Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F.3 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA


BERENCANA (KB)

PENYULUHAN KURANG ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL


DIDESA TANJUNGANOM KECAMTAN GABUS KABUPATEN PATI

Disusun oleh :

dr. Arif Patriana

Pendamping :

Dr. M. Wahib Hasyim

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PERIODE NOVEMBER 2019 – MARET 2020

UPTD PUSKESMAS GABUS I

KABUPATEN PATI

JAWA TENGAH

2020
LEMBAR PENGESAHAN
F.3 Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia) Serta Keluarga Berencana (Kb)

Penyuluhan Kurang Energi Kronik Pada Ibu Hamil Didesa Tanjunganom


Kecamatan Gabus Kabupaten Pati

Pati, Maret 2020

Pembimbing Dokter Internsip

dr. M. Wahib Hasyim dr. Arif Patriana

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
PRAKATA..............................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
1.2. Permasalahan.................................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
2.1. Kekurangan Energi Kronis (KEK)................................................................4
2.2 Etiologi...........................................................................................................4
2.3 Lingkar Lengkar Atas.....................................................................................5
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)....6
2.5 Gizi pada ibu hamil.......................................................................................8
2.6 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil.....................................................................9
2.7 Gizi Untuk Tumbuh Kembang Janin...........................................................10
2.8 Gizi Penting Saat Hamil..............................................................................10
2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian KEK Pada Ibu Hamil..........10
BAB III..................................................................................................................17
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI.........................................17
BAB IV..................................................................................................................18
PELAKSANAAN INTERVENSI..........................................................................18
BAB V....................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
ABSENSI KEHADIRAN PESERTA PENYULUHAN.......................................23
LEAFLET..............................................................................................................24
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO...................................25

iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
dengan baik laporan ini. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah salah satu
persyaratan dalam menempuh program dokter internsip di Pukesmas Gabus 1
Kabupaten pati.
Pada kesembpatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Pamuji Djoko Widodo selaku kepala Pukesmas Gabus 1
Kabupaten Pati .
2. dr. M. Wahib Hasyim selaku pembimbing di Pukesmas Gabus 1
Kabupaten Pati.
3. Peserta ibu hamil desa Tanjunganom pukesmas gabus 1
4. Semua rekan dokter internsip dan pegawai Pukesmas Gabus 1
Kabupaten Pati periode November 2019 – Maret 2020 yang telah
banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat membatu
penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya
dibidang kesehatan masyarakat.
Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.

Pati, Maret 2020


Dokter Internsip

dr. Arif patriana

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kualitas sumber daya manusia (SDM) menentukan keberhasilan suatu


bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas SDM adalah faktor
kecukupan gizi. Gizi yang cukup diperlukan untuk proses perkembangan otak dan
pertumbuhan fisik. Oleh karena itu pemenuhan kecukupan gizi seseorang perlu
dirancang sejak dini dimula saat masa kehamilan. Kebutuhan gizi yang tidak
terpenuhi sejak awal kehidupan dapat menyebabkan kualitas kehidupan
selanjutnya (Hamzah, 2017).
Kementerian Kesehatan RI (2014a) menyebutkan bahwa pemenuhan gizi
anak sangat penting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena pada
periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat dan mendukung seluruh
proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Jika pada rentang usia tersebut anak
tidak mendapatkan asupan gizi yang optimal, maka dapat menyebabkan
pertumbuhan otak terhambat, anak tidak cerdas, pertumbuhan jasmani dan
perkembangan kemampuan anak terhambat, anak lemah dan mudah sakit serta
kemampuan belajarnya rendah. Kondisi ini tidak akan dapat diperbaiki pada
periode kehidupan selanjutnya. Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
dimulai pada periode dalam kandungan (280 hari).
Gizi yang berkualitas dalam jumlah yang cukup sangat dibutuhkan untuk
kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan. Salah satu kebutuhan zat gizi
yang meningkat selama kehamilan adalah tambahan energi sekitar 300 kkal per
hari. Penambahan konsumsi energi pada trimester II diperlukan untuk
pertumbuhan jaringan ibu, seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus
dan payudara, serta penumpukan lemak. Sepanjang trimester III, energi tambahan
dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (Arisman, 2007). Jika
kebutuhan energi ini tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan masalah kesehatan
yaitu Kurang Energi Kronis (KEK).

1
Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus
lama dan perdarahan pascapersalinan, bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi
dapat mengakibatkan terjadi keguguran, prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat mengganggu
tumbuh kembang janin seperti pertumbuhan fisik, otak dan metabolisme yang
menyebabkan penyakit tidak menular saat dewasa (Kemenkes RI, 2013).
Data hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi
risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) usia 15-49 tahun sebesar 20,8%.
Prevalensi risiko KEK pada kelompok WUS usia20-24 tahun sebesar 30,6%.
Adapun prevalensi risiko KEK tertinggi ditemukan pada WUS remaja (15-19
tahun) yaitu sebesar 46,6%. Sedangkan prevalensi risiko KEK pada ibu hamil (15-
49 tahun) sebesar 24,2%. Prevalensi tertinggi risiko KEK pada ibu hamil
ditemukan pada ibu hamil usia remaja (15-19 tahun) yaitu sebesar
38,5%.Prevalensi risiko KEK pada kelompok ibu hamil usia 20-24 tahun sebesar
30,1%.
Data ibu hamil KEK di Kabupaten Pati dalam tiga tahun terakhir selalu
mengalami peningkatan. Prevalensi ibu hamil KEK di Kabupaten Pati dari tahun
2014-2016 berturut-turut yaitu 6,43%, 7,47%, dan 8,03%. Ibu hamil KEK tersebar
di 29 Puskesmas di kabupaten Pati. Prevalensi ibu hamil KEK di Puskesmas
Gabus I sejak tahun 2014 sampai tahun 2016 dan selalu masuk peringkat 5 besar
di Kabupaten Pati.Prevalensi ibu hamil KEK di Puskesmas Gabus I Pati dari
tahun 2014- 2016 berturut-turut yaitu 12,30%, 19,68%, dan 26,56% (Dinas
Kesehatan Kab. Pati, 2016). Oleh karena itu, masalah gizi kurang KEK pada ibu
hamil menjadi salah satu fokus perhatian untuk ditanggulangi.

2
1.2. Permasalahan

Kurangnya pengetahuan ibu hamil di gabus untuk memeriksakan secara


rutin mengenai pola gizi terkait penyakit kurang energi kronik.

1.3 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum:


Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian bagi ibu hamil
agar melakukan pengecekan secara rutin mengenai tanda tanda dari kurang energi
kronik.
1.3.2. Target Khusus :
Melalui kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya tanda dari kurang
energi kronik pada ibu hamil ini dapat menjadi screening pertama agar tidak
terjadi komplikasi yang berlanjut dan dapat dilakukan pencegahan dengan
mengatur gizi yang seimbang.
1.4 Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis


a. Penyuluhan ini diharapkan dapat ikut mengembangkan ilmu kedokteran
khususnya tentang kurang energi kronik
b. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam pemantauan gizi
agar tidak banyak kasus ibu hamil yang menderita kurang energi kronik

1.4.2. Manfaat klinis


a. Bagi Puskesmas
Membantu dalam pengembangan program kesehatan ibu dan anak
b. Bagi Masyarakat
 Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian pada pasangan suami istri
tentang penyakit kurang energi kronik.
 Memberikan edukasi pada pasien untuk tetap memeriksakan gizi rutin
selama kehamilan agar tidak terjadi penyakit kurang energi kronik.

3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.


Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).

Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis


merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung
pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan
oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan
tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber)
dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun
waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang
cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.

2.2 Etiologi

Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis
zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh
kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya
rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk
diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).

Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang
dikandungnya yaitu meliputi:

a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :

1) Terus menerus merasa letih

2) Kesemutan

3) Muka tampak pucat

5
4) Kesulitan sewaktu melahirkan

5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,
sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.

b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :

1) Keguguran

2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah

3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya


kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)

4) Kematian bayi (Helena, 2013).

2.3 Lingkar Lengkar Atas

Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK kronis


pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA).
Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja,
ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA WUS
dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya
wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR
(Supriasa, 2002).

Cara mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan


menggunakan pengukuran LILA adalah :
1. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi


Kronis (KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak
dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.

2. Pengukuran LILA menggunakan satuan sentimeter


Batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak
tersedia pita LILA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai
penjahit pakaian. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah
pita LILA, artinya remaja putri mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri
menderita resiko KEK segera dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk

6
mengetahui apakah remaja putri tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT.
Selain itu remaja putri tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan yang
beraneka ragam (Supriasa, 2002).
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban
kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan
keluarga. Adapun penjelasannya :

1) Jumlah asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada


kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat
yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.
Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam
menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buahbuahan.
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna
untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan
malnutrisi.

2) Usia ibu hamil

Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang
hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi
dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu
energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan
untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup
guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang
paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan
diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.

7
3) Beban kerja/Aktifitas

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan


gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada
mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi,
maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang
dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil
kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain
untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan
janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata
pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang
mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada
perubahan tingkat kegiatan.

4) Penyakit /infeksi

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan


juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu :

a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya


absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual,
muntah dan perdarahan yang terus menerus.
c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan
akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.
5) Pengetahuan ibu tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh


pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan
tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu
rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan
pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa

8
studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat
maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-
usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat,
ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih
makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.

6) Pendapatan keluarga

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan


kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak
60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk
membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi
dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen
dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein.
Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total
pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan.

7) Pemerkaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal)

Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus


melakukan kunjungan ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan
berat badan perlu dilakukan dengan teliti, jangan sampai wanita hamil
terlalu gemuk untuk menghindarkan kesulitan melahirkan dan bahkan
jangan terlalu kurus karena dapat membahayakan keselamatan dirinya dan
janin yang dikandungannya (Sjahmien Moehji, 2003)

2.5 Gizi pada ibu hamil

Kebutuhan gizi pada ibu hamil secara garis besar sebagai berikut :

a. Asam folat

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida
dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko.
Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan
berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.

9
b. Energy

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi
pada susunan gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif untuk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu
hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan
pada tubuh ibu.

c. Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan
protein sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan. Dibutuhkan
tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.

d. Zat besi (FE)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah
otot. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan
zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg.

e. Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah sebesar 500 mg sehari.

f. Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko


penyakit seksual dan di negara dengan musim dingin yang panjang
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme (Kusmiyati,
2008)

2.6 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil

a. Berat badan dilihat dari quatelet atau body massa index (Index Masa
Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering

10
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat bada lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi
dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan
dalam persalinan.

b. Ukuran Lingkar Lengann Atas (LILA). Standar minimal untuk ukuran


lingkar lengan atas pada wanita dewasa adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA
kurang dari 23,5 cm maka interprestasinya adalah Kurang Energi Kronis.

c. Kadar Hemoglobin (Hb). Ibu hamil yang mempunyai Hb kurang dari 10,0
akan mengalami anemia. (Kusmiyati, 2008).

2.7 Gizi Untuk Tumbuh Kembang Janin

Pada kehamilan trimester pertama pertumbuhan janin lambat, mulai


trimester dua dan seterusnya, pertumbuhan janin terjadi dengan laju lebih cepat.
Sejak menginjak bulan keempat, umumnya ibu hamil sudah bebas dari gangguan
morning sicknes, sehingga ibu merasakan nafsu makan kembali. Sekalipun
demikian pada trimester ini anda harus mulai memperhatikan komposisi maka
yang dikonsumsi (Musbikin, 2008).

2.8 Gizi Penting Saat Hamil

Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki


kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin belangsung
sangat cepat. Hal lain yang perlu diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat,
tetaplah berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang.

Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus mengalami
kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester pertama kenaikan
kurang lebih dari 1 kg, sedangkan pada trimester kedua kurang lebih 3 kg dan
pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg.

Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi . makanan


dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat, dan lemak sebagai sumber

11
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai
zat pengatur (Maulana, 2008).

2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian KEK Pada Ibu Hamil

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu manusia, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang
mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba yang sebagian
besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2007).

b. Tingkatan Pengetahuan

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah


dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali suatu yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek


yang diketahui, dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi


yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

12
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih ada dalam suatu organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun


informasi dari informasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi


atau objek (Notoatmodjo, 2003).

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

1) Cara Tradisional

Meliputi: Cara coba-coba (Trail and Error), berdasarkan


kekuasaan atau otoritas, melalui pengalaman pribadi, malalui jalan
pikiran.

2) Cara Modern

Pengetahuan yang diperoleh dengan cara metode penelitian ilmiah,


tang bersifat sistematis, logis dan ilmiah (Notoatmodjo, 2005).

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan dengan


wawancara atau angket yang berisi pertanyaan sesuai materi yang
diukur dari subjek penelitian atau responden yang disesuaikan dengan
tingkat pengetahuan yang diukur.

e. Kategori Pengetahuan

13
Pengetahuan dinyatakan baik bila 76-100% pertanyaan dijawab
benar, cukup bila 60-75% pertanyaan dijawab benar, dan kurang bila
pertanyaan dijawab benar < 60% (Arikunto, 2006).

2. Pendidikan

a. Pengertian

Pendidikan adalah suatu kejadian atau proses pembelajaran untuk


mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga
sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut
pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang makin baik pula pengetahuannya (Lukman, 2008).

b. Indikator-Indikator Tingkat Pendidikan

Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesi No. 20


(2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional, indikator tingkat
pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari:

1) Pendidikan Dasar : Jenjang pendidikan awal 9 (Sembilan) tahun


pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
2) Pendidikan Menengah : Jenjang pendidikan lanjutan dari
pendidikan dasar.

3) Pendidikan Tinggi : Jenjang pendidikan setelah setelah pendidikan


menengah yang mencakup program sarjana, magister, dokter, dan
spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

14
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2014),
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan KEK mayoritas berpendidikan
dasar. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki mengenai gizi selama hamil. Pendidikan
yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
nilai-nilai yang baru diperkenalkan termasuk mengenai gizi selama
hamil.

3. Umur

Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai
dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan
hitungan tahun (Chaniago, 2002 ). Menurut Nursalam (2003), usia adalah
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Pembagian umur berdasarkan psikologi perkembangan (Hurlock,

2002) bahwa masa dewasa terbagi atas :

a. Masa Dewasa Dini, berlangsung antara umur 18 – 40 tahun

b. Masa Dewasa Madya, berlangsung antara umur 41 – 60 tahun

c. Masa Lanjut Usia, berlangsung antara umur >61 tahun


Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan seseorang. Menurut Suryabudhi (2003) seseorang yang
menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin lama
hidup maka pengalaman semakin banyak, pengetahuan semakin luas,
keahliannya semakin mendalam dan kearifannya semakin baik dalam
pengambilan keputusan tindakannya.

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin atau anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004). Pada ibu yang terlalu muda
(umur kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin

15
dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan dan adanya
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Usia yang paling baik
untuk melahirkan adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,
sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2014),


menunjukkan bahwa mayoritas umur ibu yang mengalami kehamilan
dengan KEK adalah < 20 tahun. Hal ini berhubungan dengan kematangan
sistem reproduksi pada usia tersebut seorang wanita dilarang untuk hamil
karena organ reproduksi yang kurang sempurna juga karena kurangnya
kematangan dalam berfikir.

4. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran


bayi atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup. Paritas
diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Primipara adalah wanita yang pernah hamil sekali dengan janin


mencapai titik mampu bertahan hidup.
b. Skundipara adalah wanita yang pernah hamil dua kali dengan janin
mencapai titik mampu bertahan hidup.
c. Multipara adalah wanita yang pernah hamil lebih dari dua kali dengan
janin mencapai titik mampu bertahan hidup (Varney, 2006).
Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya
kurang dari 2 tahun atau kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan
gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ
reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa kehamilan
(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muliawati (2012),


menunjukkan bahwa pada ibu hamil dengan KEK mayoritas paritas ibu
hamil yang sudah pernah melahirkan 2-4 kali. Hal ini terjadi karena ibu
kurang peduli akan nutrisi yang dikonsumsi ibu yang sudah beberapa kali

16
hamil dan melahirkan, maka kemungkinan banyak akan ditemui keadaan
kesehatan terganggu (anemia, kurang gizi).

5. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik ialah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki


persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis
jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang
yang tersebar diberbagai tempat. Dalam arti luas pekerjaan adalah aktivitas
utama yang dilakukan manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan
digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap
sinonim dengan profesi.

Pekerjaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008),


adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang dilakukan untuk
mencari nafkah guna ntuk mencukupi kebutuhan hidup.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2011),


menunjukkan bahwa sebagian responden ibu hamil trimester III di
Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang adalah tidak
bekerja (mengurus rumah tangga) sebanyak 21 orang (58,3 %).

17
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

2.1 Bentuk Kegiatan


Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada ibu hamil di wilayah bidan
desa Frani Tanjunganom, kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Pada penyuluhan ini akan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
kepada peserta penyuluhan.
2.2 Nara Sumber
Nara sumber adalah dr. Arif patriana ,dokter Internsip Puskesmas
Gabus 1, Pati-Jawa tengah periode 21 November 2019 – 20 Maret 2020.

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari / Tanggal : Kamis, 5 Maret 2020
Tempat : Rumah bidan Frani Tanjuganom , Gabus Kabupaten Pati, Jawa
Tengah

2.4 Sasaran Penyuluhan


Sasaran penyuluhan adalah ibu hamil di wilayah cakupan bidan Frani
Tanjunganom, Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah

2.5 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan
tanya jawab

18
BAB IV
PELAKSANAAN INTERVENSI

Penyuluhan mengenai kurang energi kronik telah selesai diadakan di


rumah bidan Frani Tanjunganom, Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada
tanggal 5 Maret 2020. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan tanya jawab
mengenai kurang energi kronik. Penyuluhan dilakukan di ruang tamu rumah
bidan Frani. Penyuluhan dihadiri oleh petugas puskesmas, ibu hamil yang
tercakup wilayah bidan Frani. Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung
(direct communication/ face to face communication) dan diadakan sesi tanya
jawab langsung mengenai materi penyuluhan kepada para peserta. Penyuluhan
diawali dengan perkenalan dengan pembicara, kemudian dilanjutkan materi
tenang kurang energi kronik melalui leaflet, serta diakhiri dengan sesi tanya jawab
seputar materi. Selain itu, peserta diharapkan memahamii materi yang
disampaiakn agar bias mengetahui apa saja tanda dari kurang energi kronik pada
ibu hamil.

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kasus kurang energi kronik pada ibu hamil masih dipengaruhi pada
kurangnya kesadaran individu untuk memeriksakan secara rutin, serta usia
ibu hamil yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun banyak terjadi
kasus ini.
2. Masih kurangnya pengetahuan ibu hamil akan pentingnya tanda tanda dari
kurang energi kronik
3. Penerapan pola hidup sehat, gizi yang cukup dan kegiatan penyuluhan
mampu memberikan dukungan sebagai suatu bentuk upaya peningkatan
kualitas hidup dan menurunkan kasus kurang energi kronik.

B. Saran

1. Diperlukannya peran aktif tenaga kesehatan maupun kader desa dalam


mengajak masyarakat sekitar yang memiliki faktor risiko tinggi disertai
dengan tingkat pengetahuan dan kesadaran yang kurang untuk mengikuti
kegiatan penyuluhan maupun deteksi dini ke fasilitas kesehatan terdekat.
2. Tenaga kesehatan dan kader desa secara kontinyu memberikan penyuluhan
tentang penerapan pola hidup sehat pada seluruh cakupan wilayah di
daerah Gabus
3. Perlu ditingkatkannya kualitas pelayanan UKM Puskesmas dalam
mencanangkan program kesehatan ibu dan anak

20
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta :


Rineka Cipta

Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC;

Baliawati, Yayuk. (2004). Pengantar pangan dan gizi. Jakarta: Penebar Swadaya

Departemen Gizi & Kesmas FKMUI. (2007). Masalah gizi ibu dan anak.

Departemen Kesehatan RI. (2003). Gizi seimbang menuju hidup sehat bagi ibu
hamil dan menyusui. Pedoman Petugas Puskesmas. Jakarta : Depkes.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. (2016). Data Ibu Hamil KEK di Kabupaten Pati
Tahun 2014-2016. Pati: Dinas Kesehatan Kab. Pati
Djamaliah, 2008.Faktor-Faktor yang Beruhubungan dengan Kekurangan Energi
Kronis Pada Ibu Hamil.www. journal.unhas.ac.id. Diakses Tanggal 05
April 2015 Jam 17.00.wib.

Hamzah, D. Z. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kekurangan


Energi Kronis (KEK) pada Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa
Kota langsa Provinsi Aceh Tahun 2006. Jurnal Jumantik, 2(2), 1-11.
Helena, 2013. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama dan
Pola Makan dalam pemenuhan Gizi. www. repository.usu.ac.id. Diakses
Tanggal 20 April 2015 Jam 15.00.wib.

Hurlock, E.B. (2002). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan rentang


kehidupan. Surabaya: Erlangga.

21
Kartikasari, B.W. (2011). Hubungan pendidikan, paritas dan pekerjaan ibu dengan
status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangetayu Kecamatan
Genuk Kota Semarang. Jurnal ilmiah. Tersedia di
http://jurnalunimus.ac.id
Kementerian Kesehatan RI. (2013).Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2014a). Keluarga Sehat Idamanku Kota Sehat


Kotaku. Jakarta: Puspromkes Kemenkes RI
Kusmiyati, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya: Yogyakarta.

Lukman A D. (2008). Remaja hari ini adalah pemimpin masa depan. Jakarta:
BKKBN

Maulana, 2008. Promosi Kesehatan.Jakarta: EGC

Mayasari, A.T. (2014). Kejadian kurang energi kronis pada ibu hamil berdasarkan
umur, paritas dan pendidikan. Akademi kebidanan Griya Husada
Surabaya.

Muliawati, S. (2012). Faktor penyebab ibu hamil kurang energi kronis di


Puskesmas Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2012.
AKBID Citra Medika Surakarta. Jurnal ilmiah rekam medis dan
informatika kesehatan. Vol. (3). No. 3.

Musbikin, 2008. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Mitra Pustaka:
Yogyakarta

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta :


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta :


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

22
Nursalam. (2003). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan
professional. Jakarta: Salemba Medika.

Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Rhineka Cipta: Jakarta


Suryabudhi, M. (2003). Cara merawat bayi dan anak-anak. Bandung: Alfabeta.
Varney. (2006). Asuhan kebidanan. Jakarta : EGC.

DOKUMENTASI

23
ABSENSI KEHADIRAN PESERTA PENYULUHAN

24
LEAFLET

25
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Hari : Januari 2020


Pukul : 12.30 WIB – selesai
Tempat : Pukesmas Gabus 1
Presentan : dr. Arif Patriana
Judul : F.3 Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia) Serta Keluarga
Berencana (Kb), Penyuluhan Kurang Energi Kronik Pada Ibu
Hamil didesa Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati

No Nama Peserta Tanda Tangan


1 dr. M Dharmawan Hadiwidjo
2 dr. Adinda Putri W
3 dr. Efi Dian P
4 dr. Lisa Sriaji P
5 dr. Maria Goretty A H
6 dr. M Wahib Hasyim

Mengetahui
Pembimbing

dr. M Wahib Hasyim

26

Anda mungkin juga menyukai