Dosen Fasilitator :
Disusun Oleh :
MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................
B. Rumusan Masalah…........................................................
C. Tujuan………………..…………...…………………….
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................
B. Saran................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yaitu salah satu terapi modalitas sebagai
bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan saling diskusi
satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas kesehatan
jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan
interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A &
Akemat,2004).
Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan lingkungan
sosialnya. Rumah sakit jiwa Propinsi Bali merupakan pusat rujukan dalam merawat
klien dengan gangguan jiwa di Bali. Berdasarkan data yang peneliti didapatkan di RS
Jiwa Propinsi Bali, pada bulan Juli sampai dengan Desember tahun 2008 rata-rata
jumlah klien yang dirawat tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266
orang atau 97,1% mengalami skizoprenia, dari 266 klien tersebut 52 orang atau 20%
mengalami kerusakan interaksi sosial.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu
terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta dan tidak
mampu berespon dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan
rasa tidak percaya diri dan keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah
laku tersebut tidak segera diatasi dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa
yang lebih berat seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain
dan penurunan minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan
kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan pendekatan
kelompok.
Berdasarkan pernyataan diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat
memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku adaptif
serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan
interaksi sosial yang salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon
dengan lingkungan sosialnya. Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai
tujuan agar klien mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan
adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori klien dapat menggunakan semua panca inderanya untuk merespon
stimulus yang diberikan, sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan
kemampuan memberi respon terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu
meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan
terapeutik asuhan keperawatan jiwa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai
tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum: Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus panca
indera yang diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
PELAKSANAAN
A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan
untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi sensori klien
berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan.
Tujuan Umum: Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus panca indera yang
diberikan.
Tujuan Khusus:
- Meningkatkan kemampuan sensoris
- Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian
- Meningkatkan kesegaran jasmani
- Mengekspresikan perasaan
Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial,
menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
B. Saran
Terapi aktivitas kelompok seharusnya masuk dalam standar asuhan keperawatan jiwa
dan menjadi integral dalam standar assuhan keperawatan jiwa khususnya pada tindakan
keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa
utamanya di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan begitu akan menjadi kewajiban
perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai dengan
kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikannya sebagai
bagian dari budaya profesional sehingga dapat meningkatkan citra dan mutu pelayanan
keperawatan jiwa bagi pasien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara:
EGC
Purwaningsih, Wahyu. (2009). Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Riyadi, Sujono. (2009). Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu Stuart,
Gail
W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC