Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Teknik Pengumpulan Data
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Struktur Jaringan Jalan
2.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan
2.3 Unsur – Unsur Jaringan Transportasi Jalan
2.4 Elemen Struktur Jaringan Jalan
2.5 Model Jaringan Jalan
2.6 Kota Bandung
2.7 Kota Bandung Barat
2.8 Kampung Gajah
2.9 Identifikasi Jalan Sersan Bajuri
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Faktor Kampung Gajah di Bangun di Daerah Sersan Bajuri
3.2 Tipe Jaringan Jalan
3.3 Perubahan Pola Jaringaan Jalan Yang Terjadi
3.4 Dampak Yang Terjadi
3.5.1. Dampak Negatif
3.5.2.Dampak Positif
3.5 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemacetan
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Perencanaan Jaringan Jalan Page 3


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan jalan di Indonesia sedang berkembang pesat, hampir di
setiap pelosok negeri telah memiliki akses jalan walaupun belum semua layak, jalan
sangat di butuhkan sebagai sebuah sarana penghubung guna mempermudah dalam
memindahkan benda atau manusia dari satu tempat ke tempat lain yang dituju. Jalan
merupakan salah satu hal yang penting dalam perkembangan suatu wilayah, suatu
wilayah tak kan berkembang dan maju tanpa adanya akses jalan yang memadai.Bandung
merupakan salah satu contoh kota yang memiliki alat transportasi yang lengkap, mulai
dari motor sampai pesawat terbang, jaringan jalanya pun memadai hanya saja kurang
terfasilitasi dan tata guna lahan yang mulai menyalahi aturan, salah satu contohnya
adalah jalan sersan bajuri-setiabudhi.
Ditinjau dari karakteristik lalu lintas, jalan Setiabudi sebagai jalan kolektor
primer merupakan jaringan jalan yang melayani angkutan pengumpul dari jalan lokal ke
jalan arteri dengan ciri-ciri perjalanan sedang, sedangkan jalan sersan bajuri adalah jalan
lokal yang melayani angkutan dari jalan lingkungan ke kolektor dengan lebar ± 4 meter .
Dengan demikian jalan ini mempunyai fungsi mobilitas, sekaligus melayani akses ke
lahan-lahan sekitarnya (UU No.34/2004). Selain itu jalan Setiabudi juga berfungsi
menghubungkan secara menerus kota orde ke satu dengan orde-orde kota yang lebih
kecil (PPRI No. 26/1985). Kota- kota yang terletak di bagian utara Bandung itu antara
lain adalah Lembang, Subang, Pamanukan dan Indramayu.
Berdasarkan karakteristik lalu-lintas, pada ruas jalan Setiabudi ada 3 macam
jenis lalu lintas, yaitu lalu-lintas lokal, lalu-lintas regional dan menerus. Bercampurnya
ketiga jenis lalu-lintas tersebut menyebabkan volume lalu-lintas yang cukup besar pada
ruas jalan Setiabudi. Selain itu, telah terjadinya perkembangan jumlah penduduk dan
meningkatnya pegerakan masyarakat, terutama pada periode pagi, siang dan sore hari,
serta meningkatnya jumlah kepemilikan Kendaraan dan pola penggunaan lahan yang
cukup pesat. Adanya terminal Ledeng type B ditepi ruas jalan Dr Setiabudhi tanpa
memiliki jalan akses dari dan ke terminal, berakibat pula terhadap terganggunya
Perencanaan Jaringan Jalan Page 4
kelancaran arus lalu lintas menerus di jalan Setiabudi dan sersan bajuri.hal inilah yang
melatar belakangi pembuatan makalah ini dan mengapa penulis mengambil judul
tersebut karena kampung gajah adalah salah satu yang sangat berperan dalam perubahan
fungsi jalan yang kami tinjau.
1.2 Maksud dan Tujuan
Dibuatnya karya ilmiah ini adalah bermaksud untuk meneliti mengenai
permasalahan dari perkembangan jaringan jalan di daerah bandung terutama di jalan
SersanBajuri-Setiabudhi dan bertujuan memberikan solusi bagai mana cara mengatasi
permasalahan tersebut.
1.3 Rumusan masalah
Masalah yang di angkat adalah mengenai perubahan fungsi jaringan jalan Sersan
Bajuri-Setiabudhi akibat pengaliahan fungsi lahan dari perkebunan menjadi tempat
wisata,dan masalah apa saja yang terjadi saat ini dan kedepanya.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang di pakai dalam pemngumpulan data ini adalah dengan tinjauan
langsung dan tinjauan pustaka.

Perencanaan Jaringan Jalan Page 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jaringan Jalan


Secara definisi jaringan transportasi jalan adalah serangkaian kumpulan simpul
atau node dari suatu ruang kegiatan yang dihubungkan oleh jaringan ruang lalu- lintas
sehingga membentuk suatu kesatuan sistem jaringan untuk kebutuhan penyelenggaraan
lalu- lintas angkutan jalan.
Node 2

Node 1 Node 4

Node 3
Gambar 1.1 : Hubungan antar node

Terlihat secara jelas bahwa dari simpul 1 bermaksud melakukan perjalanan


menuju simpul 4 dapat melalui berbagai lintasan jaringan jalan yang tersedia, ini akan
dilakukan pejalan (traveler) berdasarkan beberapa keuntungan yang akan diperoleh
selama waktu tempuh. Jaringan jalan simpul 1,4 merupakan perjalanan terpendek yang
dapat ditempuh sedangkan jaringan jalan 1, 3, 2, 4 adalah perjalanan terjauh. Adapun
rute pada simpul 1, 2, 3 dan simpul 1, 3, 4 dapat dipilih pejalan berdasarkan tingkat
kebutuhannya.
2.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan menurut undang- undang jalan 1980 (PP 26/1985) dapat dibedakan
berdasarkan pelayanan jasa distribusi :
1. Sistem Jaringan Primer
Yaitu sistem jaringan jalan dengan menitik beratkan peranan pelayanan jasa
distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat Nasional dengan suatu
simpul jasa distribusi yang akhirnya diharapkan terbentuk kota.

Perencanaan Jaringan Jalan Page 6


2. Sistem Jaringan Sekunder
Yakni merupakan sistem jaringan jalan dengan pelayanan jasa distribusi untuk
masyarakat di dalam wilayah perkotaan.
Adapun berdasarkan fungsi sistem jaringan jalan akan mempunyai dua fungsi utama
yaitu :
1. Melayani Kebutuhan
Sistem jaringan transportasi yang lengkap akan dapat memberikan pelayanan yang
menyeluruh dari permukaan atau tempat asal pergerakan sampai ke tempat tujuan
yang diinginkan.
2. Merangsang Perkembangan
Sistem jaringan transportasi kota khususnya jalan, perlu diadakan secara lengkap
baik itu merupakan jalan utama (main road) atau jalan penunjang (feeder), karena
diharapkan dapat menunjang wilayah - wilayah pengembangan perkotaan seperti
wilayah pemukiman, industri atau pusat- pusat perdagangan lainnya.
Pengembangan sistem jaringan sering dilakukan secara bertahap yang dibagi menjadi :
a. Tahap awal adalah perlunya untuk melengkapi jaringan jalan sehingga dapat
memberikan dasar untuk hubungan antara pusat- pusat komunitas. Pada tahap ini
standar bukan merupakan hal yang penting, tetapi jaringan jalan perlu diusahakan
untuk tetap berfungsi sepanjang waktu.
b. Tahap kedua adalah meningkatkan kemampuan struktural jalan untuk memikul
beban lalu- lintas orang dan barang yang lebih tinggi.
c. Tahap akhir adalah penyediaan efisiensi dan keamanan bagi pengoperasian lalu-
lintas dan barang, standar konstruksi jalan merupakan aspek penting untuk
dipertimbangkan dalam pengembangan sistem jaringan jalan.
2.3 Unsur-Unsur Transportasi Jalan
Unsur- unsur jaringan transportasi jalan meliputi :
a. Simpul berupa terminal transportasi jalan, terminal angkutan, sungai dan danau,
station kereta api, pelabuhan penyebrangan, pelabuhan laut dan Bandar udara.
b. Ruang kegiatan berupa kawasan pemukiman industry, pertambangan, kehutanan,
pertanian, perkantoran, perdagangan, pariwisata, dll.
c. Ruang lalu- lintas berupa jalan, jembatan atau lintas penyebrangan.

Perencanaan Jaringan Jalan Page 7


2.4 Elemen Struktur Jaringan Jalan
Elemen dasar dalam proses pembuatan Rencana Jaringan Transportasi Jalan Kota
diantaranya adalah :
1. Tata Ruang dan Sistem Perwilayahan
Kumpulan tata guna lahan dari berbagai wilayah akan membentuk suatu kesatuan
wilayah kota atau sistem perwilayahan kota. Biasanya kota besar akan memiliki
pusat- pusat kegiatan atau sub center- sub center yang akan menopang pusat kegiatan
utama ( central business district ). Tentunya ini sangat berpengaruh sekali terhadap
mobilitas transportasi dan diharapkan diperoleh biaya transportasi total yang
minimum, karena keperluan atau kebutuhan – kebutuhan masyarakat dapat dilayani
dalam radius yang tidak terlalu jauh dari pemukiman sesuai dengan bertambahnya
pusat- pusat kegiatan baru.
Wilayah pelayanan suatu kota dapat berupa beberapa desa atau suatu kawasan atau
beberpa kota dan kawasan di wilayah sekitarnya. Semakin berkembang aktivitas
kegiatan sosial ekonomi suatu kota, tentunya harus diiringi dengan aktivitas wilayah
pelayanan.
Adapun hirarki fungsional kota dalam ruang nasional terdiri dari :
a. Pusat Kegiatan Nasional
b. Pusat Kegiatan Wilayah
c. Pusat Kegiatan Lokal
2. Pusat- pusat Kegiatan
Pergerakan lalu lintas atau barang disebabkan adanya pusat- pusat kegiatan dari suatu
sistem wilayah kota. Terjadinya pergerakan karena adanya perjalanan manusia atau
barang dengan menggunakan berbagai fasilitas jenis angkutan. Pergerakan dapat
berlangsung antar pusat- pusat kegiatan seperti ppusat pemukiman, perkantoran,
perbelanjaan, terminal ataupun pusat rekreasi. Tentunya dengan adanya pergerakan
transportasi barang maupun manusia ini akan menjadi pembangkit maupun penarik
perjalanan.
Keberadaan suatu sistem jaringan jalan dalam kota seringkali untuk mempermudah
analisa terhadap sistem jaringan jalan tersebut, perlu dilakukan evaluasi kelayakan

Perencanaan Jaringan Jalan Page 8


guna mengetahui apakah jalan tersebut sesuai dengan standar jaringan jalan yang
telah tersedia.
Adapun beberapa karakteristik atau criteria perencanaan jalan berdasarkan fungsinya
dapat dilihat pada table di bawah.

Tabel 2.1 : Kriteria Perencanaan Jalan Menurut Fungsinya


Jarak
VRENC
Lebar Badan Antar Jln LOS
Fungsi Min Lain- lain
Jln Min (m) Akses (VCR)
(km/jam)
min (m)
Sehubungan
ada median
tanpa parkir
SISTEM
jalur khusus
PRIMER 60 8(1+6+1) 500 <1
untuk LL
ARTERI
lambat
perlengkapan
jalan cukup
Parkir dibatasi/
dilarang pada
jam sibuk
perlengkapan
Kolektor 40 7(1+5+1) 400 ≤1
jln cukup
dianjurkan jalur
khusus untuk
LL lambat
Lokal 20 6(0,75+4,5+0,75) - -
-Parkir dibatasi/
SISTEM
dilarang pada
SEKUNDER 30 8(1+6+1) 250 ≤1
jam sibuk
ARTERI
-Perlengkapan

Perencanaan Jaringan Jalan Page 9


jln cukup
-Dianjurkan
jalur khusus
untuk lalu lintas
lambat
-Parkir dibatasi
-Kend. Berat
Kolektor 40 7(1+6+1) 400 ≤1 dilarang
-Perlengkapan
jln cukup

Guna lebih mempertegas perencanaan jalan selain dilihat dari segi fungsi sebaiknya
dapat ditinjau berdasarkan peranannya.
Pengelompokkan jalan berdasarkan peranannya dapat dibagi dalam beberapa bagian:
a. Jalan Arteri
Yakni jalan yang melayani angkutaan utama dengan cirri – ciri perjalanan jarak
jauh, kecepatan rata- rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
b. Jalan Kolektor
Yakni jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-
ciri perjalanan jarak sedang kecepatan rata- rata sedang dan jumlah akses jalan
masuk dibatasi.
c. Jalan Lokal
Yakni jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri- cirri perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata- rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
2.5 MODEL JARINGAN JALAN
 Grid:
 Asli dari Roma diadopsi di AS; bentuk garis lurus dan koordinat siku-siku
 Jalan monoton
 Penyebaran lalin merata
 Memudahkan koordinasi pengaturan lalin (misalnya: pengaturan searah,
sinkronisasi sinyal)

Perencanaan Jaringan Jalan Page 10


Contoh:

 Linear:
 Sangat tergantung topografi lokal
 Perkembangan disepanjang jalan
 Jalan penyalur dihubungkan dengan jalan utama
utam
 Sangat mudah overloaded

jalan utama

 Radial:
 Sistem berkembang menuju pusat kota
 Sistem transporasi berkembangan dalam bentuk jaringan jalan
menghubungkan pusat kota ke pusat kota lainnya
 Beban jalan radial biasanya sangat besar
 Dibangun jalan lingkar utk menghindari kemacetan di jalan radial (idealny:
lingkar dalam, tengah dan luar)

Perencanaan Jaringan Jalan Page 11


2.6 Kota Bandung
Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat di Indonesia. Pada zaman dahulu, kota ini
dikenal sebagai Paris van Java , yaitu "Paris di Jawa "dalam bahasa Belanda
Belanda. Disebabkan
lokasinya di dataran tinggi, Bandung dikenal karena iklim yang sederhana dan oleh itu,
telah menjadi salah satu tujuan wisatawan
wis yang populer. Bandung juga memiliki banyak
perguruan tinggi, yang menyebabkannya terkenal sebagai salah satu kota pelajar di
Indonesia.
Bandung terletak di tengah-tengah
tengah provinsi Jawa Barat pada koordinat 107° bt dan 6 °LU
serta 55 °LS. Sebagai ibu kota, lokasinya ini memiliki nilai-nilai
nilai nilai yang strategis bagi
daerah-daerah
daerah di sekitarnya. Luasnya kota Bandung 16,767 hektar , dengan tingginya ±
768 meter di atas permukaan air laut .Pada umumnya, wilayah utaranya yang tingginya ±
1050 meter adalah lebih tinggi, dibandingkan dengan wilayah selatan yang tingginya ±
675 meter. Bandung dikelilingi oleh pegunungan sehingga merupakan sebuah Cekungan.
Sungai-sungai
sungai utama mengalir melalui kawasan kota Bandung, anta
antaranya Sungai
Cikapundung dan Sungai Citarum serta anak-anak
anak sungainya yang umumnya mengalir ke
arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Disebabkan ini, Bandung selatan sangat
rentan terhadap masalah banjir.
banjir
Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai
Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang
diceritakan oleh orang-orang
orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung"
diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan
yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A.
Wiranatakusumah II,, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan
kabupaten yang baru untuk menggantikan
me ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Dayeuhkolot

Perencanaan Jaringan Jalan Page 12


Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini
menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau
danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana
terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu,
lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti
sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir
melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang
pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah
menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem
Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang
pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini
diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.

Gambar 1.1 peta topografi wilayah Bandung

Perencanaan Jaringan Jalan Page 13


2.7 Kabupaten Bandung Barat
Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, sebagai hasil
pemekaran Kabupaten Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta
dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi di
sebelah timur, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur.
Kabupaten Bandung Barat mewarisi sekitar 1,4 juta penduduk dari 42,9% wilayah lama
Kabupaten Bandung. Pusat pemerintahan Kabupaten Bandung Barat berlokasi di Kecamatan
Ngamprah, yang terletak di jalur Bandung-Jakarta. Tuntutan pemekaran wilayah kabupaten
Bandung, dilihat dari kondisi geografisnya oleh beberapa kalangan dinilai dapat dipahami
sebab wilayah Kabupaten Bandung cukup luas (2.324.84 KM2) dengan letak wilayah
mengelilingi Kota Bandung dan Kota Cimahi, disamping itu jumlah penduduknya cukup
banyak , berdasarkan SUPAS 2002 sebanyak 4,3 Juta jiwa.
OBYEK WISATA BANDUNG BARAT
Enam jenis pengembangan pariwisata Bandung Barat (PR Mar 2010):
Ekowisata
 Kec. Cipendeuy
 Kec. Cisarua
 Lembang
 Agrowisata
 Gununghalu
 Parongpong Cafe & Resto: The Peak, Sapu Lidi, Kampung Daun, Kebun
Strawberry, Cafe Sumur dll.;
 Café,resto & Out bond : kampung gajah
 Cikalong Wetan
 Rongga
 Cililin
Wisata Danau
 Cipendeuy
 Cisarua
 Cihampelas
 Padalarang

Perencanaan Jaringan Jalan Page 14


Desa Wisata
 Cikalong Wetan
 Cililin
 Parongpong
Wisata Budaya
 Lembang
 Cililin
Geowisata
 Lembang
 Cipatat
Wisata Alam
 Maribaya
 Situ Ciburuy
 Leuwi Opat Curug Tilu

Perencanaan Jaringan Jalan Page 15


[Type text]

2.8 Kampung Gajah


“Ingin suasana liburan yang berbeda dari biasanya? Kenali dan kunjungi wisata Kampung
Gajah. Sebuah tempat wisata di sisi lain kota Bandung dengan sarana wisata, belanja dan
kuliner dalam satu spot di Bandung Barat. Temukan keunikan dan sensasi wisata dengan
atmosfir alam dan view kota Bandung yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.
Bagi penggemar outdoor fun activity, Kampung Gajah siap untuk menjawab tantangan!
Touring ATV, Fun Bike, Horse Riding, Outbound Activities, Segway, Buggy, SkyRider
akan melengkapi aktivitas wisata bersama keluarga.
Bagi para pecinta kuliner disinilah tempat yang akan memanjakan Anda dengan menu-
menu khas Kampung Gajah. Mulai dari menu spesial ala Kampung Gajah, European
hingga Asian Cuisine. Semua dapat ditemukan di food stand , Resto & Caf&eacute; serta
Bar & Lounge yang berada di sekitar area Kampung Gajah.
Untuk keceriaan si kecil, arena bermain anak juga merupakan bagian dari Kampung Gajah.
Children playground, swing & swing, mini flying fox dan bike track akan menjadi pilihan
untuk memanjakan putra-putri tercinta.”
ulasan di atas tersebut adalah salah satu contoh informasi yang di berikan oleh T.wisata
Kampung Gajah, dan Kampung Gajah ini terletak di Jalan Sersan Bajuri KM 3,8 Kampung
gajah didirikan sekitar 2 tahun yang lalu,tepatnya tanggal 25 desember 2009, kampung
gajah berdiri di atas tanah seluas 59 ha,yang sebelumnya berupa perumahan dan
perkebunan, 10.000 pengunjung dating tiap minggunya KAMPUNG GAJAH mengusung
tema All in one, hal itu di karnenakan banyak jenis kegiatan yang dapat kita lakukan dalam
satu tempat seperti, kta dapat bermain macam-macam permainan mulai dari yang anak-
anak sampai orang dewasa,jika puas bermain dan merasa lapar, di sediakan resto dengan
berbagai macam makanan khas dan jika kita lelah disana pun ada penginapan yang dapat
kita gunakan bersama seluruh keluarga. Bahkan rencananya akan di bangun hotel dengan
kapasitan ratusan orang dan akan di adakan peruasan seluas 100 ha, dapat kita banyangkan
berapa pengunjung yang dapat di tampung oleh kampung gajah dan berapa pengunjung
yang dating tiap harinya,. Dan bagai mana keadaan jalan di sekitarnya.

Perencanaan Jaringan Jalan Page 16


[Type text]

2.9 Identifikasi Jalan Sersan Bajuri


Jalan sersan bajuri adalah jalan utama menuju tempat wisata Kampung Gajah, selain itu
banyak tempat wisata yang dapat di kunjungi melalui jalan tersebut, di antaranya
adalah,kampung daun,sapu lidi, the peak,dll.
Jalan sersan bajuri merupakan jalan simpang tiga antara jl.Dr.setiabudhi-sersan bajuri-
lembang.Ditinjau dari karakteristik lalu lintas, jalan Setiabudi sebagai jalan kolektor primer
merupakan jaringan jalan yang melayani angkutan pengumpul dari jalan lokal ke jalan
arteri dengan ciri-ciri perjalanan sedang. Sedangkan jalan sersan bajuri adalah jalan lokal
dengan lebar ± 4 meter. Dengan demikian jalan ini mempunyai fungsi mobilitas, sekaligus
melayani akses ke lahan-lahan sekitarnya (UU No.34/2004). Selain itu jalan Setiabudi juga
berfungsi menghubungkan secara menerus kota orde ke satu dengan orde-orde kota yang
lebih kecil (PPRI No. 26/1985). Kota- kota yang terletak di bagian utara Bandung itu antara
lain adalah Lembang, Subang, Pamanukan dan Indramayu
Berdasarkan karakteristik lalu-lintas, pada ruas jalan Setiabudi ada 3 macam jenis lalu
lintas, yaitu lalu-lintas lokal, lalu-lintas regional dan menerus. Bercampurnya ketiga jenis

Perencanaan Jaringan Jalan Page 17


[Type text]

lalu-lintas tersebut menyebabkan volume lalu-lintas yang cukup besar pada ruas jalan
Setiabudi. Selain itu, telah terjadinya perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya
pegerakan masyarakat, terutama pada periode pagi, siang dan sore hari, serta meningkatnya
jumlah kepemilikan Kendaraan dan pola penggunaan lahan yang cukup pesat. Adanya
terminal Ledeng type B ditepi ruas jalan Dr Setiabudhi tanpa memiliki jalan akses dari dan
ke terminal, berakibat pula terhadap terganggunya kelancaran arus lalu lintas menerus di
jalan Setiabudi.

Perencanaan Jaringan Jalan Page 18


[Type text]

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Faktor – Faktor Kampung Gajah di bangun di Daerah Sersan Bajuri


o Hanya ada satu di daerah tersebut
Yang di maksudkan adalah model -wisata yang di tawarkan kepada wisatawan
sangatlah berbeda,wahana terlengkap yang bandung miliki memiliki model di
dalam ruangan (trans studio bandung) sementara model yang di usung oleh
kampung gajah adalah outdoor dengan tema all in one,
o Jarak tempuh dari luar kota tidak terlalu jauh
jarak yang dapat di tempuh dari dari pintu tol purbaleunyi adalah ± 2jam,
dengan akses jalan yang tidak terlalu ribet, sehingga membuat tempat tersebut
menjadi strategis.
o Alamnya yang asri
Sudah diterangkan sebelumnya bahwa kampung gajah mengusung model
outdoor dan berada di pegunungan,membuat tempat tersebut sangat
nyaman,selain pemandangan yang indah,udara yang sejuk, sehingga sangat tepat
jika di jadikan tempat untuk berlibur dan refresing.
o Lahanya yang luas dan harga yang terjangkau di banding di tengah kota
yang pasti kita tahu, bahwa bandung adalah salah satu kota terpadat terlebih di
tengah kotanya,sudah tak ada lahan bebas dan merupakan infrastuktur utama
sehingga menjadikan lahan di sana memiliki harga jual yang tinggi. Sementara
sebuah tempat wisata untuk kluarga yang memiliki banyak wahana akan sangat
membutuhkan lahan yang luas.
3.2 Tipe jaringan jalan
pada jalan sersan bajuri tipe jaringan jalanya adalah Linear, dengan cirri-ciri sebagai
berikut:
 Sangat tergantung topografi lokal
 Perkembangan disepanjang jalan
 Jalan penyalur dihubungkan dengan jalan utama
 Sangat mudah overloaded

Perencanaan Jaringan Jalan Page 19


[Type text]

jalan utama

3.3 Perubahan Pola Jaringan Jalan yang Terjadi


T
3.3.1 Perubahan dalam tata guna lahan
tarikan : kampung gajah (Perkebunan
( perumahan tempat wisata)
sedikit banyak sangat banyak
bangkitan : dari bandung dan luar bandung.
Distribusi : jl.sersan bajuri--stiabudhi

3.3.2 Perubahan dalam Fungsi Kelas Jalan


Sebelum ada kampung gajah dan tempat wisata lainnya : jalan lokal
Setelah ada kampung gajah dan tempat wisata lainnya : jalan kolekor sekunder
Kapasitas dasar perencanaan : 3200SMP/jam
Kapasitas pada tahun 2009 : 4587SMP/jam
Pertumbuhan :1,43%

3.4 Dampak yang Terjadi


Buruk
 Kemacetan di daerah Sersan Bajuri dan juga jl. Setia Budi –Lembang
 Volume lalu-lintas
lintas yang melebihi kapasitas
Perencanaan Jaringan Jalan Page 20
[Type text]

 Jalan selalu rusak meski sering di perbaiki


Baik
 Pemasukan untuk kas daerah bandung meningkat
 Daerah bandung jadi lebih di kenal sebagai kota wisata
 Pendapatan penduduk bertambah
 Tarikan meningkat

3.5 Hal yang menyebabkan kemacetan

 Temapt wisata yang berada di sekitar jalan sersan bajuri cukup banyak, tidak hanya
kapung gajah saja melainkan ada rumah stroberi, café sumur,sapu lidi,kampung
daun,the peak, perumahan, dll namun berdasarkan hasil survey yang kami lakukan,
kampung gajah memiliki investasi yang besar dan perubahan yang signifikan setiap
tahunnya. Yang tentunya akan menyedot banyak pengunjung dan wisatawan.
 Persimpangan (jalan sersan bajuri adalah jalan persimpangan antara jl.dr.setiabudhi
dan lembang. )
 Jalan sersan bajuri hanya jalan lokal( lebar jalan sersan bajuri hanya 4 meter dengan
bahu jalan 0.75 meter, dengan jumlah kendaraan yang membeludak terlebih weekend
maka kendaraan tersebut melebihi kapasitas jalan)
 Terdapat terminal di dekat simpang dengan tidak memiliki akses jalan masuk
tersendiri.

Perencanaan Jaringan Jalan Page 21


[Type text]

Perencanaan Jaringan Jalan Page 22


[Type text]

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tempat wisata yang berada di sekitar jalan sersan bajuri cukup banyak, tidak hanya
kampung gajah saja melainkan ada sapu lidi, kampung daun, the peak, perumahan pondok
hijau. Namun kampung gajah lah yang lebih banyak menarik perhatian para wisatawan.
Sehingga fungsi jalan yang tadinya jalan lokal bisa diganti menjadi jalan kolektor agar
dapat mengurangi kemacetan yang sering terjadi.

4.2 Saran
 Pembangunan jalan sesuai dengan fungsi jalannya atau jalan Sersan Bajuri dijadikan 1
arah dan para wisatawan memutar ke arah Lembang
 Penertiban para pedagang yang mengambil lahan jalan untuk berjualan.
 Penambahan jalan alternative, selain jalan utama yaitu jl.Sersan Bajuri

Perencanaan Jaringan Jalan Page 23


[Type text]

DAFTAR PUSTAKA
Supratman agus.(2009),Analisa Kinerja Simpang Pada Jalan DR Setia Budhi Bandung,pdf
Studayana,(2011),Perencanaan Jaringan Jalan,
www.kampunggajah.com

Perencanaan Jaringan Jalan Page 24

Anda mungkin juga menyukai