PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui komponen dalam model pembelajaran kooperatif.
3. Untuk mengetahui metode pembelajaran kooperatif.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif.
5. Untuk mengetahui manfaat pembelajaran kooperatif.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Teams-Games-Tournaments (TGT)
Metode ini dilakukan dengan cara kelas dibagi menjaddi
kelompok-kelompok yang terdiri dari empat anggota sebagaimana
yang dilakukan pada metode STAD. Perbedaannya adalah jika pada
STAD siswa mengajarkan kuis atau soal sendiri-sendiri, maka dalam
TGT ini siswa melakukan permainan akademik atau lomba kuis dan
hasilnya direkap secara periodik.
3. Jigsaw II
Metode ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang
berhubungan dengan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan
ataupun berbicara. Dalam jigsaw, guru juga memberi banyak
kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi. Dalam model ini kelas dibentuk menjadi
“kelompok ahli” (expert group). Setiap anggota yang mendapat
bagian/subtopik yang sama berkumpul dengan anggota dari kelompok-
kelompok yang juga mendapat bagian/subtopik tersebut. Misalnya,
anggota yang memperoleh bagian/subtopik alur berkumpul dengan
anggota dari kelompok lain yang juga memperoleh subtopik tentang
alur . perkumpulan mereka inilah yang disebut sebagai “kelompok
ahli”. Kelompok-kelompok ini lalu bekerja sama
mempelajari/mengerjakan bagian/subtopik tersebut. Kemudian,
masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke kelompoknya
yang semula, lalu menjelaskan apa yang baru saja dipelajarinya (dari
“kelompok ahli”) kepada rekan-rekan kelompoknya yang semula.
5. Group Investigation
Merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan pengaturan
siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan
kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif
(Slavin, 2009:24). Melalui metode group investigation ini siswa diberi
kebebasan untuk membuat kelompok dengan jumlah anggota dua
sampai enam orang. Selanjutnya masing-masing kelompok memilih
topik-topik materi yang telah dipelajari, dan membagi topik-topik
tersebut menjadi tugas pribadi. Hasil dari pekerjaan tugas pribadi
anggota dipersiapkan untuk menyusun laporan kelompok. Laporan
setiap kelompok disajikan di depan kelas.
6. Learning Together
Metode ini diterapkan dengan membagi siswa menjadi empat
atau lima kelompok, dimana anggota kelompoknya bersifat heterogen.
Setiap kelompok diberi tugas yang harus dikerjakan bersama-sama
oleh setiap kelompok. Hasil pekerjaan tugas setiap kelompok dinilai
oleh guru.
7. Complex Instruction
Metode complex instruction dikembangkan oleh Elizabeth Cohen
dengan melaksanakan pembelajaran berbasis proyek yang berorientasi
penemuan (Slavin, 2009:25). Metode ini memiliki misi untuk
memberikan keperdulian kepada semua kemampuan yang ada pada
diri setiap siswa. Guru berperan dalam menggali potensi setiap siswa
dan memberikan keyakinan bahwa setiap siswa memiliki keunggulan
sehingga akan dapat membantu keberhasilan kelompok.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA