Anda di halaman 1dari 76

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR 2767 TAHUN 2019


TENTANG
PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANGANAK
RAUDHATULATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHANYANGMAHA ESA

DIREKTURJENDERAL PENDIDIKANISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan pendampingan


pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal di RA diperlukan pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak (DDTK) Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang


Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3670);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3886);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 ten tang Perubahan atas Undang•
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
ten tang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun · 2010 ten tang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/ a tau Bakat Istimewa;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agarna Nornor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Ten tang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
13. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN
ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS DETEKSI
DINI TUMBUH KEMBANG ANAK RAUDHATUL
ATHFAL.
KESATU
Menetapkan Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak (DDTK) Raudhatul Athfal sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
(DDTK)Raudhatul Athfal sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KESATU sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran ditingkat satuan pendidikan Raudhatul
Athfal.

KETIGA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 7 Mei 2019
- 1 -

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2767 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
ANAK RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


RAUDHATUL ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset
bangsa yang sangat berharga. Sumber daya manusia yang
berkualitas ini berasal dari anak yang tumbuh dan berkembang
secara optimal. Pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
merupakan hasil dari proses yang panjang, mulai dari dalam
kandungan hingga dewasa. Tumbuh kembang anak yang optimal
memerlukan proses stimulasi, deteksi dan intervensi yang dapat
dilakukan sejak dini.
Sebagai generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang anak
di Indonesia perlu mendapatka.n perhatian yang serius, dengan
mendapatkan gizi yang seimbang, stimulasi yang kaya, pengasuhan
yang baik, terjangkaunya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
memperoleh kepastian perlindungan hukum.
Kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia mengacu pada
konsep Holistik Integratif (HI). Konsep HI perlu didukung melalui
stimulasi, deteksi, dan intervensi. Upaya ini dilakukan untuk
mengetahui hambatan tumbuh kembang anak, sehingga dapat segera
diberikan intervensi/ penanganan secara tepat sejak dini, agar tumbuh
kembang anak tercapai secara optimal. Pemberian stimulasi, deteksi
dan intervensi tumbuh kembang untuk memenuhi kebutuhan anak
yang beragam meliputi berbagai aspek fisik dan non fisik termasuk
mental, emosional, dan sosial. Stimulasi atau rangsangan merupakan
kegiatan tertentu yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
- 2 -

Usia dini merupakan "golden age", yaitu usia emas yang tidak
dapat terulang kembali clan sangat berpengaruh pada kehidupan
selanjutnya. Pada masa ini stimulasi harus cliberikan secara maksimal
clan berkesinambungan atau terus menerus.
Di dalam proses tumbuh kembang anak, terclapat anak yang
sesuai clengan tugas perkembangannya clan terdapat pula anak yang
mengalami hambatan atau gangguan yang dikenal clengan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK).
Al-Quran mengamanatkan kepada para orangtua dan pendidik
bahwa henclaknya takut kepacla Allah apabila meninggalkan generasi
penerus dalam konclisi lemah, baik fisik maupun mental sebagaimana
tertuang clalam surat An-Nisa ayat 9 yang artinya: "Dan hendaklah
takut kepacla Allah orang-orang yang seanclainya meninggalkan
clibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhaclap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu henclaklah mereka
bertakwa kepada Allah clan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar".
Deteksi dini tumbuh kembang anak aclalah proses skrining atau
pendeteksian secara dini adanya hambatan atau gangguan pada
pertumbuhan dan perkembangan anak. Setelah dilakukan deteksi dini,
selanjutnya clilakukan intervensi. Intervensi yaitu penanganan terhaclap
hambatan atau gangguan tumbuh kembang agar tumbuh kembangnya
menjadi lebih optimal.
Di dalam proses deteksi dini tumbuh kembang anak, perlu
pelibatan tenaga profesional seperti clokter, psikolog, terapis clan tenaga
ahli lainnya dalam memastikan hambatan atau gangguan yang clialami.
Dengan demikian dapat ditentukan tindak lanjut penanganan sesuai
clengan inclikasi yang clitemukan secara tepat.
Kegiatan stimulasi, cleteksi clan intervensi dini tumbuh kembang
anak harus dilakukan secara menyeluruh, berkelanjutan, dan
terkoorclinasi clengan baik. Koorclinasi clilakukan dalam bentuk
kemitraan antara RA, keluarga, masyarakat, clan tenaga profesional.
Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak
hanya meningkatkan status kesehatan clan gizi anak tetapi juga mental,
emosional, clan sosial serta kemandirian anak, yang pada akhirnya
anak dapat tumbuh clan berkembang optimal.
Dengan demikian pen ting bagi berbagai pemangku
kepentingan seperti orangtua, guru, pendidik, lembaga, dan
- 3 -

pengasuh untuk dapat melakukan stimulasi, deteksi, dan intervensi


sejak dini terhadap tumbuh kembang anak, khususnya pada
rentang usia 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI perlu menerbitkan
Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
Raudhatul Athfal.

B.Tujuan
Tujuan dari petunjuk teknis Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK) adalah memberikan panduan operasional untuk
melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak di RA.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis DDTK ini mencakup:
1. Menjelaskan Konsep Tumbuh Kembang Anak;
2. Memahami Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK);
3. Melakukan Stimulasi Dini Tumbuh Kem bang Anak;
4. Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK);
5. Merancang Intervensi/Penanganan bagi ABK.

D.Sasaran
Sasaran petunjuk teknis DDTK ini adalah pengelola, pelaksana,
penyelenggara, dan pemangku kepentingan RA.
- 4 -

BAB II
KONSEP TUMBUH KEMBANG
DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


1 . Pengertian Tum buh Kem bang Anak
Pertumbuhan (growth) merupakan proses dalam hidup
manusia yang terkait dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau massa organ manusia. Semua perubahan
ini dapat dilihat melalui perubahan dari ukuran seperti berat
badan, dan tinggi badan.
Adapun perkembangan merupakan proses bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang bersifat
lebih kompleks dengan pola yang teratur dan dapat
diramalkan. Perkembangan merupakan hasil dari proses
belajar dan pematangan. Peristiwa perkembangan ini berkaitan
dengan masalah psikologis seperti kemampuan kognitif,
bahasa, fisik-motorik, sosial dan emosional, moral dan seni.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh
faktor dari dalam dan faktor luar diri. Faktor dari dalam diri
berupa faktor genetik dan proses selama kehamilan.
Sedangkan faktor luar berupa gizi, pola asuh dan interaksi
dengan sekitarnya.

2. Fase Tumbuh Kembang Anak Usia 4-6 Tahun


a. Tumbuh kembang anak usia empat tahun.
Anak usia empat tahun umumnya memiliki berat badan (BB)
bertambah kurang lebih dua kilogram/tahun, tinggi badannya
dua kali tinggi badan saat lahir.
1) Perkembangan motorik kasar :
a) Mampu berjalan lurus ke depan dan ke belakang.
b) Berdiri di atas papan titian.
c) Melompat sambil berlari.
d) Mampu berbelok dan berhenti secara efektif.
- 5 -

2) Perkembangan motorik halus :


a) Mampu menggunting mengikuti garis lurus,
lengkung atau zig-zag.
b) Mengkoordinasikan jari tanggan dengan mata.
c) Membuat bentuk persegi empat.
d) Menyelesaikan pasel empat keping.
3) Perkembangan kognitif:
a) Anak mampu mengelompokkan benda berdasarkan
warna, bentuk, ukuran.
b) Mulai berlatih berfikir logis.
4) Perkembangan bahasa:
a) Kosa kata yang dikuasainya lebih dari 1000 kata,
sekalipun yang digunakan tidak sebanyak itu.
b) Tata bahasa sudah mulai komplek, seperti, "Aku
mau sholat ashar ".
c) Sering menggunakan kata tanya untuk memenuhi
rasa ingin tahunya.
d) Mulai memperhatikan kata-kata baru dan
menanyakan maknanya.
5) Perkembangan sosial kemandirian :
a) Ditandai dengan kemampuan bermain dan
berinteraksi dengan anak lain.
b) Menunjukkan perhatian terhadap perbedaan j erus
kelamin.
c) Mampu memakai dan melepas baju tanpa dibantu.
6) Perkembangan emosi :
a) Mulai mengenal empati.
b) Mulai mampu memahami ekspresi emosi.
c) Mampu menunjukkan rasa sayang.
b. Tumbuh kembang anak usia lima tahun.
Secara fisik, anak usia lima tahun pada umumnya berat
badan bertambah kurang lebih dua kilogram/tahun, tinggi
badannya dua kali tinggi badan saat lahir.
1) Perkembangan motorik kasar :
a) Mampu berlari.
b) Mampu berbelok dan berhenti dengan terkontrol.
c) Melompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.
- 6 -

d) Berjalan di atas papan keseimbangan.


2) Perkembangan motorik halus :
a) Mewarnai dengan lebih rapi.
b) Melipat pakaian.
c) Mulai mampu menggambar dan menulis.
3) Perkembangan kognitif:
a) Mampu menyusun menurut urutan tertentu
(sequence).
b) Logika berfikirnya makin sistematis.
4) Perkembangan bahasa:
a) Menguasai minimal 1000 - 1500 kosa kata.
b) Makin lancar berbicara termasuk mengucapkan
huruf yang sulit seperti "r".
c) Menggunakan kata ganti "saya" dan "kamu" dengan
tepat tanpa terbolak-balik.
5) Perkembangan sosial kemandirian :
a) Bisa makan sendiri dengan lebih tertib.
b) Mandi sendiri.
c) Bisa berbagi seperti membagi bekal yang dibawa
dengan teman sekolahnya.
d) Bisa mengucapkan kata permisi, tolong, maaf, dan
terima kasih sesuai dengan konteks.
6) Perkembangan emosi :
a) Anak mulai "iri hati" (ingin memiliki benda atau
main an seperti temannya).
b) Kalau sudah mempunyai adik sesekali ia akan
menunjukkan rasa cemburu, namun di lain waktu
akan men unjukkan rasa sayangnya.

c. Tumbuh kembang anak usia enam tahun.


Anak usia enam tahun secara fisik berat badan
bertambah kurang lebih dua kg/tahun, tinggi badanya 1,5
kali dari tinggi badan saat usia satu tahun.
1) Perkembangan motorik kasar :
a) Mampu mengikuti gerakan senam yang dicontohkan.
b) Berlari.
c) Menendang dan melempar bola dengan baik.
- 7 -

2) Perkembangan motorik halus :


a) Mampu merrulis , menggambar, mewarnai lebih rapi.
b) Menggunting sesuai pola lingkar, segitiga, segi empat.
3) Perkembangan kognitif:
a) Mampu mengurutkan bilangan.
b) Memahami perbandingan lebih besar-lebih kecil.
c) Logika berfikirnya makin berkembang dengan baik.
4) Perkembangan bahasa:
a) Kosakata yang dikuasainya makin banyak, minimal
memiliki pembendaharaan 2.500 kosakata
b) Bisa memilih kosakata yang lebih santun saat
berbicara dengan orang tua, guru dan orang dewasa
lainnya.
c) Dapat menceritakan pengalaman yang telah
dialaminya dengan baik.
5) Perkembangan sosial kemandirian
a) Bisa makan, mandi dan melakukan rutinitas lainnya
sendiri.
b) Membantu orantua untuk hal-hal sederhana seperti
merapikan tempat tidurnya, mamasukkan pakaiannya
ke dalam lemari.
6) Perkembangan emosi :
a) Anak memiliki emosi yang semakin kompleks: ia bisa
merasakan kesedihan orang lain . (empati)
dan menunjukkan sirnpatinya.
b) Kalau marah sudah bisa diberikan pengertian supaya
tidak mengamuk atau berguling-guling.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak u sia


empat sampai enam tahun memiliki tugas perkembangan
sebagai berikut:
a. Kemampuan melakukan gerakan kasar dan halus semakin
berkembang dan kompleks;
b. Kemampuan menggunakan bahasa untuk memecahkan
masalah;
- 8-

c. Kemampuan menggunakan bahasa untuk memperkuat


interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa, sehingga
dapat bekerjasama dengan orang lain;
d. Kemampuan menggunakan berbagai jenis bahan mainan;
e. Kemampuan bermain sudah mengalami kemajuan dari
bermain sensori kepada tahap main simbolik (bermain
peran) dan konstruktif (pembangunan); dan
f. Mampu menggunakan papan lukis, dan bermacam-macam
bah an main pem bangunan lainnya.
Setelah pendidik memiliki pemahaman yang baik terhadap
tahapan tugas perkembangan anak, maka dapat menjadi bekal
untuk memahami jenis-jenis anak berkebutuhan khusus.

B. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK):


1. Kehilangan Kemampuan Pendengaran
Kehilangan kemampuan pendengaran dapat digolongkan
ke dalam beberapa macam yaitu: Kehilangan pendengaran
yang sudah terjadi pada saat lahir disebut sebagai
kehilangan pendengaran bawaan (congenital hearing loss), dan
kehilangan kemampuan ini terjadi sesudah anak lahir disebut
kehilangan pendengaran (adventitious hearing loss).
a. Karakteristik anak dengan kesulitan mendengar antara lain:
1) Kesulitan dalam berkornunikasi.
2) Pembelajaran melalui pengalaman langsung menjadi
terbatas.
3) Secara kognitif tidak terlalu banyak berbeda dengan anak
normal.
4) Secara akademik biasanya agak menonjol dibidang
matematika, namun untuk bahasa dan membaca masih
terus harus mendapat dukungan dari lingkungan sekitar
agar terus berkembang.
5) Secara sosial emosional karena mereka terbatas dalam
berinteraksi secara langsung di dalam kehidupan sehari•
harinya.
6) Anak dengan gangguan pendengaran seringkali tidak
diajak bermain oleh teman-teman yang bisa mendengar
karena mereka sulit untuk menerima dan memahami
.. 9 -

perilaku sosial teman-temannya tersebut,


sehingga menimbulkan emosi yang kuat..
b. Proses identifikasi anak yang kehilangan kemampuan
pendengaran.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
memastikan anak itu mengalami gangguan pendengaran .
.Proses ini disebut dengan evaluasi audiologis, merupakan
rangkaian proses pengukuran dan penilaian yang bertujuan
untuk menentukan derajat kehilangan kemampuan
pendengaran, tipe kehilangan kemampuan pendengaran, dan
konfigurasi dari kehilangan kemampuan pendengaran.
Instrument yang digunakan untuk mendeteksi gangguan
pendengaran ini adalah Tes Daya Dengar (TDD).
c. Intervensi atau penanganan yang dapat dilakukan oleh orangtua,
guru maupun orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan
pendengaran antara lain:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan dokter agar anak memperoleh penanganan secara
medis dan jika memungkinkan dapat memperoleh alat bantu
dengar.
2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga anak dan orang tua mampu memiliki kedekatan
emosional pada pendidik.
3) Mengarahkan anak secara individual dengan mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi.
4) Memperjelas suara, dan lafal/bentuk pengucapan
saat berkomunikasi dengan anak (metode phonic)
5) Meminta anak untuk meniru motorik oral (gerakan bibir) yang
dilakukan pendidik baik secara berhadapan maupun
menggunakan media cermin.
6) Mengenalkan vokal, konsonan, suku kata, kata benda dengan
bantuan gambar baik secara lisan (dengan pengucapan yang
jelas) maupun tertulis.
7) Mengenalkan suara dari yang pelan ke yang keras pada anak
dari jarak pendek maupun jarak jauh.
8) Sering berkomunikasi secara verbal (diajak berbicara langsung)
maupun non verbal (menggunakan alat peraga, gambar atau
- 10 -

benda) dengan anak dan memotivasi anak lain untuk memulai


komunikasi dengan anak.
9) Meminta anak untuk meniru gerakan pendidik sesuai dengan
materi di kelas.
10) Mengajak anak untuk mau bermain dengan teman sebayanya.
11) Memberikan motivasi kepada anak yang lain untuk mengajak
anak terse but bermain.
12) Didudukan dekat guru agar suara/ penjelasan yang
disampaikan oleh guru dapat terdengar lebih jelas.
13) Memberikan tugas pada anak tersebut untuk mau berinteraksi
dengan orang dewasa lain yang ada di sekolah.

