Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK

PADA PIT B PANEL 2 DAN


3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian

PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan tambang batubara

di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan

terbuka. Pada operasi penambangan terbuka, salah satu aspek yang perlu diperhatikan

adalah kestabilan lereng. Desain lereng tambang yang baik membutuhkan analisis

kestabilan lereng untuk mencegah terjadinya longsor.

Analisis kestabilan lereng diantaranya dapat dilakukan dengan metode

deterministik dan probabilistik. Pada metode deterministik, kestabilan lereng tambang

umumnya dinyatakan dengan nilai Faktor Keamanan (FK). FK merupakan

perbandingan antara besarnya gaya penahan dengan gaya penggerak terjadinya

longsor. Nilai FK < 1 menunjukkan lereng dalam kondisi tidak stabil, nilai FK = 1

menunjukkan lereng dalam kondisi batas kritis stabil, dan nilai FK > 1 menunjukkan

lereng dalam kondisi stabil. Pada kenyataannya, masih ditemukan lereng yang tidak

stabil dengan nilai FK > 1 atau lereng yang stabil dengan nilai FK < 1 (Hoek, 1974,

dalam Steffen dkk, 2008). Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang

mempengaruhi kestabilan lereng, antara lain topografi, muka air tanah, kuat geser,

peledakan, dan gempa bumi. Selain itu, terdapat juga ketidakpastian terhadap faktor

1
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

tersebut yang tidak ditunjukkan oleh nilai FK. Hal inilah yang menjadi dasar

dilakukannya analisis kestabilan lereng dengan metode probabilistik.

Metode probabilistik merupakan suatu pendekatan analisis berbasis risiko

yang mempertimbangkan seluruh variasi pada parameter masukan, misalnya

Unconfined Compressive Strength (UCS), Geological Strength Index (GSI), dan wet

density, yang akan menghasilkan nilai probabilitas keruntuhan (PK). Melalui metode

ini dapat diketahui bahwa nilai FK yang besar tidak menggambarkan lereng yang

lebih stabil. Lereng dengan nilai FK=4, bukan berarti lereng tersebut dua kali lebih

stabil daripada lereng dengan nilai FK=2, sementara lereng dengan nilai PK 5%

menunjukkan lereng tersebut dua kali lebih stabil daripada lereng dengan nilai PK

10%. Nilai PK yang didapatkan akan membantu untuk menentukan tingkat kestabilan

suatu lereng dan seberapa besar kemungkinan lereng tersebut akan mengalami

keruntuhan.

Dalam operasionalnya hingga saat ini, PT. Kaltim Prima Coal masih belum

menggunakan metode probabilistik secara menyeluruh di semua pit, diantaranya

adalah Pit B Panel 2 dan 3 Bengalon. Untuk menentukan probabilitas keruntuhan

lereng, analisis kestabilan lereng dengan metode probabilistik perlu dilakukan dimana

saat ini pada lokasi penelitian belum pernah dilakukan analisis kestabilan lereng

menggunakan metode deterministik. Jika probabilitas keruntuhan yang diperoleh

cukup rendah, optimasi geometri lereng perlu direkomendasikan. Selain itu,

perubahan data akibat adanya pemboran baru akan mempengaruhi nilai FK yang

dihasilkan sehingga perlu dilakukan uji sensitivitas nilai FK terhadap perubahan data.

2
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Pada lokasi penelitian, terdapat dua jenis lereng penyusun Pit B Panel 2 dan

3 Bengalon yaitu highwall dan lowwall. Highwall merupakan bagian lereng tambang

terbuka yang didesain memotong secara tegak lurus dengan bidang perlapisan

batubara serta terdiri dari slope dan bench. Bagian bawah atau toe dari highwall

tersebut sesuai dengan letak dari seam target penambangan, sedangkan lowwall

merupakan dinding lereng tambang terbuka yang didesain dengan kemiringan yang

searah dengan kemiringan perlapisan batubara. Bagian permukaan dari lowwall

merupakan seam floor atau lapisan paling bawah dari batubara. Pada penelitian ini

dilakukan analisis kestabilan lereng tambang pada bagian highwall karena memiliki

data bawah permukaan yang memadai untuk dilakukannya analisis secara

probabilistik, sedangkan pada bagian lowwall masih dalam tahap penyelesaian desain

sehingga masih memiliki data bawah permukaan yang sedikit.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana nilai FK dan PK yang dihasilkan pada daerah penelitian ?

2. Bagaimana rekomendasi terhadap optimasi geometri lereng dengan

mempertimbangkan aspek kestabilan lereng ?

