) Organisasi bimbingan dan konseling hendaknya fleksibel.

e. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah pelayanan
bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik.
Mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah memiliki
kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Dalam
kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan enam prinsip untuk menumbuh
kembangkan pelayanan BK disekolah. Prinsip itu adalah :

1) Konselor harus memulai karirnya sejak awal dengan program yang jelas, dan
memiliki kesaipan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut.
2) Konselor harus mempertahankan sikap profesionalnya tanpa mengganggu
keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal lainnya dan siswa.
3) Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor
profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan yang nyata.
4) Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal,
yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang
mengalami masalah emosional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun anak
yang berbakat, berpotensi dan lainnya.
5) Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu
siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa
yang menderita gangguan emosional.
6) Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah,
memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan, dan kecemasan-
kecemasannya.

Prinsip-prinsip tersebut menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh-kembangan


pelayan bimbingan dan konseling di sekolah hanyalah mungkin dilakukan oleh konselor
profesional yang tahu dan mau kerja, memiliki program nyata dan dapat dilaksanakan, sadar
akan profesinya, dan mampu menerjemahkannya ke dalam program dan hubungan dengan
sejawat dan persoknal sekolah lainnya, memiliki komitmen dan keterampilan untuk
membantu siswa dengan segenap variasinya disekolah, dan mampu bekerja sama, serta
membina hubungan harmonis dinamis kepada kepala sekolah.

*source

http://hambolot.blogspot.com/2011/06/makalah-fungsi-dan-prinsip-bimbingan.html

Anda mungkin juga menyukai