2. Kehilangan Kemampuan Penglihatan


Kehilangan kemampuan penglihatan adalah suatu
kondisi dimana fungsi penglihatannya mengalami penurunan
mulai dari derajat yang ringan hingga yang paling berat.
a. Karakteristik anak dengan gangguan penglihatan sebagai
berikut:
1) Kemampuan penglihatan rendah (Low Vision) yaitu, orang
yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas•
tugasnya yang berkaitan dengan penglihatan namun
dapat menyele saikan tugas terse but dengan
menggunakan strategi pendukung penglihatan, melihat
dari dekat, penggunaan alat-alat bantu dan j uga
modifikasi lingkungan sekitar
2) Kebutaan (Blind) yaitu, orang yang kehilangan
kemampuan penglihatan a tau hanya memiliki
kemampuan untuk mengetahui adanya cahaya atau
tidak.

b. Cara identifikasi gangguan penglihatan yaitu melalui dokter


mata atau ahli mata terlatih agar diketahui sejauh mana
anak tersebut kehilangan kemampuan penglihatannya.
Instrument yang digunakan untuk mendeteksi gangguan
daya dengar ini adalah Tes Daya Lihat (TDL).
c. Intervensi atau penanganan yang dapat dilakukan oleh orangtua,
guru maupun orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan
penglihatan yaitu:
- 11 -

1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi ke


dokter untuk dapat memperoleh penanganan medis.
2) Memberikan pendekatan personal kepada anak dan orang tua
untuk memperoleh kedekatan emosional yang lebih baik dengan
pendidik.
3) Memberikan sentuhan (memegang pundak, lengan atau wajah)
setiap berkomunikasi dengan anak agar menjaga kontak dengan
saling berhadapan saat berkomunikasi.
4) Didudukan di depan, agar materi yang disampaikan oleh guru
dapat terlihat lebih jelas.
5) Memberikan pengenalan ruang dan lingkungan kelas, ruang•
ruang penting lainnya dan lingkungan sekitar sekolah ditambah
dengan tanda-tanda yang dapat menjadi petunjuk bagi anak
agar dapat lebih mandiri.
6) Memberikan motivasi pada anak lainnya untuk membantu dan
mengerti kondisi anak tersebut serta mendukungnya agar dapat
lebih mandiri.
7) Memberikan materi akademik secara individual dengan bantuan
alat peraga dan benda-benda nyata dan meminta anak untuk
meraba benda tersebut.
8) Apabila tingkat kehilangan penglihatan memang nngan bisa
dibantu dengan menggunakan kacamata sesuai dengan kadar
keabnormalan matanya, namun jika tingkat gangguan
penglihatan sangat tinggi, maka sebaiknya dianjurkan ke
sekolah khusus untuk mendapatkan materi mengenal huruf
Braille.

3. Gangguan Berbicara dan Berbahasa


Menurut IDEA (Individuals with Disabilities Education Act)
tahun 1997, gangguan ini mengacu pada gangguan komunikasi
seperti gagap, gangguan artikulasi, gangguan bahasa, atau
gangguan suara yang berdampak pada hasil pembelajaran
seorang anak.
a. Ka.rakteristik gangguan berbicara dan berbahasa, adalah:
1) Secara kognitif dapat berada dalam tingkat
kemampuan kognisi yang tinggi hingga yang terbelakang.
- 12 -

2) Secara akademik, anak akan mengalami kesulitan dalam


mengekspresikan basil pikirannya secara verbal. Diketahui
bahwa keterampilan berbicara dan berbahasa itu akan
dipergunakan dalam setiap aspek kegiatan sekolah.
Diantaranya untuk belajar membaca dan menulis, untuk
mempelajari subyek matematika, sern , dan kesadaran
lingkungan bahkan saat istirahat.
3) Secara sosial emosional, bia.sanya anak akan memiliki
masalah terutama berkaitan dengan konsep diri. Apabila
lingkungan mencemooh maka anak cenderung akan
memiliki konsep diri yang negatif. Ketika anak kesulitan
dan menggunaan artikulasi yang salah dalam
menyampaikan isi pikirannya, menyebabkan orang lain
tidak dapat memahaminya. Keadaan ini membuat anak
merasa terisolasi oleh lingkungannya.
4) Tingkah lakunya seringkali ti d ak sesuai dengan tuntutan
lingkungan. Anak yang mengalami kesulitan bicara ketika
keinginannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain maka
akan berperilaku agresif dan tingkah laku ini tidak dapat
diterima oleh lingkungannya.

b. Cara mengidentifikasi anak yang mengalami gangguan


berbicara dan berbahasa melibatkan tenaga profesional
seperti psikolog, dokter tumbuh kembang anak, terapis dan
lain-lain.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan berbicara dan
berbahasa yaitu:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan pihak yang berkompeten (psikolog, dokter spesialis
tumbuh kembang) agar anak mendapatkan terapi wicara dan
terapi lainnya yang dapat dijalankan secara holistik.
2) Memberikan masukan kepada orang tua untuk melatih anak
dapat mandiri melakukan semua hal yang berkaitan dengan
dirinya sehari-hari.
3) Lingkungan sekitar memotivasi anak untuk berkomunikasi
verbal secara dua arah dan tidak memberikan yang diinginkan
- 13 -

terlebih dahulu sebelum anak berusaha untuk menyampaikan


keinginannya secara verbal.
4) Pada saat berkomunikasi usahakan tubuh orang tua atau orang
dewasa lainnya sejajar dengan anak.
5) Mengarahkan anak secara individual dengan mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi
6) Memperjelas suara dan bentuk lafal/pengucapan saat
berkomunikasi dengan anak (metode phonic).
7) Sering berkomunikasi secara verbal (diajak berbicara langsung)
maupun non verbal (menggunakan alat peraga, gambar, atau
benda) dengan anak dan memotivasi anak lain untuk
komunikasi dengannya.
8) Memberikan stimulasi organ oral secara individual seperti
melatih meniup sobekan tisu, sobekan kertas, lilin, peluit,
seruling, dan sebagainya. Melatih gerakan organ oral, seperti
buka tutup mulut, adu gigi, menjulurkan lidah ke depan, ke
atas, ke kanan dan ke samping. Menirukan pengucapan, seperti
vokal, konsonan, suku kata dan kata. Mengubah pola makan,
seperti rrrulai memakan makanan yang padat dan
bertekstur/keras yang sesuai dengan asupan gizi seimbang.
9) Lingkungan terdekat anak, seperti pendidik, orang tua, teman,
saudara dan lingkungan sekitar rnernberikan media bermain
yang lebih sesuai dengan usia perkembangan anak antara lain
bermain lego, kartu bergambar, ular tangga, bermain sepeda,
bermain bola dan sebagainya.

4. Gangguan Fisik
Gangguan fisik 1n1 dapat bersifat nngan atau berat,
tergantung faktor yang mempengaruhinya.

a. Karakteristik anak dengan gangguan fisik atara lain:


1) Secara kognitif dan akademik, anak dengan gangguan fisik
memiliki fungsi kognitif dengan rentang dari yang rendah
hingga yang tinggi. Sehingga anak-anak yang mengalami
gangguan fisik dengan kemampuan kognitif yang baik ia
dapat berkembang optimal, asalkan gangguan fisiknya
dapat ditangani secara tepat.
- 14 -

2) Secara perilaku, gangguan atau hambatan perilaku dapat


muncul seiring adanya hambatan gerak, interaksi dengan
orang lain. Sehingga anak perlu mendapat keterampilan
untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan
diperlukannya.
3) Secara emosional, pada umumnya anak dengan gangguan
fisik ini akan memiliki konsep diri yang rendah. Oleh
karena itu harus terus didukung dan dikembangkan
konsep diri yang positif pada anak
4) Secara sosial, anak dengan gangguan fisik sangat
memerlukan bantuan orang lain untuk dapat berinteraksi
dengan teman sebayanya. Mereka memerlukan akses yang
se suai sehingga gangguan fisik yang dimilikinya tidak
menghambat.
5) Secara fisik dan medis, anak dengan gangguan ·ini akan
memiliki kondisi fisik dan medis yang berbeda dengan
anak secara umum dan memerlukan perhatian yang
khusus.
b. Cara mengidentifikasi anak dengan gangguan fisik adalah
dengan melakukan terhadap kondisi medis dan fungsi
fisiknya. Selain itu perlu juga dilakukan terhadap fungsi
intelektual, prestasi akademik, bahasa dan area-area lain
yang terkait. Semua ini dilakukan oleh ahlinya seperti
psikolog, dokter tumbuh kembang anak.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan fisik yaitu:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk mau
berkonsultasi kepada dokter agar anak memperoleh
penanganan sescara medis se suai dengan gangguan
fisiknya.
2) Memberikan masukan kepada orang tua untuk melatih
anak dapat mandiri melakukan semua hal yang berkaian
dengan dirinya sehari-hari.
3) Merujuk pada gangguan fisik yang ada pada anak,
dilakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
untuk dapat memperoleh kedekatan emosional pada
pendidik.
- 15 -

4) Memberikan stimulasi fisik melalui pendekatan individual


sesuai dengan kekhususan masing-masing.
5) Memberikan masukan kepada orang tua untuk
memberikan fasilitas treatment kepada anak sesuai dengan
kekhususan yang dimiliki.
6) Memberikan fasilitas di lingkungan sekolah yang ramah
se s uar dengan gangguan fisik anak dan mengajarkan
kepada anak agar dapat menggunakan fasilitas tersebut
secara mandiri.
7) Dapat memberikan beberapa terapi oleh terapis profesional
s es u ai dengan kebutuhan anak misalnya terapi fisik
berupa terapi motorik kasar atau halus, terapi okupasi,
dan lain-lain.

5. Keterbelakangan Mental
Keterbelakangan mental adalah anak-anak yang memiliki
fungsi intelektual di bawah rata-rata secara bermakna, terlihat
memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan
melalui kesulitan membuat konsep, keterampilan sosial dan
praktik perilaku adaptif.
a. Karakteristik anak dengan keterbelakangan mental antara
lain:
1) Secara kognitif anak terse but sangat berbeda dengan anak
normal. Berdasarkan penggolongan IQ dapat dikategorikan
sebagai berikut:
(a) Keterbelakangan mental ringan (IQ= 55 - 69)
(b) Keterbelakangan mental sedang (IQ = 40 - 54)

(c) Keterbelakangan mental berat (IQ = 25 - 39)


(d) Keterbelakangan mental sangat berat (IQ = di bawah 25)
Dengan derajat keterbelakang mental yang berbeda maka
tingkatan dari layanan dukungan terhadap mereka juga
berbeda.
2) Secara sosial anak dengan keterbelakangan mental
mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan
orang lain.
3) Tingkah laku adaptif nya mengalami gangguan teru tam a
dalam hal komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan
- 16 -

sosial, kehidupan sehari-hari, menikmati waktu senggang,


kesehatan dan keselamatan, kemampuan mengarahkan
diri, fungsi akademis, dan keterlibatan di masyarakat.
4) Secara emosional, mereka seringkali terperosok dalam
kondisi kesepian, depresi ringan.
5) Secara fisik dan medis, biasanya tidak ada kondisi fisik
dan medis yang sangat berbeda dengan anak kebanyakan.
b. Proses identifikasi anak dengan keterbelakangan mental
dilakukan dari taraf fungsi intelektualnya dan tingkah laku
adaptif atau tes intelegensi yang dapat dilakukan oleh
psikolog, sehingga dapat diberikan penanganan yang sesuai
dengan kebutuhannya agar dapat tumbuh kembang secara
optimal.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan keterbelakangan mental
yaitu:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk
berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten, agar dapat
mengetahui tingkat intelegensi anak atau kerusakan otak
apa yang dialami anak beserta pen ye babnya.
2) Memberikan terapi seperti terapi edukasi, terapi senson
integrasi, terapi okupasi, atau terapi lainnya secara
holistik sesuai dengan diagnosa dari hasil asesmen pihak
yang berkompeten.
3) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga mampu memiliki kedekatan emosional pada
pendidik.
4) Mengarahkan anak secara individual dengan
mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi.
5) Memberikan materi edukasi dengan menambah
perbendaharaan kata, mengenalkan bend a sekitar,
mengenalkan konsep warna, angka, huruf, benda,
transportasi, nama binatang, nama buah dan sebagainya
dengan menggunakan kartu bergambar secara individual.
6) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
dewasa lainnya di sekitar lingkungan.
- 17 -

6. Gangguan Emosional dan Perilaku


Gangguan ini dapat digolongka.n dalam dua jenis, yaitu
externalizing behavior (perilaku ke luar) dan internalizing
behavior (perilaku ke dalam). Perilaku ke luar memiliki
pengaruh langsung ataupun tidak langsung misalnya agresi,
suka melawan, mencuri, dan kurangnya kontrol diri. Perilaku
ke dalam mempengaruhi sikap misalnya kecema san atau
depresi yang parah, perubahan suasana hati yang berlebihan,
atau menarik diri dari interaksi sosial.

a. Karakteristik dari anak dengan gangguan emosional adalah:


1) Secara tingkah laku, biasanya mereka tidak berbeda
dengan anak kebanyakan.
2) Secara emosional, biasanya mereka memiliki pengalaman
kecemasan yang bersumber dari rasa ketakutan yang
ber le bihan ( depresi).
3) Secara sosial, ada hambatan dalam mempertahankan
interaksi dengan orang lain.
4) Secara kognitif, akan memiliki rentang kemampuan dari
yang rendah hingga yang tinggi. Namun seringkali
gangguan ernosi terse but menghambat hasil
pembelajarannya.
b. Proses identifikasi anak dengan gangguan emosi dilakukan
dengan formal apabila anak tersebut sudah masuk sekolah.
Instrument yang dapat digunakan adalah Kuesioner
Masalah Perilaku Emosional (KMPE).
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan emosional
an tar a lain:
1) Memberikan masukan kepada orang tua un tuk
berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten agar anak
mendapatkan terapi seperti terapi perilaku, terapi aba,
terapi bermain, terapi musik, terapi Al-Quran dan terapi
lainnya.
2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.
- 18 -

3) Mengarahkan anak secara individual dengan mengajarkan


anak agar dapat menyalurkan ekspresi emosi dan mampu
bersikap dengan benar melalui dongeng, bercerita,
pengkondisian lingkungan, pengajaran disiplin, reward
konsekwensi, dan sebagainya
4) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola
asuh yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya.
5) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
dewasa lainnya di sekitar lingkungan sekolah dengan baik.
6) Memberikan rasa aman dan nyaman dengan kasih sayang
yang diberikan sehingga anak merasa diterima dan tenang.
7. Gangguan Spektrum Autisme
Autism Spectrum Disorders (ASD) merupakan kelainan yang
memiliki karakteristik gangguan dalam tiga area dengan
tingkatan yang berbeda-beda. Ketiga area tersebut adalah
kemampuan komunikasi, interaksi sosial, serta pola-pola
perilaku yang repetitif dan stereotip.
a. Karakteristik Autisme antara lain lebih senang menyendiri
dan enggan a tau bahkan menolak un tuk secara aktif
menjalin hubungan sosial, misalnya menyapa atau berbasa•
basi dengan orang di sekitarnya, sulit untuk memberikan
respon atau berperilaku sesuai dengan harapan orang-orang
di sekitarnya, memiliki sensitivitas tinggi terhadap
kebisingan, cenderung membeo ucapan orang lain atau
malah tidak mampu berbicara sama sekali, melakukan
perbuatan yang stereotipe dan repetitif atau perilaku khas
tertentu yang dilakukan berulang-ulang, misalnya
mengepakkan tangan dan melompat-lompat, terpaku secara
tidak wajar dalam waktu yang lama dan terus-menerus pada
bagian tertentu dari suatu benda. Selain mengalami
gangguan interaksi, komunikasi, dan perilaku, individu ASD
juga memiliki karakteristik-karakteristik tambahan, yaitu:
gangguan dalam kognisi, persepsi sensori, motorik, afeksi
atau mood, tingkah laku agresif dan berbahaya, serta
gangguan tidur dan makan.
- 19 -

b. Identifikasi anak autis sampai saat ini tidak ada tes diagnosa
autisme yang digunakan secara universal. Biasanya,
menggunakan kriteria American Psychiatric Association (APA}
tahun 2000 yang berfokus pada kemampuan komunikasi,
interaksi sosial, pola-pola tingkah laku repetitif dan
stereotip, dalam hal ini instrument yang digunakan adalah
Modified -Cheklistfor Autism Toddlers (M-CHAT).
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan autisme antara
lain:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk
berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten agar anak
mendapatkan terapi seperti terapi bermain, terapi
perilaku, terapi perkembangan, terapi ABA, terapi
sensori integrasi, terapi okupasi, terapi sosial, terapi
music, terapi wicara dan terapi lainnya.
2) Memegang kepalanya lalu mengarahkan penglihatannya
kepada hal yang kita tuju, misalnya kepada kartu kata
huruf "A", lalu kita memintanya untuk melafalkan huruf
"A", dan jika berhasil maka kita dapat memberikan
penghargaan berupa "gerakan tos" atau "gambar bintang"
atau bahkan hal lain yang ia sukai untuk memperkuat
perilaku yang berhasil dilakukannya, yaitu perilaku yang
kita harapkan.
3) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.
4) Mengarahkan anak secara individual untuk mengajarkan
anak agar dapat menyalurkan ekspresi emosi dengan
benar dan mampu bersikap dengan benar, melalui pola
pembiasaan yang rutin dengan reward dan konsekwensi.
5) Diharapkan orangtua dan lingkungan mem berikan pola
asuh yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya
apabila tidak sesuai dan memenuhi kebutuhannya secara
proposional tidak perlu berlebihan.
6) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
- 20 -

dewasa lainnya di sekitar lingkungan sekolah dengan


baik.
7) Memberikan materi akademik yang ses uai dengan
kemampuannya saat ini dan sesuai dengan kebutuhannya
melalui pendekatan individual.

8) Diharapkan orang tua, pendidik dan lingkungan sosial


terdekat anak tidak membiarkan anak untuk asyik
bermain sendiri dan selalu mengintervensinya dengan
diajak berinteraksi dan berkomunikasi.
9) Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan
semua kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri
secara ma.ndiri.
10) Memberikan masukan kepada orang tua untuk diet
dengan menghindari makanan utamanya coklat, tepung
dan gula yang dapat memberikan efek menambah
hiperaktifitas dan gangguan konsentrasi pada anak.
1 l)Apabila muncul flapping atau gerakan berulang yang
tidak bermakna, maupun menyaki ti diri sendiri yang
dilakukan oleh anak, diharapkan pendidik dan orang tua
harus mengingatkan dan memberikan pengalihan
perhatian agar anak tidak melalukannya lagi.

8. Kesulitan Belajar
Anak dengan kesulit.an belajar adalah anak yang
mengalami gangguan di satu atau lebih proses dasar psikologi,
termasuk memahami dan menggunakan bahasa verbal dan
tulisan yang berdampak pada kemampuan mendengar, berfikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja dan kalkulasi
matematika. Termasuk juga gangguan persepsi, fungsi minimal
otak, disleksia (kesulitan membaca), disgrafia (kesulitan
menulis), diskalkulia (kesulitan berhitung), disphasia
(kesulitan bahasa) dan lain-lain.
a. Karakteristik dari anak dengan kesulitan belajar mehcakup:
1) Secara kognitif, berkaitan dengan atensi, per se p si ,
gangguan memori, proses informasinya.
- 21 -

2) Secara akademik, bermasalah pada kegiatan mem baca,


menulis, matematika dan berbahasa verbal
3) Secara sosial dan emosional, umumnya memiliki harga diri
yang rendah karena dianggap sebagai anak yang tidak
mampu.Dengan kesulitannya 1n1 anak menjadi
mengganggap dirinya tidak mampu untuk melakukan
sesuatu.
4) Secara perilaku, mereka menjadi sulit untuk
mengendalikan gerak tubuhnya, tidak mau d ud uk diam,
berbicara terus, melakukan agresi fisik dan verbal
b. Proses identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri
seperti yang telah diuraikan di atas, maka orangtua atau
guru disarankan segera membawa kepada ahlinya agar dapat
segera ditindaklanjuti.
c. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan pihak yang berkompeten untuk mengetahui kapasitas
intelektual yang dimiliki oleh anak sehingga dapat memberikan
intervensi yang tepat.
2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.
3) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola asuh
yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya.
4) Memberikan masukan kepada orang tua agar memberikan
jadwal rutin belajar anak di rumah untuk mengulang materi
yang diberikan di sekolah melalui media bermain yang
menyenangkan.
5) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan teman•
temannya dan berinteraksi sosial dengan orang dewasa lainnya
di sekitar lingkungan sekolah dengan baik.
6) Memberikan materi akademik yang sesuai dengan
kemampuannya saat ini dan sesuai dengan kebutuhannya
melalui pendekatan individual.
7) Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan semua
kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
8) Jika anak mengalami gangguan Disgrafia (tidak dapat menulis,
dimana tulisannya tidak terbaca sama sekali) maka yang dapat
- 22 -

kita lakukan adalah membetulkan posisi kertas dan pinsilnya,


melatih huruf-huruf yang sering terbalik seperti "b" dan "d", lalu
latihan menarik garis, seperti garis lurus, lengkung, zig zag,
melingkar dan lainnya, untuk melatih motoriknya.
9) Jika anak mengalami gangguan Diskalkulia (anak tidak dapat
berhitung dan tidak mengenal angka), maka kita dapat
mengenalkan angka melalui kartu angka yang ukurannya yang
besar-besar atau dapat juga menggunakan kalkulator untuk
melatih pola hitungan sederhana.

9. Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Hyperactivity


Disorder)
Anak dengan gangguan pemusatan perhatian (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder / ADHD) dapat juga disebut
dengan gangguan Hiperaktifitas.
a. Karakteristik Hiperaktifitas sebagai berikut:
1) Menghindari, enggan dan mengalami kesulitan
melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan
ketekunan yang berkesinambungan
2) Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan lain.
3) Sulit mempertahankan dan memusatkan perhatian pada
waktu melaksanakan tugas atau kegiatan bermain
(perhatian sangat mudah teralih).
4) Seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak berbicara.
5) Mengalami kesulitan berkonsentrasi di dalam kelas.
6) Pada waktu melaksanakan tugas, tampak sering
melamun.
7) Tidak mampu mengikuti perintah atau gagal
menyelesaikan tugas sekolah, bukan disebabkan tingkah
laku menentang atau kegagalan untuk memahami
petunjuk.
8) Sering mencari alasan untuk berhenti sejenak pada
waktu melaksanakan tugas.
9) Selalu dalam keadaan 'siap gerak' atau aktivitas seperti
digerakkan oleh mesin
10) Sulit duduk diam.
- 23 -

11) Mudah terangsang dan impulsif.


12) Sering menimbulkan kegaduhan pada waktu melakukan
sesuatu atau bermain.
13) Sulit menunggu giliran.
14) Sering memaksakan diri terhadap orang lain. Perilaku
agresif, mudah over stimulasi.
15) Rendah diri dan sangat mudah frustrasi
b. Identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku
harus dilakukan dengan formal di dalam kelas apabila anak
tersebut sudah masuk sekolah. Penanganan dilakukan oleh
ahlinya. Salah satu cara pendeteksian dapat dilakukan
melalui instrumen formulir deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau
Abreviated Conners Ratting Scale, selain itu dapat dilakukan
pemeriksaan kepada ahlinya.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan Hiperaktif
yaitu:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk
berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten agar anak
dapat mendapatkan terapi perilaku, terapi edukasi,
sensori integrasi, terapi wicara dan terapi lainnya.

2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua


sehingga memiliki kedekatan emosional pada pen_didik.
3) Mengarahkan anak secara individual untuk mengajarkan
anak agar dapat menyalurkan ekspresi emosi dan mampu
bersikap dengan benar melalui pola pembiasaan yang
rutin dengan reward dan konsekwensi.
4) Menyalurkan energmya pada hal yang anak minati
misalnya anak senang bermain bola, maka biarkan ia
bermain bola sampai energinya tersalurkan.
5) Mendudukan anak beberapa menit untuk memfokuskan
perhatiannya.
6) Memegang kepalanya lalu mengarahkan penglihatannya
kepada hal yang kita tuju misalnya kepada kartu kata
huruf "A", lalu kita memintanya untuk melafalkan huruf
"A", dan jika berhasil maka kita dapat memberikan
- 24 -

reward berupa "gerakan tos" atau "gambar bintang" atau


bahkan hal lain yang ia sukai untuk memperkuat
perilaku yang berhasil dilakukannya, yaitu perilaku yang
kita harapkan.

7) Diharapkan orangtua dan lingkungan mem berikan pol a


asuh yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya.
8) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
dewasa lainnya di sekitar lingkungan sekolah dengan
baik.
9) Memberikan materi akademik yang sesuai dengan
kemampuannya melalui pendekatan individual.
10) Diharapkan orang tua, pendidik dan lingkungan sosial
terdekat anak selalu mengintervensinya dengan diajak
berinteraksi dan berkomunikasi.
1 l)Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan
semua kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
12) Memberikan masukan kepada orang tua untuk diet a tau
menganalisa dan menghindari makanan utamanya coklat,
tepung dan gula yang dapat memberikan efek menambah
hiperaktifitas dan gangguan konsentrasi pada anak.
13) Memotivasi dan mengarahkan anak secara terus menerus.

10. Anak dengan Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CI/BI)


Anak cerdas istimewa dan bakat istimewa adalah anak
yang memiliki kemampuan melebihi anak sebayanya dan
mampu menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi. Cerdas
istimewa berbakat istimewa ini dapat dilihat dari berbagai
area seperti kemampuan intelektual secara umum, akademis
yang khusus, berfikir kreatif, kepemimpinan, seni, dan
psikomotor. Seorang anak dapat dikatakan berbakat apabila
ia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata, memiliki
komitmen terhadap tugas yang tinggi dan juga kreatif.
- 25 -

a. Karakteristik yang dimiliki oleh anak berbakat adalah:


1) Secara kognitif, nak-anak berbakat secara umum
memiliki kemampuan dalam memanipulasi dan
memahami simbol abstrak, konsentrasi dan ingatan yang
baik, perkembangan bahasa yang lebih awal dari pada
anak-anak seusianya, rasa ingin tahu yang tinggi, minat
yang beragam, lebih suka belajar dan bekerja secara
mandiri, serta memunculkan ide-ide yang original.
2) Secara akademis, mereka sangat termotivasi untuk
belajar di area-area dimana menjadi minat mereka.
Namun mereka bisa kehilangan motivasinya apabila
dihadapkan pada area yang tidak mereka minati.
3) Secara sosial emosional, terlihat sebagai anak yang
idealis, perfeksionis dan peka terhadap rasa keadilan,
Selalu bersemangat, memiliki komitmen yang tinggi, dan
peka terhadap seni.
b. Untuk mengetahui atau mengidentifikasi Anak tersebut
tergolong anak yang cerdas istimewa atau berbakat
istimewa, maka anak harus mengikuti serangkaian tes
yang dilakukan oleh psikolog, salah satunya melalui tes
intelegensia dan apabila anak terse but memang
dikategorikan sebagai anak berbakat maka ia harus
memperoleh pendidikan yang disesuaikan dengan
kemampuan yang dimilikinya agar dapat berkembang
dengan optimal.
c. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain :
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan pihak yang berkompeten untuk mengetahui kapasitas
intelektual (IQ), arah minat dan bakat yang dimiliki oleh anak
sehingga dapat diberikan stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhannya dan dapat dikembangkan sehingga potensinya
dapat teraktualisasikan secara optimal.
2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.
3) Mengarahkan anak secara individual agar dapat menyalurkan
ekspresi emosi dengan benar dan mampu bersikap dengan
- 26 -

benar melalui pola pembiasaan yang rutin dengan reward dan


konsekwensi.
4) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola asuh
yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya apabila
tidak sesuai dan memenuhi kebutuhannya secara proposional
tidak perlu berlebihan.
5) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan teman•
temannya dan berinteraksi dengan orang dewasa lainnya di
sekitar lingkungan sekolah dengan baik.
6) Memberikan materi akademik tambahan apabila anak memiliki
kapasitas di atas anak seusianya dan memberikan tanggung
jawab padanya untuk membantu temannya dan membantu
pendidik yang sederhana di kelas seperti membagikan media
belajar kepada temannya, membantu merapikan kelas dan lain
sebagainya serta memberikan lingkungan yang lebih
menantang.
7) Diharapkan orang tua, pendidik dan lingkungan sosial terdekat
anak selalu mengintervensinya dengan diajak berinteraksi dan
berkomunikasi.
8) Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan semua
kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri secara mandiri.
9) Memberikan masukan kepada orang tua untuk menganalisa
dan menghindari makanan utamanya coklat, tepung dan gula
yang dapat memberikan efek menambah hiperaktifitas dan
gangguan konsentrasi pada anak bila memungk::inkan
berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang.
- 27 -

BABIII
IMPLEMENTASI DETEKSI DINI
TUMBUHKEMBANG

A. Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak


Stimulasi dini yaitu kegiatan merangsang berbagai
kemampuan yang dilakukan sejak dini mulai dari usia nol
bulan sampai dengan enam tahun agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Stimulasi harus dilakukan
sejak dini dan terus menerus pada setiap kesempatan, artinya
stimulasi harus dilakukan mulai pada fase prenatal (dalam
kandungan) dan dilakukan secara terus menerus dalam
berbagai aspek dengan berbagai variasi.
Aspek dalam stimulasi diantaranya adalah Asah, Asih
Asuh. Asah terkait dengan pemberian rangsangan terhadap
kemampuan motorik, kognitif, bahasa, sosio-emosional, moral
spiritual, seni dan kemandirian. Asih terkait dengan pemberian
cinta dan kasih sayang yang diikat oleh Mahabbah fillah yaitu
hubungan yang mengharapkan ridho Allah SWT sehingga
memiliki dampak yang sangat dalam baik di dunia maupun
kelak di akhirat sebagaimana tertuang dalam Al-Quran surat
Ath-thuur ayat 21 yang berbunyi: "Dan orang-orang yang
beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan
mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala
amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya". Asuh terkait pemberian kesehatan dan gizi,
perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan
anak, hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60
Tahun 2013 tentang PAUD Holistik Integratif (HI), sebagai
bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin terpenuhinya
hak tumbuh kembang anak usia dini dalam hal pendidikan,
kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan
dan kesejahteraan anak. Pelaksanaan program HI RA
dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung tumbuh
kembang anak yang optimal.
Beberapa layanan Holistik Intergratif yang dilakukan di
RA, terdiri dari:
- 28 -

Layanan pendidikan sebagai layanan dasar yang


diselenggarakan untuk mengembangkan berbagai potensi
anak yang mencakup nilai-nilai agama dan moral, fisik•
motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
Penyelenggaraan layanan pendidikan mengacu pada Standar
Nasional PAUD. Penyelenggaraaan HI RA harus dapat
memanfaatkan berbagai potensi yang ada di lingkungan
sekitar dan bekerjasama dengan instansi dan mitra terkait
dalam menstimulasi tumbuh kembang anak.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam proses
pembelajaran anak usia dini sebagai berikut:
a. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain.
Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat
melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang
bermakna pada anak. Anak mendapatkan pengetahuan
melalui kegiatan mainnya.
b. Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek
perkembangan sesuai dengan tahapan usia anak.
c. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan
atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk
anak-anak yan mempunyai kebutuhan khusus.
d. Berpusat pada anak
Pendidik harus menciptakan suasana yang bis a
mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan
karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan
ke bu tuhan anak.

e. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang
mendorong ana aktif mencari, menemukan, menentukan
pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta
mengalami sendiri.
- 29 -

f. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter


Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter
yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter
tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui
pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan
dan keteladanan.
g. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan
kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui
pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan maupun melalui
pembiasaan dan keteladanan.
h. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa
agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi
anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi
dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain dengan baik.
1. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk
rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan
antara anak dengan anak lain.
J. Pemanfaatan media dan sumber belajar, serta narasumber
Penggunaan media belaj ar, sum ber belaj ar, dan
narasumber yang ada di lingkungan RA bertujuan agar
pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna. Termasuk
narasumber adalah orang-orang dengan profesi tertentu
yang dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter,
polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.
Adapun beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan
dalam melakukan stimulasi/rangsangan terhadap anak,
antara lain yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih
sayang.
- 30 -

b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena


akan menirukan tingkah laku orang-orang yang terdekat
dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,
bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan
tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai usia anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, yang
aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-Iaki dan
perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya.
1. Orientasi stimulasi bermain melalui perrnaman di dalam
maupun di luar ruangan seperti balok-balok konstruktif,
bahan-bahan untuk menggunting, merekat, melipat,
bermain peran mikro dan peran makro, benda-benda
untuk mengenal angka dan huruf, dan alat permainan di
luar seperti papan jungkat jungkit, papan luncur, ayunan,
papan titian dan lain-lain.
J. Stimulasi yang dilakukan oleh orangtua, pengasuh, clan
pendidik dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk mengadakan hubungan dengan orang dewasa clan
anak lainnya menyediakan pengalaman dengan musik,
sajak, dongeng, dan main peran untuk memperkuat
perkembangan bahasa dengan mencontohkan pemecahan
masalah, menyediakan bermacam-macam bahan main
seperti main sensorimotor, main per an dan main
pembangunan dengan menyediakan kesempatan harian
untuk anak bermain dengan bermacam-macam bahan
main.

2. Layanan Kesehatan, Gizi dan Perawatan


- 31 -

Layanan kesehatan, gizi, da.n perawatan di RA menjadi


bagian dari kurikulum yang diwujudkan dalam kegiatan
rutin seperti:
a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
yang dicatat dalam buku khusus secara berkala setiap
bulan.
b. Pembiasaan makanan yang sehat dan seimbang atau
pemberian makanan tambahan secara berkala
c. Pembiasaan mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
d. Pengenalan makan gizi seimbang dengan melibatkan orang
tua dalam menyiapkan bekal untuk anak sehari-hari.
e. Mernantau asupan makanan yang dibawa anak setiap
harinya termasuk jajanan yang dikonsumsi anak selama
ada di sekolah.
f. Penyediaan alat pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) untuk penanganan pertama pada anak yang
mengalami Iuka di ruang us aha kesehatan sekolah (UKS).
g. Mengontrol kondisi fisik anak secara berkala dengan
mendatangkan dokter atau bidan dari Puskesmas.
h. Memberi fasilitas tenaga medis untuk melakukan
sosialisasi tentang gizi seimbang seperti pemberian
vitamin A, imunisasi, pemeriksaan kesehatan mata,
telinga, dan mulut dan lain-lain.

3.Layanan Pengasuhan
Pengasuhan dilakukan melalui kerjasama antara guru
dengan orangtua melalui Program Parenting, dengan jenis
kegiatan sebagai berikut:
a. Penyuluhan, diskusi, simulasi, seminar tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, pengenalan
makanan lokal yang sehat, pembiasaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), penanggulangan cacmgan,
penggunaan garam beryodium, pencegahan penyakit
menular, dan sebagainya.
b. Konsultasi antara guru dan orangtua berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
- 32 -

c. Kunjungan guru ke rumah peserta didik (home visit).


d. Keterlibatan orangtua di dalam kelas misalnya membantu
menata lingkungan main, membuat media pembelajaran,
menjadi model profesi sesuai dengan tema pembelajaran.
e. Keterlibatan orangtua dalam menyediakan program makan
bersama secara bergilir sesuai rekomendasi ahli gizi
tentang penyediaan menu makanan dengan pemenuhan
gizi seim bang.
f. Keterlibatan orangtua di luar kelas misalnya menjadi
panitia kegiatan lapangan, dan menyediakan pemberian
makanan tam bah an (PMT).
g. Kegiatan bersama keluarga, yaitu kesanggupan orang tua
dalam melaksanakan pengasuhan bersama.

4. Layanan Perlindungan
Perlindungan anak harus menjadi bagian dari Misi
lembaga, artinya semua anak yang ada di lembaga RA harus
terlindung dari kekerasan fisik dan kekerasan non fisik,
an tar a lain:
a. Memastikan lingkungan, alat, dan bahan main yang
digunakan anak dalam kondisi aman, nyaman dan
menyenangkan.

b. Memastikan tidak ada anak yang terkena bully atau


kekerasan psikologis ataupun ucapan teman, guru, atau
orang dewasa lainnya di sekitar lembaga.
c. Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh
disentuh dan yang tidak boleh disentuh.
d. Mengajarkan anak untuk dapat menolong dirinya apabila
mendapat perlakuan tidak nyaman, misalnya meminta
pertolongan atau menghindari tempat dan orang yang
dirasakan membahayakan.
e. Semua area di sekitar lembaga berada dalam jangkauan
pengawasan guru.
f. Semua anak mendapat perhatian yang sama sesuai
dengan kebutuhan dan kondisinya.
- 33 -

g. Memastikan semua guru terbiasa ramah, menghormati,


menyayangi, peduli kepada semua anak dengan tidak
melabelkan sesuatu pada anak.
h. Menumbuhkan situasi di area lembaga dengan penuh
keramahan, santun, dan saling menyayangi.
1. Memastikan saat anak pulang sekolah dalam posisi aman.
J. Menangani dengan segera ketika anak mengalami
kecelakaan.

5. Layanan Kesejahteraan
Layanan kesejahteraan diartikan bahwa lembaga RA
memperhatikan terpenuhinya kebutuhan dasar setiap anak
yakni kepastian identitas, kebutuhan fisik dan kebutuhan
rohani untuk malaksanakan layanan kesejahteraan bagi
anak, satuan pendidikan melakukan hal-hal berikut:
a. Membantu keluarga yang anaknya belum memiliki akta
kelahiran dengan cara melaporkan ke kelurahan untuk
diproses pembuatan aktenya.
b. Menyisihkan dana bantuan operasional dan dana dari
sumber lainnya untuk program makanan tambahan sehat
sederhana berbahan baku lokal.
c. Penyiapan makanan tambahan dilakukan dengan cara
melibatkan orangtua atau komite.
d. Membantu keluarga yang belum memiliki akses layanan
kesehatan dengan mendaftarkan keluarga tersebut
sebagai penerima jaminan kesehatan.
e. Memperlakukan semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus sesuai dengan potensi yang dimiliki, kemampuan
yang dicapai, dan pemberian dukungan yang sesuai
untuk menumbuhkan rasa percaya diri, keberanian, dan
kemandirian anak.
f. Membiasakan untuk memberi penghargaan kepada anak
atas apa yang berhasil dilakukannya.

Tabel 1
Stakeholder pada Layanan Holistik Integratif di RA
- 34 -

No Unsur Peran

1. Lembaga RA Penyelenggara layanan HI dengan bimbingan dan


pengawasan instansi terkait.

2. Kementerian Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


Agama supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan pendidikan di RA.

3. Dinas Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


Kesehatan supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan kesehatan di dalam atau
di luar Lembaga RA yang meliputi: pemeriksaan
kesehatan, gizi, imunisasi, pemberian
vitamin kepada anak, dan penyuluhan kesehatan
untuk orangtua.

4. Dinas Sosial Dinas Sosial melaksanakan pelayanan, bimbingan


teknis, supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan sosial di lembaga RA
meliputi: perlindungan, rehabilitasi untuk anak
yang mengalami kasus kekerasan, a tau
penelantaran, dan penyuluhan kepada orangtua.

5. BKKBN Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan pengasuhan termasuk
penyuluhan tentang program pengasuhan kepada
orang tua.

6. KPPPA Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan sekolah ramah anak.

7. TNI/ Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


Kepolisian supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan keamanan dan ketertiban
di Lembaga RA, termasuk penyuluhan tentang
jaminan keamanan dan perlindungan hukum dari
tindak penelantaran dan kekerasan pada anak.

8. Posyandu Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar kepada


anak usia dini yang mencakup penimbangan dan
pengukuran tinggi bad an serta pem berian vitamin
A secara berkala.
- 35 -

9. Tokoh Sebagai pendamping, pembina, dan mitra kerja RA


Masyarakat dalam memberikan fasilitasi, advokasi, penyuluhan
terkait dengan nilai dan budaya setempat yang
sesuai dengan konten HI.

10. Orang Tua Lembaga RA dalam melaksanakan program HI


dimaupun di dalam lingkungan keluarganya.

11. Lingkungan Lingkungan sekitar baik lingkungan sekitar


Masyarakat lembaga RA maupun lingkungan rumah peserta
didik dapat memberikan kontribusi didalam
pemberian layanan HI, misalnya dengan turut serta
didalam memantau perkembangan anak, turut
serta didalam pengasuhan dan memberikan
perlindungan anak.

B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah suatu kegiatan
untuk mendapatkan gambaran kemampuan anak usia dini sesuai
dengan tugas perkembangannya. Dengan melakukan deteksi dini,
maka kita dapat menemukan gangguan/ hambatan pada tumbuh
kembang anak tersebut. Misalnya deteksi dini terkait
pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui status gizi buruk
(stunting). Deteksi dini gangguan perkembangan yaitu untuk
mengetahui gangguan perkem bangan anak, misalnya
keterlambatan bahasa, daya tangkap, konsentrasi, gangguan daya
lihat, gangguan daya dengar, gangguan mental emosional dan
lain-lain.

Tabel2
Skrining/Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang Dilakukan


Deteksi Dini
Usia Gangguan Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Anak Pertumbuhan
BB/
TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH*
O Bl ...J ...J
3 Bl ...J ...J ...J v
v
"
6 Bl ...J ...J ...J
9 Bl '1 ...J ...J
- 36 -

" "
12 Bl -..J -..J

""
15 Bl -..J

"" " ""


18 Bl -..J

""
21 Bl

"
24 Bl -..J -..J -..J

" ""
30 Bl -..J -..J

"" " " "" ""


36 Bl -..J -..J

""
42 Bl ~ ~

"" "
48 Bl 1 -..J -..J -..J

""
-...J
54 Bl -..J -..J -..J

" " " ""


60 Bl -..J ~
66 Bl -..J -..J 1 -..J -..J
72 Bl
" " "
-..J -..J -..J

"
Keterangan
BB/TB Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
LK Lingkaran Kepala
KPSP Kuesionar Pra Skrining Perkembangan
TDD Tes Daya Dengar
TDL Tes Daya Lihat
KMPE Kuesionar Masalah Perilaku Emosional
M-CHAT Modified Cheklist for Autism Toddlers
GPPH Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tanda * Dilakukan atas indikasi

, Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) bagi anak umur 36


bulan sampai 72 bulan.
, Ceklis autis anak prasekolah (Modified Checklist for Autism in
Toddler atau M-CHA1) bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
}.- Formulir deteksi dini gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating
Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas.

1. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Anak


Deteksi dini gangguan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat
pelayanan, dengan pelaksana dan alat yang digunakan sebagai
berikut:
Tabel 3
Pelaksana dan Alat Deteksi Dini
Gangguan Pertumbuhan Anak
Tingkat Pelaksana Alat yang Digunakan
- 37 -

Pelayanan
Keluarga, 1. Orang tua 1. KMS
Masyarakat 2. Kader kesehatan 2. Timbangan dacin
3. Petugas PAUD,
BKB, TPA dan Guru
RA

Puskesmas 1. Dokter 1. Tabel BB atau TB


2.Bidan 2. Grafik LK
3.Perawat ~
' -'. Timbangan

4.Ahli Gizi 4. Alat ukur tinggi


5. Petugas Lainnya badan
5. Pita pengukur

Keterangan:
a. Pegukuran BB/TB adalah untuk menentukan status g121 anak,
normal, kurus, kurus sekali, dan gemuk.
b. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini
tumbuh kembang balita, pengukuran dan penilaian BB/TB
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau pendidik terlatih.
c. Pergunakan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002) untuk
dapat menginterpretasikan status gizi anak, normal, kurus, kurus
sekali, dan gemuk.
d. Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk
mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar
batas normal.
e. Jadwal disesuaikan dengan umur anak, umur O - 11 bulan,
pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih
besar umur 12 - 72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam
bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran kepala anak dilakukan
oleh tenaga kesehatan terlatih.
f. Interpretasi terhadap hasil pengukuran lingkar kepala:
1) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam "jalur hijau"
maka lingkaran kepala anak normal.
2) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar "jalur hijau"
maka lingkaran kepala anak tidak normal.
- 38 -

3) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu


makrosefal bila berada di atas "jalur hijau" dan mikrosefal bila
berada dibawah "jalur hijau".
2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan, dengan
pelaksana dan alat yang digunakan sebagai berikut:

Tabel4
Pelaksana dan Alat Deteksi Dini
Gangguan Perkembangan Anak

Tingkat Alat yang


Pelaksana
Pelayanan Digunakan
Keluarga dan • Orang tua Buku KIA
masyarakat • Kader kesehatan,
BKB,TPA,RA
• Petugas terlatih • KPSP
• Guru RA terlatih • TDL
• TDD
Puskesmas • Dokter • KPSP
• Psikolog • TTDL
• TDD
• M-CHAT
• GPPH
• KMPE

Keterangan :
Buku KIA Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL Tes Daya Lihat
TDD Tes Daya Dengar
M-CHAT Checklist for Autism in Toddlers
GPPH Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas
KMPE Kuesioner Masalah Mental Emosional
- 39 -

a. Skrining Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra


Skrining Perkembangan (KPSP).
1) Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan KPSP adalah untuk megetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan.
2) Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,
6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta
kembali untuk skrining KPSP pada umur 9 bulan. Apabila
orangtua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining
maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk menggunakan
skrining terdekat yang lebih muda.
3) Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru
RA dan petugas PAUD terlatih.
4) Interpretasi hasil KPSP :
a) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
1. Jawaban "Ya", bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak
bisa atau pernah atau sermg atau kadang-kadang
melakukannya.
2. Jawaban "Tidak", bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak
belum pernah melakukan atau tidak pernah atau
ibu/ pengasuh anak tidak tahu.
b) Jumlah jawaban "Ya" = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangannya (S).
c) Jumlah jawaban "Ya" = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M).
d) Jumlah jawaban "Ya" 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
e) Untuk jawaban "Tidak", perlu dirinci jumlah jawaban "Tidak"
menurutjenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
5) Intervensi :
- 40 -

a) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan


berikut:
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
3. Berikan stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan
kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan
setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak
sudah memasuki usia prasekolah (36 - 72 bulan), anak
dapat melakukan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
lembaga RA, bekerjasama dengan dinas kesehatan
setempat.
5. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP
setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan
dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
b) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut:
1. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan
sesering mungkin.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/ mengejar ketertinggalannya.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencan
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya.
4. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
5. Jika hasil KPSP ulang jawaban "Ya" tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan (P)
c) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P),
lakukan tindakan berikut:
- 41 -

Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan


jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
b. Tes Daya Dengar (TDD)
1) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara.
2) Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari
12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan ke atas.
Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, tenaga PAUD dan
petugas terlatih lainnya.
3) Interpretasi hasil Tes Daya dengar:
a) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan
anak mengalami gangguan pendengaran.
b) Catat dalam buku KIA atau kohort bayi/ba1ita atau
status/catatan medik anak, jenis kelamin.
4) Intervensi:
a) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman.
b) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
c. Tes Daya Lihat ( TDL)
1) Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini
kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan
lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman
daya lihat menjadi lebih besar.
2) Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia
prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan, guru RA, dan petugas terlatih lainnya.
3) Interpretasi hasil Tes Daya Lihat:
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat
sampai baris ketiga pada poster "E". Bila kedua mata anak tidak
dapat melihat baris ketiga poster "E", artinya tidak dapat
mencocokkan arah kartu "E" yang dipegangnya dengan arah "E"
pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan
anak mengalami gangguan daya lihat.
4) Intervensi:
- 42 -

Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta


anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksa
berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama,
atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua
matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya).

d. Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)


1) Tujuan KMPE adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak.
2) Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin
setiap enam bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining.
3) Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku
Emosional (KMPE) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk
mengenali problem mental emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan.
4) In terpretasi :
Bila ada beberapa jawaban "YA", maka kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional.
5) Intervensi :
a) Bilajawaban "YA" hanya 1 (satu):
1. Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku
Pedoman Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak.
2. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan
rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/ tumbuh kembang.
b) Bilajawaban "YA" ditemukan 2 (dua) atau lebih:
Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai
informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional
yang ditemukan.
e. Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT)
1) Tujuan M-CHAT adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
- 43 -

2) Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas


indikasi a tau bila ada keluhan dari ibu/ pengasuh atau ada
kecurigaan oleh ahli. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu
atau lebih keadaan di bawah ini :
a) Keterlambatan bicara.
b) Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
c) Perilaku yang berulang-ulang.
3) Alat yang digunakan adalah Modified Checklist for Autism zn
Toddlers (M-CHA1)
M-CHATini ada 2 jenis pertanyaan, yaitu:
a) Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/ pengasuh
anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan
kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab.
b) Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti
yang tertulis M-CHAT.
4) In terpretasi :
a) Risiko tinggi menderita autis: bila jawaban "Tidak" pada
pertanyaan AS, A7, B2, B3, dan B4.
b) Risiko rendah menderita autis: bila jawaban "Tidak" pada
pertanyaan A7 dan B4.
c) Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban
"Tidak" jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan Al-A4: A6:
A8-A9: Bl: BS.
d) Anak dikatakan normal bila tidak termasuk dalam kategori 1,
2 dan 3.
5) Intervensi:
Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada
gangguan perkembangan, rujuk ke RS yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak.
f. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
1) Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada
anak umur 36 bulan ke atas.
- 44 -

2) Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas


indikasi atau bila ada keluhan dari orangtua/ pengasuh anak.
Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini.
3) Alat yang digunakan adalah formulir deteksi Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH. Formulir
mi terdiri 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada
orangtua/pengasuh/ pendidik dan pertanyaan yang perlu
pengamatan pemeriksa.
4) Interpretasi :
a) Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan "bobot
nilai" berikut ini dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban
menjadi nilai total.
1. Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
2. Nilai 1: jika keadaan terse but kadang-kadang ditemukan
pada anak.
3. Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
4. Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
b) Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan
GPPH.
5) Intervensi:
a) Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke RS yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak
untuk konsultasi dan lebih lanjut.
b) Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu,
jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan
pertanyaan kepada orang terdekat dengan anak (orangtua,
pengasuh, nenek, guru, dan lain-lain).
Tahapan skrining yang dilakukan oleh Guru RA untuk membantu
mendeteksi dini anak berkebutuhan khusus:

Gambar 1
Tahapan Skrining Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak RA
- 45 -

ANAK DIDAFTARKAN ORANGTUA MENGISI DATA IDENTITAS

MASUK SEKOLAH ANAK LENGKAP DAN WAWANCARA

(PPDB)

OBSERVASI

SESUAI TAHAPAN TERINDIKASI ABK


PERKEMBANGAN

PPI Tera pi

KURIKULUM RA

C. Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak


Secara sederhana intervensi dapat diartikan sebagai bantuan,
penanganan, layanan atau tindakan campur tangan terhadap
masalah atau krisis yang dihadapi individu, dengan tujuan untuk
mencegah berkembangnya permasalahan lebih lanjut dan
rnengurangi dampak yang ditimbulkan. Sedangkan istilah dini
berarti usia awal, sehingga intervensi dini adalah serangkaian
tindakan tertentu yang dilakukan orangtua, pengasuh dan
pendidik anak usia dini untuk memperbaiki dan mengatasi
gangguan perkembangan tersebut sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
- 46 -

Melalui intervensi dini orang tua dapat meningkatkan sikap,


terhadap dirinya sendiri maupun terhadap anaknya, sehingga
memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan anak,
mencegah bertambahnya gangguan atau hambatan pada tahap
lanjut, pada akhirnya mampu meningkatkan kemandirian dan
konsep dirinya.
Hambatan a tau gangguan perkem bangan pada anak dipengaruhi
oleh banyak faktor sehingga perlu dilakukan intervensi dini secara
benar dan intensif secara holistik integratif dengan melibatkan seluruh
pemegang kepentingan, stakeholder (orangtua, guru, masyarakat,
pemerintah, dan lainnya) sebagai media dalam melakukan intervensi.
Contoh praktek intervensi tumbuh kembang anak, berupa
stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di
rumah selama dua minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil
intervensi stimulasi perkembangan.
1. Intervensi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tindakan intervensi pertumbuhan dan perkembangan anak
dilakukan atas indikasi :
a. Perkembangan anak meragukan (M) artinya kemampuan anak
tidak sesuai dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila
umur skrining 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya,
pemeriksaan KPSP jawaban "YA"= 7 atau 8.
Lakukan intervensi sebagai berikut:
1) Pilih kelompok umur, stimulasi yang lebih muda dari umur
anak. Misalnya: menurut KPSP, anak umur 12 bulan belum bisa
berdiri, maka dilihat kelompok umur stimulasi 9 - 12 bulan atau
yang lebih muda (bukan kelompok umur stimulasi 12 - 15
bulan). Karena kemampuan berdiri merupakan motorik kasar,
maka lihat kotak "kemampuan motorik kasar"
2) Ajari orangtua cara melakukan intervensi sesuai dengan
penyimpangan yang ditemukan pada anak tersebut. Misalnya,
anak mempunyai penyimpangan motorik kasar, maka yang
diintervensi adalah motorik kasarnya. Pada contoh di atas, anak
harus dilatih berdiri.

3) Beri petunjuk pada orangtua dan keluarga untuk


mengintervensi anak sesering mungkin, penuh kesabaran dan
- 47 -

kasih sayang, bervariasi dan sambil bermain dengan anak agar


ia tidak bosan.
4) Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari
sekitar 3-4 jam, selama dua minggu. Bila anak terlihat senang
dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak
menolak atau rewel, intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan
apabila anak sudah dapat diintervensi lagi.
5) Minta orangtua atau keluarga datang kembali atau kontrol dua
minggu kemudian untuk dilakukan evaluasi hasil intervensi dan
melihat apakah ada kemajuan/perkembangan atau tidak.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan KPSP yang seuai
dengan umur skrining yang terdekat.
Berikut ini contoh tindakan intervensi yang dilakukan pada beberapa
anak dengan masalah perkembangan.

Tabel5
Contoh Tindakan Intervensi Perkembangan pada Anak
.--~~--,.~~~~~~~--,.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~--
Hasil
Lingkup Pemeriksaan Tindakan Intervensi
Usia
Perkembangan KPSP Perkembangan

48 bln Motorik Halus Belum bisa Bantu anak memegang


menggambar pensil dengan benar, ajak
lingkaran anak melihat dan
(kemampuan memperhatikan cara
gerak halus) menggambar "lingkaran"
berulang-ulang. Pujilah
atau beri reward jika anak
bisa menggam bar
"lingkaran".

Motorik Kasar Belum dapat Tunjukkan pada anak cara


melompati melompat dengan satu
bagian lebar kaki. Bila anak sudah bisa
kertas dengan melompat dengan satu
mengangkat kaki, tunjukkan cara
satu kakinya melompat melintas
secara ruangan, mula-mula
bersamaan dengan satu kaki,
tan pa I kemudian bergantian
didahului lari dengan kaki yang lainnya.
Bahasa Belum dapat Bantu agar anak mau
menyebut bercerita mengenai dirinya,
nama hobinya atau mengenai
lengkapnya anda. Anda dapat bercerita
tanpa dibantu. ten tang sesuatu clan
kemudian minta anak
menyelesaikan cerita itu.
- 48 -

Sosialisasi dan Setelah makan, Tunjukkan pada anak cara


kemandirian anak belum memakai sabun dan
mampu membasuh dengan air
mencuci dan ketika mencuci tangannya
mengeringkan setelah makan. Setelah itu
tangannya dapat dilakukannya, aj ari
dengan baik ia untuk mengeringkan
sehingga anda sendiri sendiri, lalu
tidak perlu biasakan hal terse but.
mengulanginya
I
54 bln Sosial Emosional Belum bisa Anak diberi pakaian yang
mengancing berkancing. Ajari cara
baju sendiri mengkancingkan baju.
(kemampuan Pada permulaan, gunakan
sosialisasi dan kancing besar. Minta anak
kemandirian) mengancing kancing
pakaian berulang kali.
Pujilah jika anak mau bisa
mengancingkan kancing
pakaian.

Motorik kasar Anak belum Pada waktu anak bermain


mampu dengan teman sebayanya,
melompat tunjuk 2 anak untuk
dengan satu memegang tali rapia
kaki beberapa panjang l.vmeter, atur jarak
kali tanpa dari tanah, jangan terlalu
berpegangan tinggi. Tunjukkan kepada
(lorn pa tan anak cara melompat tali
dengan dua dengan satu kaki.
kaki tidak ilrut
dinilai).
Apakahia
dapat
melompat 2 - 3
kali dengan
satu kaki

Motorik Halus Belum dapat Beli atau buat satu set


meletakkan 8 balok maianan anak. Anak
buah kubus akan mam dengan balok•
satu persatu di balok itu selama bertahun•
atas yang lain tahun. Bila anak anda
tan pa bertambah besar anda
menjatuhkan dapat menambah
kubus jumlahnya,
terse but?
Kubus yang
digunakan
ukuran 2,5- 5
cm.

Bahasa Belum dapat Ajari anak menyebut


men ye but namanya secara lengkap.
nama Sebut nama lengkap anak
lengkapnya dengan perlahan. Minta
tanpa dibantu anak mengulanginya.
- 49 -

66 bln Bahasa Belum Letakkan sejumlah benda


mengenal dengan bermacam-macam
warn a warna. Tunjuk dan
(kemampuan sebutkan warnanya, minta
bi car a dan anak menirukan menunjuk
bahasa) dan menyebut warna
benda. Pujilah jika anak
mau menunjuk dan
menyebu t warna. Lakukan
minta anak lain yang
berada di sekitar anak.

Motorik kasar Belum dapat Ajari anak naik sepeda atau


mengayuh bermain sepatu roda.
sepeda atau Beritahu anak hal-hal
sepatu roda untuk keamanannya. Bila
sejauh anak sudah bisa naik
sedikitnya 10 sepeda atau mam sepatu
meter roda dan mengerti serta
mematuhi peraturan untuk
keselamatan dan
keamanan, beri anak
kesempatan naik sepeda/
sepatu roda agak jauh dari
I rumah.

Motorik Halus Belum dapat Suruh anak menggambar di


menggambar tempat kosong yang
sedikitnya 3 tersedia. Katakan padanya:
bagian tu buh "Buatlah gambar orang".
misal mata, Jangan memberi perintah
telinga, lengan lebih dari itu. Jangan
bertanya/ mengingatkan
anak bila ada bagian yang
belum tergambar, hitunglah
berapa bagian tu buh yang
tergambar. Untuk bagian
tubuh yang berpasangan
seperti mata, telinga,
lengan dan kaki, setiap
pasang dinilai satu bagian.

Sosial Emosional Belummampu Kumpulkan benda-benda


bersosialisasi yang ada di rumah seperti
dan berperan sepatu, sandal, buku,
sesuai dengan mainan, majalah, dsb
perannya. untuk bermain "belanja di
toko". Tulis harga setiap
benda pada secarik kertas
kecil. Buat "uang kertas"
dari potongan kertas dan
"uang logam" dari
kancing/tutup botol.
Kemudian min ta anak
berperan sebagai pemilik
toko, anda dan anak yang
lain pura-pura membeli
benda-benda itu dengan
"uang kertas" dan "uang
logam" selanjutnya secara
- 50 -

bergantian anak-anak
menjadi pembeli dan
pemilik toko.

b. Bila seorang anak mempunyai masalah hambatan perkembangan,


sedangkan umur anak saat itu bukan pada jadwal umur skrining,
maka lakukan intervensi perkembangan sesuai dengan masalah
yang ada sebagai berikut:
1) Misalnya : anak urnur 19 bulan belum bisa menyebut ayah
ibunya.
2) dengan panggilan seperti "papa" "mama" artinya ada
penyimpangan kemampuan bahasa dan bicara. Lihat kelompok
umur stimulasi yang lebih mudah, pilih kotak "kemampuan
bicara dan bahasa" yang memuat cara melatih anak supaya bisa
menyebut kata-kata "papa", "mama", yaitu pada kelompok umur
stimulasi 3 - 6 bulan.
3) Sedangkan intervensi berupa stimulasi untuk kelompok umur
yang lebih muda pada contoh di atas stimulasi untuk kelompok
umur 15 - 18 bulan, tetap diberikan.
4) Ajari orang tua cara melakukan intervensi perkembangan anak
sebagaimana yang dianjurkan pada kotak stimulasi tersebut.
5) Beri petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk
mengintervensi anak sesering mungkin, penuh kesabaran dan
kasih sayang, bervariasi dan sambil bermain dengan anak agar
ia tidak bosan.
6) Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari
sekitar 3 - 4 jam, selama dua minggu. Bila anak terlihat senang
dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak
menolak atau rewel, intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan
apabila anak sudah bisa diintervensi lagi.
7) Minta orang tua atau keluarga datang kembali atau kontrol dua
minggu kemudian untuk dilakukan evaluasi hasil intervensi dan
melihat apakah ada kemajuan perkembangan atau tidak.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan KPSP yang sesuai
dengan umur skrining yang terdekat.
2. Evaluasi Intervensi Perkembangan Anak
Setelah orangtua dan keluarga melakukan tindakan intervensi
perkembangan anak secara intensif di rumah selama dua minggu,
- 51 -

maka anak perlu dievaluasi apakah ada kemajuan perkembangan


atau tidak.
Cara melakukan evaluasi hasil intervensi perkembangan anak,
antara lain:
a. Apabila usia anak sesuai dengan jadwal usia skrining yaitu usia 3,
6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya, maka lakukan evaluasi hasil
intervensi dengan menggunakan formulir KPSP sesuai dengan
umur anak.
b. Apabila usia anak tidak sesuai dengan jadwal usia skrining yaitu
usia 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya, maka lakukan
evaluasi hasil intervensi dengan menggunakan formulir KPSP
untuk usia yang lebih muda, paling dekat dengan usia anak,
seperti contoh berikut ini:
1) Anak umur 17 bulan lewat 17 hari, gunakan KPSP untuk usia
15 bulan.
2) Anak umur 35 bulan lewat 20 hari, gunakan KPSP untuk usia
30 bulan.
c. Bila hasil evaluasi intervensi ada kemajuan artinya jawaban "YA" 9
atau 10, artinya perkembangan anak sesuai dengan umur
tersebut, lanjutkan dengan skrining perkembangan sesuai dengan
umurnya sekarang. Misalnya usia 1 7 bulan lewat 20 hari maka
pilih KPSP usia 18 bulan. Usia 35 bulan lewat 20 hari maka pilih
KPSP usia 36 bulan.
d. Bila hasil evaluasi intervensi jawaban "YA" tetap 7 atau 8, kerjakan
langkah-langkah, dengan meneliti kembali apakah ada masalah
terkait:
1) Intensitas intervensi perkembangan yang dilakukan di rumah,
apakah sudah dilakukan secara intensif?
2) Jenis kemampuan perkembangan anak yang diintervensi,
apakah sudah dilakukan secara tepat dan benar?
3) Cara memberikan intervensi, apakah sudah sesuai dengan
petunjuk dan nasehat tenaga kesehatan?
4) Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada masalah gizi?
Penyakit pada anak? Kelainan organ-organ terkait?
e. Bila ditemukan salah satu atau lebih masalah di atas:
1) Bila ada masalah gizi a tau anak sakit, tangani kasus terse but
sesuai pedoman atau standar tatalaksana kasus yang ada di
- 52 -

tingkat pelayanan dasar seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit


(MTBS), tatalaksana gizi buruk, dan sebagainya.
2) Bila intervensi dilakukan tidak intensif, kurang tepat, atau tidak
sesuai dengan petunjuk atau nasehat tenaga kesehatan,
bimbing orangtua dan keluarga cara melakukan intervensi
perkembangan yang intensif yang tepat dan benar. Bila perlu
dampingi orangtua atau keluarga ketika melakukan intervensi
pada anaknya.
f. Kemudian lakukan evaluasi basil intervensi yang kedua dengan
cara yang sama, apabila:
1) Bila kemampuan perkembangan anak ada kernajuan, berilah
pujian kepada orangtua dan anak. Anjurkan orangtua dan
keluarga untuk terus melakukan intervensi di rumah dan
kontrol kembali pada jadwal umur skrining berikutnya.
2) Bila kemampuan perkembangan anak tidak ada kemajuan
berarti ada penyimpangan perkembangan anak, dan anak perlu
segera dirujuk ke rumah sakit atau ke dokter spesialis anak,
kesehatan jiwa, psikolog dan ahli terapi (fisioterapi, terapi bicara,
dan sebagainya).
- 53 -

BAB IV
PENUTUP

Agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat tercapai dengan


optimal, maka stimulasi sejak dini harus dilakukan. Stimulasi ini
dilakukan secara terus menerus pada berbagai aspek perkembangan dan
tidak sebatas pada aspek pendidikan saja melainkan aspek kesehatan,
gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak.
Tidak semua pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan
baik atau sesuai dengan tahapan usianya, namun ada beberapa yang
mengalami gangguan atau hambatan di dalam tumbuh kembangnya yang
kita kenal dengan istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Setelah dilakukan deteksi dini, selanjutnya dilakukan Intervensi dini
terhadap gangguan tumbuh kembang anak, yaitu upaya penanganan yang
dilakukan sejak dini terhadap gangguan tumbuh kembang anak agar
tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal.
Dengan diterbitkannya petunjuk teknis ini, diharapkan guru, orang
tua, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dapat melakukan
detekdi dini tumbuh kembang serta memahami karakteristir anak
berkebutuhan khusus dengan tepat sehingga dapat memberi layanan
pendidikan yang optimal.

DIREKTUR JENDERAL
PENp~DIKAN ISLAM,
.-~.
II!';···~·,. .

.-A~le
~ ;,~:r J,:"",t·) •

-
?KA!MAR,UDDIN AMIN • 1 ::,-,
... :- ''}
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2767 TAHUN 2018
TENT ANG
PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
ANAK RAUDHATUL ATHFAL

KPSP ANAK UMUR 36 BULAN j

1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas Gerak halus Ya [Iidak
tanpa bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu Gerak halus Ya [Tidak
di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pad a Bicara & Ya [Tidak
saat berbicara seperti "minta rninurn", "rnau tidur"? bahasa
"Terirnakasih" dan "Dadag" tidak ikut dinilai.
Bicara & Ya ITidak
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-
bahasa
garnbar ini tanpa bantuan?

~~~?Fttii
(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai).
Gerak halus Ya tTidak
5. Dapatkah anak rnelernpar bola lurus ke arah perut atau
dada anda dari jarak 1,5 meter?
Bicara & Ya tTidak
6. lkuti perintah ini dengan seksarna. Jangan memberi
bahasa
isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat rnemberi-
kan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di lantai".
"Letakkan kertas ini di kursi''.
"Berikan kertas ini kepada ibu".
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
Gerak halus !Ya ITidak
7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang
sekurang- kurangnya 2.5 cm.
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.
Gerak kasar Ya Tidak
Jawab YA bila ia menggambar garis seperti ini:

\\ 1 /
Jawab TIDAK bila ia menggambar garis seperti ini:

'\V./ Ya Tidak

8. Letakkan selernbar kertas seukuran buku ini di lantai.


Gerak kasar Ya Tidak
Apakah anak dapat melornpati bagian lebar kertas
dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan
tanpa didahului lari?

Sosialisasi dan
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?
Kemandirian

10. Dapalkah anak rnengayuh sepeda rod a tiga sejauh


sedikitnya 3 meter?
KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi & Ya Tidak


kemandirian

2. Dapatkah anak mengayuh sepeda rod a tiga Gerak kasar Ya Tidak


sejauh sedikitnya 3 meter?
3. Setelah makan. apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi & Ya Tidak
tangannya dengan baik sehingga anda lidak perlu kemandirian
mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar Ya Tidak
perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?

5. Letakkan selembar kerlas seukuran buku ini di lantai. Gerak kasar Ya Tidak
Apakah anak dapat melompali panjang kertas ini dengan
mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tan
pa didahului lari?

6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Gerak halus Ya Ticlak
Suruh anak menggambar seperli contoh ini di kertas
kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar
lingkaran?

0 0 D -
Jawab: YA
c) ~ ~

Jawab : TIDAK

7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di Gerak halus Ya Tidak
atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.

8. Apakah anak dapat bermain petak umpet. ular naga atau Sosialisasi & Ya Tidak
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti kemandirian

aturan bermain?

9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja. Sosialisasi & Ya Tidak

baju atau kaos kaki lanpa di bantu? (Tidak termasuk kemandirian

memasang kancing, gesper atau ikat pinggang}


KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh Gerak kasar Ya


Tidak
sedikitnya 3 meter?

2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan


Sosialisasi Ya Tidak
mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda &
tidak perlu mengulanginya? kemandirian

3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika


Gerak kasar Ya Tidak
perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?

4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai.


Gerak kasar Ya Tidak
Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini
dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?

5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut Gerak halus Ya Tidak


lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini
di kertas kosong yang tersedia. Apakah anak dapat
menggambar lingkaran?

oo D
Jawab: YA

Jawab : TIDAK

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu


Gerak halus Ya Tidak
di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.

7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga


Sosialisasi Ya Tidak
atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan
&
mengikuti aturan bermain? kemandirian

8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja,


Sosialisasi Ya Tidak
baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk
&
memasang kancing, gesper atau ikat pinggang) kemandirian

9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya Bicara & Ya Tidak


tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya bahasa
menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit
dimengerti.
KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain Gerak halus Ya Tidak
tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus vane diounakan ukuran 2.5 · 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosiahsasi & Ya Tidak
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan berrnarn? kemandirian
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang. kemeja. baju atau Sosiahsasi & Ya Tidak
kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancmq, gesper kemandirian
atau
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab Bicara & bahasa Ya Tidak
TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit
dimenqerti.
5. lsi titik-titik d1 bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu Bicara & bahasa Ya T1dak
kecuali mengulangi pertanyaan.
·'Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?" ...............
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?". ........................
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?". ........................
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar.
bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika ked1nginan, jawaban yang benar adalah ·menggigil" ."pakai
mantel" atau "rnasuk kedalam rurnah",
Jika lapar. jawaban yang benar adalah "rnakan
..
Jika lelah. jawaban yang benar adalah "rnenqanluk", "tidur",
"berbannq/tidur-tiouran", "isurahat' atau "diam sejenak"
6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu lunjukkan Gerak xasar Ya Tidak
caranya dan beri anak and a kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau
lebih?
8. Jang an mengoreksi/membantu anak Jangan menyebut kata Gerak halus Ya Tidak
"lebih panjanq".
Perhhalkan gambar kedua gans rm pada anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak
menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat rnenunjuk gans yang
lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?

9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, Gerak halus Ya T1dak
suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.

10. lkuti perinlah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan Bicara & banasa Ya Tidak
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di alas tantal".
"Letakkan kerta ini di bawah kursi". "Letakkan kertas ini
di depan karnu" "Letakkan kertas ini di belakang kamu".
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di alas", "di bawah". "di depan"
dan "di belakang".
KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

151 tiltk·tiltk <J, bawan mi cenqan [awacar anak Jangan membantu kecuah
rnengulang, penanvaan Y;,1
"Apa y;:ing kamu lakukan Jtk.=t kamu kcd,ng,n;:in?'
"Apa yang kamu lakukar. j1ka karnu lapar?"
.. "Apa yang kamu lakukan jtka kamu lelah?". . .
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan bensr, bukan dengan
gerakan atau isyarat.
Jika kedinqinan, jawaban yang bcoor ildalah mcnggigil" ."pf!kn, mantel' aiou masuk
kedatam rurnan"
Jika lapar. [awaban yang booor adalah rnakan"
Jika tetan, jawaban yang beiu« adatah · mcngc1ntuk". lrdur"
bcrbanngltidur·ltduran". "rsurahat" atau "diam se enak"
apa menqancinq an J,iJunya a au pa .aian one a.
Sostahsasi & Ya Tldak
kernandirian
3. Suruh anak berdin satu kak: tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
Gerak kasar Ya Tldak
caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kati. Oapalkah ia
?
4. Jangan mengoreksi/membanlu anak Jangan menyebut kata "leb,h panjanq".
Gerak natus Ya Tidak
Perlihalkan gambar kedua gans lm pada anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjanq?"
Minta anak menunjuk gans yang lebih panjang
Sclclah anak mcnunjuk outer lernbar 1111 can
ulang, pertanyaan tersebul Setelah anak
rnenuruuk. pular lernbar 1111 lag, dan ulang1
pertanyaan 1ad1
Apakan anak dapat menunjuk g,ms yang
iebin paniang sebanyak 3 kah dcngan benar?

5. Jangan rnemoantu anak dan [a-iqan memberitahu nama gambar iru, suruh
Gerak halos Yil Tidak
anak menggambar seperti contoh ,111 d1 kertas kosong yang tersedia Berikan
3 kali kesempatan.
Apakah anak daoat rnenqqarnbar seperu contoh 1111?

-t x<
Jawablah : YA
~J- -\-1 I
Jawablah TIDAK
6. lkuti perintah in, dengan seksarna. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk
Bicara & bahasa Ya Tidak
atau rnata pada saat memberikan penntah berikut 1111
"Letakkan kertas int d1 atas lt1nla1 .
·Letakkan kerta in, d1 bawan kursr".
"Letakkan kertas int d1 oepan karnu
"Letakkan kertas int dt belakang kamu
Jawab YA hanya [ika anak monqoru art, 'd1 alas ·c11 oawan 'd1 depan' dan "di
Mlak.ilng

7. mcnangis atau Sostalrsasi I~ Ya Tidak


kernandman

Ya Tidak

8. Jangan menunjuk. mernbantu atau membelulkan. kaiakan pada anak :


"Tunjukkan segi empat merah ·
· Tunjukkan seg1 empal kuninq •
'Tunjukkan seg1 ernpat brru"
"Tunjukkan seg, empat hijau'

Dapatkah anak menunjuk keemp<1l warna 1tu dengan benar?

9 Suruh ,rnak melompal dengan sail, kak, beberapa kali tanpa berpegangan Ger~k k(lsar Tidilk
(lompatan dengan dua kaki lidak 1kut din1la1) Apakah ia dapat melompal 2-3
kali dengnn Solu kak1?

10. DapatkRll ,1nak sej)enuhny;i berpaka1an send1n tRnp.i IJilntunn? Sosialrsasi & Ya Tidak
kemanoman
KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Gerak halus Ya Tidak
suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong
yang

2. lkuti perintah ini dengan seksarna. Jangan memberi isyarat Bicara & Ya Tidak
dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut bahasa
ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kerta ini di bawah kursi" .
.. Letakkan kertas ini di depan karnu"
"Letakkan kertas ini di belakang karnu".
Jawab YA nanya jika anak mengeni aru "di alas ... "di bawah",
"di
cepan" dan "d1 belakanq.

3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanoa Sosialisasi Ya Tidak
& menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda
kemaridirian menin alkann a?
4. Jangan menunjuk. membantu atau membetulkan, katakan pada Bicara & Ya Tidak
anak: bahasa
"Tunjukkan segi empat merah"
"Tunjukkan segi empat kuninq"
"Tunjukkan seq: empat biru"
·Tunjukkan segi empat hijau"

D
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah
ia da at melom at 2-3 kali den an satu kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya ccrpakaian sendin tanpa bantuan? Sosialisasi & Ya Tidak
kernandirian
7. Suruh anak menggambar d1 tempat kosong yang tersedia. Katakan Gerak halus Ya Tidak
padanya: "Buattah gambar orang".
Jangan memberi penntah leb1h dari itu. Jangan
bertanya/
mengingatkan anak bila ada bagian yang beturn tergam-bar Dalarn
memberi nilai, rutunqlah berapa oaqran tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti rnata, telinga. lengan
dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak
men ambar sedikrtn a 3 ba ian tubuh? Gerak halus Ya Tidak
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak
men ambar sedikitn a 6 ba ian tubuh? Bicara & Ya Tidak
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang bahasa
belum selesai mi, jangan mernbantu kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus .
"Jika api pan as maka es .. .. . ..
"Jika ibu seorang wanna maka ayah seorang.. . ..
Apakah anak menjaweb dcngan benar (tikus kecu. es dingin,
ayah
seoran pria ? .
10 Apakab anak dapat menangkap bola keen sebesar ooio tenis/bcta Gerak kasar Ya Tidak
kasti hanya dengan menggunakan kedua tanqannya?
Bola besar tidak ikut dinilai .
KPSP PADA ANAK UMUR 72 BULAN

1. Jangan rnenunjuk, membantu atau membetulkan. katakan pada anak :


Bicara & Ya Tidak
"Tunjukkan seg1 empat rnerah"
"Tunjukkan segi empat bahasa
kuning" "Tunjukkan segi empat
biru" "Tunjukkan segi empat
hijau"

D
Dapatkah anak rnenunjuk keempat warna rlu dengan benar?
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan
Gerak kasar Ya Tidak
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut drnilai). Apakah ia dapat melompat 2-
3 kaf dengan satu kaki?

3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendin tanpa bantuan?


Sosialisai & Ya Tidak
kemandirian
4. Suruh anak rnenggambar 01 ternpat kosong yang tersedra Katrikan
Gerak harus Ya Tidak
padanya: "Buatlan gambar oranq.
Jangan memberi penntah lebih dan nu Jangan bertanyai mengmgatkan anak
bila ada bagian yang belum tergam-bar. Dalam memberi nilai. hitunglah berapa
bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti
mata. telinga. lengan dan kaki. setiap pasang dinilai satu bagian. Oapatkah
anak rnenggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?

5. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 4. dapatkah anak


Gerak halus Ya Tidak
menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?

6. Tulis apa yang d1katakan anak pada kanrnat-kallmat yang belum selesai rm.
Sosratisasi & Ya Tidak
janqan mernbantu kecuali mengulang pertanyaan:
"J1ka kuca oesar maka ukus .. . . .. .
. .. ... .. kemandirian
"Jrka api panas maka es .. . .. . . . .. . .. ..... .. .... ,.
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang ............
Apakah anak rnenjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang
pria) ?.
7 Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola terus/bota kasu
Gerak kasar Yc1 Tidak
hanya clengan rnenggunakan keaua tanqannya?
(Bola besar tidak ikut dm-lai},

8 Suruh anak berdm satu kak, tanpa berpegangan J1k;i perlu tunjukkan caranya Gerak kasar Ya Tidak
dan oen anak anda kesernpatan melaku-kannya 3 kali Dapalkah ra
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 deuk atau lebih?

9. Jangan rnembantu anak dan janqan memberitahu nama gambar ini, suruh
Gerak halus Ya Tidak
anak rnenggambar seperti contoh iru d1 kertas kosong yang tersedia Berikan
3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperu contoh mi?

D tJ
c;
D
Jawaban : YA
[7 fJ
Jawaban · TIDAK

10 ls1 titrk-utrk d1 bawah rm denqar jawaban anax Jangan memoantu


Bicara & Ya Tidak
kccuali inengulang1 pertanyaan sampa: 3 kah oua anak rnenanyakannya
· Sendok drouat dan apa?' bahasa
"Sepatu drbuat dan apa?' "Pintu orbuat
dari apa?'.
Apakah anak dapat rneruawab ke 3 pertanyaan di atas c.Jengan benar?
Sendok drbuat dari best, baja. plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet. ka.n, plastik.
kayu. Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.
INSTRUMEN TES DAYA DENGAR MENURUT UMUR ANAK

Umur lebih dari 3 tahun :


1. Perlihatkan benda-benda yang ada di sekeliling anak seperti Ya Tidak

menyebutkan nama benda-benda tersebut dengan benar?


2. Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter di depan Ya Tidak

dengan suara yang lebih keras


DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DETEKSI
DINI MASALAH PERILAKU EMOSIONAL

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang
jelas?
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung a tau bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal vane sudah biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau
anggota ketuarqanya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih
sepanjang waktu. kehilangan minat terhadap hal-hal yang
biasa sanqat dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang
terhadap lingkungan di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri. seringkali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya)
dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanva?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan
atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya
dan tidak sebandinq denqan anak lain seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya
konsentrasi yang buruk a tau mud ah leralih perhatiannya,
sehingga mengalami penurunan dalarn aktivitas sehari-hari
atau prestasi belaiarnva?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering
terbangun di waktu tidur ma lam oleh karena mimpi
8. buruk, rnenoicau)
Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau
rnakan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut
atau keluhan-keluhan fisik lainnya?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa
atau berkeinoinan untuk rnenqakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku
atau kemampuan yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jernpol, atau tidka
mau berpisah denqan oranctua/oencasuhnva)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-
ulang tanpa alasan yang jelas?
CEKLIS DETEKSI DINI AUTIS
M-CHA T (Modified Checklistfor Autismin
Toddlers)
Untuk anak umur 18 - 36 bulan

A. Alo anamnesis Ya Tidak


1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik
lurun (bounched) di paha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat tangga?
4. Apakah anak suka bermain "ciluk ba", "petak umpet"?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secangkir teh
menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko. atau
permainan lain?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan
menunjukkan jari?

7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke


sesuatu agar anda melihat ke sana?
8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil atau
kubus)?
9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan
sesuatu?
B. Pengamatan Ya Tidak
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) dengan
pemeriksa?
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa
menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil mengatakan: "
Lihat itu ada bola (atau mainan lain)"!.
Perhatikan mata anak. apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk,
bukan melihat Langan pemeriksa?
3. Usahakan menarik perhatian anak. berikan mainan gelas/
cangkir dan teko. Katakan pada anak: "Buatkan secangkir susu
buat mama"!
4. Tanyakan pada anak: "Tunjukan mana qeles": (gelas dapat
diganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada di
sekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda tersebut dengan
jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke
suatu benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok
menjadi suatu menara?
FORMULIR DETEKSI DINI

GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS


(GPPH)
(Abbreviated Conners Ratting Scale)

Keg1atan yang a1ama11 0 1 12 3

1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan

2. Mudah menjadi gembira, impulsive.

3. Mengganggu anak-anak lain

4. Gaga I menyelesaikan kegiatan yang tel ah dimulai,

rentang perhatian pendek

5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus

menerus

6. Kurang perhatian. mudah teralihkan

7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustrasi

8. Sering dan mudah menangis

9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis

10. Ledakkan kekesalan. tingkah laku eksplosif dan tak terduga.

Jumlah

Nilai Total :
KARTU E UNTUK TES DAYA LIHAT
(Jarak anak dengan kartu E adalah 3 meter)

Baris
Pertama

Baris
Kedua

w m
Baris
Ketiga
m 3 w 3
Baris
Keempat W 3 E m 3
·········~········································································································································································································································· ..

HURUF E
YANG DIGUNAKAN
UNTUK LATIHAN
Standar Berat Badan rnenurut Tingg1 Badan (BB/TB)
Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Anak Lak1·lak1 AnaK Perempuan


sanqat sang Tinggi sanga sang
kurus normal gemuk kurus normal gemuk
kurus al Badan l at
gemu kurus -350 Sid < ·250 -250 s!d < 250 > 250 s/d 350 gemuk
< -350 -350 std < -250 -2$0 s/d < 2SO > 2$0 sld 350
k> 9.60 << -350
5.60 6.10 · !l,/0 !l,/1 · 9.(0 >> 9,(0
350
< 5.90 5.90 · 6,29 6.30 · 8.80 8.81 - 9.60 65.00 5.60 · 6.09
< 6,00 6.00 · 6.39 6.40- 8.90 8.91 · 9.80 > 9 80 65 50 < 5.70 5.70 · 6.19 6.20 - 8.90 8,91 · 9.80 > 9,80
< 6.10 6.10 · 6.49 6.50 · 9.10 9.11 · 9.90 > 9 90 6600 < 5,80 5.80 - 6.29 6,30 · 9.00 9,01 -10.00 > 10.00
< 6,10 6,10 · 6,59 6.60 · 9.20 9.21 · 10.10 > 10 10 66.50 < 5.80 5.80 · 6.39 6.40 · 9, 10 9,11 -10.00 > 10.10
< 6.20 6,20 · 6.69 6.70 · 9,40 9.41 - 10.20 > 10.20 67.00 < 5,90 5.90- 6.39 6,40- 9.30 9,31 - 10.20 > 10.20
< 6.30 6.30 · 6.79 6.80 - 9.50 9.51 · 10,40 > 10.40 67.50 < 6.00 6.00 · 6.49 6.50- 9,40 9,41 · 10,40 > 10.40
< 6.40 6.40 · 6.89 6.90 · 9.60 9.61 · 10.50 > 10 50 68 00 < 6,10 610 - 6.59 6.60 · 9.50 9.51 -10.50 > 10.50
< 6.50 6.50 · 6.99 7.00 · 9.80 9.81 · 10.70 > 10 70 6850 < 6.20 6.20 · 6.69 6.70 - 9,70 9.71 · 10.70 > 10.70
< 6 60 6.60 - 7 09 7.10 · 9.90 9 91 - 10.80 > 10 80 69 00 < 6.30 6.30 · 6.79 6.80 · 9 80 9.81 · 10 80 > 10.80
< 6 70 6.70-719 7 20 · 10.00 10.00-1100 > 11 00 69 50 < 6.30 6 30 · 6 89 6.90 · 9.90 9,91 · 10.90 > 10.90
< 6 80 6.80 · I 29 7 30 - 10.20 10.21 - ·.1 10 > 11 10 70 00 < 6.40 6 40 · 6.9\l 7.00 · 10 00 10.01 · 11,10 > 11, 10
< 6.90 6 90 · 7.39 7 40 - 10.30 10.31 · • 1 30 > 11 30 70 50 < 6.50 6.50 · 7 09 7.10 · 10 10 10.11 · 11.20 > 11.20
< 6.90 6,90 · 7.49 7.50 · 10.40 10.4 1 - 11.40 > 11.40 71 00 < 6.60 6.60 · 7.09 7.10 · 10.30 10,31 · 11,30 > 11.30
< 7.00 7.00 · 7.59 7 60- 10,60 10.61-11.60 >11.60 71 50 < 6.70 6.70 · 7,19 7.20 - 10.40 10,41 -11.50 > 11,50
< 7.10 7.10· 769 7.70 · 10.70 10.71 · 11.70 > 11,70 72 00 < 6.70 6.70 - 7.29 7.30- 10,50 10.51-11,60 > 11.60
< 7.20 7.20 - 7.79 7 80 · 10,80 10.81 -11.80 > 11 80 72 50 < 6,80 6.80 - 7.39 7.40 · 10,60 10.61 · 11.70 > 11,70
< 7.30 /.30 -7.89 7.90 · 11.00 11.01 · 12.00 > 12.00 73 00 < 6.90 6.90 · 7.49 7 .50 - 10.70 10.71 · 11,80 > 11.80
< 7.40 7 40 · 7.89 7 90 · 11,10 11.11 · 12.10 > 12 10 73 50 < 7.00 7,00 - 7.59 7.60 · 10.80 10,81 · 11.90 > 12,00
< 7 40 7,40 · 7.99 8 00 · 11.20 11.21·1220 > 12 20 74 00 < 7.00 7.00-7.59 7.60 -11.00 11.01 - 12.10 > 12.10
< 7.50 7.50 · 8.09 8.10·11,30 11.31 · 12.40 > 12 40 74 50 < 7 10 7.10 -7.69 7.70 · 11,10 11,11 · 12.20 > 12.20
< 7 60 7.60 · 8.19 8 20 · 11.40 11.41 · 12.50 > 12.50 7500 < 7.20 7.20 · 7,79 7.80 · 11.20 11,21 · 12.30 > 12.30
< 7.70 7.70 · 8.29 8.30 · 11,60 11.61 · 12.60 > 12.60 75.50 < 7.20 7.20 - 7,89 7,90-11,30 11,31 · 12.50 > 12.50
c 7.70 7.70 · 8.39 8 40 · 11.70 11.71 · 12.80 > 12.80 7600 < 7.30 7,30 · 7.99 8.00 · 11,40 11,41 · 12.60 > 12,60
< 7.80 7.80 · 8.49 8 50 · 11,80 11.81-12.90 > 12.90 76 50 < 7.40 7.40 · 7.99 8.00 -11.50 11,51 · 12.70 > 12.70
< 7 90 7.90 · 8,49 8 50 - 11.90 11.91 · 13.00 > 13.00 77 00 < 7.50 7,50 · 8,09 8.10 · 11.60 11,61 · 12.80 > 12,80
< 8 00 8 00 · 8 59 8 oO · 12 00 12.01 -1110 >'3.10 77 50 c 7 50 750-8.19 8.20 · 11.70 11.71 · 12.00 > 12.90
< 8 00 8 00 · 8 69 870-1210 12.1' · ·3 30 > 1:J :JG 78 00 < 7.:iC 7.tiO · 8 W 830-1180 11 81 · 13.10 > 13,10
c 8 10 8 10 · 8.79 8.80 · 12.20 12.21· )40
0
> 13.4() 78 50 e 7.70 7 70 · 8 39 8.40 · 12 00 12.01 · 13.20 > 13.20
< 8 20 8.20 · 8.79 8 80 · 12.30 12.31 · '3.50 > 13 50 79 00 c 7.80 7 80 - 8.39 8.40 · 12.10 1211 · 13.30 > 13.30
< 8.30 8.30 · 8.89 8.90 · 12.40 12.41 · 13.60 > 13.60 79 50 c 7.80 7 .80 · 8.49 8.50 · 12,20 12.21 · 13.40 > 13.40
< 8.30 8 30 · 8.99 9 00 · 12.60 12.61 · 13.70 > 13 70 8000 c 7.90 7 90 · 8.59 8.60 · 12.30 12,31 · 13.60 > 13,60
< 8.40 8.40 · 9.09 9 10 · 12.70 12.71 · 13.80 > 13 80 80 50 < 8.00 8 00 - 8.69 8.70 · 12.40 12.41 · 13.70 > 13.70
c 8.50 8.50 · 9,19 9 20 · 12.80 12.81 · 1.:.00 > 14 00 81 00 < 8.10 8.10-8,79 8.80 · 12.60 12,61 · 13.90 > 13,90
< 8.60 8.60 · 9.29 9 30 · 12.90 12.91-14.10 > 14 10 81 50 e 8.20 8.20 · 8.89 8.90 · 12.70 12.71 · 14.00 > 14.00
c 8.70 8.70 · 9.29 9.30 · 13.00 13.01 · 14.20 > 14.20 82 00 < 8.20 8.20 · 8.99 9.00 · 12.80 12,81 · 14.10 > 14.10
< 8.70 8.70 • 9.39 9 d0 · 13.10 13.11 · 14.40 > 14.40 82 50 < 8.40 8.40 - 9 09 9.10 · 13,00 13.01 · 14.30 > 14.30
< 8 80 8,80 - 9.49 9.50 · 13,30 13.31 · 14.50 > 14.50 83 00 < 8.50 8.50-9.19 9.20-13.10 13.11 · 14.50 > 14.50
< 8.90 890-9.59 9 60 - 13.40 13.41 - 14.60 > 14.60 83.50 c 8.50 8.50 - 9,29 9,30 · 13.30 13.31 · 14.60 > 14.60
< 9.00 9.00 - 9.69 9.70 · 13.50 13.51 · 14 80 > 14.80 84 00 < 8.60 8,60 - 9.39 9.40 · 13.40 13,41 -14,80 > 14.80
c 9.10 9.10 · 9.89 9.90 · 13.70 13.71 · 14.90 > 14.90 84 50 c 8.70 8.70 · 9,49 9.50 · 13,50 13,51 · 14.90 > 14,90
< 9.20 9.20 - 9,99 10.00 · 13.80 13.81 · 15.10 > 15.10 85 00 < 8.80 8.80 · 9.59 9.60 - 13.70 13.71 · 15,10 > 15.10
< 9.30 9.30 · 10 09 10.10 · 13.90 13.91 · 15.20 > 15 20 85 50 c 8 90 890-9.69 9.70 - 13.80 13.81 · 15.30 > 15.30
c 9 40 9.40 · 10 19 10 20 -14 10 14 11 · '5 40 > 15 40 8600 c 9.00 9 00 · 9 79 9.80 - 14.00 14.01 · 15.40 > 15.40
< 9 50 950· 1029 10.30 · 14.20 1-1.21 · 15.50 > 1::, 50 So 50 < 9 10 910 · 9 89 9.90 · 14.20 14 21 · 15.60 > 15.60
< 9 60 9,60 - 10 39 10.40 - 14 .40 14.41-1570 > 15 70 87 00 c 9.20 9.20 · 9.99 10.00 · 14,30 14,31 · 15.80 > 15,80
Lanjutan
Standar Berat Sadan menurut Tinggi Sadan (BB/TB}
Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Anak Laki-laki Anak Peremouan


sanga sanga T1ngg1 sanga sangat
kurus normal gemuk kurus normal gemuk
t t Bad an t gemuk
kurus -3SO Sid c ·2SD -250 sfd < 2SD > 2SD s!d 3SO gemuk kurus -3SO s!d < -250 -2SO sfd < 250 > 2SO sld 3SD > 350
< 9.70 9.70 · 10.49 10,50 · 14.50 14.51 - 15.80 > 15.80 87.50 < 9.30 9.30 · 10,09 10.10 · 14.50 14,51 · 15,90 > 15,90
< 9,80 9,80 · 10.59 10.60 · 14.70 14.71 · 16,00 > 16.00 88.00 < 9.40 9.40 · 10,19 10,20 - 14,60 14,61 · 16.10 > 16.10
< 9,90 9,90 · 10,69 10.70 · 14.80 14.81 · 16.10 > 16,10 88.50 < 9.50 9.50 · 10,29 10.30 · 14,80 14,81 · 16,30 > 16,30
< 10,00 10.00 - 10.79 10.80 · 14.90 14,91 - 16,30 > 16,30 89.00 < 9.60 9.60 · 10,39 10.40-14,90 14,91 · 16,40 > 16.40
< 10,10 10.10 - 10.89 1090-15.10 15.11-16.40 > 16.40 89.50 < 9.70 9.70 - 10.49 10.50 - 15, 10 15,11 · 16,60 > 16,60
< 10.20 10.20 · 10.99 11.00-15.20 15.21 · 16.60 > 16.60 90.00 < 9.80 9.80 · 10,59 10.60 · 15,20 15.21 · 16,80 > 16.80
< 10,30 11.30 · 11.09 11,10-15,30 15.31 · 16.70 > 16,70 90.50 < 9.90 9.90 · 10,69 10,70 · 15,40 15,41 · 16,90 > 16.90
< 10.40 10,40 · 11.20 - 15.50 15,51 - 16.70 > 16.70 91.00 < 10.00 10.00 · 10,89 10.90 · 15,50 15,51 -17.10 > 17,10

< 10,50 10,50-11,29 11.30 · 15.60 15.61 · 17.00 > 17,00 91.50 < 10,10 10.10 · 10.99 11.00-15,70 15,71 · 17,30 > 17,30
< 10,60 10,60-11,39 11.40 · 15.80 15.81 · 17.20 > 17,20 92 00 < 10.20 10.20-11,10 11,11 -15,80 15.81 · 17,40 > 17,40
< 10.70 10,70 · 11.49 11.50-15.90 15.91 · 17.30 > 17.30 92.50 < 10.30 10.30-11.19 11,20 · 16,00 16,01-17.60 > 17.60
< 10,80 10.80- 11.59 11.60-1fj.00 16 01 · 17.50 > 17 50 93 00 < 10.40 1040-11,29 11.30-16,10 16.11 -17,80 > 17,80

< 10.90 10.90-11.69 1170-16.20 16.21 · 17.60 > 17 60 93 50 < 10.50 10.50-11.39 11.40 · 16.31 -17. 9 0 > 17,90
16.30 16.41 -18.10 > 18,10
< 11.00 11.00 · 11.79 11 80 16.30 16.31 - 17.80 > 17 80 94 00 < 10.ao 10.60 - 11.49 11.50 - 16.40
< 11.10 11.10 - 11.89 11.90 · 16.50 16.51 · 17.90 > 17.90 94.50 < 10.70 10.70·11.59 11.60 - 16,60 16.61 -18,30 > 18,30

< 11.10 11,10 - 11,99 12.00 · 16.60 16.61-18.10 > 18,10 95.00 < 10.80 10.80-11.69 11,70 · 16.70 16,71 · 18.50 > 18.50
< 11,20 11.20 · 12.09 12.10-16.70 16.71 - 18.30 > 18.30 95.50 < 10.80 10,80 · 11,79 11.80-16,90 16,91 · 18,60 > 18.60
< 11.30 11.30 · 12,19 12,20 · 16.90 16,91 · 18.40 > 18,40 96.00 < 10.90 10.90 - 11,89 11.90 · 17,00 17,01 -18,80 > 18,80
< 11,40 11.40 - 12.29 12.30 · 17.00 17.01 · 18.60 > 18.60 96.50 < 11.00 11.00 - 12.00 · 17,20 17,21 · 19.00 > 19.00
17.21 - 18.80 > 18,80 97.00 < 11.10
11.99
11.10 -12.09 12.10 · 17,40 17,41 · 19,20 > 19,20
< 11.50 11.50-12.39 12.40 · 17.20
< 11,60 11.60-12.49 12.50 -17.40 17.41-18.90 > 18.90 97.50 < 11.20 11,20 -12,19 12.20 - 17,50 17.51 · 19.30 > 19,30
< 11.70 11,70 · 12.59 12.60 -17.50 17.51 -19.10 > 19.10 98.00 c 11.30 11.30 -12,29 12.30 · 17.70 17,71-19.50 > 19.50

< 11,80 11,80 - 12,79 12,80 · 17.70 17,71 - 19.30 > 19.30 98.50 < 11.40 11.40 -12.39 12.40 - 17.90 17.91 -19.70 > 19,70
< 11.90 11.90 · 12 12.90 · 17.90 17.91 -19.50 > 19,50 99.00 < 11.50 11,50 -12.49 12,50-18.00 18,01 -19.90 > 19,90
< 12,20
89
12.20 - 12.99 13,00 · 18.00 18,01 · 19.70 > 19.70 99.50 < 11.60 11.60 · 12.69 12.70 · 18.20 18.21 · 20,10 > 20,10
< 12.10 12.10-13.09 13,10-18,20 18.21 - 19.90 > 19.90 100.00 < 11.70 11,70 · 12,79 12.80 · 18.40 18.41 · 20,30 > 20,30
< 12.20 12,20 - 1319 13.20 - 18.41 - 20, 10 > 20.10 100.50 < 11.90 11.90 · 12.89 12,90 · 18,80 18,81 · 20,50 > 20,50
< 12.30 12.30 · 13.29 18.40
13.30 - 18.50 18 51 · 20.30 > 20 30 101.00 < 12.00 12.00 - 12.99 13.00 · 18.70 18.71 · 20,70 >
20.70
< 12,40 12.40 - 13.39 1340-18.70 187'.-20.50 > 20.50 101.50 < 12 10 12.10 - 13.09 13.10 · 18,90 18.91 · 20.90 > 20.90
< 12.50 12 .50 · 13.59 13.60 · 18.90 "18.9', · 20.70 > 20 70 102 co < 12 12.20 · 13.29 13.30 -19.10 19.11 · 21,10 > 21,10

< 12,60 12.60 · 13,69 13 70 -19.10 19.11 - 20.90 > 20.90 102 50 < 12.30 12,30 -13,39 13.40 · 19.30 19.31 · 21.40 > 21.40
< 12.80 12.80 - 13.79 13.80 - 19.30 19.31 · 21.10 > 21.10 103 00 < 12.40 12,40 - 13.49 13.50 · 19.50 19,51 · 21.60 > 21.60
< 12,90 12.90 · 13.89 13.90 - 19.50 19.51 · 21.30 > 21.30 103.50 < 12,50 12.50 -13. 59 13.60 · 19.70 19,71 · 21,80 > 21,80

< 13.00 13.00 · 14,00 - 19.70 19.71 - 21.60 > 21.60 104 00 < 12.60 12.60 - 13.79 13.80 · 19.90 19.91 - 22.00 >

< 13.10 13,99


13.10 · 14,19 14.20 · 19,90 19.91 - 21.80 > 21.80 104.50 c 12.80 12.80 - 13.89 13.90 · 20.10 20.11 · 22.30 22.00> 22.30
< 13.20 13.20 · 14.29 14.30 · 20.10 20. 11 - > 2200 105 00 < 12,90 12.90 - 13.99 14.00 · 20.30 20.31 - 22.50 > 22.50
< 13.30 13.30 · 14.39 14.40 · 22.00 · 22.20 > 22.20
20.31 105.50 < 13.00 13.00 - 14.19 14.20- 20.50 20,51 · 22.70 > 22
70
< 13.40 13.40 - 14.49 14 50 · 20.50 20 51 · 22.50 > 22.50 106.00 < 13.10 13.10-14.29 14.30 · 20.80 20.81 · 23.00 > 23,00
< 13.50 13.50 · 14.69 14 .70 · 20,71 · 22.70 > 22.70 106.50 < 13.30 13.30 · 14.49 14.50 · 21.00 21.01 · 23.20 > 23.20
< 13,70 20.70
13.70 - 14.79 14.80 - 20.91 · 22,90 > 22.90 107.00 < 13.40 13.40 -14.59 14.60 - 21.20 21.21 · 23.50 > 23.50
< 13.80 13.80 · 14 .89 20.90
14 90 · 21.10 21.11 · 23.20 > 23.20 107.50 < 13.50 13.50 -14.69 14.70 · 21.40 21.41 · 23.70 > 23.70
Lanjutan
Standar Serat Sadan menurut Tinggi Sadan (BB/TB)
Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Anak Laki-laki Anak Perempuan


sanga sanga Tinggi sanga sanga
kurus normal gemuk kurus normal gemuk
t l Sadan t l
kurus -350 s'd < -2SO -250 Sid < 250 > 2SO s.'d 350 gernu korus -3SD s'd < -2SD -2SO s_;d < 2SD > 250 Sid 3SD gemu
< 14.10 14.10 · 15.29 1530-21.80 21 81 · 23.90 k
> 23 90 13.90 13.90 · 15.19 15.20 · 22.10 22.11 · 24.50 >k 24.50
109 00 <
< 14.30 14.30 · 15.49 15.50 · 22.00 22.01 · 24.20 > 24.20 109.50 < 14.10 14.10 · 15.39 15.40 · 22.40 22.41 · 24.80 > 24.80
< 14,40 14.40 · 15.59 15.60 · 22.20 22.21 · 24.40 > 24.40 110.00 < 14.20 14,20 · 15.49 15.50 · 22.60 22.61 · 25.10 > 25.10
< 14.50 14.50 · 15.79 15.80 · 22,40 22.41 · > 24.70 110.50 < 14.40 14.40-15.69 15.70 · 22,90 22,91 · 25,40 > 25.40
< 14.60 14.60 · 15.89 15.90 · 22.70 24.70· 25.00
22.71 > 25.00 111.00 < 14.50 14.50 - 15,79 15,80 · 23.10 23, 11 · 25,70 > 25,70
< 14.80 14.80 · 15.99 16.00 - 22.90 22.91 · 25.20 > 25.20 111.50 < 14.70 14,70 · 15.99 16.00 · 23.40 23.41 - 26,00 > 26.00
< 14.90 14.90 · 16.19 16.20 · 23, 10 23.11 · 25.50 > 25.50 112.00 < 14.80 14,80 · 16, 19 16,20 · 23.60 23.61 · 26,20 > 26,20
< 15.00 15.00 · 16.29 16.30 - 23.40 23.41 · 25.80 > 25.80 112.50 < 15.00 15.00 · 16.29 16.30 · 23,90 23,91 - 26,50 > 26.50
< 15.20 i 5.20 · 16.49 16.50 · 23.60 23.61 · 26.00 > 26.00 113.00 < 15.10 15.10 · 16.49 16.50 - 24.20 24.21 · 26,80 > 26.80
< 15.30 15.30 · 16.59 16.60 · 23.90 23.91 · 26.30 > 26.30 113.50 < 15.30 15.30 · 16.69 16.70 · 24.40 24,41 · 27,10 > 27.10
< 15.40 15.40 · 16.79 16.80 · 24.10 24.11 · 26.60 > 26.60 114.00 < 15.40 15,40 · 16.79 16.80 · 24 .70 24.71 · 27,40 > 27,40
< 15,60 15.60 · 16.89 16.90 · 24,40 24 .41 - 26,90 > 26.90 114.50 < 15.60 15,60 - 16.99 17 ,00 · 25,00 25,01 · 27.80 > 27.80
< 15.70 15.70 · 17,09 17.10 · 24.60 24.61 · 27.20 > 27.20 115.00 < 15.70 15,70 · 17.19 17 .20 · 25,20 25,21 · 28, 10 > 28,10
< 15.80 15.80 · 17.19 17 .20 · 24,90 24.91 · 27.50 > 27.50 115.50 < 15,90 15,90 · 17,29 17,30 · 25.50 25.51 - > 28.40
< 16.00 16.00 · 17.39 17.40 · 25.10 25.11 · 27.80 > 27.80 116.00 < 16.00 16.00 -17.49 17 .50 · 25,80 28,40
25.81 · 28,70 > 28.70
< 16.10 16.10 · 17 49 17 50 · 25.40 25 41 · 28.00 > 28.00 11650 c 16 20 16.20 · 17 69 17 70 · 26.10 26.11 · 2900 > 29.00
< 16.20 16.20 · 17 69 17 70 · 25.60 25 61 · 23.30 > 28.30 117 co < 16 30 16.30 · 17 79 17 .80 · 26.30 26.31 · 29.30 > 29.30
< 16.40 '6,<;0 · 17 89 17 90 · 25.90 25 91 · 28 60 > 28.60 117 50 < 16 SC 16 50 · 17 99 18 00 · 26.60 26.61 · 29.30 > 29.60
< 16.50 16.50 · 17.99 18.00 · 26.10 26 11 · 28.90 > 28.90 118 00 < 16.60 16.60 · 18.19 18,20 · 26.90 26.91 · 29.90 > 29.90
< 16.70 16.70 · 18.19 18.20 · 26.40 26.41 · 29 20 > 29.20 118.50 < 16.80 16,80 · 18.39 18.40 · 27 ,20 27 .21 - 30.30 > 30.30
< 16,80 16.80 · 18.29 18.30 · 26,60 26.61 · 29.50 > 29.50 119.00 < 16.90 16.90 · 18,49 18.50 · 27.40 27.4 1 · 30.60 > 30.60
< 16,90 16,90 · 18.49 18.50 · 26.90 26,91 · 29.80 > 29.80 119.50 < 17.10 17.10-18.69 18.70 · 27.70 27.71 · 30,90 > 30,90
< 17,00 17.00 · 18.59 18.60 · 27.20 27.21 · 30.10 > 30.10 120.00 < 17.30 17.30 · 18,89 18.90 · 28.00 28,01 · 31.20 > 31,20
Standar lndeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U}
Ana k La k.1- La kiI ct an Ana k P U mur 60 -72 B u I an
erernouan
~ n~~ I -1,:_1-1.: l\n~l, p ............. """'=
n

sangat sangal Umur sanga sangat


kurus normal gemuk (Bulan) kurus normal gemuk
kurus qemu t qemuk
< -3SD -3SD sid < -2SD -2SD sid < 2SD > 2SD sid 3SD k kurus -3SD std < -2SD -2SD Sid < 2SD > 2SD s/d 3SD > 3SD
< 12.10 12,10 - 12.99 13.00 - 18.30 18.31 - 20.20 > 20.20 61 < 11,60 11.60-12.69 12.70 - 18.90 18.91 - 21.30 > 21.30
< 12,10 12,10 · 12,99 13.00 - 18.30 18.31 - 20,20 > 20.20 62 < 11,60 11.60 - 12.69 12.70 - 18.90 18,91 - 21.40 > 21,40
< 12,10 12.10- 12.99 13,00 - 18.30 18.31 - 20.20 > 20.20 63 < 11,60 11.60 - 12.69 12.70 - 18.90 18.91 - 21.50 > 21,50
< 12.10 12.10 · 12.99 13.00 · 18.30 18 31 · 20.30 > 20.30 64 < 11.60 11.60 · 12.69 12.70 - 18.90 18.91 · 21.50 > 21.50
< 12.10 12.10- 12.99 13.00 · 18.30 18.31 · 20.30 > 20.30 65 < 11.70 11.70 · 12.69 12.70 - 19.00 19.01 - 12,60 > 21.60
< 12.10 12,10 · 12.99 13.00 · 18,40 18.41-20.40 > 20.40 66 < 11.70 11.70 - 12.69 12.70 · 19.00 19.01 · 12.70 >
< 12.10 12,10 -12,99 13.00 · 18.40 '18.41 . 20.40 > 20.40 67 < 11 70 11.70 - 12.69 12.70 · 19.00 19,01 - 12.70 >21.70
21.70
< 12.10 12.10 · 12.99 13.00 · 18.40 18.41 · 20.50 > 20.50 68 < 11.70 11.70 - 12.69 12.70 - 19, 10 19.11-21,80 > 21,80
< 12,10 12.10 · 12.99 13.00 · 18.40 18.41 · 20.50 > 20.50 69 < 11.70 · 12.69 12.70 - 19.10 19.11-21.90 > 21.90
11,70
< 12,10 12.10-12.99 13.00 · 18,50 18.51 · 20.60 > 20.60 70 < 11.70 11.70 · 12.69 12.70 - 19, 10 19,11 - 22,00 > 22.00
< tz, IU lL, lU · lL.l:Jl:J lJ,UU · Hi.J l - LU,oU > LU.bU fl < 11.IU 11,(U - lL.bl:J iz.ru- HUU ll:J.Ll ·LL.lU >a,1u
HJ.JU
<, IL, IU I<, IU · IL.::1::1 IJ,UU · 10.JU 10.J I · LU.IU » L.U,IV IL < I I.IV I I.IV- IL.0::1 IL.IV- 1::1.L.V 1::1,L I - LL, IV >LL.IV

Keterangan :
3) IMT adalah lndeks Massa Tubuh untuk anak umur 60-72 bulan. yang dihitung dengan menggunakan rumus =
Berat badan (BB)
T1nggi Sadan x Tinggi Sadan (TB2)
lnterpretasi :
Normal
: -l. SU std l. SU atau g1z1 ba1k
Kurus : -J SLJ s/d < -l. SU atau g1z1 kurang
Kurus sekan < ·J SU atau g,z, buruk
Gemuk : > l. SU sld J SU atau g1z1 reom
Gemuk sexan : > 3 SD atau obesuas
Contoh KMS

13
Berat badan di bawah garis merah (BGM)

a, AnakMENJAOI BGM Anak PERTAMAKALI Anal< BQM yangtumbuh


b.BGM dilimbangdiltl BGM NORMAL, kaumaanak
') Marus dirujuk ke ') Herus dirujuk k-e PUS· tcrs<:but rnttmiliKi ling~i
PuskesrnasJRS untuk kesmas ulk konnrmil· badan yang PE.NOE K
diperiK$11 dan mempe• SI apakahanak GIZI
SURUK atau TIOAK
'I T1ctak pertu ctirujuk
roleh per3W313n ke P11skesroas

Grafik Lingkaran Kepala Perempuan dan Laki-laki (Nelhaus, 1969).

GRAFIK LINGKARAN KEPALA


PEREMPUAN

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~™
CM UNGKARAN KEPAIA
621---+---+~+----+-----<l---+---+---+~+--+---+-t-l--+--+-,--+-+-+-+-+-+-+-+-+-+---I
ANAK PEREMPUAN 1--+--+-,1--+--+-,--+-+-+-+-+-+-t-l--+---l24
601---+--+~.---+--+----<l--+---+---+~+--+---+-t-i--+--+-,--+-+-+-+-+-+-+-+-+-+---I
581---+--+~+--+---+----+---+---+---+~+--+---+-t-i--+--+-,--+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-,,123
56+---+---+~+---+---1-----1~+--+--+~t---+---l--t-t--l-+-+-+-+-+-+-=+'""t"-+-,t-t--t--122

48t--t---t~i--~~~-·.-t""-1~-t-::::::1:==t~+--::~:::7f"/T1M-f-1--t-t-t-t-t-t-r1r-t--t-119
i- - m""'f" (Sp%) 1-1,-1--+--t-t--l-+-+-+-+-+-t-+-+--I
461---t--+--,.l""'-+--i:i-=l:;:_+--+--+~r;-:,:t=,-+'+-i-t-+-i-+-+-t-t-t++-lr-+-+-i•s
/ ~i...---- • • •• •••• ·:· ....soc2'lb,11-t--t-+-+-t-+-+-t-1-1--t-t--1--t---t--1
441---+--, .......--+,,....-+~+----=+----<+---+---l---+~+-+-+-+-+-t-1--+--+-,--+-+-+-t-+-+-l17
421-- .......--'.,.,../--i-~~r---t---+---l+---+---l-----t~+-+-t-+-+-t-t-1--t-tt-t--t---t-t-+-+-I
1-+-+-,1--+--+-,--+-+-+-+-+-+-+-1--+---I 16
,,, /
V ,,,, .. , "'
40,-........,~'.. ..,../+- .......-+~.-.--------11---+--+---+~+-+--+-+-+-1-+--+-<-+-+-+-+-+-+---<
381+-..+---+-~+---t---1-----1~+--+--+~+--t--+-+-,--+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-,1--+--+-1'5
36 I/
V/
34 ........-+---+~+---+--+-----<~+--+---+~.----------+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-<t-+- ..........
14

l-+-t-i--+--+-,--+-+-+-+-+-+-+-+-+--ll3
32+---+---+~+---t--+----1~+--+--+~+--t--+-+-,--+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-,1--+--+-1
30.
_._~.. ..., ,_ . _. ._ ~..
1 - + - t-1.-_-.+.--_+.-,--!-+-+-+-+-+-t-+-+..-.-.!._1.2
...,__,_ . . ._ .
I 2 :.I 4 5 0 7 8 9 10 l:,t 15 18
2 3 -1 r.; 6 7 s 9 10 i:l 14 16 ts
HULAN rAHUN--~
l~•l,i .... _...,.., ...,t IA 1.,tu ... ,

Our-I NCLI IAl.lS : C : P..-Jlnt. <I 1 106. I 968 I •kur noukur ... , h1•1, .. 10 th•11uuu ••'"*''"'" 11.,,, :t 1 .. ,1.,ot.
Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Alat untuk DDTK

a. Pengukuran Tinggi Badan I Microtoise


b. Timbangan Bayi
c. Timbangan anak/dewasa/dacin
d. Senellen chart kartu E
e. Kerincingan/lonceng kecil
f. Benang wol berwarna merah
g. Kismis/biscuit kecil/potongan biscuit
sebesar kismis
h. Kubus ukuran 2.5 - 5 cm 10 buah
berbagai warn a
i. Lingkaran berbentuk donat yang dapat
disusun keatas dari besar sampai kecil
j. Puzzle sederhana dari kayu/karton/plastik
k. Cangkir dan tutupnya
I. Kertas warna - warni/kertas origami
m. Buku gambar
n. Pensil warna
0. Mobil-mobilan I mainan yang bisa ditarik
p. Boneka keci
q. Baju kaos anak
r. Baju berkancing
s. Botol yang dibuka dengan cara memutar
tutupnya
t. Selendang/saputangan merah
u. Gambar-gambar binatang
v. Gambar-gambar orang
w. Bola sebesar bola tenis
x. Bola dengan ukuran lebih besar

Contoh alat peraga deteksi dini tumbuh


kembang

OIREKTUR JENDERAL
- , ... '... IDIKAN ISLAM,
PEND
.

Anda mungkin juga menyukai