Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI

Dosen Fasilitator :

Dr. Yulianto. S,Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

Ani Navita Aprilia (0119004)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................
B. Rumusan Masalah…........................................................
C. Tujuan………………..…………...…………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Terapi aktivitas kelompok Stimulasi sensori..................

BAB III PELAKSANAAN

A. Terapi Stimulasi Sensori Musik………………..…….


B. Terapi Stimulasi Sensori Menggambar……………….
C. Terapi Stimulasi Sensori Menonton………………..…

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................
B. Saran................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yaitu salah satu terapi modalitas sebagai
bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan saling diskusi
satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas kesehatan
jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan
interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A &
Akemat,2004).
Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan lingkungan
sosialnya. Rumah sakit jiwa Propinsi Bali merupakan pusat rujukan dalam merawat
klien dengan gangguan jiwa di Bali. Berdasarkan data yang peneliti didapatkan di RS
Jiwa Propinsi Bali, pada bulan Juli sampai dengan Desember tahun 2008 rata-rata
jumlah klien yang dirawat tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266
orang atau 97,1% mengalami skizoprenia, dari 266 klien tersebut 52 orang atau 20%
mengalami kerusakan interaksi sosial.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu
terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta dan tidak
mampu berespon dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan
rasa tidak percaya diri dan keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah
laku tersebut tidak segera diatasi dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa
yang lebih berat seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain
dan penurunan minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan
kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan pendekatan
kelompok.
Berdasarkan pernyataan diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat
memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku adaptif
serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan
interaksi sosial yang salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon
dengan lingkungan sosialnya. Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai
tujuan agar klien mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan
adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori klien dapat menggunakan semua panca inderanya untuk merespon
stimulus yang diberikan, sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan
kemampuan memberi respon terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu
meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan
terapeutik asuhan keperawatan jiwa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai
tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Terapi aktivitas kelompok Stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi


semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2009). Terapi
aktivitas kelompok: stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan untuk
memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi sensori klien
berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan.
Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas
penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal
maupun eksternal (Purwaningsih, 2009). Jadi, terapi stimulasi sensori menupakan
jenis terapi dengan menstimulasi sensori klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau
perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi, dan ucapan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum: Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus panca
indera yang diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan

3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:

a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar


b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
C. Aktivitas dan Indikasi
Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi
sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran
dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Hal yang harus
diperhatikan:
1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan
kontrak yang telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien
tetap tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi
klien dengan mengatakan “ Yang lain bisa pasti Bapak bisa “
3. Jika klien melakukan hal -hal yang tidak di inginkan (amuk,
Mengganggu pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan
permainan
D. Jenis Terapi
Aktivitas Kelompok : Stimulasi Sensori TAK stimulasi sensori memiliki 3 sesi yaitu:
1. Sesi 1: mendengarkan musik
2. Sesi 2: Menggambar
3. Sesi 3: Menonton TV/video
E. Pengorganisasian beserta peran dan tugas
a. Terapis Leadear : - Menyusun rencana TAK (proposal)
- Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan
- Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan,
- Mengajukan pendapat dan memberikann umpan balik
- Sebagai role model
- Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
b. Co Leader
- Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
- Menyediakan media
c. Observer
- Mengobservasi semua respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
- Posisi duduk tidak di lingkungan permainan/diluar
- Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
- Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leader
d. Fasilitator
- Membantu leader dalam memfasilitsi anggota untuk berperan aktif dan
memotifasi anggota
- Memfokuskan kegiatan Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
- Duduk di sela-sela pasien
BAB III

PELAKSANAAN

A. Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik


a. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku.
b. Tujuan
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien mempu memberii respon terhadap music
3. Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan music
c. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
d. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)
e. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
f. Langkah kegiatan
1. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik
diri, harga diri rendah dan tidak mau bicara
2) Mempersiakan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
1) Salam terapeutik
2) Salam dari terapis kepada klien
3) Evaluasi atau validasi
4) Menanyakan perasaan klien saat ini
5) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan musik
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus
minta ijin kepeda terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama,
dan nama panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah
jarum jam.
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
3) Terapis dan klien memakai papan nama.
4) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai
klien akan diminta mencritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan
klien setelah mendengan lagu.
5) Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk
tangan (kira- kira 15 menit) music yang diputar boleh diulang
beberapa kali. Terapis mengobscrvasi respon klien terhadap musik
6) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan
perasaannya. Sampai semua klie mendapat giliran.
7) Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya,
dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap teminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang
disukai dan memiliki arti dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi Dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori
mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan dalah
mengikuti kegiatan, respon terhadap musik, memberi pendapat
tentang musik yang didengar dan perasaan saat setelah
mendengarkan musik.
B. Terapi Stimulasi Sensori Menggambar
a. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada
pasien sehingga terrjadi perubahan perilaku.
b. Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberii makna gambar
c. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
d. Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)
e. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
f. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Terapis dan klien memakai papan nama
3. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
4. Kontrak
a) Terapis menjelas kan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3.
5. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain .
b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini
d) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberii
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela
klien
e) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang
telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar
apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien.
f) Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g) Setiap kali klien selesai menceritakan gambamya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan.
6. Tahap teminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut
Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
7. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori menggambar,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan,
menggambar, menyebutkan apa yang digambar dan menceritakan makna
gambar.
C. Terapi Stimulasi Sensori Menonton Film
a. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat
pada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku
b. Tujuan
1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika
menonton TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan
bermakna terapi untuk klien).
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.
c. Setting
1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan televisi.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
d. Alat
1. Video/CD player dan video tape/CD
2. Televisi
e. Metode
Diskusi
f. Langkah kegiatan
a) Persiapan
1. Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK sesi 2
2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b) Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Salam dari terapis kepada klien
3. Terapis dank lien memakai papan nama
c) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
d) Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV/video dan
menceritakannya
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e) Tahap kerja
1. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menonton TV/video petikan film “laskar pelangi” dan menceritakan
makna yang telah ditonton.
2. Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.
3. Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video
4. Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien.
Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada disebelah
kiri terapis. Sampai semua klien mendapat giliran.
5. Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis menga klien
lain bertepuk tangan dan memberiikan pujian.
f) Tahap Terminasi
1. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik
3. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien
- Menyepakati waktu dan tempat
g) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk stimlasi sensori menonton, kemampuan klien
yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, berespon terhadap tontonan,
menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat menonton.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan
untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi sensori klien
berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan.
Tujuan Umum: Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus panca indera yang
diberikan.
Tujuan Khusus:
- Meningkatkan kemampuan sensoris
- Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian
- Meningkatkan kesegaran jasmani
- Mengekspresikan perasaan

Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:

- Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar


- Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
- Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial,
menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

B. Saran
Terapi aktivitas kelompok seharusnya masuk dalam standar asuhan keperawatan jiwa
dan menjadi integral dalam standar assuhan keperawatan jiwa khususnya pada tindakan
keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa
utamanya di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan begitu akan menjadi kewajiban
perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai dengan
kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikannya sebagai
bagian dari budaya profesional sehingga dapat meningkatkan citra dan mutu pelayanan
keperawatan jiwa bagi pasien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara:
EGC
Purwaningsih, Wahyu. (2009). Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Riyadi, Sujono. (2009). Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu Stuart,
Gail
W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai