LK Anak Kelompok 5 OKKK
LK Anak Kelompok 5 OKKK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini.
Makalah ini kami buat dalam memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Anak”.
Makalah ini kami buat untuk membantu memahami tentang Asuhan Keperawatan
Anemia pada anak baik teori maupun Asuhan Keperawatan Anak yang dibuat
berdasarkan contoh kasus.
Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL ................................................................................................. 20
VII. RIWAYAT SPIRITUAL....................................................................................................... 20
VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI ............................................................................................... 20
IX. PEMERIKSAAN FISIK ....................................................................................................... 22
X. TES DIAGNOSTIK .............................................................................................................. 25
XI. TERAPI SAAT INI ............................................................................................................... 27
XII. ANALISA DATA ................................................................................................................. 27
XIII. DIAGNOSIS KEPERAWATAN .......................................................................................... 30
XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN ........................................................................................ 31
XV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN .................................................................................. 34
XVI. CATATAN PERKEMBANGAN ........................................................................................... 37
BAB IV ............................................................................................................................................. 40
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 40
BAB V............................................................................................................................................... 43
PENUTUP ......................................................................................................................................... 43
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 43
B. SARAN ..................................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 45
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen ( Badan POM, 2012)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit atau gangguan fungsi tubuh.
Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia di definisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala
dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah da nada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marlyn E, Doenges, Jakarta, 2012)
Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %,
artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan
asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana teori tentang Anemia?
2. Bagaimana teori asuhan keperawatan tentang asuhan keperawatan pada pasien
Anemia?
3. Bagaimana asuhan keperawatan dan catatan perkembangan pada pasien diagnosa
medis Anemia di Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta
1
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui teori tentang Anemia yang berisi pengertian Anemia, etiologi atau
penyebab dari Anemia, patofisiologi, manifestasi klinis atau tanda dan gejala
Anemia, klasifikasi Anemia, komplikasi, pengkajian hingga penatalaksanaannya
2. Tujuan Khusus
Mengetahui cara pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi pada pasien dengan diagnosa medis
Anemia.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat.
1. Manfaat teoritis
Informasi dan data hasil penelitian dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan pada umunya dan perkembangan ilmu kesehatan
pada khususnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat
Memberikan informasi mengenai jenis-jenis stroke hemoragik
b. Bagi penulis
Menambah informasi mengenai stroke hemoragik
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen ( Badan POM, 2012)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit atau gangguan fungsi tubuh.
Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari anemia antara lain :
a. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena;
• Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
• Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
• Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
• Inflitrasi sum-sum tulang
b. Kehilangan darah
• Akut karena perdarahan
• Kronis karena perdarahan
• Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena;
• Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
• Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
d. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada Ini merupakan penyebab
tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
3
(Briawan 2002) dalam penelitiannya menyatakan ada beberapa penyebab
umum yang dapat mengakibatkan anemia yaitu:
C. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolysis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolysis) segera di refleksikan dengan peningkatan bilirubin (konsentrasi
normal< 1mg/dl, kadar di atas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami pennghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria) .
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar :
1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
2. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia
4
PATHWAY
Kegagalan
Defisiensi B12, produksi SDM Destruksi SDM
oleh sum-sum Perdarahan/hem
asam folat, zat berlebih
tulang ofilia
besi
Penurunan SDM
HB berkurang
ANEMIA
Gangguan perfusi
Gastro intestinal Hipoksia SSP jaringan perifer
tidak efektif
5
Energi untuk
Asam lambung Kelelahan membentuk antibodi
meningkat
berkurang
Defisit nutrisi
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Pucat
2. Takikardia
3. Sakit dada
4. Dyspnea
5. Nafas pendek
6. Cepat lelah
7. Pusing
8. Kelemahan
9. Tinnitus
10. Penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut rapuh dan halus
11. Kuku tipis rata mudah patah
12. Atropi papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin mengkilat, merah
daging meradang dan sakit.
13. Manifestasi klinis anemia besi adalah pusing, cepat lelah, takikardia, sakit kepala,
edema mata kaki dan dyspnea waktu bekerja.
E. PENATALAKSANAAN
Medis
a. Transpalasi sel darah merah
b. Pemberian obat antibiotic untuk pencegahan infeksi
c. Permberian suplemen asam folat untuk merangsang pembentukan sel darah merah
6
Non medis
F. KOMPLIKASI
1. Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,
jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga
mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat,
gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat
beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea,
nafas pendek dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan
manifestasi berkurangnya pengurangan oksigen (Price &Wilson, 2014).
G. PENGKAJIAN
1. KELUHAN UTAMA
Biasanya merasa lemas
4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
Biasanya ada rasa pusing dan nyeri tekan
2. Wajah
Wajah simetris, tidak ada luka di area wajah, tampak lemas dan pucat, tidak
ada nyeri tekan
3. Mata
7
Biasanya konjungtiva anemis, seklera ikterik
4. Hidung
Hidung normal, penciuman normal, tidak ada kotoran
5. Telinga
Bentuk telinga simetris, pendengaran normal, telinga bersih tidak ada serumen
atau cairan, tidak menggunakan alat bantu
6. Mulut
Bibir sianosis, mukosa kering, keadaan mulut bersih, tidak ada
pembengkakkan pada tonsil
7. Tenggorokan
8. Leher
Tidak ada luka, tidak ada pembengkakkam kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakkan kelenjar getah bening
9. Thorax dan pernapasan
Pergerakan dada saat bernapas simetris, tidak menggunakan otot bantu saat
bernapas, respirasi x/m, tidak ada suara tambahan saat bernapas
10. Jantung
11. Abdomen
Terlihat tidak ada luka, bising usus 15x/m, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
asites, tidak ada distensi kandung kemih
12. Genitalia dan anus
Genitalia normal laki-laki, anus normal
13. Ektremitas
Biasanya ada penurunan kekuatan otot, akral teraba dingin, CRT > 2 detik
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan jumlah darah lengkap (JDL)
b. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi
c. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa
d. Test Comb direk positif menandakan anemia hematomik autoimun
e. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal pada
penyait sel sabit
f. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosis defisiensi vitamin B12
8
I. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. Mayor Penurunan SDM Perfusi jaringan
perifer tidak efektif
DS:-
DO: HB berkurang
1. Pengisian kapiler
>3
2. Nadi perifer
menurun atau Anemia
tidak teraba
3. Akral teraba
dingin
4. Warna kulit pucat Suplai O2 dan nutrisi ke
5. Turgor kulit jaringan berkurang
menurun
Minor
SSP
DS:
1. Parastesia
2. Nyeri ekstremitas Perfusi perifer tidak
(klaudikasi efektif
intermiten)
DO:
1. Edema
2. Penyembuhan
luka lambat
3. Indeks anklea-
brachial <0,90
4. Bruit femoral
DS :-
Minor :
DS :
1. Cepat kenyang Asam lambung meningkat
9
setelah makan
2. Kran/nyeri
abdomen
3. Nafsu makan Anoreksia mual
menurun
DO :
1. Bising usus Defisit nutrisi
hiperaktif
2. Otot pengunyah
lemah
3. Otot menelan
lemah
4. Membrane
mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin
turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. Diare
DS:
1. Mengeluh lelah
Mekanisme anaerob
DO:
1. Frekuensi
jantung
meningkat >20% ATP berkurang
dari kondisi
istirahat
Kelelahan
Minor
DS :
1. Dispneu
saat/setelah Intoleransi aktivitas
aktivitas
2. Merasa tidak
nyaman setelah
beraktivitas
3. Merasa lemah
DO :
1. Tekanan darah
berubah >20 %
dari kondisi
istirahat
2. Gambaran EKG
10
menunjukan
aritmia saat
/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG
menunjukan
iskemia
4. Sianosis
DS:-
Mekanisme anaerob
DO:-
ATP berkurang
Minor
DS:-
Energy untuk membentuk
DO:- antibody berkurang
Resiko infeksi
11
K. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
16
BAB III
KASUS
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : An. R
2. TTL/usia : Purwakarta, 28 April 2017/ 4 tahun 6 bulan 4 hari
3. Agama : Islam
4. Pedidikan : Belum sekolah
5. Alamat : Kp. Pasir Jangkung
6. Tanggal masuk/jam : 31 Oktober 2021/ 12.00
7. Tanggal pengkajian : 01 November 2021
8. Diagnosa medis : Anemia
17
e. Agama : Islam
f. Alamat : Kp. Pasir jangkung
18
2. Tinggi badan : 107 Cm
3. IMT : 14
4. Status gizi anak berdasarkan BB/TB : tidak terkaji
5. Waktu tumbuh gigi : usia 5 bulan
6. Jumlah gigi saat ini : 20 gigi susu
7. Jumlah gigi tanggal : tidak ada
C. KPSP
1. Kapan anak lahir : 28 April 2017
2. Berapa usia kronologis anak saat pengkajian : 4 tahun 6 bulan 4 hari
3. Pilih instrumen yang tepat
4. Melakukan pengkajian
Jumlah jawaban YA: 7
Jumlah jawaban TIDAK: 3
Pertanyaan apa yang jawabannya tidak?
Dapatkah anak menggunakan celana panjang, kameja, baju/kaos
kaki tanpa bantuan?
Apa yang dilakukan jika kedinginan, lapar dan lelah?
Apakah anak dapat mengancingkan bajunya/pakaian boneka?
Interpretasinya M (Meragukan)
V. RIWAYAT NUTRISI
A. Pemberian ASI : ya
B. Pemberian susu formula : tidak
19
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Ibu klien mengatakan saat ini nafsu makan klien berkurang dan klien sulit untuk
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Orang tua klien merasa kebingungan
mengenai makanan apa yang harus dikonsumsi anaknya saat ini, Ibu klien sering
menanyakan makanan yang harus dimakan dan yang harus dihindari untuk pasien
anemia
Cara pemenuhan
3 Eliminasi (BAB &
BAK)
Tempat Toilet/kamar mandi Toilet/kamar mandi
pembuangan
Frekuensi BAB biasanya 1x pada BAB biasanya 1x pada
pagi/sore, BAK lebih pagi/sore, BAK lebih
sering kira-kira 5-7 kali sering kira-kira 5-7 kali
Kesulitan Tidak ada Lemas
2. Gunting kuku
a. Cara Digunting kukunya oleh Belum gunting kuku
ibu
b. Frekuensi 1 minggu sekali -
3. Gosok gigi
a. Cara Sudah belajar gosok gigi Dibantu oleh ibu
sendiri
b. Frekuensi 2 kali sehari pagi dan 2 kali sehari pagi dan sore
sore
7 Aktivitas mobilitas fisik
21
1. Kegiatan sehari- Bermain dengan teman, Nonton kartun, ngobrol
sehari keluarga, nonton kartun dengan keluarga
2. Pengaturan jadwal
harian
3. Penggunaan alat Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
bantu aktivitas bantu bantu
4. Kesulitan Tidak ada Lemas
pergerakan tubuh
8 Rekreasi
1. Perasaan saat Klien belum sekolah Klien belum sekolah
sekolah
2. Waktu luang Dirumah klien hanya Dipakai untuk istirahat
berman dengan orang tua karena klien harus bedrest
3. Perasaan setelah Setelah jalan-jalan klien Di rawat
rekreasi merasa senang
4. Waktu senggang Menghabiskan waktu Keluarga menjenguk dan
keluarga bersama menemani klien
5. Kegiatan hari libur Bermain dengan keluarga Klien dirawat
atau jalan-jalan
22
Parameter Kriteria skor Hasil
Umur < 3 tahun 4
3-7 tahun 3 √
7-13 tahun 2
13-18 tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2 √
Perempuan 1
Diagnosa Kelainan neurologi 4
Gangguan oksigenasi (gangguan pernapasan), 3 √
dehidrasi, anemia, anoreksia, sincope, sakit
kepala
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosa lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap dirinya 1 √
Faktor lingkungan Riwayat jatuh/bayi diletakan di tempat tidur 4
orang dewasa
Pasien menggunakan alat bantu 3
Pasie diletakan di tempat tidur 2 √
Pasien berada di area luar rumah sakit 1
Respon terhadap < 24 jam 3
operasi/obat < 28 jam 2
penenang efek 48 jam/tidak menjalani pembedahan/sedasi 1
anestesi anestesi
Penggunaan obat Penggunaan multiple: obat sedative, obat 3
hynosis, barbitural
Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan obat lainnya 1 √
Skor 12
Tingkat risiko Rendah 7-11
Tinggi ≥12 √
23
7. Pengkajian nyeri
Tidak ada nyeri yang dirasakan klien, skala nyeri 0 dari 1-10
8. Kepala
Keadaan rambut bersih, tidak rontok, warna hitam merata, tekstur rambut halus,
keadaan kulit kepala bersih tidak ada luka,tidak ada nyeri tekan.
9. Wajah
Wajah simetris, tidak ada luka di area wajah, tampak lemas dan pucat, tidak ada
nyeri tekan
10. Mata
Posisi mata simetris, palpebra normal, pupil isokor, konjungtiva anemis, seklera
an ikterik, keajaman penglihatan normal, gerak bola mata normal, lapang pandang
normal, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu
11. Hidung
Hidung normal, penciuman normal, epistaksis
12. Telinga
Bentuk telinga simetris, pendengaran normal, telinga bersih tidak ada serumen
atau cairan, tidak menggunakan alat bantu
13. Mulut
Bibir sianosis, mukosa kering, keadaan mulut bersih, tidak ada pembengkakkan
pada tonsil
14. Tenggorokan
Tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembengkakan
15. Leher
Tidak ada luka, tidak ada pembengkakkan kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakkan kelenjar getah bening
16. Thorax dan pernapasan
Pergerakan dada saat bernapas simetris, tidak menggunakan otot bantu saat
bernapas, respirasi 36x/m, tidak ada suara tambahan saat bernapas
17. Jantung
Bunyi jantung normal, denyut nadi 116x/m
18. Abdomen
Terlihat tidak ada luka, bising usus 15x/m, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites,
tidak ada distensi kandung kemih
19. Genitalia dan anus
Genitalia normal laki-laki, anus normal
24
20. Ektremitas
Tidak ada luka, tidak ada edema, turgor kulit buruk, CRT >2 detik, kulit kering,
akral teraba dingin
Kekuatan otot 4; dapat menggerakan anggota gerak namun tidak bisa menahan
beban sehingga klien terlihat lemas dan hanya bisa berbaring
4 4
4 4
X. TES DIAGNOSTIK
Hasil laboratorium tanggal 31 Oktober 2021
No Parameter Hasil Satuan Nilai rujukan Remarks
Hematologi
1 Hemoglobin 4.7 g/dL 10.7 - 14.7 Low
2 Hematokrit 15.1 % 32 - 39 Low
3 Leukosit 15.9 10^3/µL 5.5 - 15.5 High
4 Eritrosit 1.87 10^6/µL 4 - 5.2 Low
5 Trombosit 584 10^6/µL 217 - 497 High
6 MCV 81 fL 74 - 86
7 MCH 25.1 pg 26 - 31 Low
8 MCHC 31.1 g/dL 33.2 - 37.0 Low
9 Hitung jenis 1
Basofil 0 % 0-1
Eosonofil 1 % 1-5
Batang 0 % 3-6 Low
Segmen 62 % 25 - 60
Limfosit 33 % 25 - 50
Monosit 4 % 1–6
Imunologi
10 Rapid antigen Negatif - Negatif
25
SARS Cov-19
Kimia Mg/dL -
11 Gula Darah 118
Sewaktu
Segmen 62 % 25 - 60
Limfosit 33 % 25 - 50
Monosit 4 % 1–6
Imunologi
10 Rapid antigen Negatif - Negatif
SARS Cov-19
Kimia Mg/dL -
11 Gula Darah 98
Sewaktu
26
XI. TERAPI SAAT INI
No Nama obat Dosis Rute Waktu Fungsi Efek
samping
1. IV FD Nacl IV
2. Ranitidin 3x15 mg IV Per-8 jam Menurunkan Mual,
asam muntah,
lambung diare
3. Lasix post trf 10 mg IV 1x Mengurangi Penurnan
extra edema kadar
furosemid
4. Ceftriaxone 1x1 gr IV 1x Mencegah Detak
infeksi jantung
tidak
teratur
27
10^3/µL Perfusi perifer tidak efektif
- CRT > 2 detik
- Epistaksis
- Turgor kulit buruk,
tampak kering
- Tanda-tanda vital
TD : 70/55 mmHg
Nadi : 116x/m
Suhu : 36.5ºC
Respirasi : 36x/menit
SPO² : 98%
4 4
4 4
28
- CRT > 2 detik
- Cyanosis
- Conjungtiva anemis
- Tanda-tanda vital
TD : 70/55 mmHg
Nadi : 116x/m
Suhu : 36.5ºC
Respirasi : 36x/menit
SPO² : 98%
29
XIII. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif B.d penurunan konsentrasi Hb D.d Ibu mengatakan
anaknya pucat, Ibu mengatakan anaknya merasa lemas dan tidak nafsu makan,
Klien tampak pucat dan lemas, Konjungtiva anemis, Akral teraba dingin, Sianosis
, HB↓ 4.7 g/dL, Hematoksit↓ 15.1 % , Eritrosit↓ 1,87 10^6/µL , Trombosit↑ 584
10^3/µL, CRT > 2 detik, Epistaksis, Turgor kulit buruk, tampak kering, Tanda-
tanda vital TD70/55 mmHg, Nadi 116x/m, Suhu 36.5ºC, Respirasi 36x/menit,
SPO² 98%
2. Intoleransi aktivitas B.d kelemahan D.d Ibu mengatakan anaknya terlihat lemas,
Ibu mengatakan anaknya saat sakit hanya berbaring, Klien terlihat lemas dan
hanya berbaring di tempat tidur, Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 4:
dapat menggerakan anggota gerak namun tidak bisa menahan beban, CRT > 2
detik, Cyanosis, Conjungtiva anemis,Tanda-tanda vital TD 70/55 mmHg, Nadi
116x/m, Suhu 36.5ºC, Respirasi 36x/menit, SPO² 98%
3. Defisit pengetahuan tentang nutrisi untuk anemia B.d kurang terpapar informasi
D.d Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya berkurang, Ibu klien
menanyakan makanan yang harus dimakan dan yang harus dihindari untuk pasien
anemia, Klien tampak tidak nafsu makan, porsi makanan yang diberikan tidak
habis, Porsi makan hanya 3 sendok, Ibu klien tampak kebingungan dan sering
bertanya pada perawat dan ahli gizi tentang nutrisi pada anemia
30
XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/tanggal Dx kep Tujuan Intervensi Rasional
1. Senin Perfusi Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
01/11/2021 perifer tidak keperawatan selama 3x24 - Monitor tanda-tanda vital - Untuk mengumpulkan dan
efektif jam maka perfusi perifer - Kaji keadaan umum menganalisa fungsi
meningkat dengan kriteria pasien kardiovaskuler, pernapasan,
hasil : - Monitor adanya dan suhu tubuh untuk
- tanda-tanda vital dalam perdarahan mencegah komplikasi
rentang normal - monitor sirkulasi perifer - Untuk mengetahui
- keadaan umum pasien kesadaran pasien
membaik Terapeutik
- keluhan lemas menurun - Berikan posisi nyaman Terapeutik
- pucat menurun pada pasien - Agar pasien merasa
- turgor kulit cukup - Anjurkan pasien istirahat aman dan nyaman saat
membaik melakukan perawatan
- akral cukup membaik Kolaborasi - Untuk membantu proses
- Kolaborasi pemberian penyembuhan pasien
transfusi PRC
1. 75 ml Kolaborasi
2. 100 ml - Transfusi darah pada
3. 175 ml anemia untuk menjaga
sel-sel darah tetap berada
31
di level aman
32
untuk dengan kriteria hasil : Terapeutik
anemia - Kebingungan mengenai Terapeutik -Menyediakan materi melalui
makanan yang baik untuk -Sediakan materi dan media leaflet
anaknya menurun pendidikan kesehatan -Agar pasien/keluarga
- Perilaku sesuai anjuran -Berikan kesempatan untuk memahami yang belum mereka
meningkat bertanya pahami
Edukasi Edukasi
-Jelaskan kebutuhan tentang -Agar klien/ keluarga
anemia, makanan yang baik mengetahui tentang anemia dan
untuk anemia, tujuan diet nutrisi untuk anemia
untuk anemia, dan makanan
yang mengandung zat besi
33
XV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Kep Tgl/jam Implementasi Evaluasi
1. Perfusi perifer 02/11/2021 1.Mengkaji keadaan umum S:
tidak efektif 14.30 Rh : Pasien tampak lemas dan pucat Ibu klien mengatakan pucat dan lemas
pada anaknya berkurang
2. Memonitor tanda-tanda vital
14.40 Rh : TD: 80/55 mmHg, N 116 x/menit, O :
S 36,5ºC, R 30 x/menit - tampak anemis berkurang
- epistaksis tidak ada
- CRT < 2 detik
3.Memberikan posisi nyaman pada - post transfusi PRC 75 ml dan 100 ml
14.50 pasien hasil Laboratorium : Hb 9.7 g/dL,
Rh : Pasien bersedia diatur tidurnya Hematokrit 25.1 %, leukosit 13.9
sesuai dengan kenyamanan pasien 10^3/µL
- TD: 80/55 mmHg, N 116 x/menit, S
15.00 4.Menganjurkan pasien beristirahat 36,5ºC, R 30x/menit
Rh : Pasien bersedia untuk istirahat
A : masalah sebagian teratasi
15.30 5.memberikan Transfusi PRC kedua
100 ml P : intervensi dilanjutkan
Rh ; Pasien bersedia dilakukan transfusi - Monitor tanda-tanda vital
- monitor adanya perdarahan
34
- monitor sirkulasi perifer
- Kolaborasi Transfusi PRC 175 ml
2. Intoleransi Selasa 1.berlatih rentang gerak S : ibu klien mengatakan anaknya sudah
Aktivitas 02/11/21 RH: klien bersedia mengikuti yang di bisa duduk dan ke toilet
17.30 intstruksikan untuk menggerakan O : klien tampak sudah beraktivitas,
tangan dan kaki Kekuatan otot : Gerakan normal
18.40 2.Memonitor pola dan jam tidur 5 5
Rh : Pola baik, tidur cukup, siang 10.00- 5 5
12.00, malam 20.00
35
pengetahuan 02/11/2021 kemampuan menerima informasi memahami dan mengetahui tentang
tentang nutrisi Rh : keluarga pasien bersedia nutrisi pada anemia
anemia 12.30 diberikan pendidikan kesehatan
mengenai nutrisi anemia O : saat penyuluhan kesehatan keluarga
12.35 aktif dalam sesi tanya jawab, Keluarga
2. Menyediakan materi dan media juga mampu menjelaskan, menyebutkan
penkes materi yang sudah diberikan
Rh : Menyediakan materi tentang
nutrisi untuk anemia dan keluarga A : masalah teratasi
12.35 dibagi leaflet
P : Intervensi dihentikan
3. Menjelaskan tentang anemia,
makanan yang baik dan buruk untuk
anemia, tujuan diet pada anemia dan
makanan yang mengandung zat besi
13.00 Rh : keluarga pasien mendengar
dengan seksama
36
mampu menjelaskan,
menyebutkan materi yang sudah
diberikan
P:
-Monitor tanda-tanda vital
37
- Monitor adanya perdarahan
- Monitor sirkulasi perifer
- Kolaborasi Transfusi PRC 175 ml
I:
14.30 Memonitor keadaan umum pasien
14.40 Memonitor tanda-tanda vital
16.30 Pemberian transfusi PRC 100 ml
E : lemas berkurang, pucat berkurang, TD: 100/80 mmHg, N 110 x/menit, S 36,5ºC, R 30 x/menit
R : Intervensi dilanjutkan
38
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
39
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada An. R di Ruangan
kemuning RSUD Bayu Asih Purwakarta, maka dalam bab ini penulis akan membahas
kesenjangan antara teori dan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan studi kasus.
Penulis juga akan membahas kesulitan yang ditemukan dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap An.R, dalam penyusunan asuhan keperawatan kami merencanakan
keperawatan yang meliputi pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan uraian
sebagai berikut :
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanda-tanda yang dikenali pada awal proses diagnostik dapat dipahami hanya jika ada
penjelasan yang masuk akal untuk tanda –tanda tersebut dengan konteks suatu situasi,
ini adalah proses berfikir aktif ketika perawat mengeksplorasi pengetahuan dalam
memorinya untuk mendapatkan kemungkinan penjelasan data (Nanda Nic & Noc,
2012)
1. Diagnosa keperawatan yang muncul
a. Gangguan perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
d.d akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun Secara umum
perfusi perifer tidak efektif merupakan penurnan sirkulasi darah pada level
kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017)
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Menurut Nanda Nic & Noc
Intoleransi aktivitas adalah ketidak cukupan energi secara fisiologis maupun
psikologis untuk meneruskan atau menyelelesaikan aktivitas diminta atau
aktivitas sehari-hari
Diagnosa tersebut dapat ditegakan jika ada data batasan karakteristik yaitu
kelemahan, dan tekanan darah atau nadi terhadap aktivitas, perubahan EKG
yang menunjukan aritmia atau skemia, adanya ketidaknyamanan saat
beraktivitas
Alasan diagnosa tersebut diangkat karena ditemukan tanda-tanda yang
mendukung yaitu secara subyektif yaitu ibu pasien mengatakan aktivitas
anaknya terganggu dan data obyektif yaitu pasien terlihat berbaring di tempat
40
tidur, aktivitas di bantu keluarga, terpasang infus RL 20 tpm. Penulis tidak
memprioritaskan masalah tersebut karena tidak mmengancam kehidupan klien.
Tetapi jika tidak di tegakan klien tidak dapat mandiri dalam beraktivitas.
c. Defisit pengetahuan tentang nutrisi untuk anemia b.d kurang terpapar
informasi
Kurang pengetahuan adalah tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif
sehubungan denngan topic spesifik (Nanda Nic & Noc). Pada tinjauan teori
tidak ada diagnosa keperawatan defisit pengetahuan tentang nutrisi anemia,
namun pada saat dikaji keluarga tidak mengetahui nutrisi untuk anemia yang
baik dan akhirnya kami mengangkat diagnosa tersebut.
2. Diagnosa keperawatan yang tidak muncul namun ada dalam tinjauan teori
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan (defisit nutrisi)
Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Diagnosa tersebut dapat ditegakan apabila terdapat data satu atau lebih yang
antara berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, cepat
kenyang setelah makan, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot
menelan lemah, sariawan. Pada pengkajian penulis tidak menemukan data-data
pendukung seperti diatas sehingga diagnosa tersebut tidak ditegakkan.
b. Risiko infeksi
Risiko infeksi merupakan proses terjadi ketika mikroorganisme dari kulit,
bagian tubuh lain atau lingkungan masuk ke dalam insisi yang ditandai dengan
adanya pus, inflamasi, nyeri dan rasa panas.
Diagnosa tersebut dapat ditegakkan apabila terdaftar data atau faktor risiko
seperti penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, peningkatan paparan
organisme patogen lingkungan. Pada pengkajan penulisa tidak menemukan
data-data pendukung seperti diatas sehingga diagnosa tersebut tidak
ditegakkan.
B. Implementasi
1. Gangguan perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d
akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun Tindakan keperawatan
untuk mengatasi diagnosa ini adalah mengkaji Monitor tanda-tanda vital, Kaji
keadaan umum pasien, Berikan posisi nyaman pada pasie, Anjurkan pasien
istirahat, Kolaborasi pemberian IVFD nacl 0,9% 10 tpm, ranitidin 3x 15 mg, larix
41
post 10 mg extra IV, ceftri 1 x 700 IV, Kolaborasi pemberian transfusi darah 100
ml Dip 3 jam
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah Monitor pola dan jam
tidur, Monitor ketidak nyaman, Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan,
Anjurkan tirah baring
3. Defisit pengetahuan tentang nutrisi untuk anemia b.d kurang terpapar informasi
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, menyediakan materi dan media
pendidkan kesehatan, memberikan kesempatan untuk bertanya
C. Evaluasi
1. Gangguan perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d
akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah tanda-tanda vital dalam rentang normal,
keadaan umum pasien membaik, keluhan lemas menurun, objektif : ibu klien
mengatakan anaknya lemas sudah berkurang dan nafsu makan membaik, subjek :
pasien tampak lemas, Objektif : pasien tampak sudah tidak lemas dan tidak pucat,
konjungtiva ananemis
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik Kriteria hasil untuk
diagnosa diatas adalah klien dapat beraktivitas mandiri tanpa bantuan keluarga
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil sobyektif: Pasien
mengatakan sedikit demi sedikit sudah bisa dilakukan dengan mandiri, obyektif:
Pasien tampak lebih baik. Hal tersebut menandakan diagnosa kedua teratasi
sebagian ,sihingga tindakan perlu dilanjutkan sampai pasien dapat beraktivitas
secara mandiri tanpa bantuan keluarga.
3. Defisit pengetahuan tentang nutrisi untuk anemia b.d kurang terpapar informasi
Kriteria hasil dari diagnosa diatas adalah kebingungan mengenai makanan yang
bak untuk anaknya menurun, perilaku sesuai anjuran meningkat. Subjektif : ibu
klien sudah memahami makanan yang baik untuk anaknya.
42
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengkajian An. R masuk rumah sakit pada tanggal 31 oktober 2021
dengan alasan mual, intake menurun 2 hari. Pada saat pengkajian tanggal 1
November ibu klien mengatakan An. R lemas, lemas dirasakan setiap saat sehingga
aktivitas anak terganggu karena selama sakit anak hanya berbaring, lalu nafsu makan
menurun. CRT > 2 detik, konjungtiva anemis dan bibir pucat. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik didapatkan wajah tampak lemas dan pucat, mukosa kering, kulit
kering. Saat ini nafsu makanpasien menurun sehingga porsi makan yang disediakan
tidak dapat dihabiskan oleh An. R, sehingga dari hasil pengkajian didapatkan
diagnosa utama yang dapat mengancam kehidupan yaitu ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer. Ibu An.R mengatakan anaknya lemas sehingga aktivitas terganggu,
An.R terlihat lemas dan hanya berbaring ditempat tidur, kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah 4: dapat menggerakan anggota gerak namun tidak dapat menahan
beban, dapat menggerakan anggota gerak namun tidak bisa menahan beban, sehingga
dari hasil pengkajian didapatkan diagnosa kedua yaitu intoleransi aktivitas. Pada
diagnosa yang ketiga yaitu Defisit pengetahuan karena kurangnya terpapar informasi
sehingga keluarga kebingungan makanan apa yang baik untuk anaknya dan ibunya
menanyakan makanan yang baik untuk anaknya.
B. SARAN
Bagi bidang keilmuan dan bagi praktisi keperawatan serta rumah sakit diharapkan
dapat meningkatkan kepuasan dengan memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif, pendidikan kesehatan yang lebih di tekankan khususnya pada gangguan
system hematologi untuk meningkatkan proses penyembuhan, dan dapat dimanfaatkan
oleh mahasiswa bahwa:
a. Pengkajian
Melakukan pengkajian sebaiknya dilakukan dengan cara mengkaji semua
faktor yang mempengaruhi lemes, seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku,
emosional, dan sosiokultural karena nyeri merupakan pengalaman yang
subyektif dan dirasakan berbeda pada masing-masing individu sehingga semua
faktor tersebut harus terkaji dan teratasi.
43
b. Diagnosa
Menegakkan diagnosa keperawatan sebaiknya dilakukan berdasarkan
pengumpukan dan analisis data yang cermat karena diagnosa yang akurat
dibuat hanya setelah pengkajian lengkap semua variabel untuk
memprioritaskan diagnosa keperawatan sesuai dengan konsep kebutuhan dasar
manusia
c. Intervensi
Intervensi keperawatan dibuat sesuai dengan teori-teori yang ada dan apa yang
dibutuhkan pasien. Membuat tujuan atau kriteria hasil harus terdapat tolak
ukur sehingga perawat dapat mengukur dan memantau perkembangan pasien
dan sejauh mana tindakan yang dilakukan sudah berhasil atau belum berhasil.
d. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus dilakukan secara berkelanjutan
dengan melakukan asuhan keperawatan dengan dan untuk pasien. Menuliskan
informasi dengan cara mendokumentasikannya sehingga penyedia layanan
kesehatan selanjutnya dapat melakukan tindakan dengan tujuan dan
pemahaman serta dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pasien sampai
kriteria hasil atau tujuan tercapai.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara teliti dengan menganalisis respon pasien,
mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau
kegagalan, dan perencanaan untuk mengidentifikasi apakah tindakan
keperawatan yang diberikan telah sesuai, perlu dilanjutkan atau perlu
dimodifikasi untuk mencapai kriteria hasil dan tujuan yang telah dibuat oleh
perawat.
Dengan adanya uraian diatas, maka penulis memberikan beberapa saran dari
hasil pengumpulan data ini diuraikan sebagai berikut
DAFTAR PUSTAKA
45