Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat kepada kita, dari nikmat yang paling kecil, sampai nikmat yang paling
besar, yaitu nikmat Iman dan Islam. Sholawat beserta salam marilah kita curahkan kepada
junjungan kita, Revolusioner Islam sedunia, pendobrak kebathilan, penghancur kemunkaran,
pembawa rahmat seluruh alam, yaitu baginda alam, habiibana wanabiyyanaa wamaulaanaa
Muhammad SAW.
Hadirin Rohimakumulloh,
Hadirin Rohimakumulloh,
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan ceramah dengan
judul “Menggapai Ridho Allah dengan Memuliakan Orang Tua”
Hadirin Rohimakumulloh,
Pada kesempatan kali ini, sebelumnya saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk
menutup mata sejenak, lalu bayangkanlah wajah kedua orang tua kita, wajah ayah dan ibu
kita. Lihatlah raut wajah dan senyum mereka. Betapa mereka begitu ikhlas membesarkan dan
mendidik kita. Ketahuilah, bahwa ketika kita masih kecil, bahkan semenjak di dalam
kandungan, mereka telah mencurahkan segenap kasih sayangnya kepada kita dengan penuh
keikhlasan dan tanpa lelah. Ketika di dalam kandungan, dengan bersusah payah, ibu kita
menjaga kita agar kita tetap sehat dan kuat. Begitu pun dengan ayah kita. Dengan cucuran
keringat, ayah kita membanting tulang, mencari nafkah untuk membiayai keluarga.
Hadirin Rohimakumulloh,
Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai anaknya harus menghargai dan
memuliakan kedua orang tua kita. Kita harus memperlakukan mereka dengan cara-cara yang
baik.
Hal ini telah digambarkan dengan sempurna oleh Allah melalui firman-Nya dalam surat
Luqman ayat 14 yang berbunyi:
Lalu bagaimana cara kita ber-birrul waalidain, berbuat baik dan berbakti kepada kedua
orang tua kita? Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Isro ayat 23, yang artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan