Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRKTIKUM KIMIA ORGANIK

PENGENALAN GUGUS FUNGSI

DOSEN PENGAMPU:

NINA JUSNITA, S. TP., M.Si.

NAMA : Dwi Handayani

NPM : 1943057001

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

FAKULTAS FARMASI

2021
Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal perbedaan golongan senyawa organik berdasarkan gugus
fungsinya.
2. Mahasiswa dapat membandingkan sifat fisik dan kimia dari beberapa golongan senyawa
organik.
3. Mahasiswa dapat menentukan golongan senyawa organik berdasarkan reaksi-reaksi
identifikasi gugus fungsi.

Teori Singkat

Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawaan organik yang hanya terdiri dari karbon dan hidrogen. Dua
sumber utama hidrokarbon adalah minyak bumi termasuk gas alam dan batu bara. Minyak bumi
merupakan campuran senyawa kompleks, terutama dari golongan hidrokarbon alifatik.
Hidrokarbon aromatik terutama diperoleh dari batubara.
Hidrokarbon alifatik terdiri dari alkana, alkena dan alkuna berdasarkan ketidakjenuhan
ikatannya. Pada percobaan kali ini anda akan membedakan alkana dari alkena berdasarkan
reaksinya. Senyawa hidrokarbon aromatik walaupun mempunyai ketidakjenuhan, tetapi bersifat
stabil (mengapa?). Anda dapat membuktikan kestabilan ini dengan cara membandingkan reaksi
antara alkena dengan aromatik ini.

Alkohol
Metanol merupakan golongan alkohol yang paling sederhana. Etanol adalah golongan alkohol
yang paling sering dikenal sebagai antiseptik, pelarut, juga pengawet. Etanol larut dalam air
dengan segala perbandingan. Pencampuran 52 mL etanol dengan 48 mL air akan menghasilkan
total volume 96,3 mL.
Berdasarkan struktur kerangka karbonnya, alkohol dibagi menjadi alkohol primer, sekunder dan
tersier. Kereaktifan masing-masing alkohol terhadap pereaksi tertentu sangat berbeda. Sehingga
kita dapat menentukan apakah suatu alkohol masuk dalam kelompok primer, sekunder atau
tersier dengan jalan mengamati kereaktifan terhadap pereaksi tertentu misalnya reaksi oksidasi.

Fenol
Ditinjau dari strukturnya, fenol mirip dengan alkohol, tetapi sifatnya sangat berbeda. Fenol tidak
menjalani reaksi dehidrasi menjadi alkena, sedangkan alkohol dapat. Fenol tidak dapat dioksidasi
menjadi aldehid atau keton, sedangkan alkohol dapat (mengapa?). Fenol sebenarnya merupakan
nama sekelompok senyawa yang memiliki gugus OH yang terikat langsung pada cincin
aromatik. Tetapi nama fenol juga dipakai untuk senyawa yang paling sederhana. Fenol bersifat
sebagai asam lemah, sehingga dengan basa kuat dapat menghasilkan garam. Fenomena ini dapat
anda gunakan untuk membedakan fenol dari alkohol.
Reaksi identifikasi yang khas untuk fenol adalah feriklorida yang akan memberikan warna.
Warna yang terjadi tergantung jenis fenol yang digunakan.

Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah asam lemah, artinya dalam air sedikit mengurai menghasilkan H+ dan
anion karboksilat. Asam karboksilat yang paling sering dijumpai sehari-hari adalah asam asetat.
Asam asetat murni pada suhu 16,60 C akan membeku menjadi kristal yang disebut juga cuka es.
Selain asam asetat, di alam dijumpai juga asam formiat atau asam semut (mengapa disebut asam
semut?). Asam format mudah dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, dan mudah mereduksi kalium
permanganat.
Turunan asam karboksilat adalah golongan ester. Ciri khas dari ester adalah baunya yang harum.
Pengesteran asam karboksilat dengan alkohol adalah reaksi yang dapat balik. Uji kelarutan
senyawa organik dalam berbagai pereaksi merupakan sifat yang penting. Senyawa polar akan
larut dalam pelarut polar, sebaliknya senyawa non polar akan larut dengan baik dalam pelarut
non polar.
Kepolaran suatu senyawa organik ditentukan oleh gugus fungsi dan rantai alkilnya. Untuk
molekul kecil, gugus fungsi polar sangat menentukan kepolaran senyawa, tetapi untuk molekul
besar, gugus fungsi polar tidak terlalu terpengaruh dibandingkan rantai alkil yang bersifat
nonpolar. Sebagai contoh, etanol jauh lebih larut dalam air dibandingkan normal heksanol. Suatu
senyawa yang bereaksi dengan pereaksi tertentu, dapat berubah sifat kelarutannya. Alkilamina
yang tidak larut dalam air akan bereaksi dengan asam membentuk garam alkil amonium yang
larut dalam air.