3. Bagaimana tingkat sensitivitas nilai FK terhadap perubahan data ?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan nilai FK minimum dan PK maksimum highwall

berdasarkan desain awal Pit B Panel 2 dan 3 Bengalon.

3
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Memberikan rekomendasi optimasi geometri lereng jika analisis

kestabilan lereng menunjukkan desain awal Pit B Panel 2 dan 3

Bengalon memiliki nilai FK minimal 1.2 dan PK maksimal 20% seperti

yang disarankan oleh Stacey dan Read (2009).

3. Menentukan tingkat sensitivitas nilai FK yang dihasilkan apabila

terdapat perubahan data.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk dapat memberikan informasi mengenai

kestabilan lereng pada Pit B Panel 2 dan 3 Bengalon PT. Kaltim Prima Coal dengan

menggunakan metode probabilistik. Nilai FK dan PK yang didapatkan dapat

digunakan untuk memberikan rekomendasi optimasi geometri lereng sehingga dapat

meningkatkan produksi penambangan batubara dengan tetap memperhatikan aspek

kestabilan lereng. Selain itu, hasil analisis sensitivitas pada nilai FK juga dapat

digunakan untuk menentukan data yang sangat mempengaruhi kestabilan lereng.

I.5 Lingkup Penelitian

1. Pengumpulan data primer berupa data core tiap boreholes.

2. Pengumpulan data sekunder berupa data pra eksplorasi yaitu peta topografi,

data eksplorasi meliputi peta persebaran lokasi titik bor, peta area

penambangan Pit B Panel 2 dan 3 Bengalon, data model geologi, data

kedalaman boreholes, data hasil uji kuat tekan, data uji berat jenis, data core,

dan data deskripsi litologi.

4
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3. Analisis kestabilan lereng dilakukan di Pit B Panel 2 dan 3 Bengalon bagian

highwall dengan metode deterministik dan probabilistik dan menggunakan

perangkat lunak SLIDE (versi 6; Rocscience Inc.)

4. Rekomendasi terhadap optimasi geometri lereng dilakukan jika memiliki

nilai FK>1.2 dan PK<20% seperti yang disarankan oleh Stacey dan Read

(2009).

5. Analisis sensitivitas nilai FK dilakukan pada data yang memiliki nilai variasi

paling besar sehingga diasumsikan memiliki ketidakpastian yang tinggi.

I.6 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Pit B Panel 2 dan 3 Bengalon pada PT. Kaltim Prima

Coal yang terletak di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan

Timur. Peta indeks daerah penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1. Lokasi penelitian

dapat dicapai dengan menggunakan dua jalur alternatif perjalanan, yaitu :

1. Jalur udara yang dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat Cassa dari

Bandara Sepinggan, Balikpapan menuju Tanjung Bara, Sangatta selama kurang

lebih 45 menit. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan jalur darat sejauh

kurang lebih 76 km dengan lama perjalanan sekitar dua jam.

2. Jalur darat yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat

dimulai dari Balikpapan – Samarinda – Bontang – Sangatta – Bengalon dengan

total jarak sekitar 360 km dengan lama perjalanan selama kurang lebih

sembilan jam.

5
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

99630E 226484N
100000E 100500E 101000E 101500E 102000E 102500E 102967E 226484N
226000N

226000N
225500N

225500N
225000N

225000N
224500N

224500N
224000N

224000N
223500N

223500N
223000N

223000N
222500N

222500N
222000N

222000N

Drawn : DINDA ANNISA


Scale : 1 ; 15.000 $(PROJECT_NAME)
Date : 23-Jan-2017
Mount : Map_DA
PIT B
NORTH
CGM File : MAP_TA_DINDA PANEL 1 & 2 Prepared by
Geology
99630E 221609N
100000E 100500E 101000E
Figure No. : $(FIGURE_NO)
101500E 102000E
BENGALON102500E
Department
102967E 221609N

Gambar 1.1. Peta lokasi daerah penelitian Pit B Panel 2 dan 3 Bengalon

6
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.7 Peneliti Terdahulu

Daerah penelitian berada di wilayah penambangan PT. Kaltim Prima Coal

yang terletak di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Pada daerah ini telah banyak dilakukan penelitian-penelitian geologi maupun geologi

teknik secara regional. Hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut merupakan penjelasan singkat dari

hasil penelitian beberapa peneliti terdahulu.

1. Sardisan (1994)

Penelitian Sardisan dkk. (1994) menunjukkan bahwa sistem delta yang

berkembang di daerah Bengalon memiliki perkembangan sendiri dan terpisah

dari sistem Delta Mahakam pada bagian selatan. Sistem delta ini berkembang

di bagian utara Cekungan Kutai dan dianalisis melalui Formasi Balikpapan

yang ada di daerah Bengalon.

2. Sukardi dkk. (1995)

Sukardi dkk. (1995) telah menyusun Peta Geologi Regional Lembar

Sangatta dengan skala 1 : 250.000. Peta ini berisikan informasi mengenai

kondisi geologi regional baik dari segi stratigrafi dan struktur geologi di

daerah Bengalon.

3. Mora dkk. (2001)

Menurut Mora dkk. (2001), Cekungan Kutai merupakan cekungan

terbesar dan terdalam di Indonesia Bagian Timur. Cekungan ini dihasilkan

oleh gaya ekstensi di bagian selatan Lempeng Eurasia. Cekungan Kutai

7
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

terletak di tepi bagian timur dari Paparan Sunda dengan ketebalan endapan

tersier mencapai 14 km.

4. Azizi (2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Azizi (2014) mengenai analisis

probabilitas keruntuhan lereng pada tambang terbuka batubara di PT. Adaro

dan PT. Arutmin dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Azizi

(2014) mengungkapkan bahwa metode penentuan reliabilitas kestabilan lereng

tambang terbuka batubara di Indonesia telah dapat dikembangkan melalui

prosedur uji baik suai (fitting test) dan prosedur estimasi Faktor Keamanan

(FK) dan Probabilitas Keruntuhan (PK).

5. Lalitya (2016)

Penelitian mengenai kestabilan lereng tambang terbuka batubara

menggunakan pendekatan probabilitas pada Pit Tania Panel 2, PT. Kaltim

Prima Coal, Kalimantan Timur dilakukan oleh Lalitya (2016). Daerah

penelitian Lalitya terdiri dari Formasi Balikpapan, yang merupakan formasi

yang sama dengan formasi batuan penyusun penelitian ini. Penelitian Lalitya

menghasilkan nilai FK minimum pada highwall sebesar 1,52 dengan nilai PK

maksimum 0%, sedangkan pada lowwall dihasilkan nilai FK minimum 1,72

dengan nilai PK maksimum 0%.

8
ANALISIS KESTABILAN DAN OPTIMASI GEOMETRI LERENG DENGAN METODE PROBABILISTIK
PADA PIT B PANEL 2 DAN
3 BENGALON, KALIMANTAN TIMUR
DINDA ANNISA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.8 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai analisis kestabilan lereng pada Pit B Panel 2 dan 3

Bengalon PT. Kaltim Prima Coal belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat

dilihat dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu

yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Hasil Penelitian Peneliti Terdahulu dan Relevansinya dengan Penelitian
Nomor Peneliti Terdahulu Hasil Penelitian Relevansi
1. Sardisan (1994) Sistem delta yang berkembang di Formasi penyusun daerah
Bengalon memiliki perkembangan penelitian adalah Formasi
sendiri dan terpisah dari Delta Balikpapan.
Mahakam yang dapat dianalisis
melalui Formasi Balikpapan.
2. Sukardi dkk. (1995) Peta Geologi Regional Lembar Kondisi geologi regional
Sangatta dengan skala 1:250.000. daerah penelitian dapat
mengacu pada Peta
Geologi Regional Lembar
Sangatta dengan skala
1:250.000.
3. Mora dkk. (2001) Cekungan Kutai merupakan Daerah penelitian
cekungan terbesar dan terdalam di merupakan salah satu
Indonesia Bagian Timur. penyusun Cekungan Kutai.
4. Azizi (2014) Analisis probabilitas keruntuhan Metode yang digunakan
lereng pada tambang terbuka sama dengan penelitian ini,
batubara di PT. Adaro dan PT. yaitu melalui prosedur uji
Arutmin baik suai (fitting test) dan
prosedur estimasi Faktor
Keamanan (FK) dan
Probabilitas Keruntuhan
(PK). Namun, penelitian
Azizi (2014) dilakukan di
daerah tambang PT. Adaro
dan PT. Arutmin,
sedangkan penelitian ini
dilakukan di daerah
tambang PT. KPC.
5. Lalitya (2016) Penelitian mengenai kestabilan lereng Pedekatan yang digunakan
tambang terbuka batubara pada Pit sama dengan penelitian ini,
Tania Panel 2, PT. Kaltim Prima yaitu pendekatan
Coal, Kalimantan Timur. probabilistik. Namun,
penelitian Lalitya (2016)
dilakukan di Pit Tania
Panel 2, PT. KPC,
sedangkan penelitian ini
dilakukan di Pit B Panel 2
dan 3 Bengalon, PT. KPC.

Anda mungkin juga menyukai