Anda di halaman 1dari 3

Adilla Hanum SY

XII MIPA 6 (01)

TUGAS AGAMA ISLAM KELAS XII


BERSATU DALAM KERAGAMAN DAN DEMOKRASI

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dan menganut suatu sistem
pemerintahan yaitu demokrasi. Disampaikan dalam sila ke – 4 dasar negara, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Maka, negara Indonesia telah
menetapkan prinsip musyawarah, mufakat, perwakilan sebagai landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara untuk menegakkan kedaulatan rakyat.

Negara Indonesia ada di posisi keempat dalam daftar negara dengan penduduk terbanyak di dunia
dengan jumlah penduduk sebanyak 270 juta jiwa dan diperkirakan 229 juta orang Indonesia menganut
agama islam atau 87 persen penduduk Indonesia adalah penganut agama islam. Sehingga mayoritas
penduduk Indonesia menganut agama islam. Di dalam intelektual Muslim, demokrasi merupakan
wacana yang cukup kontroversial. Karena demokrasi bukan datang dari dunia islam tetapi datang dari
pengaruh bangsa barat.

Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani kuno pada abad ke – 5 SM. Namun, lambat laun
berkembangnya zaman istilah demokrasi mulai berubah dan menemukan definisi modern pada abad ke
– 18. Secara Bahasa, “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratis atau
cratein yang berarti pemerintahan. Dari istilah ini, demokrasi bisa diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Demokrasi merupakan suatu konsep yang berasal dari pemikiran manusia dan pada hakikatnya tidak
memiliki dasar hukum secara absolut. Dalam islam dikenal istilah Syura. Secara Bahasa, syura atau asy-
syura diambil dari kata syara-yasyuru-syauran yang berarti mengambil madu atau melatih. Menurut
ibnu ‘arabi, syura adalam berkumpul untuk membicarakan suatu perkara agar masing – masing meminta
pendapat yang lain dan mengeluarkan apa saja yang ada dalam dirinya. Lalu Mahmud al-Kahalidi
menyimpulkan bahwa syura adalah berkumpulnya manusia untuk menyimpulkan yang benar dengan
mengungkapkan berbagai pendapat dalam suatu permasalah untuk memperoleh petunjuk guna
mengambil keputusan.

‫َوالَّ ِذيْ َن اسْتَ َجاب ُْوا ل َِربِ ِه ْم َواَقَا ُم وا الص َّٰل وةََۖ َواَ ْم ُرهُ ْم ش ُْورٰ ى بَيْنَهُ َۖ ْم َو ِم َّما َرزَ قْ ٰنهُ ْم يُنْفِقُ ْو َن‬
dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka [ Asy -Syura ayat 38 ]
Dengan ini kita bisa melihat bahwa ternyata ada kesamaan diantara musyawarah mufakat yang
terdapat di dalam demokrasi dan syura yang tidak lain sama halnya dengan kata musyawarah. yaitu
musyawarah disini berarti membahas Bersama suatu permasalah dengan maksud mencapai keputusan
Bersama. Contoh yang bisa ambil dari persamaan ini adalah tentang segala aspirasi rakyat semua akan
ditampung oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), lalu DPR akan menyalurkannya kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan akan dimusyarawahkan untuk menyelesaikan permasalah
kehidupan berbangsa dan bernegara sampai hasil mufakat.

Jika melihat dari peran MPR yang memusyawarahkan segala permasalahan dalam bernegara. Didalam
konsep islam terdapat Ahlul Halli Wal ’Aqdi, mereka adalah para ulama ataupun pemuka masyarakat
yang menjadi unsur – unsur yang senantiasa berusaha dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ahlul
Halli Wal ‘Aqli berwenang dalam memutuskan tentang pengangkatan seorang pemimpin dalam sistem
politik islam atau disebut dengan khilafah.

Selain dari itu keselarasan antara syura dan dekorasi terletak pada beberapa prinsip demokrasi, yaitu
keadilan (al – adalah) , persamaan (al-musawah) , kemerdekaan (al-hurriyyah), musyawarah (asy-
syura), dan pertanggung-jawaban (al-mas’uliyyah). Namun, beberapa kelompok ulama menegaskan
bahwa adanya pembeda antara musyawarah/syura dengan musyawarah yang dilakukan dengan azas
demokrasi, antara lain sebagai berikut : Pertama, musyawarah (syuro) harus dilaksanakan yang
merupakan perintah Allah swt, sedangkan musyawarah (demokrasi) berasal dari pemikiran barat bukan
ْ َ ْ َ َ ًّ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ ‫َ َ ْ َ ِّ َ ه‬
indentitas islam. Seperti di dalam Q.S Ali Imran ayat 159 . ‫اّٰلل ِلنت ل ُه ْم ۚ َول ْو كنت فظ ا غ ِل ْيظ القل ِب‬ ِ ‫ِبم ا رحم ٍة من‬
َ‫ي‬ ِّ َ ْ ‫ه‬
ُّ ‫اّٰلل ُيح‬
ِ ْ ‫ب ال ُمت َوك ِل‬ َّ ‫ه‬ َ َّ َ َ َ َ َ ۚ َ ْ ُ َ َ ْ
َ ‫استغف ْر ل ُه ْم َوش او ْره ْم ِف اْل ْمر ف اِ ذا َع َز ْمت فت َوك ْل َعَل اّٰلل ۗ اِ ن‬َ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ْ ُّ َ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫َلنفضوا ِمن ح ِولك ۖ ف اع ف عنهم و‬, Maka berkat
rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap
keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

Kedua, musrawarah dalam syura menegaskan hukum – hukum Allah swt, dalam musrawarah
demokrasi tidak menegaskan hukum – hukum Allah swt. Ketiga, di dalam syura tidak mungkin terdapat
maksiat dalam mufakat, namun dalam musyawarah ( demokrasi ) sering terdapat maksiat dalam
mufakat ( karena pemberlakuan voting berdasarkan suara terbanyak). Keempat, di dalam musrawarah
(syura) tidak sama antara suara (pendapat) orang berilmu dan orang yang tidak berilmu, dalam
musyawarah (demokrasi) semua menjadi satu dan tidak dipisahkan. Kelima, di dalam musyawarah
(syura) tidak boleh mengangkat orang kafir sebagai pemimpin, sementara di dalam demokrasi orang
kafir boleh memimpin orang islam.

Dengan demikian, antara musyawarah (syura) dengan demokrasi pada hakikatnya adalah berbeda.
Syura berakar pada ajaran dan nilai – nilai agama islam dan tidak boleh bertentangan dengan hukum
Allah swt. Jika kita menyadari, kita dapat mematahkan prinsip persamaan musyawarah syura dengan
musrawarah demokrasi. Nyatanya di negeri ini tidak ada keadilan untuk masyarakat yang mengalami
kesusahan, yang didapat hanyalah ketidak adilan. Dengan ketidakadilan yang ada, terbukti bahwa negeri
ini belum sepenuhnya bertanggung jawab kepasa seluruh rakyatnya. sejatinya, syura hanyalah Sebagian
kecil dari system demokrasi yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aat .(Desember,2015). Syura dan Demokrasi dalam Perspektif Al – Qurán. Dilihat 30 Agustus
2021. https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/621/634

Hanafi, Muhammad. (Desember,2013). Kedudukan Musyawarah dan Demokrasu di Indonesia. Dilihat 30


Agustus 2021. https://media.neliti.com/media/publications/40848-ID-kedudukan-musyawarah-dan-
demokrasi-di-indonesia.pdf

Liputan 6. (2021). Q.S Asy – Syuara ayat 38. Dilihat 30 Agustus 2021.
https://www.liputan6.com/quran/asy-syura/38

Merdeka.com (2021). Q.S Ali – Imran ayat 159. Dilihat 30 Agustus 2021.
https://www.merdeka.com/quran/ali-imran/ayat-159

Wikipedia Bahasa Indonesia. (Februari,2021). Ahl Al – Hall wa Al – Aqd. Dilihat 30 Agustus 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ahl_Al-Hall_wa_Al-Aqd

Anda mungkin juga menyukai