Alat dan Bahan

Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Rak tabung

Bahan
1. Aquades
2. Sikloheksana
3. Sikloheksen
4. CCl4
5. Bromium
6. KMnO4
7. Toluene
8. Etanol
9. Benzene
10. Asam nitrat
11. Asetaldehida
12. Aseton
13. Asam sulfat
14. Kalsium dikromat
15. Fenol
16. NaOH
17. Feriklorida
18. Asam format
19. NH4OH
20. AgNO3
21. Asam asetat
22. Formaldehida
23. Benzophenon
24. Ethyl Methyl Keton

Prosedur Kerja
A. Hidrokarbon
1. Sifat fisik hidrokarbon

Masukkan 10 tetes sikloheksana dan toluene dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tambahkan 10 tetes air ke dalam masing-masing tabung, kocok dan perhatikan apakah
hidrokarbon larut dalam air!
Ulangi percobaan di atas tetapi air diganti dengan CCl4
2. Reaksi dengan brom

Masukkan 10 tetes sikloheksana dan sikloheksena masing-masing dalam 2 tabung reaksi yang
kering dan bersih. Tambahkan 2 tetes larutan brom dalam CCl4. Amati bila terjadi reaksi.
3. Reaksi dengan KMnO4

Larutkan 6 tetes sikloheksana, sikloheksena, dan toluene dalam 2 mL etil alcohol dalam tabung
reaksi terpisah. Tambahkan 2 tetes larutan KMnO4 2%. Catat perubahan yang terjadi pada
masing-masing tabung!

B. Benzene

Campurkan ke dalam tabung reaksi kering kira-kira 1 mL HNO3 pekat dengan 2 mL H2SO4
pekat (kerjakan dalam lemari asam). Dinginkan tabung di bawah air kran. Tambahkan 1 mL
benzene, kocok betul sambil terus didinginkan. Campuran dituangkan ke dalam gelas piala berisi
air. Minyak kuning yang kental akan mengendap pada dasar gelas dan mempunyai bau yang
khas. Tulis persamaan reaksi dan tentukan senyawa apa yang mengendap tersebut!

C. Alkohol
 Tambahkan beberapa tetes etanol ke dalam air. Catat kelarutannya dalam air!
 Tambahkan beberapa tetes asam sulfat dan sedikit kalsium dikromat, panaskan! Catat
perubahan yang terjadi dan tuliskan reaksinya! Perhatikan juga bau yang timbul!
D. Aldehid dan Keton
1) Masukkan 1 mL larutan AgNO3 5% ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 1 tetes larutan NaOH 10% dan kocok hingga homogen.
3) Tambahkan ke dalam campuran tersebut larutan encer NH4OH hingga endapan AgOH
melarut (hindari penggunaan larutan ammonia berlebihan).
4) Tambahkan + 2 tetes larutan yang akan diuji ke dalam campuran diatas.
5) Tabung tersebut dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
6) Jika reaksi tidak terjadi dalam waktu 10 menit, panaskan tabung reaksi dalam di atas penangas
air selama 5 menit.
7) Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada dinding metalik.

E. Fenol
1) Catat bau yang khas dari senyawa ini!
2) Ke dalam 2 mL air dalam tabung reaksi tambahkan sedikit demi sedikit Kristal fenol. Pada
setiap penambahan dikocok dan diamati kelarutannya. Bila terbentuk larutan jenuh, panaskan
dan kocok, amati kembali kelarutannya. Campuran ini dibagi dua.
3) Ke dalam tabung reaksi pertama tambahkan larutan NaOH tetes demi tetes. Amati setiap kali
penambahan!
4) Ke dalam tabung reaksi yang lain tambahkan air sampai lapisan fenol melarut semua. Larutan
ini juga dibagi dua. Pada bagian pertama tambahkan larutan feriklorida. Catat pengamatan anda!
5) Ke dalam bagian lain dari percobaan 4 tambahkan air brom, amati dan apa kesimpulan anda?

F. Asam Karboksilat
1) Uji kelarutan asam format dalam air. Catat juga bau yang merangsang dari asam ini!
2) Ke dalam beberapa mL asam format tambahkan NH4OH secukupnya, sampai bila dikocok
bau amoniak dapat kenali. Didihkan larutan ini 2-3 menit sehingga kelebihan amoniak hilang,
tambahkan larutan AgNO3amati dan catat reaksi yang terjadi!

3) Tambahkan beberapa tetes asam format ke dalam beberapa mL larutan asam sulfat encer, lalu
tambahkan kalium permanganate secukupnya, sehingga terbentuk warna merah jambu.
4) Lakukan percobaan 3 dengan mengganti asam format dengan asam asetat.
HASIL

1. Identifikasi Gugus Aldehid Alifatik


 Uji Schiff : warna yg semula bening menjadi ungu muda dan larutan tetap bening
 Uji Tollens : warna sebelum reaksi adalah bening setelah di tambah reagen tollens
berubah jadi keabuan dan setelah dingin, terbntuk endapan menyerupai cermin
 Uji Fehling : warna yang semula biru muda, setelah di panaskan beubah menjadi
coklat muda dan terjadi endapan
 Uji Benedict : warna yg semula biru muda setelah di panaskan berubah menjadi hijau
dan berbau anyir, warna setelah di panaskan sama dengan awal, yaitu tetap putih
kebiru-biruan
2. Identifikasi Gugus Hidroksil
 Identifikasi Alkoho Primer : setelah di panaskan perubahan larutan menjadi lebih
encer dan menghasilkan bau asam yg menyengat, setelah di panaskan perubahan
larutan menjadi lebih encer, berbau seperti mint, tidak menyengat
 Identifikasi Alkohol lain : ketika di gojong, larutan berubah menjadi seperti minyak
dan sebelum di gojong terbentuk lapisan mirip cincin di antara larutan sebelumnya
dengan NaOH. Warna setelah di gojong berwarna biru muda, berubah menjadi hijau
pekat dan kemudian menjadi kuning pekat.
3. Identifikasi Senyawa Karboksil
 Tabung 1 setelah di panaskan perubahan larutan menjadi encer dab menghasilkan bau
asam yg menyengat
 Tabung 2 setelah di panaskan perubahan larutan lebih encer berbau spt mint tidak
menyengat
PEMBAHASAN
Identifikasi Gugus Aldehid Alifatik
a) Uji Schiff A
pabila suatu pereaksi Schiff yang tidak berwarna direaksikan dengan senyawa kelompok
aldehid,maka akan menghasilkan warna ungu . Pereaksi Schiff tidak dapat bereaksi dengan
kelompok aldehid dalam bentuk hidrat dan aldosa. Pereaksi Schiff digunakan untuk
menunjukan adanya gugus aldehid. Pereaksi ini berasal dari zat warna Fuschin yang
warnanya telah hilang karena penambahan SO2 dan H2SO4. Pada percobaan ini digunakan
bahan formalin dan glukosa sebagai bahan pembanding. Formalin dan glukosa dimasukkan
ke dalam tabung reaksiyang berbeda,kemudian masing-masing ditambahkan 1-2 tetes
Pereaksi Schiff. Perubahan yang terjadi adalah pada tabung yang berisi Formalin warnanya
menjadi ungu dan menunjukan bahwa formalin mengandung gugus aldehid,sedangkan
glukosa tidak. Ini disebabkan karena pereaksi tidak dengan glukosa.

b) Uji Tollens
Pereaksi Tollens digunakan untuk membuktikan bahwa aldehid bersifat reduktor. Reaksi
tersebut menunjukan hasil positif jika terbentuk endapan cermin perak. Formalin 1 mL di
dalam tabung reaksi ditetesi pereaksi Tollens lalu digojog. Penggojogan berfungsi untuk
menimbulkan tumbukan antar partikel yang dapat mempercepat teerjadinya reaksi antara
formalin dengan Pereaksi Tollens. Kemudian larutan yang telah digojog dipanaskan sampai
timbul gelembung. Angkat tabung reaksi dari pemanas dan amati bagian bawah tabung reaksi
dengan menempelkannya pada kertas putih. Terbentuk cermin perak di bagian bawah .
Pemanasan dilakukan untuk mengoksidasi aldehid sehingga terbentuk gugus karboksil
c) Uji Fehling
Pada Percobaan ini digunakan larutan formalin. Setelah formalin dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen Fehling A&B masing-masing 1 mL. Lalu
dipanaskan diatas Bunsen,terjadi perubahan warna menjadi coklat muda dan terjadi
endapan. Pemanasan dilakukan karena pereaksi fehling kurang stabil pada larutan dingin
(temperatur rendah) sehingga dibutuhkan pemanasan agar Fehling stabil. Perubahan warna
terjadi karena senyawa aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat dan terbentuk endapan
Cu2O berwarna merah bata
d) Uji Benedict
Pada uji ini tabung reaksi I dicampurkan formalin dengan pereaksi benedict dengan
perbandingan jumlah yang sama 1:1 yang kemudian dipanaskan. Hasilnya tetap warna biru. Di
tabung reaksi II dicampur formalin dengan penambahan 2 tetes pereaksi benedict dan
dipanaskan, larutan warna biru bening menjadi abu-abu. Bila dipanaskan bersama senyawa
aldehid akan terjadi oksidasi menjadi asam karboksilat, sedang pereaksi benedict akan
mengalami reduksi Cu2O yang mengendap pada bagian bawah tabung reaksi
Identifikasi Gugus Hidroksil
a) Identifikasi Alkohol Primer
Pada percobaan ini menggunakan bahan uji asam asetat dan asam benzoate sebagai
pembanding,didapatkan hasil bahwa pada tabung pertama yang diisikan asam asetat
menghasilkan bau yang menyengat, sedangkan pada tabung pada tabung reaksi kedua
yang ditambah asam benzoat dan H2SO4 kemudian dipanaskan tidak menimbulkan bau
mint. Hal ini menunjukan bahwa asam asetat mengandung alkohol primer ,sedangkan
asam benzoat tidak. Fungsi penambahan reagen adalah untuk mengidentifikasi adanya
alkohol primer pada suatu sampel. Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat laju reaksi
karena adanya tambahan energi berupa panas sehingga reaksipun cepat berlangsung
b) Identifikasi alkohol lain
Pada percobaan ini digunakan larutan gliserol yang merupakan senyawa polialkohol.
Larutan gliserol dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan CuSO4. Larutan
menunjukkan seperti minyak. Kemudian larutan ditambahkan NaOH dan menunjukkan
cincin ungu dibatas antara larutan sebelumnya dan NaOH. Setelah dikocok, larutan
berwarna biru muda berubah menjadi hijau pekat dan kemudian kuning pekat.
Pengocokkan bertujuan untuk mempercepat terjadinya tumbukan antar partikel gliserol,
CuSO4 dan NaOH karena pengocokkan mengakibatkan timbulnya tumbukan yang cukup
banyak. Penambahan CuSO4 dan NaOH sebagai reagen untuk mengidentifikasi bahwa di
dalam larutan gliserol terdapat gugus hidroksil yang ditunjukkan oleh terbentuknya
senyawa kompleks yang berupa cincin ungu
3. Identifikasi Senyawa Karboksil Fungsi penambahan reagen adalah untuk mengetahui
adanya senyawa karboksil pada suatu sampel yang ditunjukkan dengan adanaya bau
menyengat (gugus ester).Pada percobaan ini menggunakan bahan uji asam asetat dan asam
benzoat sebagai pembanding, didapatkan hasil bahwa pada tabung pertama yang diisikan
asam asetat menghasilkan bau yang menyengat, sedangkan pada tabung pada tabung
reaksi kedua yang ditambah asam benzoat dan H2SO4 kemudian dipanaskan tidak
menimbulkan bau mint. Hal ini menunjukan bahwa bau yang dihasilkan merupakan ester.
Ester umumnya mempunyai bau yang harum seperti rasa buah dan wangi buah-buahan
4. Identifikasi Senyawa Keton Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan aseton
dengan natrium-Nitroprussid, ammonium klorida dan ammonia, setelah itu campuran
didiamkan dan beberapa saat kemudian warna larutan berubah dari jernih menjadi jernih
kecoklatan. Larutan didiamkan beberapa saat agar larutan yang bercampur dapat menjadi
stabil. Warna larutan tersebut berubah karena terbentuknya senyawa kompleks. Fungsi
penambahan reagen adalah untuk mengetahui adanya senyawa keton pada sampel yang
ditunjukkan dengan perubahan warna karena adanya senyawa kompleks

Kesimpulan
Senyawa berdasarkan gugus fungsinya dikelompokkan menjadi senyawa alkohol (memiliki
gugus hidroksil), eter, aldehid, keton (memiliki gugus karbonil), asam karboksilat (memiliki
gugus karboksil), dan ester.
Senyawa dengan gugus fungsi tertentu reaktif terhadap reaksi tertentu. Senyawa aldehid
reaktif dengan pereaksi schiff, tollen, benedict dan fehling. Senyawa alkohol dan
karboksilat bereaksi membentuk ester melalui reaksi esterifikasi. Keton bereaksi dengan
Natrium-nitroprusid, amonium klorida, dan amonia sesuai dengan uji rothera

DAFTAR PUSTAKA
 Brady, James.1994. Kimia Universitas-Asas dan Struktur,jilid 1, edisi kelima. Jakarta
Erlangga.
 Chang,Raymond.2004. Chemistry,Mc Graw Hill, Inc ( Petrucci,1985) Fessenden, Ralph
J.1982. Organic Chemistry,2nd edition.
 Willard Grant Press Publisher : USA Hart, Harold.2003.Organik Chemistry – a short
course.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai