Anda di halaman 1dari 3

Terungkap, Rasa Puas Merokok Ternyata

Hanya Rekayasa Pikiran Saja


Intinya, rasa senang atau puas saat menghisap dan menghembuskan asap rokok itu terbuat dari pikiran
semata dan diatur secara independen oleh otak mereka.

Melansir Popsci, Rabu (5/10/2016), sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal
Frontiers in Psychiatry, menemukan bahwa hanya perokok yang berpikir bahwa rokoknya yang
mengandung nikotinlah yang akan merasa dirinya mendapatkan kepuasan saat menghisapnya.

Saat seorang perokok diberitahu bahwa rokok yang mereka hisap tidak mengandung nikotin,
umumnya mereka tidak akan merasa puas seperti yang mereka pikir akan rasakan jika diberitahu
sebaliknya.

Dalam studi tersebut, para peneliti menguji 24 perokok aktif tergolong akut dengan menganalisa
aktivitas otak mereka di mesin Fungsional MRI (fMRI), seusai merokok. Setiap peneliti
mengunjungi para perokok sebanyak empat kali di waktu yang terpisah, namun mereka hanya
memberikan rokok yang asli dengan nikotin di dalamnya dua kali.

Pertama, mereka diberitahu bahwa rokok tersebut mengandung nikotin dan rokok yang lain tidak
mengandung zat tersebut. Saat diberitahu bahwa rokok yang mereka tengah isap mengandung
nikotin, para peneliti mendeteksi adanya reaksi di dalam otak mereka.

Scan fMRI menunjukkan peningkatan aktivitas di dalam insula, yaitu salah satu daerah utama di
bagian dalam otak yang mengontrol keinginan akan zat adiktif.

Hal tersebut membuktikan bahwa rokok hanya memuaskan kecanduan mereka ketika mereka
tahu ada nikotin di dalamnya.

Perokok biasanya mendapatkan serbuan dopamin ketika nikotin masuk ke tubuhnya. Itulah
sebabnya mengapa mereka merasa lebih baik ketika akhirnya mendapatkan rokok yang sudah
diinginkannya.

Terlebih,  ini pula sebabnya nikotin sangat adiktif, setiap perokok mendambakannya, secara fisik
dan psikologis.

Jika tindakan sederhana seperti misalnya tidak mempercayai nikotin dapat menetralkan efeknya
dilakukan secara konsisten, maka mungkin mengurangi ketergantungan pada rokok bisa menjadi
lebih mudah tanpa harus mengandalkan obat atau tindakan medis lainnya.
1. Nikotin

Nikotin adalah bahan utama penyebab ketagihan rokok. Ketika seseorang merokok, bahan itu
secara cepat diserap oleh paru-paru dan disampaikan ke otak.

Nutt dan para ahli lainnya menempatkan niktoin (rokok) di urutan 12 dalam daftar zat-zat
penyebab ketagihan. Ada beberapa alasan yang membuat mereka yakin bahwa nikotin adalah
bahan yang mempunyai kekuatan besar.

Lebih dari dua pertiga orang Amerika yang pada awalnya mencoba merokok, dilaporkan menjadi
ketergantungan selama hidup mereka.

Pada tahun 2002, WHO memperkirakan ada lebih dari 1 miliar perokok. Diperkirakan bahwa
lintingan tembakau akan membunuh lebih dari 8 juta orang di tahun 2030

Tikus yang diuji dengan nikotin yang dimasukkan ke dalam aliran darah mereka, menyebabkan
kadar dopamin di otaknya meningkat sekitar 25 sampai 40 persen.

2. Kokain

Kokain secara langsung berhubungan dengan dopamin otak dan dapat mengubah pesan dari satu
saraf ke yang lain. Secara singkat, kokain menghalangi neuron dalam mematikan sinyal dopamin
dan menyebabkan aktivitas otak menjadi abnormal.

Dalam penelitian yang dilakukan pada hewan, kokain menyebabkan level dopamin meningkat
tiga kali lebih tinggi dari kondisi normal.

Diperkirakan 14 hingga 20 juta orang menggunakan kokain dan di tahun 2009. Perdagangan zat
adiktif tersebut mencapai angka Rp 984 miliar.

Crack Kokain --penggunaannya dengan cara dihisap--, menempati urutan ke tiga dalam daftar
zat adiktif paling berbahaya. Sedangkan, kokain bubuk menempati posisi ke lima.

3. Alkohol

Walaupun minuman memabukkan itu legal di beberapa negara, alkohol menjadi bahan penyebab
ketagihan kedua menurut Nutt dan para ahli lainnya.

Dari lab uji coba, hewan yang diberi alkohol, level dopamin di otaknya meningkat hingga 40
sampai 360 persen. Semakin hewan tersebut minum alkohol, level dopaminnya terus meningkat

.Sebanyak 22 persen dari orang yang pernah mengonsumsi alkohol akan mengalami
ketergantungan pada saat-saat tertentu di hidupnya
4. Heroin

Nutt dan para ahli, mengungkapkan bahwa heroin menjadi zat yang paling menyebabkan
ketagihan. Dalam satu percobaan yang menggunakan hewan, heroin adalah zat yang dapat
menyebabkan level dopamin meningkat hingga 200 persen.

Heroin juga dikenal berbahaya. Hal itu disebabkan dosis yang dapat menyebabkan kematian
hanya lima kali lebih besar dari kadar yang diperlukan seseorang untuk sampai pada titik
'tertinggi'.

Anda mungkin juga menyukai