Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan

Bua dengan jumlah sampel sebanyak 70 responden, adapun gambaran

umum lokasi penelitian dan hasil pengolahan data dengan menggunakan

analisis uji gamma yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Gambaran lokasi penelitian

a. Keadaan Geografis

1) Luas wilayah

Puskesmas Bua terletak di kelurahan sakti, Kecamatan Bua

Kabupaten Luwu yang memiliki luas Wilayah Kerja Sekitar

50,62km2 yang secara administratif berada di Jl. Tandipau.

2) Kondisi Geografis

Pada letak geografis wilayah kerja puskesmas Bua dapat dilihat

batas-batas wilayah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara Desa Padangkalua

b) Sebelah Timur Kelurahan Sakti

c) Sebelah Selatan Desa Tanarigella


d) Sebelah Barat Desa Tiromanda

3) Keadaan Geografis

Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan

Bua tahun 2021 adalah 20,124 jiwa.

2. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan variabel

penelitian guna memperoleh gambaran atau karakteristik umur, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, Pengetahuan dan sikap terhadap

responden sebagai berikut:

a. Umur

Berikut ini adalah distribusi frekuensi kelompok umur

responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun

2021 ditampilkan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1
Distribusi berdasarkan umur responden di wilayah kerja Puskesmas
Bua Kecamatan Bua tahun 2021 (N=70)

Umur Frekuensi (f) Persentase (%)


22-28 9 12.9
29-35 12 17.1
36-42 11 15.7
43-49 11 15.7
50-56 11 15.7
57-63 15 21.4
64-70 1 1.4
Total 70 100.0

Sumber : Data Primer, 2021


Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 70 responden

yang diteliti, dimana jumlah responden yang paling banyak adalah

responden yang berusia 57-63 responden (21,4%), dan responden

yang berusia 64-70 tahun adalah responden yang paling sedikit yaitu 1

responden (1,4%).

b. Jenis kelamin

Berikut ini adalah distribusi frekuensi kelompok jenis kelamin

responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun 2021 ditampilkan

dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2
Distribusi berdasarkan jenis kelamin responden di wilayah kerja
Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun 2021 (N=70)

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki-laki 23 32.9
Perempuan 47 67.1
Total 70 100.0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 70 responden

yang diteliti, dimana jumlah responden yang paling banyak adalah

responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 47 responden

(67,1%), dan responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 23

responden (32,9%).
c. Tingkat Pendidikan

Berikut ini adalah distribusi frekuensi kelompok tingkat

pendidikan responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan

Bua tahun 2021 ditampilkan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3
Distribusi berdasarkan tingkat pendidikan responden di wilayah kerja
Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun 2021 (N=70)
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
SD 14 20.0
SMP 20 28.6
SMA 26 37.1
Perguruan tinggi 8 11.4
Tidak Sekolah 2 2.9
Total 70 100.0

Sumber : Data Primer, 2021

Pada tabel 4.3 responden berdasarkan tingkat pendidikan

paling dominan adalah SMA sebanyak 26 (37,1%) orang, sedangkan

yang paling sedikit adalah responden yang tidak sekolah sebanyak 2

(2,9%) orang.

d. Pekerjaan

Berikut ini adalah distribusi frekuensi kelompok pekerjaan

responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun

2021 ditampilkan dalam tabel 4.4


Tabel 4.4
Distribusi berdasarkan pekerjaan responden di wilayah kerja
Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun 2021 (N=70)
Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
IRT 30 42.9
Petani 3 4.3
Pegawai Swasta 20 28.6
Guru 4 5.7
Nelayan 9 12.9
Tidak Bekerja 3 4.3
Sumber : Data Primer, 2021
Perawat 1 1.4
Total 70 100.0

Pada tabel 4.4 responden berdasarkan pekerjaan paling

dominan adalah IRT sebanyak 30 (42,9%) orang, sedangkan yang

paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai perawat

sebanyak 1 (1,4%) orang.

e. Tingkat Pengetahuan

Berikut ini adalah distribusi frekuensi kelompok Tingkat

Pengetahuan responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan

Bua tahun 2021 ditampilkan dalam tabel 4.5

Tabel 4.5
Distribusi berdasarkan tingkat pengetahuan responden di wilayah
kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun 2021 (N=70)
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi 40 57.1
Sedang 25 35.7
Rendah 5 7.1
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Pada tabel 4.5 responden berdasarkan tingkat pengetahuan

paling dominan adalah tingkat pengetahuan yang tinggi sebanyak 40

(57.1%) orang, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang

berpengetahuan rendah sebanyak 5 (7,1%) orang, Adapun responden

yang berpengetahuan sedang sebanyak 25 (35,7 %) orang.

f. Sikap

Berikut ini adalah distribusi frekuensi kelompok sikap

responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun

2021 ditampilkan dalam tabel 4.6

Tabel 4..6
Distribusi berdasarkan sikap responden di wilayah kerja Puskesmas
Bua Kecamatan Bua tahun 2021 (N=70)
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 30 42.9
Cukup 26 37.1
Kurang 14 20.0 S
Total 70 100.0
umber :

Data Primer, 2021

Pada tabel 4.6 responden berdasarkan sikap paling dominan

adalah Baik dimana sebanyak 30 (42,9%) orang, sedangkan yang

paling sedikit adalah responden yang bersikap kurang sebanyak 14

(20%) orang. Adapun responden yang bersikap cukup sebanyak 26

(37,1%) orang.
3. Analisis Bivariat

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis hubungan antara variabel

independen (Pengetahuan) dengan variabel dependen (Sikap). Pada

analisis ini juga digunakan uji untuk mengetahui besarnya kontribusi

variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan uji gamma

dengan nilai p = < 0,05 ada hubungan hasil yang diperoleh dari

analisis ini yaitu nilai signifikan variabel dalam nilai alpha (α) 0,05 atau

5%.

a. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan terjadinya

komplikasi hipertensi

Pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kriteria

yaitu Tinggi, sedang dan rendah, dikatakan tinggi jika skor jawaban

responden mencapai 76-100% yang artinya pengetahuan responden

tinggi dengan kejadian hipertensi, kemudian sedang jika skor jawaban

responden 56-75% yang artinya pengetahuan responden sedang dengan

kejadian Hiperetensi, Sedangkan rendah jika jawaban responden kurang

dari 55% yang artinya pengetahuan responden rendah tentang kejadian

hipertensi.
Tabel 4.7
Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan terjadinya
komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua tahun 2021
(N=70)
Tingkat Perilaku pencegahan terjadinya komplikasi P
Pengetahuan Hipertensi
Baik cukup Kurang Total 0.000
N % n % n % n %
Tinggi 25 36 12 17,14 3 4,28 40 57,42
Sedang 5 7,14 12 17,14 8 11,4 25 35,7
2
Rendah 0 0 2 3 3 4,28 5 7,28
Total 30 43,14 27 37,28 14 20 70 100
%
Sumber: Uji Gamma, 2021

Berdasarkan tabel 4.7 di dapatkan hasil dari uji statistik non

parametrik Uji gamma nilai p = 0.000 (nilai p<0.05), dengan demikian

Ha diterima, maka hal ini berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan

tentang hipertensi dengan perilaku pencegahan terjadinya komplikasi

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua.

Hasil uji statistik non parametrik uji gamma didapatkan nilai

Korelasi Koefisien sebesar 0,720. Hal ini menunjukkan bahwa keeratan

hubungan kedua variabel dalam kategori sangat kuat. Keeratan


hubungan kedua variabel dikategorikan sangat kuat karena tingkat

pengetahuan tentang hipertensi dan perilaku pencegahan terjadinya

hipertensi dalam kategori baik. Arah hubungan kedua variabel adalah

searah karena didapatkan hasil nilai Koefisien Korelasi (r) bernilai

positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan

tentang hipertensi semakin baik pula perilaku pencegahan terjadinya

komplikasi hipertensi.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan tentang hipertensi dengan perilaku pencegahan terjadinya

komplikasi hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kecamatan Bua.

Hasil penelitian yang sudah didapatkan kemudian dianalisis dan dilakukan

pengujian hipotesis. Adapun pembahasan dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat pengetahuan tentang hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bua

Kecamatan Bua

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi ketika seseorang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

dipengerahui oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan dan pendidikan

sangat erat hubungannya, dimana diharapkan bahwa dengan

berpendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pengetahuannya. Namun perlu ingat, bahwa bukan berarti seseorang yang

pendidikannya rendah juga memiliki pengetahuan yang rendah. Dalam


penelitian ini Tingkat pengetahuan yang dimaksud yaitu pengetahuan

dalam tingkat mengetahui dan memahami mengenai hipertensi seperti arti

hipertensi, perawatan medis, kepatuhan menggunakan obat, life style, diet,

dan komplikasi. Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan yang dimiliki

responden mayoritas berkategori baik. Hal ini dikarenakan sebagian besar

dari responden Pendidikan terakhirnya yaitu SMA dan juga terdapat 8

orang responden Pendidikan terakhirnya yaitu perguruan tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fajarsari (2021) dimana penelitian yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang

hipertensi yang baik.

2. Perilaku pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Bua Kecamatan Bua

Perilaku merupakan respon seseorang terhadap suatu tindakan yang

mampu dipahami dan mempunyai frekuensi spesifik, dan tujuan baik

disadari maupun tidak. Kadang tidak disadari bahwa interaksi tersebut

sangat rumit sehingga kadang kita tidak memikirkan penyebab seseorang

menerapkan perilaku tertentu. Oleh sebab itu sangat penting untuk dapat

mengetahui alasan dibalik perilaku individu, sebelum individu itu mampu

mengubah perilakunya (Wawan, 2011).

Menurut Notoatmodjo (2014), Perilaku juga merupakan hasil dari

berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang


terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus yang berasal

dari luar maupun dari dalam dirinya.

Pada penelitian ini, Perilaku pencegahan yang dimaksud adalah

perilaku pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi yang diukur dengan

menggunakan kuesioner yang terdiri dari 4 bagian, diantaranya

pemeriksaan kesehatan, latihan fisik, asupan makanan, dan pengendalian

emosi serta pengelolaan stress. Perilaku pencegahan terjadinya hipertensi

dapat dilakukan dengan merubah gaya hidup, dengan menurunkan atau

membatasi asupan garam sampai dibawah 1500 mg/hari; mengonsumsi

makanan yang sehat seperti buah-buahan segar, sayuran, makanan rendah

lemak, makanan yang tinggi serat, olahraga yang teratur. tidak

mengonsumsi alcohol dan tidak merokok (Fajarsari et al., 2020).

Menurut Notoatmodjo (2014) Perilaku dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar

perilaku (non behavior causes). Faktor perilaku (behavior causes) seperti

faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-

nilai), faktor pemungkin (lingkungan fisik, ketersediaan sarana dan

fasilitas pelayanan kesehatan), dan faktor pendorong (sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lain), faktor luar perilaku (non behavior

causes) seperti faktor yang berasal dari luar individu, seperti dukungan
dari tokoh masyarakat, budaya di sekitar lingkungan tempat tinggal,

ekonomi.

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa

sebagian besar responden memiliki perilaku pencegahan terjadinya

komplikasi hipertensi yang baik. Namun adapula responden yang masih

memiliki perilaku yang berkategori cukup dan kurang. Hal ini disebabkan

karena responden masih belum memahami tentang hipertensi. Dengan

pengetahuan yang meningkat maka akan terjadi peningkatan terhadap

derajat kesehatan dalam diri individu yang berdasarkan kesadaran dan

kemauan individu untuk mencegah suatu penyakit (Nixon, 2018).


BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya mengenai Hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi di Wilayah kerja

Puskesmas Bua tahun 2021 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan terjadinya

komplikasi hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bua Tahun 2021.

B. Saran

1. Puskesmas

Diharapkan bagi perawat Puskesmas Bua umtuk lebih

meningkatkan pendampingan, pemberian edukasi Kesehatan terkait

hipertensi, dan menyebarkan informasi kesehatan masyarakat saat ada


kegiatan seperti kontrol ke puskesmas atau kegiatan posbindu agar

kesehatan masyarakat tetap terkendali dengan baik.

2. Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat yang belum menerapkan perilaku

baik terhadap pencegahan komplikasi hipertensi agar segera mengubah

perilakunya agar mampu menerpakan perilaku yang baik terhadap

pencegahan komplikasi hipertensi.

3. Peneliti selanjutnya

Di harapkan pada peneliti selanjutnya, dapat menggunakan dengan

tujuan untuk menambah wawasan dan informasi khususnya tentang

penyakit hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai